Arini bersandar di dada suaminya ketika mereka berdiri di Jembatan Cinta. Tempat persahabatan mereka diikrarkan pertama kali. Sekarang semua terasa berbeda. Terutama status mereka yang bukan lagi sahabat, apalagi musuh seperti awal bertemu.“Nggak nyangka ya kita bisa nikah, Bran,” cetus Arini dengan kepala masih berada di dada Brandon. Bagian belakang kepala bisa merasakan debaran jantung suaminya.“Iya. Padahal kalau diingat-ingat kita dulu musuhan ya?”Tubuh ramping itu berputar balik ke belakang. “Lo sampai bilang gue bukan tipe lo,” cibirnya manja.“Ah, gue kok bisa sampai bilang kayak gitu ya?” elak Brandon pura-pura lupa alasannya.“Karena gue rata dari atas sampai bawah. Lo sendiri yang ngomong,” tanggap Arini dengan wajah mengerucut.Brandon tertawa ketika ingat tanggapannya pertama kali melihat Arini. Memang tidak dipungkiri, wanita itu dulu kurus. Tidak ada yang istimewa dari tubuhnya, kecuali wajah yang dihiasi dua lesung pipi. Tampak begitu manis dan mampu menarik perhati
Terakhir Diperbarui : 2024-10-07 Baca selengkapnya