Share

BAB 96

Penulis: NawankWulan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-22 16:57:32

Malam ini Raka menginap di rumah Adrian. Sebenarnya dia ingin apartemen Ken karena dia juga sudah kembali ke Jakarta dua hari yang lalu. Namun, Adrian melarang. Dia ingin bercerita banyak hal dengan Raka mumpung dia ada di Jakarta. Sekian soal bisnis, Adrian juga ingin membahas soal pernikahan mereka.

[Hebat kamu, Mas. Kamu tak mau menerimaku karena pernah berselingkuh. Sekalipun sekarang aku sudah berubah, tetap saja kamu tak ingin memberiku kesempatan kedua. Padahal kutahu jika di lubuk hatimu yang terdalam masih tersemat namaku. Iya kan? Kenapa kamu nggak mau menerimaku, tapi kamu mau menerima perempuan itu yang jelas masih menyukai mantan suaminya? Lihat foto-foto ini. Mereka terlihat begitu mesra bukan? Tatapan keduanya pun begitu terbaca kalau masih ada cinta di antara mereka]

Raka kembali membaca pesan dari Dahlia yang diterimanya bakda ashar tadi saat dia sudah sampai di bandara Soekarno-Hatta. Entah darimana foto-foto itu didapatkan Dahlia. Namun, Raka tahu jika foto itu di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Tiraya
Dahlia kmu itu kaya orang mau utang ae.. getoool bener ngerayu giliran byr suliiiiittt...
goodnovel comment avatar
Siti Hasanah
mantan buang kelaut aja....
goodnovel comment avatar
Istikoma Nurlailin
siipp..lanjut thorr
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 96B

    "Pernikahan kita akan dipercepat. Apa kamu keberatan, Mei?" tanya Raka saat dia duduk bersama kedua orang tua Meira di kursi makan. Meira sedikit tersentak lalu melirik Aldo yang masih asyik bermain game di ruang keluarga."Dipercepat, Mas? Kenapa memangnya?" tanya Meira singkat lalu menarik kursi di samping Raka dan mendudukinya. Meira tahu jika Raka memang tak ingin menunda lebih lama soal pernikahan itu, Meira pun sebenarnya lebih senang jika pernikahannya dipercepat. Selain tak ingin timbul fitnah, dia juga khawatir dengan sikap Dahlia dan Baim yang membuatnya tak nyaman. "Aku nggak mau ditikung ya," balas Raka dengan senyum lebarnya. Adrian dan Erina pun saling lirik lalu menggeleng pelan sementara Meira buru-buru mengalihkan pandangan. "Papa dan Om Wicaksono sepakat, Meira. Lebih cepat lebih baik. Papa akan jauh lebih tenang kalau kalian sudah sah dan kamu ada yang menjaga saat berada di Jogja," ucap Adrian kemudian. "Iya, Meira. Kami nggak bisa terus mengawasimu di sana kar

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-23
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 97

    "Siapa dalangnya, Om?" Raka ikut bertanya. Adrian menghirup napas dalam lalu menghembuskannya. Dia menatap Raka beberapa saat sebelum memasukkan kembali handphonenya ke saku celana. "Dahlia, Ka. Dua pelaku yang tertangkap itu sudah mengaku kalau mereka suruhan mantan istrimu. Sepertinya Dahlia masih tak terima karena kamu dan Meira akan menikah. Makanya, dia berusaha berbagai cara agar Meira pergi meninggalkan kita semua. Salah satunya dengan menculik bunda. Dahlia pikir Meira akan menyerah dan membiarkannya menang dalam hal ini. Namun, Om meyakinkan Meira agar dia tetap tenang dan tak perlu menanggapi ancaman itu. Om minta beberapa orang untuk menyelidiki semuanya," ucap Adrian sembari menepuk-nepuk pundak Raka. Raka benar-benar tak menyangka jika Dahlia senekat ini. Mungkin dia semakin nekat saat tahu keberadaannya di rumah ini. Raka mulai berpikir jika Dahlia sudah melakukan banyak hal untuk membuat Meira menyerah. Salah satunya dengan menyekap bunda dan membuatnya cemburu periha

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-23
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 97B

    "Ngapain kamu ke sini? Kamu senang dan bahagia melihatku seperti ini bukan?!" sentak Dahlia saat Meira dan Raka menjenguknya. Sebenarnya mereka juga malas bertemu dengan perempuan itu. Hanya saja mereka sedikit peduli dengan keadaan perempuan itu yang baru saja kehilangan janinnya, apalagi Dahlia sudah tak memiliki siapa-siapa selain pembantu rumah tangga yang sudah mengabdi di rumahnya beberapa tahun belakangan. Tepatnya sejak kedua orang tuanya masih ada. "Aku hanya menjengukmu. Tak punya maksud lain karena aku bukan kamu, Lia. Kalau kamu mungkin sudah terbahak melihat penyekap bundanya terbaring tak berdaya seperti ini. Sayangnya, lagi-lagi aku bukan kamu yang egois dan tak punya hati. Jadi, rasa empati dan simpatiku masih normal. Tak sepertimu yang hancur total," ucap Meira begitu tenang namun penuh penekanan. Raka dan Dahlia sama-sama tercekat saat mendengar dan melihat kemarahan dalam tatap Meira. Namun, dia cukup apik menyembunyikan semuanya. Tak meledak-ledak, cukup santai

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 98

    [Tolong bantu aku, Mas Baim. Raka menjebakku dan kini aku berada di rumah sakit. Mereka berhasil menjebakku. Setelah kuretku selesai, mereka akan menjebloskanku ke penjara] Pesan dari Dahlia membuat Baim cukup shock. Selama ini banyak sekali pesan yang dikirimkannya, tapi Baim tak terlalu menanggapi. Dia cukup tahu bagaimana Dahlia dengan segala keambisiusannya. Baim memilih menjauh, meski berulang kali Dahlia memintanya bekerja sama. Baim memilih cara sendiri untuk mencuri hati Meira. Dia mendekati Mei bukan karena ingin bekerja sama dengan Dahlia, melainkan keinginannya sendiri. Namun, Baim tak memaksakan diri karena cukup sadar siapa dia di masa lalu dan kebencian Meira padanya. Laki-laki itu hanya ingin berubah lebih baik dan memperlihatkan perubahannya pada Meira. Itu saja. [Mas Baim. Aku nggak punya siapa-siapa lagi. Orang tuaku telah tiada. Sanak saudara pun tak punya karena mereka sudah menjauh. Aku nggak bisa cari bantuan lain. Tolonglah, Mas. Carikan aku pengacara supaya

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 98B

    Setelah memastikan keadaan bunda baik-baik saja dan mengabarkan tentang hubungannya dengan Raka, Meira dan Aldo pamit pulang ke Jogja. Dia nggak bisa di Jakarta lebih lama karena Aldo harus bersekolah. Sudah tiga hari mereka di Jakarta, Meira tak ingin Aldo absen untuk ke sekian kalinya. "Kenapa melamun?" tanya Raka saat mereka menunggu Broto datang menjemput di bandara. "Nggak, Pak. Cuma teringat bunda saja," balas Meira sedikit gugup. Dia menatap Raka sekilas lalu kembali mengalihkan pandangan."Pak lagi?" tanya laki-laki dengan kemeja biru mudanya itu. Meira membulatkan kedua matanya saat mendengar pertanyaan singkat Raka."Eh, Mas." Meira kembali melirik lalu menoleh pada Aldo yang duduk di sampingnya sembari makan burger yang dibelikan oleh Raka beberapa menit lalu. Tak ada obrolan di antara mereka sampai Broto datang. Raka duduk di samping supir, sementara Meira dan Aldo duduk di belakang. [Kamu jadi pulang hari ini, Mei?] Pesan dari Baim muncul di layar handphone Meira. Di

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 99

    "Brama. Ngapain kamu ke sini?" tanya Wicaksono kaget. Brama masih cukup tenang, meski sendu di wajahnya begitu jelas ketara. Sundari mempersilakan Brama untuk duduk di ruang tamu, sementara Raka sudah duduk di samping papanya untuk ikut mendengarkan obrolan mereka. Dia penasaran juga apa yang akan diceritakan Brama pada papanya. Meira memilih kembali ke dapur untuk membuatkan minuman dan menyediakan camilan. "Vonny pergi, Pak," ucap Brama sedikit terbata. Wicaksono mengernyit sembari menatap lekat Brama yang menghela napas panjang. "Pergi dari rumahmu?" tanya Wicaksono lagi. Brama kembali mengangguk. "Dia pergi setelah mencairkan cek dari bapak.""Kalau memang dia mau pergi dan hidup mandiri dengan uang itu biarkan saja. Kamu juga nggak suka jika dia merecoki hidupmu kan?" Wicaksono menoleh pada Sundari yang kini duduk di sampingnya. "Awalnya dia bilang memang ingin mandiri dan tak ingin merepotkan banyak orang." Brama kembali menjeda, sementara Wicaksono masih fokus mendengarka

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-25
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 99B

    "Kenapa?" tanya Sundari saat melihat wajah anaknya yang tampak tak baik-baik saja. Raka hanya menunjuk punggung Brama dengan dagunya. Laki-laki berkaos hitam itu sudah menghilang di ujung pintu. "Kita tunggu saja sampai dokter keluar, Ka. Atau kamu cek di resepsionis, benar apa nggak ada pasien bernama Vonny yang dirawat di sini. Kalau memang ada dan dia masih di ICU, kita tunggu saja sampai petugasnya keluar atau datang ke sini. Benar nggak Vonny di dalam," ucap Sundari kemudian. Raka kembali mengangguk."Kalau bukan Vonny yang di dalam, kenapa Brama meminta kita ke sini, Ma?" lirih Raka kembali berpikir. Dia semakin bingung dan tak mengerti. Daripada pusing menerka-nerka, dia memilih ke resepsionis untuk menanyakan keberadaan Vonny di sini. Ada atau nggak. Namun, baru beranjak dari kursi tunggu, Wicaksono sudah datang dengan terburu bersama seorang dokter. Wajahnya tampak sendu. Entah apa yang sebenarnya terjadi. "Vonny di dalam. Brama nggak berdusta," ujar Wicaksono cepat saat

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-25
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 100

    "Kami sudah berusaha semaksimal mungkin untuk membantu pasien, Pak, tapi Allah berkehendak lain. Vonny sudah kembali ke pemiliknya, Pak. Kami ikut berbelasungkawa. Semoga keluarga diberi kesabaran dan keikhlasan," ucap dokter Akbar kembali menghela napas panjang. "Innalillahi Wa Inna Ilaihi Roji'un," ucap Wicaksono lirih. Raka dan Sundari pun mengucapkan kalimat yang sama. Ada sendu di wajah mereka. Tak terkecuali Brama. Namun, setiap manusia memiliki jatah umur masing-masing yang sudah tertulis di Lauh MahfuzNya. Mau nggak mau, ikhlas nggak ikhlas harus tetap menerima segala ketetapanNya. Sundari mengusap lengan suaminya perlahan untuk menenangkan, sementara Raka izin masuk ke ICU untuk melihat Vonny terakhir kalinya. Raka kembali membayangkan tentang Vonny di masa lalu. Sikap manjanya, emosinya yang meledak-ledak, hidupnya yang penuh foya-foya dan tukang adu domba. Raka tak tahu sisi baik mana yang bisa diingatnya dari sosok itu. Namun, dia yakin jika Vonny pasti memiliki sikap

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-25

Bab terbaru

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 167

    "Apa-apaan ini, Ken? Kamu pikir bisa lunasi hutang keluarga Hanum dengan uang palsu? Jangan kira saya nggak bisa membedakan uang asli sama uang palsu!" bentak Galih sembari berdiri dengan berkacak pinggang di depan Ken. Ken menatap Juragan Gino dan anak lelakinya bergantian. Dia masih berusaha tenang, meskipun sorot matanya mulai tajam. "Kalau kalian ragu, kita bisa cek keaslian uang ini sekarang juga. Saya siap. Atau kalau perlu panggil polisi jika memang kalian mengira saya sebagai pengedar uang palsu," balas Ken mantap. Tetangga semakin ramai bergosip. Mereka yang sebelumnya nongkrong di rumah Bu Nur, makin penasaran lalu mulai mendekat sampai teras rumah Rudy. Ada empat orang yang menguping obrolan mereka di sana. "Sebenarnya Ken kerja apa, sih? Kok tiba-tiba banyak uang?" bisik seorang ibu paruh baya."Mobil mewah itu juga punya siapa? Apa benar kalau dia cuma nyamar miskin dan kuli bangunan, padahal sebenarnya pengusaha muda yang sukses?" sahut yang lain. "Jangan-jangan Ken

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 166

    Hanum masih terpaku di tempatnya, menatap tas hitam dari Ken yang terasa agak berat di tangan. Perlahan, Hanum membuka resleting tas hitam itu. Isinya membuat napasnya tercekat. Detik ini dia melihat tumpukan uang seratus ribuan yang terbungkus rapi. Ken berdiri di sebelahnya, wajahnya tenang meski tubuhnya jelas menunjukkan kelelahan. Ia baru saja pulang membawa tas itu, tanpa banyak bicara, langsung menyerahkannya pada Hanum. "Mas, uang sebanyak ini milikmu?" Suara Hanum lirih, penuh kebingungan. Dia masih shock karena baru pertama kali melihat uang sebanyak itu. "Iya, Sayang. InsyaAllah uang itu cukup untuk melunasi hutang keluarga," jawab Ken singkat, suaranya datar, tanpa ekspresi berlebihan. "Uang sebanyak ini, Mas?" Hanum masih tak percaya dan kaget suaminya memiliki uang sebanyak itu. Hanum melangkah mundur lalu duduk di sofa ruang tamu seperti sebelumnya. Dari ruang tengah, Mawar dan Rena masih ikut shock melihat kedatangan Ken. Keterkejutan mereka belum usai karena

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 165

    "Mas Ken pulang kenapa nggak kasih kabar dulu." Suara lirih Hanum hampir tak terdengar, tubuhnya menegang melihat laki-laki itu turun dari mobil mewah lalu melangkah tergesa menghampirinya. Tetangga mulai berbisik. Kasak-kusuk terdengar cukup jelas di telinga Hanum saat dia menyambut uluran tangan suaminya. "Itu suaminya Hanum? Kok bisa pakai mobil mewah begitu? Katanya cuma kuli bangunan." "Katanya begitu, tapi kurasa dia bukan sekadar kuli. Mana ada kuli bangunan bawa mobil sebagus itu. Harganya pasti ratusan juta." Yang lain ikut menyahut. "Mungkin sebenarnya dia bos, bukan kulinya.""Kalau bos dan orang kaya, mana mungkin sembarangan cari istri. Pasti dipikir juga bibit, bebet dan bobotnya. Apalagi keluarga besarnya bisa jadi sudah menyiapkan calon yang sepadan.""Hanum juga bibit, bebet dan bobotnya bagus. Dia anak yang baik, tak neko-neko, penyayang dan berbakti. Wajar kalau Mas Ken jatuh cinta sama Hanum. Lagipula dia juga cantik." "Kalau orang kaya yang dipikir bukan seka

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 164

    "Maaf, Juragan. Saya sudah menikah dan nggak mungkin bercerai begitu saja. Kalau memang Juragan minta dua puluh juta, nggak apa-apa. Tunggu suami saya pulang, biar dia yang melunasinya saja," balas Hanum memberanikan diri. Rudy menoleh, menatap Hanum yang kini menitikkan air mata. "Num ... maafkan bapak." Rudy berujar dengan suara parau menahan sesak yang menghimpit dadanya. "Nggak apa-apa, Pak. Hanum tahu bapak sudah berjuang sekuat tenaga. Bapak tenang saja, InsyaAllah Mas Ken bisa membereskan masalah ini," balas Hanum begitu meyakinkan. Namun, balasan itu justru membuat Galih terkekeh meremehkan. Dia tak yakin jika suami Hanum bisa melunasi hutang itu, bahkan dia juga tak percaya jika Ken kembali ke rumah itu. "Lunasi sekarang atau terima tawaran saya, Pak. Saya nggak punya banyak waktu untuk menunggu sesuatu yang tak pasti," ujar Juragan Gino semakin menyudutkan Rudy dan Hanum. "Tolong tunggu sampai besok, Juragan. Suami saya akan pulang besok sore," balas Hanum lagi. "Ngga

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 163

    Hanya ada Hanum dan bapaknya di meja makan, sementara Mawar, Rena dan Azziz duduk di sofa ruang tengah. Entah apa yang dijanjikan Azziz sampai akhirnya membuat emosi Rena mereda. Keduanya akur kembali seolah tak terjadi apa-apa. "Kalau ada masalah, diselesaikan baik-baik, Ren. Jangan asal marah-marah saja." Mawar memberi nasehat, sementara Rena seolah tak peduli. Bibirnya manyun beberapa centi saking kesalnya. Dia memang selalu menolak nasehat siapapun, termasuk ibunya sendiri. Maunya selalu didukung apapun yang dia inginkan sekalipun itu salah. "Benar kata ibu, Sayang. Kita bukan mas pacaran lagi yang bisa putus nyambung seenak hati. Pernikahan ini hal yang sakral, nggak boleh dibuat mainan." Azziz menimpali, seolah punya kesempatan untuk mendidik istrinya yang manja itu. "Iya, iya, Mas. Lagian kamu sih-- Belum selesai bicara, terdengar ucapan salam dari luar. Hanum tercekat, menatap bapaknya yang baru saja selesai makan malam. Rudy pun menatap anak perempuannya itu lalu mengang

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 162

    Sejak pulang dari pasar pagi tadi, Hanum benar-benar tak tenang. Bakda ashar sampai menjelang maghrib ini selalu gelisah. Hanum ingin mengabari suaminya tentang kejadian tadi, tapi takut menganggu kesibukannya di Jogja. Dia tahu, urusan Ken pasti belum kelar sebab dia sudah bilang akan pulang besok sore. "Gimana ini? Bapak juga belum pulang. Mungkin juga kebingungan cari pinjaman segitu banyak untuk menutup hutang pada Juragan Gino." Lagi-lagi Hanum menggumam. Baru saja membuka pintu kamar, terdengar keributan di teras. Hanum menajamkan pendengarannya lalu kembali menutup pintu setelah tahu siapa yang datang. "Kenapa Mbak Rena dan Mas Aziz pulang secepat ini? Padahal kemarin bilang mereka akan honeymoon di Bali selama lima hari," gumam Hanum lagi lalu kembali duduk di tepi ranjang. Mawar yang baru saja keluar kamar cukup shock melihat kedatangan anak dan menantunya itu. Tak ingin menduga-duga, dia pun menanyakan perihal kepulangan mereka. "Kalian sudah pulang? Cepet banget katany

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 161

    [Mas, laki-laki itu tiba-tiba ingin datang melamar Mbak Hanum. Dia bahkan baku hantam dengan Ridho saat kami mengantar Mbak Hanum ke pasar. Sepertinya ada satu kunci yang digenggam keluarga laki-laki itu tentang keluarga Mbak Hanum, tapi kami tak tahu itu apa. Barangkali menyangkut utang piutang, masalahnya nanti malam mereka akan menemui mertua Mas Ken di rumah untuk membahas hal ini. Sekarang saya dan Ridho ada di klinik. Laki-laki itu melayangkan sebuah pukulan pada Ridho saat dia lengah. Mbak Hanum panik, makanya membawa Ridho ke klinik tak jauh dari pasar]Pesan panjang dari Bagas beserta beberapa foto dan video saat huru-hara di pasar itu pun terkirim di WhatsApp nya. Ken memperhatikan wajah laki-laki itu dan dia merasa cukup asing. Artinya belum pernah bertemu dengan sosok itu sebelumnya. "Hutang piutang. Apa ini yang dimaksud Hanum kemarin? Bapaknya memiliki hutang sekian puluh juta, makanya selama ini dia bekerja keras untuk membayar cicilannya?" lirih Ken sembari mengamati

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 160

    "Kenapa kamu nikah mendadak, Ken? Selama ini kamu nggak pernah cerita soal perempuan pada mama dan papa. Tiba-tiba kamu kasih kabar akan menikah dan kami dilarang datang. Sebenarnya kejadiannya gimana sampai kamu senekat itu?" Wicaksono menatap lekat Ken yang duduk di depannya itu.Keluarga Ken sedang menikmati makan siang bersama, termasuk Raka dan Meira. Mereka sengaja mencari waktu agar bisa duduk bersama membahas pernikahan Ken ya g dadakan itu. "Papa tahu kamu sudah menjelaskannya waktu itu, tapi berhari-hari papa masih nggak habis pikir kenapa kamu senekat itu, Ken. Apalagi pada gadis yang baru kamu lihat pertama kali," sambung Wicaksono lagi. "Papamu benar, Ken. Bukan maksud mama menyalahkanmu atau menyudutkan istrimu, hanya saja papa dan mama masih belum mengerti kenapa tiba-tiba kamu ingin menjadi pengantin penggantinya. Suatu hal yang benar-benar di luar nalar. Kalau kalian sudah kenal lama, mungkin mama nggak akan sekaget ini, tapi kamu sendiri bilang kalau kalian baru be

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 159

    "Ya Allah, Mas. Kita ke klinik sekarang ya? Saya takut Mas Ridho kenapa-kenapa," ujar Hanum begitu panik saat melihat wajah bodyguard suaminya sedikit pucat setelah menerima bogem mentah itu. "Nggak apa-apa, Mbak Hanum. Sudah biasa begini. Tenang saja," balas Ridho berusaha tersenyum meski pipinya benar-benar nyut-nyutan tak karuan. Nyeri dan terasa sakit saat digerakkan. "Nggak apa-apa gimana, Mas? Ini cukup parah," tunjuk Hanum pada sudut bibir Ridho yang pecah. "Tenang saja, Mbak. Ridho sudah kebal," timpal Bagas dengan senyum tipis, berusaha menenangkan Hanum, tapi tetap saja dia merasa sangat bersalah sampai membuat laki-laki di sampingnya itu babak belur. "Siapa mereka, Num?" Pertanyaan Juragan Gino membuat Hanum menoleh seketika. "Mereka teman baik suami saya, Juragan. Maaf kalau sudah membuat keributan di sini." Hanum sedikit membungkuk lalu kembali menatap belanjaannya yang berantakan. "Kemana suamimu? Kenapa dia menyuruh orang lain untuk mengawasimu?" tanya Juragan Gin

DMCA.com Protection Status