All Chapters of DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA: Chapter 221 - Chapter 230

318 Chapters

BAB 120

[Papa mau ke Jakarta, Mas? Apa ada masalah serius soal proyek ini?]Pesan Ken terkirim. Dia sedikit gelisah saat tahu papanya akan terbang ke Jakarta. Beragam pertanyaan mulai muncul di benak. Mungkinkah papanya tak percaya dengan kemampuannya menangani proyek ini? Atau ada hal lain yang tak berhubungan dengan bisnis? Jika iya, masalah apa sampai dia tak tahu apapun soal itu? [Papa mau cek proyek yang kutangani atau mau kemana, Mas?]Pesan kedua terkirim, tapi belum juga dibaca oleh Raka. Rasa cemas mulai terasa sebab Ken takut papanya benar-benar tak mempercayainya. Padahal dia ingin sekali menangani proyek ini sendiri. Ken ingin membuktikan pada papa dan mamanya jika dia bisa fokus dengan bisnis keluarga dan tak lagi main-main seperti sebelumnya. [Papa mau ke Jakarta bukan ngurusin bisnis, Ken. Beliau percaya sama kamu. Tenang saja. Ini masalah kecelakaanku sama Meira tempo hari. Kabarnya, pelaku sudah kabur ke Jakarta beberapa hari belakangan. Sepertinya mau ke luar Jawa pakai ja
last updateLast Updated : 2024-12-09
Read more

BAB 120B

Di bawah bayang-bayang kapal besar yang sedang bersandar, suasana pelabuhan Jakarta malam itu tampak hiruk-pikuk. Lampu-lampu dermaga menciptakan bayangan panjang di lantai beton yang basah oleh gerimis. Ardi berdiri di dekat kapal kargo yang siap berangkat ke Kalimantan. Ia menggenggam koper kecilnya erat, tatapannya melesat ke segala arah, seperti seekor hewan yang merasa dirinya sedang diburu.[Aman kan? Semua sudah siap?] Sebuah pesan masuk ke aplikasi WhatsAppnya. Ardi baru saja ganti nomor handphone agar teman-temannya tak mengetahui keberadaannya detik ini. Dia juga berharap tak bisa dilacak polisi setelah keluar dari persembunyian nyaris tiga minggu lamanya. [Siap, Bos. Transferan juga sudah masuk. Cukup untuk beberapa minggu ke depan. Kalau sudah sampai, nanti saya kabari lagi] Ardi membalas dengan tangan sedikit gemetar. Bukan karena angin laut yang mulai menembus kulit, tapi dia benar-benar takut jika kali ini keberadaannya diketahui polisi. Dengan memakai celana jeans p
last updateLast Updated : 2024-12-09
Read more

BAB 121

"Bahan-bahannya masih cukup kan, Pak? Kalau masih banyak yang perlu dibeli, catat saja. Nanti saya kirim sekalian," ujar Ken saat memantau bahan bangunan untuk proyeknya. Ken memang memeriksa cukup detail proyek itu sebab tak ingin mengecewakan papanya. Selain itu, dia juga cukup perfeksionis soal pekerjaan. Tak ingin ada yang cacat, apalagi dapat komplen pelanggan saat nanti rukonya dibeli atau disewakan. "Semua masih cukup, Pak. Nanti saya kabari Mas Bagas kalau ada kekurangan. Kemungkinan besar proyek ini kelar minggu depan. Nanti yang belakang jeda dulu atau langsung dilanjutkan, Pak?" tanya mandor bernama Simon itu. "Kalian mau mudik dulu atau mau lanjut sekalian?" Kini Ken balik bertanya sebab dia pun tahu jika para pekerjanya juga punya keluarga dan mungkin kangen dengan orang rumah. Sudah tiga bulan lebih mereka sibuk dengan bangunan ruko itu. "Sebagain besar pekerja memang ingin pulang, Pak. Tapi sebagian lagi nggak, soalnya ada beberapa yang sudah pulang lebih dulu dan s
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

BAB 122

"Kenapa kalian ada di sini? Apa yang kalian lakukan?!"Suara Hanum yang biasanya terdengar lembut kini cukup keras dan sedikit menyentak. Pasalnya dia melihat dengan mata kepalanya sendiri kakak tiri dan calon suaminya berduaan di kamar, bahkan mereka saling peluk. Tak ada raut terkejut di wajah Renata, anak bawaan ibu tirinya itu. Begitu pula dengan Aziz, kepanikan Hanum saat ini seolah tak berarti apa-apa baginya. Dia terlihat santai dan tenang lalu memperlihatkan tangannya dan Renata yang saling menggenggam. "Apa maksud semua ini, Mas?" tanya Hanum lagi dengan suara bergetar. Kedua matanya mulai mengembun. Dia tak percaya dengan apa yang dilihatnya detik ini, tapi semua rasa itu pupus sudah saat tiba-tiba Renata mencium pipi Aziz begitu saja. Lagi-lagi di depan matanya. "Apa maksud semua ini?!" pekik Hanum lagi membuat beberapa tetangga yang berada di luar kamar ikut merangsek masuk. Mereka kaget melihat Renata dan Aziz saling peluk seolah tak ingin dilepaskan. Sementara Hanum
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

BAB 123

"Kalau memang kamu lebih menyukai Rena dibandingkan Hanum, seharusnya kamu bilang sama paman jauh-jauh hari, Ziz. Bukan dengan cara menjijikkan seperti ini. Bukan pula hari ini. Kalian benar-benar keterlaluan. Sengaja mempermalukan Hanum di depan orang banyak kan?!" sentak Rudy tak terima dengan sikap semena-mena mereka. "Sudahlah, Pak. Jangan terus menyudutkan Mas Aziz. Selama ini bapak yang selalu menjodohkannya dengan Hanum. Bapak nggak tanya lebih detail bagaimana perasaannya. Mas Aziz juga nggak enak hati mau menolak, makanya iya-iya saja. Tapi mungkin semalam dia benar-benar berpikir siapa yang pantas bersanding dengannya, aku atau Hanum. Makanya, hari ini mau nggak mau, bisa nggak bisa dia harus memilih salah satu. Bukan salahku juga jika akhirnya pilihan itu jatuh ke tanganku kan?" Renata menyahut, membuat Rudy semakin emosi. Namun, semua pembelaannya runtuh saat Mawar terang-terangan membela anak kandungnya. Bahkan calon besannya pun justru melakukan hal yang sama. Suratri
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

BAB 123B

"Pasrahkan sama Allah ya, Nak. Bapak yakin kelak kamu akan mendapatkan jodoh yang jauh lebih baik. Jodoh yang setara. Bukankah jodoh itu cerminan diri kita? Kamu sudah berusaha menjadi orang yang baik dan lurus, bapak doakan kelak kamu juga akan mendapatkan jodoh yang seperti itu," sambung Rudy lagi. Hanum ingin membalas, tapi suaranya seperti nyangkut di tenggorokan. Dia hanya mampu mengangguk lalu kembali memeluk bapaknya. Meski detik ini Hanum sangat terluka, tapi melihat ketulusan dan kasih sayang bapaknya, membuat rasa syukur itu bertambah. Hanum bersyukur memiliki bapak yang hebat seperti Rudy. Laki-laki yang bertanggungjawab, jujur dan penuh kasih. Laki-laki yang tak malu mengucap maaf sekalipun di depan orang banyak, sekalipun semua itu bukan semata-mata kesalahannya. "Maksud bapak apa ngomong begitu sama Hanum? Apa bapak pikir Rena bukan perempuan baik-baik? Apa bapak pikir Aziz bukanlah lelaki yang baik dan pantas bersanding dengan Hanum?!" Mawar terlihat begitu kesal den
last updateLast Updated : 2024-12-11
Read more

BAB 124

Bagas dan Ridho masih shock saat mendengar pengakuan bosnya. Mereka saling tatap lalu sama-sama menepuk pipi, tapi Ken sepertinya tak terlalu ambil pusing dengan kekagetan anak buahnya itu. Tak membuang waktu, Ken segera mengirimkan pesan untuk keluarganya di grup WhatsApp. Sekadar memberi kabar kalau dia ingin menikahi seseorang. [Ada kejadian tak terduga di sini dan aku ingin menikah sekarang. Doakan saja yang terbaik. Kalau semua sudah kelar, nanti aku cerita semuanya] Ken menutup handphonenya lalu memasukkan benda pilih itu ke saku celana."Bos, jangan gegabah. Ini soal pernikahan dan itu bukan main-main," ujar Ridho setelah sekian lama terdiam dan berpikir tentang keputusan dadakan bosnya itu. "Siapa juga yang mau main-main, Dho? Aku serius. Masa nikah buat becandaan," balas Ken sembari mengangguk pelan untuk meyakinkan. Lagi-lagi Bagas dan Ridho saling tatap. Mereka masih tak percaya dengan pengakuan bos mudanya itu. Sungguh di luar dugaan dan belum bisa diterima akal mereka
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

BAB 125

"Wa'alaikumsalam. Siapa dia?" Suara bisik-bisik mulai terdengar. Beberapa tamu menatap Ken dari ujung kaki sampai kepala, sementara Rudy dan Hanum masih tercekat. Keduanya shock mendengar permintaan Ken yang akan melamar dan menikahi Hanum. "Mereka itu kan yang suka di ruko depan gang, Pak. Mungkin kerja kuli bangunan di sana," ujar Renata begitu meremehkan."Masa kuliah bangunan ganteng dan rapi begini, Ren," sahut seorang tetangga."Mentok mandorlah, Bu. Kalau orang kaya, nggak mungkin sembarangan pilih calon istri, pasti mikir bebet, bibir dan bobotnya juga. Nggak mungkin juga tiba-tiba nikahin gadis kampung macam Hanum. Bekas calon orang pula. Mungkin dia anak yatim piatu yang nggak punya keluarga atau bujang lapuk, makanya asal izin ngelamar anak orang," sahut Rena lagi membuat dada Ken memanas. Tak peduli dengan hinaan Rena, dia justru semakin kekeuh untuk menikahi Hanum, gadis berkebaya putih gading itu. "Jangan-jangan dia buronan, Pak. Atau orang nggak bener. Kok tiba-tiba m
last updateLast Updated : 2024-12-14
Read more

BAB 125B

"Hanum nggak kenal, Pak. Baru kali ini juga Hanum bertemu dengan Masnya. Cuma kalau yang dua lelaki itu, Hanum sempat ketemu. Mereka pernah beli jajanan di warung Hanum," ujar Hanum jujur. Saat Hanum ke area proyek untuk mengantar pesanan atau kembalian Bagas yang kelupaan, Ken memang sengaja sembunyi dan melihatnya dari kejauhan. Dia yang jatuh hati pada pandangan pertama, sementara Hanum tak tahu jika saat itu ada yang diam-diam memperhatikannya. "Bohong! Mungkin saja sudah kenal, tapi pura-pura lugu dan polos. Dasar munafik!" tukas Rena masih saja tak terima. "Kamu diam, Ren. Nggak perlu ikut campur urusan Hanum. Nikah saja sama calon suamimu itu," balas Rudy begitu kesal. Mawar menoleh lalu melotot lebar ke arah suaminya. Namun, lagi dan lagi Rudy tak peduli. "Tolong, nikahkan mereka dulu, Pak Penghulu," pinta Rudy kemudian. Penghulu pun mengiyakan. "Siapa namamu tadi, Mas?" tanya Rudy pada Ken yang masih mematung. "Keanu, Pak. Panggilan Ken," jawab Ken sembari menjabat tang
last updateLast Updated : 2024-12-14
Read more

BAB 126

"Hanum menerima lamarannya, Pak. Semoga janji yang diucapkan Mas Ken tadi bukan sekadar kata-kata belaka, tapi akan sesuai dengan kenyataannya," lirih Hanum dengan senyum tipis. Ken menghela napas panjang lalu menoleh pada kedua asistennya. "Kamu yakin, Num? Bapak nggak akan memaksa kalau kamu memang nggak yakin," ujar Rudy lagi. Entah mengapa dalam hati Rudy juga yakin jika Ken bukanlah laki-laki yang buruk akhlaknya, tapi dia pun sadar nggak berhak memaksa kehendaknya sendiri. Tetap berharap anak perempuannya itu mengambil keputusan terbaik untuk hidup dan masa depannya sendiri. "InsyaAllah, Pak. Jika bapak ridho, semoga ini memang yang terbaik untuk Hanum." Lagi-lagi Hanum mengangguk pelan meyakinkan. "Alhamdulillah kalau begitu. Bapak lega sekali mendengarnya." Rudy memeluk anak kesayangannya itu lalu mengusap punggungnya pelan."Bapak akan selalu mendoakan kebahagiaanmu, Num. Bapak yakin kelak Allah akan memberikan kehidupan yang lebih baik untukmu. Kamu anak yang sholehah d
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more
PREV
1
...
2122232425
...
32
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status