Share

BAB 130

Author: NawankWulan
last update Last Updated: 2024-12-18 07:32:59

Ketukan di pintu kamar Hanum membuat sepasang pengantin itu menoleh bersamaan. Terdengar suara Rudy yang memanggil menantunya.

"Mas Bagas mau bicara sama kamu, Ken. Maaf kalau bapak ganggu ya?" ujar Rudy dari balik pintu.

"Oh, iya, Pak. Nggak ganggu kok, lagipula kami cuma sama-sama natap jarum jam," balas Ken dengan senyum lebar. Hanum pun tersenyum tipis mendengar candaan suaminya. Bukan sekedar canda karena memang benar adanya.

Nyaris dua puluh menit duduk bersisihan di ranjang kamar itu, tak ada obrolan apapun diantara mereka. Yang ada hanya Ken yang melihat tiap sudut kamar lalu sama-sama fokus pada denting jarum jam.

"Mau ikut keluar atau istirahat di kamar?" tanya Ken saat beranjak dari ranjang.

"Di sini saja, Mas. Hanum capek, mau istirahat dulu," ujar gadis cantik dengan gamis abu tua itu. Ken mengangguk lalu pamit keluar untuk menemui Bagas dan Ridho.

"Bapak nggak ganggu kalian kan?" tanya Rudy lagi sembari tersenyum tipis.

Meski awalnya Hanum dan Ken tak saling kenal
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Siti Hasanah
pengen lihat pasangan pengkhianat kejang kejang lihat Hanum dan Ken bahagia dgn harta yg berlimpah...mamam tu rwna suami hasil rampasan...
goodnovel comment avatar
Eriyany
lanjut thor jangan lama2 ken dn hanum d situ
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 131

    "Miskin miskin terus yang dibahas dari tadi. Mulutmu juga bisa dibeli sam Mas Ken," ujar Bagas emosi, membuat Rena makin merah padam. "Apa kamu bilang? Coba ulangi sekali lagi!" sentak perempuan itu nyaris menarik kemeja Bagas. Aziz segera menarik istrinya yang mulai tantrum dan ngoceh tak karuan, sementara Ridho dan Ken menghalangi Bagas yang nyaris menimpali ocehan Rena. "Kalian pulang saja. Nanti kalau ada apa-apa kukabari. Besok tolong bawakan baju ganti. Soal duit, nanti aku ambil sendiri di ATM," ujar Ken sembari meminta Ridho untuk membawa Bagas ke mobil. "Dasar laki-laki nggak tahu diri. Ngomong seenak jidatnya sendiri. Memangnya punya duit berapa sih kalian bisa bayar mulutku, heh! Mahar aja cuma delapan ratus ribu, belagu!" sentak Rena lagi saat melihat dua lelaki itu keluar gerbang rumah orang tuanya. Bagas menoleh dengan melotot lebar, begitu tak terima mendengar penghinaan itu terlebih pada bosnya. Namun, lagi dan lagi Ridho memintanya untuk segera masuk ke mobil. "A

    Last Updated : 2024-12-18
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 132

    "Mas Ken ngapain malam-malam ngumpet di sini?" tanya Hanum lagi sembari melihat ke sekeliling. Hanum sengaja mencari suaminya sebab tak ada di dalam rumah. Dia pikir Ken akan kabur setelah menghalalkannya. Entah mengapa sering kali pikiran buruk itu muncul begitu saja dalam benaknya. "Mas Ken ada masalah?" tanya perempuan itu lagi. Dia tersenyum tipis, mencairkan ketegangan di wajah Ken. 'Sepertinya aman. Hanum nggak dengar obrolanku dengan papa dan mama tadi.' Ken membatin lalu membalas senyum manis istrinya. "Nggak ada, Dek. Tadi telepon mama sama papa. Kamu mau ngobrol sama mereka?" tanya Ken sembari duduk kembali di kursi teras. Hanum pun duduk di kursi sebelahnya. Ada meja kecil yang memisahkan kedua tempat duduk itu. "Malu, Mas. Papa sama mama Mas Ken pasti shock berat dengar kabar pernikahan dadakan ini kan? Mereka mungkin nggak setuju Mas nikah sama Hanum. Apalagi jika tahu kalau kita tak mengenal sebelumnya bahkan baru pertama kali bertemu," lirih Hanum merasa tak percay

    Last Updated : 2024-12-19
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 133

    Jarum jam mulai merambat naik. Suasana yang sebelumnya gaduh, mulai hening sebab para kerabat sudah pulang ke rumah masing-masing. Kedua orang tua Hanum pun sudah masuk ke kamarnya. Begitu pula dengan Rena dan Aziz, tapi sepertinya mereka masih terjaga, menikmati malam pertama mereka. Sesekali terdengar suara mereka yang cekikikan, entah apa yang membuat mereka tertawa. Berbeda dengan Hanum dan Ken yang masih sama-sama duduk di tepi ranjang sempit itu. Tak terlalu sempit, hanya saja begitu pas untuk mereka berdua, membuat badan tak bisa leluasa bergerak. "Emm ... aku tidur di bawah aja ya, Dek. Kamu pasti masih canggung kalau kita tidur bersama," ujar Ken memecah kebekuan di antara mereka. "Jangan, Mas. Tidur di sini saja nggak apa-apa. Lagipula kita sudah sah suami istri. Nggak elok kalau seorang istri membiarkan suaminya tidur di lantai, sementara dia tidur enak di ranjang." Hanum menatap Ken beberapa saat lalu pura-pura menata bantal. Padahal sebenarnya Hanum selalu salah tingka

    Last Updated : 2024-12-19
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 134

    [Pelaku utama kecelakaan kakakmu sudah tertangkap, Ken. Alhamdulillah. Kamu harus hati-hati, apalagi sekarang sudah menikah. Jaga istrimu dengan baik dan kenalkan segera pada kami. Minta Ridho mengawasi istrimu. Jika tak bisa dari dekat, bisa dari jauh yang penting dalam pengawasan. Papa khawatir adalagi rival bisnis kita yang mempunyai rencana sama, ingin menghancurkan keluarga kita. Persaingan bisnis memang sekejam itu, apalagi di kota besar. Ingat pesan papa, jangan sembarangan lagi. Sekarang harus lebih hati-hati] Pesan dari Wicaksono membuat kedua mata Ken membulat. Ternyata dugaan papanya benar jika kecelakaan kakak dan iparnya itu penuh rekayasa. Ken awalnya kurang yakin, tapi ternyata papanya yang lebih berpengalaman soal hal-hal seperti ini tak tinggal diam. Wicaksono memang gigih mengusut semuanya bahkan sampai mengerahkan beberapa orang kepercayaannya untuk mencari pelaku sampai ketemu. [Alhamdulillah kalau sudah tertangkap, Pa. Pelakunya apakah benar seperti yang papa cu

    Last Updated : 2024-12-20
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 135

    "Kamu nggak bikin sarapan, Num? Mentang-mentang libur jualan terus seenaknya begini?" tukas Rena baru pulang jogging bersama suaminya. "Nggak, Mbak. Aku juga ingin libur masak. Biasanya selalu sibuk di dapur," balas Hanum santai sembari menyeduh secangkir kopi untuk suaminya. "Ini bekas roti panggang siapa yang bikin?" tunjuk Rena ke atas meja. "Aku yang bikin buat kamu berdua. Kenapa memangnya?" "Kenapa nggak sekalian bikin buat kami sih?! Perhitungan banget cuma roti panggang doang." Rena mendengkus kesal. Dia sengaja tak beli sarapan di luar karena biasanya Hanum sudah masak banyak makanan. Sengaja lebih berhemat karena rencananya akan honeymoon ke Bali esok hari. "Kalian kan sudah keluar, kenapa nggak beli sarapan sekalian? Lagipula tugasku menyiapkan sarapan buat suami bukan orang lain, kebetulan bapak dan ibu nggak mau roti panggang. Kalau kamu mau ya bikin saja sendiri. Roti tawar dan selainya juga masih banyak di kulkas." "Hanum! Sudah berani bertingkah kamu ya sekarang.

    Last Updated : 2024-12-21
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 136

    Rena terlihat begitu kesal mendengar sindiran Ken soal resepsi dan honeymoon. Meski yang dikatakan Ken ada benarnya, tapi Rena merasa jika itu terlalu merendahkannya. Padahal maksud Ken hanya menasehati agar tak perlu bermewah-mewah jika semua berasal dari pinjaman. "Bilang saja iri nggak sanggup kasih mahar spesial kaya suamiku. Pakai ngomong soal utang segala. Kamu pikir Mas Aziz nggak sanggup bikin resepsi dan ajak honeymoon istrinya? Cuma kuli bangunan saja belagu. Kamu nggak tahu kalau Mas Aziz ini kerja kantoran di perusahaan besar dengan gaji jutaan tiap bulan? Jangan suka ngeremehin dia!" tukas Rena tak terima mendengar sindiran Ken. "Benar itu, Sayang. Kasih mahar puluhan juta saja bisa kok, masa resepsi sama honeymoon nggak bisa." Aziz menimpali. Rena menoleh dengan senyum tipis sembari bergelayut manja di lengan suaminya. "Aku percaya sama kamu kok, Mas. Nggak perlu dengerin ocehan dia. Paling cuma iri karena nggak sanggup membahagiakan istrinya. Namanya perempuan pasti

    Last Updated : 2024-12-22
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 137

    "Boro-boro nikah, pacaran saja aku belum pernah. Hanum yang pertama dan terakhir. Aku tipe setia, bukan lelaki yang gemar mendua apalagi melupakan komitmen yang sudah disepakati bersama," ujar Ken santai. Mendengar kata-kata Ken yang cukup menohok, Aziz tersedak seketika. Rena pun merasa tersindir karena sudah menjadi orang ketiga dalam hubungan Hanum dan Aziz. "Apa maksudmu ngomong begitu? Nyindir?" tukas Rena tak terima."Oh, kalian merasa tersindir? Baguslah. Itu artinya kalian masih punya hati. Coba kalau hatinya membatu, mau orang ngomong apapun juga nggak peduli.""Cukup! Pagi-pagi sudah berisik! Lagian yang dikatakan Rena ada benarnya. Kalau memang kamu serius sama Hanum dan belum pernah menikah, lekas urus pernikahan kalian secara negara," tukas Mawar sembari melirik Ken di samping Hanum. "Iya, Bu. Saya akan urus semuanya dan secepatnya. Nggak perlu ada yang dikhawatirkan. Saya belum pernah pacaran dan apalagi menikah." Ken kembali menjelaskan. Hanum menatap suaminya lekat

    Last Updated : 2024-12-23
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 138

    [Bos, apa harus beli baju dan celana murah begini? Kenapa nggak yang di lemari saja? Banyak banget di sana mana mahal-mahal, sayang kalau nggak dipakai. Masa malah pakai yang seratus ribuan]Pesan dari Bagas muncul di aplikasi hijau itu. Asisten Ken sempat kebingungan mencari baju dan celana murah untuk bosnya. Ken yang biasanya selalu pakai barang branded, kini mendadak minta dibelikan pakaian biasa yang tak lebih dari tiga ratus ribu per potong. "Yang mana, Dho? Kalau kita yang pakai seperti ini sih sudah biasa. Tapi ini bos Ken, masa iya pakai pakaian sama kaya kita sih? Malah ada yang lebih murah." Bagas kembali menghela napas panjang sembari membolak-balik barang yang dipilihnya. "Mas Ken lagi nyamar jadi orang biasa, makanya minta dibelikan pakaian seperti ini, Gas. Kalau pakaiannya branded semua, ketahuan kalau dia orang berada dong. Gimana sih kamu," balas Ridho sembari membawa sebagian pakaian itu ke kasir. "Iya maksudku kenapa harus nyamar segala? Seharusnya dia senang do

    Last Updated : 2024-12-23

Latest chapter

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 169

    Ken menatap Hanum yang sedang sibuk melipat baju di atas tempat tidur mereka. Cahaya lampu kamar yang temaram menyorot wajah Hanum yang serius. Dia terlihat cantik meski hanya memakai piyama dengan lengan pendek dan celana panjang. Ken menghela napas pelan, merasa beruntung memiliki Hanum di sisinya."Sayang," panggil Ken sambil duduk di tepi ranjang, kedua tangannya bersandar ke belakang. Hanum menoleh. "Ya, Mas. Ada apa?" tanya Hanum dengan senyum tipis. Ken pun tersenyum kecil. "Lusa, kita ke Jogja, ya?" ujarnya. Hanum menghentikan lipatannya, menatap Ken dengan alis terangkat. "Ke Jogja, Mas? Beneran kamu mau ajak Hanum ke Jogja secepat ini?" tanya Hanum lagi. Meski Ken sudah memberitahu soal wacana itu sebelumnya, tapi Hanum masih tak percaya jika secepat itu rencana akan terlaksana. "Iya, Sayang. Lebih cepat lebih baik, supaya bapak juga semakin yakin kalau aku punya keluarga. Kedua orang tuaku juga pengin ketemu menantunya yang cantik ini," jawab Ken santai.Hanum mengerut

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BSB 168

    "Maafkan bapak, Ken," ujar Rudy setelah mereka kumpul di ruang tengah. Suasana di rumah itu sudah cukup tenang dan lengang. Tak seperti tadi yang berisik, penuh emosi dan ketegangan. Para tetangga pun sudah kembali ke rumah masing-masing karena malam semakin beranjak naik. Jarum jam nyaris menunjuk angka sepuluh. "Maaf dalam hal apa, Pak? Bapak nggak salah apapun. Jadi, nggak ada yang perlu dimaafkan," balas Ken tenang. Laki-laki itu duduk di sofa, bersebelahan dengan istrinya. Di meja terdapat beberapa cangkir teh dan camilan untuk teman ngobrol mereka. "Bapak banyak salah sama kamu. Selama ini kurang percaya sama menantu sendiri, banyak curiga bahkan harus melibatkanmu soal hutang keluarga. Padahal kamu baru saja menjadi menantu. Sekali lagi maaf atas ketidakberdayaan bapak ini." Rudy kembali menghela napas panjang lalu mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangan. "Saya sudah menjadi suami anak bapak secara sah. Jadi, bapak juga orang tua saya sekarang. Bagian dari keluarga s

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 167

    "Apa-apaan ini, Ken? Kamu pikir bisa lunasi hutang keluarga Hanum dengan uang palsu? Jangan kira saya nggak bisa membedakan uang asli sama uang palsu!" bentak Galih sembari berdiri dengan berkacak pinggang di depan Ken. Ken menatap Juragan Gino dan anak lelakinya bergantian. Dia masih berusaha tenang, meskipun sorot matanya mulai tajam. "Kalau kalian ragu, kita bisa cek keaslian uang ini sekarang juga. Saya siap. Atau kalau perlu panggil polisi jika memang kalian mengira saya sebagai pengedar uang palsu," balas Ken mantap. Tetangga semakin ramai bergosip. Mereka yang sebelumnya nongkrong di rumah Bu Nur, makin penasaran lalu mulai mendekat sampai teras rumah Rudy. Ada empat orang yang menguping obrolan mereka di sana. "Sebenarnya Ken kerja apa, sih? Kok tiba-tiba banyak uang?" bisik seorang ibu paruh baya."Mobil mewah itu juga punya siapa? Apa benar kalau dia cuma nyamar miskin dan kuli bangunan, padahal sebenarnya pengusaha muda yang sukses?" sahut yang lain. "Jangan-jangan Ken

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 166

    Hanum masih terpaku di tempatnya, menatap tas hitam dari Ken yang terasa agak berat di tangan. Perlahan, Hanum membuka resleting tas hitam itu. Isinya membuat napasnya tercekat. Detik ini dia melihat tumpukan uang seratus ribuan yang terbungkus rapi. Ken berdiri di sebelahnya, wajahnya tenang meski tubuhnya jelas menunjukkan kelelahan. Ia baru saja pulang membawa tas itu, tanpa banyak bicara, langsung menyerahkannya pada Hanum. "Mas, uang sebanyak ini milikmu?" Suara Hanum lirih, penuh kebingungan. Dia masih shock karena baru pertama kali melihat uang sebanyak itu. "Iya, Sayang. InsyaAllah uang itu cukup untuk melunasi hutang keluarga," jawab Ken singkat, suaranya datar, tanpa ekspresi berlebihan. "Uang sebanyak ini, Mas?" Hanum masih tak percaya dan kaget suaminya memiliki uang sebanyak itu. Hanum melangkah mundur lalu duduk di sofa ruang tamu seperti sebelumnya. Dari ruang tengah, Mawar dan Rena masih ikut shock melihat kedatangan Ken. Keterkejutan mereka belum usai karena

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 165

    "Mas Ken pulang kenapa nggak kasih kabar dulu." Suara lirih Hanum hampir tak terdengar, tubuhnya menegang melihat laki-laki itu turun dari mobil mewah lalu melangkah tergesa menghampirinya. Tetangga mulai berbisik. Kasak-kusuk terdengar cukup jelas di telinga Hanum saat dia menyambut uluran tangan suaminya. "Itu suaminya Hanum? Kok bisa pakai mobil mewah begitu? Katanya cuma kuli bangunan." "Katanya begitu, tapi kurasa dia bukan sekadar kuli. Mana ada kuli bangunan bawa mobil sebagus itu. Harganya pasti ratusan juta." Yang lain ikut menyahut. "Mungkin sebenarnya dia bos, bukan kulinya.""Kalau bos dan orang kaya, mana mungkin sembarangan cari istri. Pasti dipikir juga bibit, bebet dan bobotnya. Apalagi keluarga besarnya bisa jadi sudah menyiapkan calon yang sepadan.""Hanum juga bibit, bebet dan bobotnya bagus. Dia anak yang baik, tak neko-neko, penyayang dan berbakti. Wajar kalau Mas Ken jatuh cinta sama Hanum. Lagipula dia juga cantik." "Kalau orang kaya yang dipikir bukan seka

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 164

    "Maaf, Juragan. Saya sudah menikah dan nggak mungkin bercerai begitu saja. Kalau memang Juragan minta dua puluh juta, nggak apa-apa. Tunggu suami saya pulang, biar dia yang melunasinya saja," balas Hanum memberanikan diri. Rudy menoleh, menatap Hanum yang kini menitikkan air mata. "Num ... maafkan bapak." Rudy berujar dengan suara parau menahan sesak yang menghimpit dadanya. "Nggak apa-apa, Pak. Hanum tahu bapak sudah berjuang sekuat tenaga. Bapak tenang saja, InsyaAllah Mas Ken bisa membereskan masalah ini," balas Hanum begitu meyakinkan. Namun, balasan itu justru membuat Galih terkekeh meremehkan. Dia tak yakin jika suami Hanum bisa melunasi hutang itu, bahkan dia juga tak percaya jika Ken kembali ke rumah itu. "Lunasi sekarang atau terima tawaran saya, Pak. Saya nggak punya banyak waktu untuk menunggu sesuatu yang tak pasti," ujar Juragan Gino semakin menyudutkan Rudy dan Hanum. "Tolong tunggu sampai besok, Juragan. Suami saya akan pulang besok sore," balas Hanum lagi. "Ngga

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 163

    Hanya ada Hanum dan bapaknya di meja makan, sementara Mawar, Rena dan Azziz duduk di sofa ruang tengah. Entah apa yang dijanjikan Azziz sampai akhirnya membuat emosi Rena mereda. Keduanya akur kembali seolah tak terjadi apa-apa. "Kalau ada masalah, diselesaikan baik-baik, Ren. Jangan asal marah-marah saja." Mawar memberi nasehat, sementara Rena seolah tak peduli. Bibirnya manyun beberapa centi saking kesalnya. Dia memang selalu menolak nasehat siapapun, termasuk ibunya sendiri. Maunya selalu didukung apapun yang dia inginkan sekalipun itu salah. "Benar kata ibu, Sayang. Kita bukan mas pacaran lagi yang bisa putus nyambung seenak hati. Pernikahan ini hal yang sakral, nggak boleh dibuat mainan." Azziz menimpali, seolah punya kesempatan untuk mendidik istrinya yang manja itu. "Iya, iya, Mas. Lagian kamu sih-- Belum selesai bicara, terdengar ucapan salam dari luar. Hanum tercekat, menatap bapaknya yang baru saja selesai makan malam. Rudy pun menatap anak perempuannya itu lalu mengang

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 162

    Sejak pulang dari pasar pagi tadi, Hanum benar-benar tak tenang. Bakda ashar sampai menjelang maghrib ini selalu gelisah. Hanum ingin mengabari suaminya tentang kejadian tadi, tapi takut menganggu kesibukannya di Jogja. Dia tahu, urusan Ken pasti belum kelar sebab dia sudah bilang akan pulang besok sore. "Gimana ini? Bapak juga belum pulang. Mungkin juga kebingungan cari pinjaman segitu banyak untuk menutup hutang pada Juragan Gino." Lagi-lagi Hanum menggumam. Baru saja membuka pintu kamar, terdengar keributan di teras. Hanum menajamkan pendengarannya lalu kembali menutup pintu setelah tahu siapa yang datang. "Kenapa Mbak Rena dan Mas Aziz pulang secepat ini? Padahal kemarin bilang mereka akan honeymoon di Bali selama lima hari," gumam Hanum lagi lalu kembali duduk di tepi ranjang. Mawar yang baru saja keluar kamar cukup shock melihat kedatangan anak dan menantunya itu. Tak ingin menduga-duga, dia pun menanyakan perihal kepulangan mereka. "Kalian sudah pulang? Cepet banget katany

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 161

    [Mas, laki-laki itu tiba-tiba ingin datang melamar Mbak Hanum. Dia bahkan baku hantam dengan Ridho saat kami mengantar Mbak Hanum ke pasar. Sepertinya ada satu kunci yang digenggam keluarga laki-laki itu tentang keluarga Mbak Hanum, tapi kami tak tahu itu apa. Barangkali menyangkut utang piutang, masalahnya nanti malam mereka akan menemui mertua Mas Ken di rumah untuk membahas hal ini. Sekarang saya dan Ridho ada di klinik. Laki-laki itu melayangkan sebuah pukulan pada Ridho saat dia lengah. Mbak Hanum panik, makanya membawa Ridho ke klinik tak jauh dari pasar]Pesan panjang dari Bagas beserta beberapa foto dan video saat huru-hara di pasar itu pun terkirim di WhatsApp nya. Ken memperhatikan wajah laki-laki itu dan dia merasa cukup asing. Artinya belum pernah bertemu dengan sosok itu sebelumnya. "Hutang piutang. Apa ini yang dimaksud Hanum kemarin? Bapaknya memiliki hutang sekian puluh juta, makanya selama ini dia bekerja keras untuk membayar cicilannya?" lirih Ken sembari mengamati

DMCA.com Protection Status