All Chapters of DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA: Chapter 241 - Chapter 250

318 Chapters

BAB 137

"Boro-boro nikah, pacaran saja aku belum pernah. Hanum yang pertama dan terakhir. Aku tipe setia, bukan lelaki yang gemar mendua apalagi melupakan komitmen yang sudah disepakati bersama," ujar Ken santai. Mendengar kata-kata Ken yang cukup menohok, Aziz tersedak seketika. Rena pun merasa tersindir karena sudah menjadi orang ketiga dalam hubungan Hanum dan Aziz. "Apa maksudmu ngomong begitu? Nyindir?" tukas Rena tak terima."Oh, kalian merasa tersindir? Baguslah. Itu artinya kalian masih punya hati. Coba kalau hatinya membatu, mau orang ngomong apapun juga nggak peduli.""Cukup! Pagi-pagi sudah berisik! Lagian yang dikatakan Rena ada benarnya. Kalau memang kamu serius sama Hanum dan belum pernah menikah, lekas urus pernikahan kalian secara negara," tukas Mawar sembari melirik Ken di samping Hanum. "Iya, Bu. Saya akan urus semuanya dan secepatnya. Nggak perlu ada yang dikhawatirkan. Saya belum pernah pacaran dan apalagi menikah." Ken kembali menjelaskan. Hanum menatap suaminya lekat
last updateLast Updated : 2024-12-23
Read more

BAB 138

[Bos, apa harus beli baju dan celana murah begini? Kenapa nggak yang di lemari saja? Banyak banget di sana mana mahal-mahal, sayang kalau nggak dipakai. Masa malah pakai yang seratus ribuan]Pesan dari Bagas muncul di aplikasi hijau itu. Asisten Ken sempat kebingungan mencari baju dan celana murah untuk bosnya. Ken yang biasanya selalu pakai barang branded, kini mendadak minta dibelikan pakaian biasa yang tak lebih dari tiga ratus ribu per potong. "Yang mana, Dho? Kalau kita yang pakai seperti ini sih sudah biasa. Tapi ini bos Ken, masa iya pakai pakaian sama kaya kita sih? Malah ada yang lebih murah." Bagas kembali menghela napas panjang sembari membolak-balik barang yang dipilihnya. "Mas Ken lagi nyamar jadi orang biasa, makanya minta dibelikan pakaian seperti ini, Gas. Kalau pakaiannya branded semua, ketahuan kalau dia orang berada dong. Gimana sih kamu," balas Ridho sembari membawa sebagian pakaian itu ke kasir. "Iya maksudku kenapa harus nyamar segala? Seharusnya dia senang do
last updateLast Updated : 2024-12-23
Read more

BAB 139

"Baju-bajunya, Mas. Sesuai pesanan." Bagas meringis kecil sembari menyerahkan dua kantong plastik berisi kaos dan celana untuk bosnya. "Berapa stel?" tanya Ken singkat. "Sepuluh stel, Mas. Lengkap sama celana dalamnya." Bagas kembali berbisik. Ken manggut-manggut lalu meletakkan kantong plastik itu di atas meja teras. "Sudah ambil uangnya?" Bagas mengangguk lalu menyerahkan tas kecil berwarna hitam berisi uang itu pada Ken. "Dua puluh juta," ucap Bagas lagi. Ken pun manggut-manggut. "Mau mampir dulu? Ngopi atau--"Kami langsung ke lokasi proyek saja, Mas. Nggak enak lihat mereka. Bikin badmood." Bagas melirik Rena dan Aziz yang baru saja muncul dari pintu utama."Yasudah kalau begitu. Nanti kalau butuh apa-apa, kukabari lagi." "Baik, Mas. Ridho di sini atau ikut saya, Mas? Katanya nanti mau ke dealer beli motor?" tanya Bagas lagi. "Kalau begitu kalian saja yang beli motornya. Bayar via transfer saja, Gas. Uang ini buat peganganku di sini. Rencananya mau beli beberapa furniture
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more

BAB 140

"Mau kemana, Mas? Rapi banget," tanya Hanum saat melihat suaminya pakai kaos polo dan celana jins di bawah lutut. "Mau ajak kamu kencan, Sayang," balas Ken dengan senyum menggoda. Hanum tersenyum tipis dibuatnya. "Kencan gimana maksudnya?" "Jalan-jalan yuk. Makan atau beli sesuatu yang kamu pengin." Hanum berpikir sejenak."Hanum nggak pengin apa-apa kok, Mas. Serius," jawabnya lembut. Hanum memang tak ingin apapun sekarang. Lagipula, Hanum juga tak ingin membebani suaminya yang dia pikir hanya kuli biasa. Hanum berpikir bisa jadi suaminya tak punya tabungan lebih, oleh karena itu dia tak mau minta ini dan itu, sekalipun Ken sudah menawarinya bermacam-macam. "Kamu takut kalau aku nggak punya duit atau nggak bisa bayar barang yang kamu pengin?" tebak Ken masih dengan senyum tipisnya. "Eh, bukan begitu, Mas. Cuma ... emang nggak pengin apapun. Untuk saat ini ya, nggak tahu kalau besok atau lusa," elak Hanum berusaha menjaga hati suaminya. "Oh, saat ini maunya sama aku terus ya di
last updateLast Updated : 2024-12-25
Read more

BAB 141

"Kami dari dealer Roda Sakti, Pak. Ingin mengantar motor itu sesuai alamat yang tertulis di kertas ini," ujar laki-laki itu lagi. Rudy tercekat. Dia teramat kaget mendengar ucapan karyawan dealer itu. Pasalnya, jelas-jelas Rudy merasa tak membeli motor. Jangankan buat beli motor, saat ini saja dia belum punya uang untuk melunasi hutangnya pada Juragan Gino padahal hampir jatuh tempo. "Saya nggak pernah beli motor, Mas. Mungkin salah alamat," ujar Rudy lagi. "Tapi alamat ini benar di sini kan, Pak?" Karyawan dealer motor itu kembali menunjuk kertas yang dibawanya. "Alamatnya benar, tapi bukan saya yang pesan motornya." Rudy kembali meyakinkan."Oh, mungkin anak atau istri bapak. Soalnya tugas kami hanyaengantar motor ini ke sini dan pembayarannya juga sudah lunas," sambung laki-laki itu lagi. Beberapa tetangga yang masih penasaran dan bergerombol di halaman pun kaget dengan kata lunas yang diucapkan laki-laki itu. Biasanya, mereka membeli dengan sistem kredit dan jarang sekali bel
last updateLast Updated : 2024-12-26
Read more

BAB 142

"Mohon maaf, Pak, Bu. Tanda tangan dulu, biar saya bisa pulang sekarang," ujar karyawan dealer itu. Sedari tadi dia agak kebingungan sebab tak tahu siapa yang sebenarnya membeli motor cash itu. Pasalnya hanya tertera nama dan alamat yang harus dikirimkannya. Bagas dan Ridho juga tak bilang kalau itu pesanan bosnya. Mereka hanya bilang nanti diurus kalau sudah sampai rumah. Mungkin mereka tak menyangka jika akan ada kesalahpahaman begini setelah motor itu datang. "Biar saya yang tandatangan, Mas. Sekalian ini KTP nya. Nanti atas nama saya saja motornya ya," ujar Rena begitu percaya diri. Ken kembali geleng-geleng kepala melihat sikap iparnya yang di luar nalar itu. "Saya yang beli motor ini untuk Hanum, Pak. Makanya, saya alamatkan ke sini dan atas nama bapak. Soalnya, nggak mungkin pakai nama saya, kan saya orang baru, nanti nggak pada kenal misal Masnya tanya-tanya ke tetangga." Ken kembali berusaha menjelaskan, tapi Mawar buru-buru menyanggah. "Jangan sembarangan ngomong. Apa bu
last updateLast Updated : 2024-12-26
Read more

BAB 143

"Mas, kamu beliin aku motor baru sebagai hadiah pernikahan kita?" tanya Rena begitu semringah sembari menggamit lengan suaminya. Aziz mengernyit saat turun dari motornya. "Kenapa diam, Mas? Motor ini kamu yang beli buat aku kan? Kamu minta aku dandan rapi karena mau ngajak jalan-jalan pakai motor baru ini kan?" sambung Rena sembari menunjuk motor baru yang masih terparkir di atas mobil pickup itu. Lagi-lagi Aziz tak menyahut sebab dia masih tak paham dengan pembicaraan istrinya. "Sayang, aku nggak paham maksudmu. Memangnya siapa yang beli motor ini?"Aziz tanya balik membuat Rena melotot lebar sembari melepaskan genggaman tangannya. Wajahnya yang tadi semringah mendadak pucat seketika. "Kok malah tanya sih, Mas. Bukannya kamu yang beli, makanya minta aku dandan rapi begini?" tanya Rena lagi sembari menunjuk penampilannya yang sudah teramat rapi. "Jangan bengong, Ziz." Mawar menimpali. "Bukan, Sayang. Aku nggak pernah beli motor. Buat apa coba? Kan sudah ada motor itu. Lagipula kam
last updateLast Updated : 2024-12-26
Read more

BAB 144

"Baru beli motor saja belagu. Berasa miliki dunia," gumam Rena dengan wajah tertekuk saat transaksi motor itu usai. Hanum tak peduli dengan segala ocehan kakak tirinya itu. Dia lebih fokus dengan kejutan dari suaminya. Motor berwarna hitam itu benar-benar atas namanya. "Kado pertama untukmu karena sudah mau menjadi istriku," ucap Ken saat menyerahkan kunci motor itu. Hanum tersenyum dengan wajah memerah karena malu bercampur bahagia."Seharusnya Hanum yang berterima kasih, Mas. Mas Ken sudah menyelamatkan Hanum dari beberapa keburukan. Yang awalnya sempat ragu dengan pernikahan itu, kini mulai percaya jika Mas Ken tak seburuk yang dipikirkan orang-orang." Hanum kembali menatap suaminya yang kini tersenyum tipis ke arahnya. "Sudah bisa naik motor? Atau mau diajarin dulu?" tanya Ken lagi."Alhamdulillah sudah bisa kok, Mas. Dulu sering diajari bapak." Ken manggut-manggut. "Sekarang mau jalan-jalan? Sekalian beli perhiasan sama makan di luar," ajak Ken lagi yang dibalas dengan sebuah
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more

BAB 145

[Daripada nikah sama orang nggak jelas, kenapa nggak dinikahkan sama anakku saja, Dy? Dia masih lajang. Asal usulnya juga nggak diragukan. Aku sanggup kasih mahar spesial buat Hanum jika mau menikah dengan Galih. Sekalian kuanggap lunas hutangmu yang jatuh tempo tiga hari ke depan. Gimana?] Rudy kembali membaca pesan dari Juragan Gino yang benar-benar di luar dugaannya. Bagaimana mungkin Hanum akan dijodohkan dengan lelaki tukang judi dan main perempuan itu? Meski asal usulnya jelas, tetap saja bukan calon suami yang baik. Berbeda dengan Ken yang selalu berusaha membuat Hanum bahagia, dia juga rajin sholat bahkan berjamaah di masjid. Jangankan main judi, sekadar merokok saja tak dilakukannya. Rudy percaya jika Ken adalah sosok suami yang tepat untuk Hanum sekalipun sampai detik ini dia juga belum tahu siapa sebenarnya menantunya itu. [Aku dan istri pasti bisa menyayangi Hanum seperti anak sendiri, Dy. Tenang saja. Kamu tentu tahu kalau sejak dulu istriku selalu berharap Hanum menja
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

BAB 146

"Kamu mau pilih yang mana, Sayang?" tanya Ken setelah sampai di toko emas, tak jauh dari pasar. "Beli kalung, gelang atau cincin juga boleh. Terserah yang mana kamu suka," sambung Ken lagi saat istrinya masih bergeming di sebelahnya. "Cincin saja, Mas. Tadi kan Hanum sudah bilang nggak mau beli yang lain. Mas Ken sudah beliin motor baru secara cash loh, masa mau borong perhiasan juga," balas Hanum dengan senyum tipis. "Kenapa nggak? Kalau kamu suka, ambil saja terserah yang mana. Membahagiakan istri itu salah satu tujuanku menikah dan bekerja. Jadi, nggak ada salahnya menghabiskan banyak uang asal istri bahagia yang penting masih dalam batas normal dan nggak melenceng dari aturanNya." Ken mengangguk pelan saat Hanum menoleh ke arahnya. "Hmm ... jadi curiga kan, sebenarnya pekerjaan Mas Ken apa? Kenapa bisa punya tabungan sebanyak itu." "Kan nabung sejak muda, Sayang. Sekarang sudah hampir kepala tiga, pasti punya tabungan dong meski mungkin nggak sebanyak orang-orang. Apalagi aku
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more
PREV
1
...
2324252627
...
32
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status