Share

BAB 136

Author: NawankWulan
last update Last Updated: 2024-12-22 05:22:30

Rena terlihat begitu kesal mendengar sindiran Ken soal resepsi dan honeymoon. Meski yang dikatakan Ken ada benarnya, tapi Rena merasa jika itu terlalu merendahkannya. Padahal maksud Ken hanya menasehati agar tak perlu bermewah-mewah jika semua berasal dari pinjaman.

"Bilang saja iri nggak sanggup kasih mahar spesial kaya suamiku. Pakai ngomong soal utang segala. Kamu pikir Mas Aziz nggak sanggup bikin resepsi dan ajak honeymoon istrinya? Cuma kuli bangunan saja belagu. Kamu nggak tahu kalau Mas Aziz ini kerja kantoran di perusahaan besar dengan gaji jutaan tiap bulan? Jangan suka ngeremehin dia!" tukas Rena tak terima mendengar sindiran Ken.

"Benar itu, Sayang. Kasih mahar puluhan juta saja bisa kok, masa resepsi sama honeymoon nggak bisa." Aziz menimpali. Rena menoleh dengan senyum tipis sembari bergelayut manja di lengan suaminya.

"Aku percaya sama kamu kok, Mas. Nggak perlu dengerin ocehan dia. Paling cuma iri karena nggak sanggup membahagiakan istrinya. Namanya perempuan pasti
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (7)
goodnovel comment avatar
Eriyany
cerota nya di situ aja gak maju2 nungguin update tpi masih muter d situ
goodnovel comment avatar
Arin Nabil
ayo dong ka lanjutannya mana..dah makin gemes aja ni
goodnovel comment avatar
zurnita zurnita
ngk ada kemajuaan ,
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 137

    "Boro-boro nikah, pacaran saja aku belum pernah. Hanum yang pertama dan terakhir. Aku tipe setia, bukan lelaki yang gemar mendua apalagi melupakan komitmen yang sudah disepakati bersama," ujar Ken santai. Mendengar kata-kata Ken yang cukup menohok, Aziz tersedak seketika. Rena pun merasa tersindir karena sudah menjadi orang ketiga dalam hubungan Hanum dan Aziz. "Apa maksudmu ngomong begitu? Nyindir?" tukas Rena tak terima."Oh, kalian merasa tersindir? Baguslah. Itu artinya kalian masih punya hati. Coba kalau hatinya membatu, mau orang ngomong apapun juga nggak peduli.""Cukup! Pagi-pagi sudah berisik! Lagian yang dikatakan Rena ada benarnya. Kalau memang kamu serius sama Hanum dan belum pernah menikah, lekas urus pernikahan kalian secara negara," tukas Mawar sembari melirik Ken di samping Hanum. "Iya, Bu. Saya akan urus semuanya dan secepatnya. Nggak perlu ada yang dikhawatirkan. Saya belum pernah pacaran dan apalagi menikah." Ken kembali menjelaskan. Hanum menatap suaminya lekat

    Last Updated : 2024-12-23
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 138

    [Bos, apa harus beli baju dan celana murah begini? Kenapa nggak yang di lemari saja? Banyak banget di sana mana mahal-mahal, sayang kalau nggak dipakai. Masa malah pakai yang seratus ribuan]Pesan dari Bagas muncul di aplikasi hijau itu. Asisten Ken sempat kebingungan mencari baju dan celana murah untuk bosnya. Ken yang biasanya selalu pakai barang branded, kini mendadak minta dibelikan pakaian biasa yang tak lebih dari tiga ratus ribu per potong. "Yang mana, Dho? Kalau kita yang pakai seperti ini sih sudah biasa. Tapi ini bos Ken, masa iya pakai pakaian sama kaya kita sih? Malah ada yang lebih murah." Bagas kembali menghela napas panjang sembari membolak-balik barang yang dipilihnya. "Mas Ken lagi nyamar jadi orang biasa, makanya minta dibelikan pakaian seperti ini, Gas. Kalau pakaiannya branded semua, ketahuan kalau dia orang berada dong. Gimana sih kamu," balas Ridho sembari membawa sebagian pakaian itu ke kasir. "Iya maksudku kenapa harus nyamar segala? Seharusnya dia senang do

    Last Updated : 2024-12-23
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 139

    "Baju-bajunya, Mas. Sesuai pesanan." Bagas meringis kecil sembari menyerahkan dua kantong plastik berisi kaos dan celana untuk bosnya. "Berapa stel?" tanya Ken singkat. "Sepuluh stel, Mas. Lengkap sama celana dalamnya." Bagas kembali berbisik. Ken manggut-manggut lalu meletakkan kantong plastik itu di atas meja teras. "Sudah ambil uangnya?" Bagas mengangguk lalu menyerahkan tas kecil berwarna hitam berisi uang itu pada Ken. "Dua puluh juta," ucap Bagas lagi. Ken pun manggut-manggut. "Mau mampir dulu? Ngopi atau--"Kami langsung ke lokasi proyek saja, Mas. Nggak enak lihat mereka. Bikin badmood." Bagas melirik Rena dan Aziz yang baru saja muncul dari pintu utama."Yasudah kalau begitu. Nanti kalau butuh apa-apa, kukabari lagi." "Baik, Mas. Ridho di sini atau ikut saya, Mas? Katanya nanti mau ke dealer beli motor?" tanya Bagas lagi. "Kalau begitu kalian saja yang beli motornya. Bayar via transfer saja, Gas. Uang ini buat peganganku di sini. Rencananya mau beli beberapa furniture

    Last Updated : 2024-12-24
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 140

    "Mau kemana, Mas? Rapi banget," tanya Hanum saat melihat suaminya pakai kaos polo dan celana jins di bawah lutut. "Mau ajak kamu kencan, Sayang," balas Ken dengan senyum menggoda. Hanum tersenyum tipis dibuatnya. "Kencan gimana maksudnya?" "Jalan-jalan yuk. Makan atau beli sesuatu yang kamu pengin." Hanum berpikir sejenak."Hanum nggak pengin apa-apa kok, Mas. Serius," jawabnya lembut. Hanum memang tak ingin apapun sekarang. Lagipula, Hanum juga tak ingin membebani suaminya yang dia pikir hanya kuli biasa. Hanum berpikir bisa jadi suaminya tak punya tabungan lebih, oleh karena itu dia tak mau minta ini dan itu, sekalipun Ken sudah menawarinya bermacam-macam. "Kamu takut kalau aku nggak punya duit atau nggak bisa bayar barang yang kamu pengin?" tebak Ken masih dengan senyum tipisnya. "Eh, bukan begitu, Mas. Cuma ... emang nggak pengin apapun. Untuk saat ini ya, nggak tahu kalau besok atau lusa," elak Hanum berusaha menjaga hati suaminya. "Oh, saat ini maunya sama aku terus ya di

    Last Updated : 2024-12-25
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 141

    "Kami dari dealer Roda Sakti, Pak. Ingin mengantar motor itu sesuai alamat yang tertulis di kertas ini," ujar laki-laki itu lagi. Rudy tercekat. Dia teramat kaget mendengar ucapan karyawan dealer itu. Pasalnya, jelas-jelas Rudy merasa tak membeli motor. Jangankan buat beli motor, saat ini saja dia belum punya uang untuk melunasi hutangnya pada Juragan Gino padahal hampir jatuh tempo. "Saya nggak pernah beli motor, Mas. Mungkin salah alamat," ujar Rudy lagi. "Tapi alamat ini benar di sini kan, Pak?" Karyawan dealer motor itu kembali menunjuk kertas yang dibawanya. "Alamatnya benar, tapi bukan saya yang pesan motornya." Rudy kembali meyakinkan."Oh, mungkin anak atau istri bapak. Soalnya tugas kami hanyaengantar motor ini ke sini dan pembayarannya juga sudah lunas," sambung laki-laki itu lagi. Beberapa tetangga yang masih penasaran dan bergerombol di halaman pun kaget dengan kata lunas yang diucapkan laki-laki itu. Biasanya, mereka membeli dengan sistem kredit dan jarang sekali bel

    Last Updated : 2024-12-26
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 142

    "Mohon maaf, Pak, Bu. Tanda tangan dulu, biar saya bisa pulang sekarang," ujar karyawan dealer itu. Sedari tadi dia agak kebingungan sebab tak tahu siapa yang sebenarnya membeli motor cash itu. Pasalnya hanya tertera nama dan alamat yang harus dikirimkannya. Bagas dan Ridho juga tak bilang kalau itu pesanan bosnya. Mereka hanya bilang nanti diurus kalau sudah sampai rumah. Mungkin mereka tak menyangka jika akan ada kesalahpahaman begini setelah motor itu datang. "Biar saya yang tandatangan, Mas. Sekalian ini KTP nya. Nanti atas nama saya saja motornya ya," ujar Rena begitu percaya diri. Ken kembali geleng-geleng kepala melihat sikap iparnya yang di luar nalar itu. "Saya yang beli motor ini untuk Hanum, Pak. Makanya, saya alamatkan ke sini dan atas nama bapak. Soalnya, nggak mungkin pakai nama saya, kan saya orang baru, nanti nggak pada kenal misal Masnya tanya-tanya ke tetangga." Ken kembali berusaha menjelaskan, tapi Mawar buru-buru menyanggah. "Jangan sembarangan ngomong. Apa bu

    Last Updated : 2024-12-26
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 143

    "Mas, kamu beliin aku motor baru sebagai hadiah pernikahan kita?" tanya Rena begitu semringah sembari menggamit lengan suaminya. Aziz mengernyit saat turun dari motornya. "Kenapa diam, Mas? Motor ini kamu yang beli buat aku kan? Kamu minta aku dandan rapi karena mau ngajak jalan-jalan pakai motor baru ini kan?" sambung Rena sembari menunjuk motor baru yang masih terparkir di atas mobil pickup itu. Lagi-lagi Aziz tak menyahut sebab dia masih tak paham dengan pembicaraan istrinya. "Sayang, aku nggak paham maksudmu. Memangnya siapa yang beli motor ini?"Aziz tanya balik membuat Rena melotot lebar sembari melepaskan genggaman tangannya. Wajahnya yang tadi semringah mendadak pucat seketika. "Kok malah tanya sih, Mas. Bukannya kamu yang beli, makanya minta aku dandan rapi begini?" tanya Rena lagi sembari menunjuk penampilannya yang sudah teramat rapi. "Jangan bengong, Ziz." Mawar menimpali. "Bukan, Sayang. Aku nggak pernah beli motor. Buat apa coba? Kan sudah ada motor itu. Lagipula kam

    Last Updated : 2024-12-26
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 144

    "Baru beli motor saja belagu. Berasa miliki dunia," gumam Rena dengan wajah tertekuk saat transaksi motor itu usai. Hanum tak peduli dengan segala ocehan kakak tirinya itu. Dia lebih fokus dengan kejutan dari suaminya. Motor berwarna hitam itu benar-benar atas namanya. "Kado pertama untukmu karena sudah mau menjadi istriku," ucap Ken saat menyerahkan kunci motor itu. Hanum tersenyum dengan wajah memerah karena malu bercampur bahagia."Seharusnya Hanum yang berterima kasih, Mas. Mas Ken sudah menyelamatkan Hanum dari beberapa keburukan. Yang awalnya sempat ragu dengan pernikahan itu, kini mulai percaya jika Mas Ken tak seburuk yang dipikirkan orang-orang." Hanum kembali menatap suaminya yang kini tersenyum tipis ke arahnya. "Sudah bisa naik motor? Atau mau diajarin dulu?" tanya Ken lagi."Alhamdulillah sudah bisa kok, Mas. Dulu sering diajari bapak." Ken manggut-manggut. "Sekarang mau jalan-jalan? Sekalian beli perhiasan sama makan di luar," ajak Ken lagi yang dibalas dengan sebuah

    Last Updated : 2024-12-27

Latest chapter

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 169

    Ken menatap Hanum yang sedang sibuk melipat baju di atas tempat tidur mereka. Cahaya lampu kamar yang temaram menyorot wajah Hanum yang serius. Dia terlihat cantik meski hanya memakai piyama dengan lengan pendek dan celana panjang. Ken menghela napas pelan, merasa beruntung memiliki Hanum di sisinya."Sayang," panggil Ken sambil duduk di tepi ranjang, kedua tangannya bersandar ke belakang. Hanum menoleh. "Ya, Mas. Ada apa?" tanya Hanum dengan senyum tipis. Ken pun tersenyum kecil. "Lusa, kita ke Jogja, ya?" ujarnya. Hanum menghentikan lipatannya, menatap Ken dengan alis terangkat. "Ke Jogja, Mas? Beneran kamu mau ajak Hanum ke Jogja secepat ini?" tanya Hanum lagi. Meski Ken sudah memberitahu soal wacana itu sebelumnya, tapi Hanum masih tak percaya jika secepat itu rencana akan terlaksana. "Iya, Sayang. Lebih cepat lebih baik, supaya bapak juga semakin yakin kalau aku punya keluarga. Kedua orang tuaku juga pengin ketemu menantunya yang cantik ini," jawab Ken santai.Hanum mengerut

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BSB 168

    "Maafkan bapak, Ken," ujar Rudy setelah mereka kumpul di ruang tengah. Suasana di rumah itu sudah cukup tenang dan lengang. Tak seperti tadi yang berisik, penuh emosi dan ketegangan. Para tetangga pun sudah kembali ke rumah masing-masing karena malam semakin beranjak naik. Jarum jam nyaris menunjuk angka sepuluh. "Maaf dalam hal apa, Pak? Bapak nggak salah apapun. Jadi, nggak ada yang perlu dimaafkan," balas Ken tenang. Laki-laki itu duduk di sofa, bersebelahan dengan istrinya. Di meja terdapat beberapa cangkir teh dan camilan untuk teman ngobrol mereka. "Bapak banyak salah sama kamu. Selama ini kurang percaya sama menantu sendiri, banyak curiga bahkan harus melibatkanmu soal hutang keluarga. Padahal kamu baru saja menjadi menantu. Sekali lagi maaf atas ketidakberdayaan bapak ini." Rudy kembali menghela napas panjang lalu mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangan. "Saya sudah menjadi suami anak bapak secara sah. Jadi, bapak juga orang tua saya sekarang. Bagian dari keluarga s

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 167

    "Apa-apaan ini, Ken? Kamu pikir bisa lunasi hutang keluarga Hanum dengan uang palsu? Jangan kira saya nggak bisa membedakan uang asli sama uang palsu!" bentak Galih sembari berdiri dengan berkacak pinggang di depan Ken. Ken menatap Juragan Gino dan anak lelakinya bergantian. Dia masih berusaha tenang, meskipun sorot matanya mulai tajam. "Kalau kalian ragu, kita bisa cek keaslian uang ini sekarang juga. Saya siap. Atau kalau perlu panggil polisi jika memang kalian mengira saya sebagai pengedar uang palsu," balas Ken mantap. Tetangga semakin ramai bergosip. Mereka yang sebelumnya nongkrong di rumah Bu Nur, makin penasaran lalu mulai mendekat sampai teras rumah Rudy. Ada empat orang yang menguping obrolan mereka di sana. "Sebenarnya Ken kerja apa, sih? Kok tiba-tiba banyak uang?" bisik seorang ibu paruh baya."Mobil mewah itu juga punya siapa? Apa benar kalau dia cuma nyamar miskin dan kuli bangunan, padahal sebenarnya pengusaha muda yang sukses?" sahut yang lain. "Jangan-jangan Ken

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 166

    Hanum masih terpaku di tempatnya, menatap tas hitam dari Ken yang terasa agak berat di tangan. Perlahan, Hanum membuka resleting tas hitam itu. Isinya membuat napasnya tercekat. Detik ini dia melihat tumpukan uang seratus ribuan yang terbungkus rapi. Ken berdiri di sebelahnya, wajahnya tenang meski tubuhnya jelas menunjukkan kelelahan. Ia baru saja pulang membawa tas itu, tanpa banyak bicara, langsung menyerahkannya pada Hanum. "Mas, uang sebanyak ini milikmu?" Suara Hanum lirih, penuh kebingungan. Dia masih shock karena baru pertama kali melihat uang sebanyak itu. "Iya, Sayang. InsyaAllah uang itu cukup untuk melunasi hutang keluarga," jawab Ken singkat, suaranya datar, tanpa ekspresi berlebihan. "Uang sebanyak ini, Mas?" Hanum masih tak percaya dan kaget suaminya memiliki uang sebanyak itu. Hanum melangkah mundur lalu duduk di sofa ruang tamu seperti sebelumnya. Dari ruang tengah, Mawar dan Rena masih ikut shock melihat kedatangan Ken. Keterkejutan mereka belum usai karena

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 165

    "Mas Ken pulang kenapa nggak kasih kabar dulu." Suara lirih Hanum hampir tak terdengar, tubuhnya menegang melihat laki-laki itu turun dari mobil mewah lalu melangkah tergesa menghampirinya. Tetangga mulai berbisik. Kasak-kusuk terdengar cukup jelas di telinga Hanum saat dia menyambut uluran tangan suaminya. "Itu suaminya Hanum? Kok bisa pakai mobil mewah begitu? Katanya cuma kuli bangunan." "Katanya begitu, tapi kurasa dia bukan sekadar kuli. Mana ada kuli bangunan bawa mobil sebagus itu. Harganya pasti ratusan juta." Yang lain ikut menyahut. "Mungkin sebenarnya dia bos, bukan kulinya.""Kalau bos dan orang kaya, mana mungkin sembarangan cari istri. Pasti dipikir juga bibit, bebet dan bobotnya. Apalagi keluarga besarnya bisa jadi sudah menyiapkan calon yang sepadan.""Hanum juga bibit, bebet dan bobotnya bagus. Dia anak yang baik, tak neko-neko, penyayang dan berbakti. Wajar kalau Mas Ken jatuh cinta sama Hanum. Lagipula dia juga cantik." "Kalau orang kaya yang dipikir bukan seka

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 164

    "Maaf, Juragan. Saya sudah menikah dan nggak mungkin bercerai begitu saja. Kalau memang Juragan minta dua puluh juta, nggak apa-apa. Tunggu suami saya pulang, biar dia yang melunasinya saja," balas Hanum memberanikan diri. Rudy menoleh, menatap Hanum yang kini menitikkan air mata. "Num ... maafkan bapak." Rudy berujar dengan suara parau menahan sesak yang menghimpit dadanya. "Nggak apa-apa, Pak. Hanum tahu bapak sudah berjuang sekuat tenaga. Bapak tenang saja, InsyaAllah Mas Ken bisa membereskan masalah ini," balas Hanum begitu meyakinkan. Namun, balasan itu justru membuat Galih terkekeh meremehkan. Dia tak yakin jika suami Hanum bisa melunasi hutang itu, bahkan dia juga tak percaya jika Ken kembali ke rumah itu. "Lunasi sekarang atau terima tawaran saya, Pak. Saya nggak punya banyak waktu untuk menunggu sesuatu yang tak pasti," ujar Juragan Gino semakin menyudutkan Rudy dan Hanum. "Tolong tunggu sampai besok, Juragan. Suami saya akan pulang besok sore," balas Hanum lagi. "Ngga

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 163

    Hanya ada Hanum dan bapaknya di meja makan, sementara Mawar, Rena dan Azziz duduk di sofa ruang tengah. Entah apa yang dijanjikan Azziz sampai akhirnya membuat emosi Rena mereda. Keduanya akur kembali seolah tak terjadi apa-apa. "Kalau ada masalah, diselesaikan baik-baik, Ren. Jangan asal marah-marah saja." Mawar memberi nasehat, sementara Rena seolah tak peduli. Bibirnya manyun beberapa centi saking kesalnya. Dia memang selalu menolak nasehat siapapun, termasuk ibunya sendiri. Maunya selalu didukung apapun yang dia inginkan sekalipun itu salah. "Benar kata ibu, Sayang. Kita bukan mas pacaran lagi yang bisa putus nyambung seenak hati. Pernikahan ini hal yang sakral, nggak boleh dibuat mainan." Azziz menimpali, seolah punya kesempatan untuk mendidik istrinya yang manja itu. "Iya, iya, Mas. Lagian kamu sih-- Belum selesai bicara, terdengar ucapan salam dari luar. Hanum tercekat, menatap bapaknya yang baru saja selesai makan malam. Rudy pun menatap anak perempuannya itu lalu mengang

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 162

    Sejak pulang dari pasar pagi tadi, Hanum benar-benar tak tenang. Bakda ashar sampai menjelang maghrib ini selalu gelisah. Hanum ingin mengabari suaminya tentang kejadian tadi, tapi takut menganggu kesibukannya di Jogja. Dia tahu, urusan Ken pasti belum kelar sebab dia sudah bilang akan pulang besok sore. "Gimana ini? Bapak juga belum pulang. Mungkin juga kebingungan cari pinjaman segitu banyak untuk menutup hutang pada Juragan Gino." Lagi-lagi Hanum menggumam. Baru saja membuka pintu kamar, terdengar keributan di teras. Hanum menajamkan pendengarannya lalu kembali menutup pintu setelah tahu siapa yang datang. "Kenapa Mbak Rena dan Mas Aziz pulang secepat ini? Padahal kemarin bilang mereka akan honeymoon di Bali selama lima hari," gumam Hanum lagi lalu kembali duduk di tepi ranjang. Mawar yang baru saja keluar kamar cukup shock melihat kedatangan anak dan menantunya itu. Tak ingin menduga-duga, dia pun menanyakan perihal kepulangan mereka. "Kalian sudah pulang? Cepet banget katany

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 161

    [Mas, laki-laki itu tiba-tiba ingin datang melamar Mbak Hanum. Dia bahkan baku hantam dengan Ridho saat kami mengantar Mbak Hanum ke pasar. Sepertinya ada satu kunci yang digenggam keluarga laki-laki itu tentang keluarga Mbak Hanum, tapi kami tak tahu itu apa. Barangkali menyangkut utang piutang, masalahnya nanti malam mereka akan menemui mertua Mas Ken di rumah untuk membahas hal ini. Sekarang saya dan Ridho ada di klinik. Laki-laki itu melayangkan sebuah pukulan pada Ridho saat dia lengah. Mbak Hanum panik, makanya membawa Ridho ke klinik tak jauh dari pasar]Pesan panjang dari Bagas beserta beberapa foto dan video saat huru-hara di pasar itu pun terkirim di WhatsApp nya. Ken memperhatikan wajah laki-laki itu dan dia merasa cukup asing. Artinya belum pernah bertemu dengan sosok itu sebelumnya. "Hutang piutang. Apa ini yang dimaksud Hanum kemarin? Bapaknya memiliki hutang sekian puluh juta, makanya selama ini dia bekerja keras untuk membayar cicilannya?" lirih Ken sembari mengamati

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status