Share

BAB 76: Tidak Nyaman

Author: LeeNaGie
last update Last Updated: 2024-10-10 14:31:11

Arini

Arini meregangkan otot seraya mengusap pundak setelah berjibaku dengan banyak materi yang diberikan Habib. Sejak pria itu menjelaskan pekerjaan yang harus dilakukan, ia susah untuk berkonsentrasi. Perkataan yang diucapkan Sandy tadi terus menari di pikiran.

“Habib cocok untuk kamu, Rin. Dia pria sejati dan sudah terbukti dengan memiliki anak. Istrinya meninggal dalam kecelakaan lima tahun lalu. Saat itu anaknya juga masih sangat kecil. Masih umur dua tahun seingat Om. Kamu pantas untuk jadi ibu sambung putranya,” papar Sandy ketika mempromosikan Habib.

Dan sekarang pria yang disebutkan oleh Sandy duduk selang satu ruas meja darinya. Jika dilihat-lihat, Habib masih terlihat segar untuk laki-laki berusia empat puluh tahun. Tubuh yang terjaga, rahang kokoh, hidung mancung mencuat dan wajahnya terkesan jantan. Bisa dipastikan Habib tidak kalah tampan dari Brandon di usia pertengahan dua puluh. Namun, ada yang kurang darinya yaitu senyuman.

Sejak bertemu tadi pagi sampai sekarang, ia
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Just For Fun, Gak Boleh Baper! (Trilogi Just, Seri-2)   BAB 77: Kencan Buta

    AriniHari ketiga bekerja, Arini kembali disibukkan dengan berbagai materi yang diberikan oleh Habib. Beruntung otak cerdasnya bisa menampung semua dengan baik, sehingga pria itu tidak harus mengulang lagi jika ada yang kurang dipahami.Siang ini, rencananya Siti akan datang untuk mengantarkan berkas yang dibutuhkan. Tentunya Arini harus meluangkan waktu di sela kesibukan belajar kilat menjadi project manager.Sampai sekarang, Habib masih bersikap profesional tanpa menunjukkan gelagat mencurigakan. Dugaan Arini mungkin benar, Sandy belum mengatakan apa-apa tentang niat untuk menjodohkan pria itu dengannya.“Ini list toko bangunan rekanan kita,” kata Habib menyerahkan daftar nama toko bangunan yang bekerjasama dengan The Harun’s Group.Arini mengangguk ketika membaca daftar tersebut sekilas. Tidak ada toko bangunan partai kecil, semua partai besar dan terkenal dengan kualitas yang bagus. Dia mengetahui beberapa toko tersebut, karena pernah bekerja di perusahaan konsultan data selama be

    Last Updated : 2024-10-11
  • Just For Fun, Gak Boleh Baper! (Trilogi Just, Seri-2)   BAB 78: Taktik Sandy Harun

    “Bu Arini?” Kening yang berukuran ideal itu mengernyit ketika melihat kehadiran Arini di sana.“Pak Habib?” balas Arini tak kalah terkejut.Habib melihat ke sekitar seperti mencari keberadaan seseorang. Namun, tidak ada lagi orang yang baru datang selain Arini.“Ibu … mau makan siang di sini?” tanya Habib masih bingung.Arini menggelengkan kepala dua kali. Dia mulai menduga apa maksud Sandy memintanya datang ke sini dan apa maksud kencan yang dikatakan pria paruh baya tersebut? Semuanya dihubungkan, mulai dari ucapan Sandy tentang Habib sampai kejadian hari ini.Tangan Arini menarik kursi yang ada di seberang meja, lalu duduk di sana dengan lemas. Tawa pelan keluar dari sela bibir saat menarik kesimpulan, bahwa orang yang dimaksudkan Sandy adalah Habib. Lelaki yang duduk di depannya sekarang.“Bu?” panggil Habib bertambah heran melihat Arini duduk.“Saya diminta Om Sandy datang ke sini. Katanya ada yang mau dibicarakan. Ternyata ….” Kalimat Arini menggantung saat senyum kecut menghias

    Last Updated : 2024-10-12
  • Just For Fun, Gak Boleh Baper! (Trilogi Just, Seri-2)   BAB 79: Rasa Penasaran Brandon

    Brandon menghela dan mengembuskan napas berkali-kali. Dia menatap lama Arini sebelum menganggukkan kepala.“Beneran?”Anggukan kembali diberikan.“Lo udah janji, jadi nggak boleh dilanggar loh,” imbuh Arini lagi.“Iya, Sayang. Takut banget deh gue nggak tepat janji.” Brandon memandang netra cokelat Arini bergantian. “Sekarang cerita sama gue. Om kesayangan lo ngerecokin lo gimana?”Arini tidak langsung bercerita, karena masih memastikan Brandon tidak akan ingkar janji. Bukan hanya perjodohan itu yang menjadi taruhan, tapi Lisa juga. Belum lagi dengan kondisi pekerjaan yang mungkin bisa berdampak, jika tahu siapa yang akan dijodohkan Sandy dengannya.Mata cokelat lebar itu terpejam sebentar ketika masih mencoba meyakinkan diri, bahwa Brandon tidak akan melanggar janji. Dia harus percaya dengan sang suami sepenuhnya.“Om Sandy jodohkan gue dengan seseorang,” ungkap Arini setelah yakin agar memberitahukan Brandon.Sklera netra sayu Brandon langsung memerah. Terlihat amarah yang menyala d

    Last Updated : 2024-10-14
  • Just For Fun, Gak Boleh Baper! (Trilogi Just, Seri-2)   BAB 80: Duda Meresahkan

    Hari ini adalah hari pertama Brandon bekerja lagi di The Harun’s Group, setelah hampir lima tahun meninggalkan perusahaan milik keluarganya. Dia berangkat bersama istri tercinta yang tampak berbinar, karena akan bekerja lagi di perusahaan yang sama. Meski berbeda lantai, mereka masih akan sering bertemu ketika Arini membutuhkan persetujuan dan tanda tangan dari direktur pelaksana, terkait proyek-proyek yang akan ditangani.“Ingat loh, jangan macam-macam di kantor. Apalagi kalau sampai recokin Pak Habib.” Arini memperingatkan suaminya lagi.Arini tidak dapat mengelak ketika suaminya menyebut nama Habib. Pria itu pasti tahu kalau Habib berstatus duda dengan satu anak, karena pada saat istrinya meninggal, Brandon masih bekerja di The Harun’s Group. Dan sudah dipastikan Habib juga yang menjadi mentor sekaligus orang yang bisa dipercaya menemani Brandon kala itu.Brandon mengangkat bahu singkat dengan pandangan masih lurus ke depan. Pikirannya masih tidak bisa tenang, sebelum berjumpa deng

    Last Updated : 2024-10-15
  • Just For Fun, Gak Boleh Baper! (Trilogi Just, Seri-2)    BAB 81: Bualan Sandy

    Brandon berhasil menjauh dua langkah dari Arini begitu pintu dibuka dari luar. Wanita itu cekatan sekali, langsung mendorongnya sebelum pintu dibuka. Bisa bahaya jika Sandy atau orang yang datang bersamanya, melihat mereka berpelukan bahkan berciuman.“Lho Arini sedang di sini?” seru Sandy begitu tiba di ruangan. Pria itu berusaha untuk terlihat santai, meski tersirat nada ketus pada suaranya.“Iya, Om. Mau … ucapkan selamat datang sama Brandon,” sahut Arini gugup. Jantungnya nyaris saja meloncat ke tenggorokan, membuat mulut mendadak kering.Sandy tertawa seraya menggerakkan jari telunjuk ke arah Brandon dan Arini dengan gerakan singkat. Kemudian, ia melirik pria yang berdiri di sampingnya.“Mereka memang dekat sekali dari dulu, Mas Ilham,” infonya semringah.Ilham—ayah Sheila—tidak segera merespons perkataan Sandy. Tilikan matanya menatap Arini dari ujung rambut hingga kaki, lalu kembali lagi ke wajah wanita itu. Dia mematut lekat paras tirus yang cantik itu, sebelum mengulas senyum

    Last Updated : 2024-10-16
  • Just For Fun, Gak Boleh Baper! (Trilogi Just, Seri-2)   BAB 82: Kegundahan

    Arini menelusuri netra hitam Brandon yang memancarkan harapan tinggi. Jelas terlihat pria itu menginginkannya untuk ikut serta di acara makan malam hari ini. Namun, ia tidak ingin datang karena enggan mendengarkan pembicaraan seputar pernikahan suaminya dengan Sheila. Tentu saja keluarga besar Dirgantoro akan membahas masalah itu di meja makan.“Lo aja yang pergi ya, Bran. Gue di apartemen aja tunggu lo pulang.” Arini akhirnya memecah keheningan yang tercipta di antara mereka. “Lagian kehadiran gue juga nggak penting. Aneh aja lagi gue datang ke sana.”Brandon menggeleng tegas. “Jangan lupa. Bokap Sheila yang genit itu suruh lo datang juga.”Desahan keras keluar dari sela bibir Brandon, sesaat kemudian rahangnya mengeras. “Dia kayaknya tertarik sama lo. Dari tadi bikin gue kesal.”“Makanya lebih baik gue nggak datang.” Arini memegang dada bidang Brandon yang ditutup kemeja dan dilapisi jas. “Nanti ada yang panas kalau gue datang gara-gara dilirik papanya Sheila.”Wanita itu tahu persi

    Last Updated : 2024-10-17
  • Just For Fun, Gak Boleh Baper! (Trilogi Just, Seri-2)   BAB 83: Makan Malam yang Panas

    Arini memaki dirinya sendiri karena lupa dengan cincin tunangan yang dibuang Brandon setelah acara dilakukan. Bagaimana ia sampai tidak ingat hal sepenting itu? Bisa bahaya jika keluarga Sheila tidak melihat cincin tunangan yang melingkar di jari manis Brandon. Apalagi ada cincin lain yang melekat di jari manis kanannya.Dia langsung memberi kode kepada Brandon agar melepas cincin pernikahan. Arini juga sudah menyiapkan jawaban, jika orang tua Sheila menanyakan cincin tunangan yang tidak ada di jari manis pria itu. Namun, jika mereka mengetahui ada cincin yang sama dikenakan Arini dan Brandon, ceritanya akan berbeda.Bukannya menanggapi, Brandon malah mengabaikan sinyal yang diberikan Arini. Tentu saja hal itu membuatnya kesal. Apalagi sang suami malah melenggang dengan santai menuju meja makan. Dia hanya bisa mengamati gerak-gerik Bran yang mengarah ke tempat duduk Sheila.Arini melangkah ke dekat kursi yang akan ditempati Brandon seraya melepaskan cincin. Dalam hitungan detik, beda

    Last Updated : 2024-10-18
  • Just For Fun, Gak Boleh Baper! (Trilogi Just, Seri-2)   BAB 84: Masalah Lainnya

    Waktu lima belas menit berjalan bagaikan siput bagi Brandon. Seperti apa yang dikatakan oleh kebanyakan orang, ketika bersama dengan orang yang tidak disukai maka jalannya waktu terasa sangat lambat. Begitu juga sebaliknya. Dia tidak pernah merasa seperti ini ketika menghabiskan waktu bersama dengan Arini.Brandon ingin sekali mengakhiri pertemuan ini secepatnya dan kembali ke pelukan wanita yang sangat dicintai. Sedang apa dia sekarang? Dan apa yang sedang Arini bicarakan dengan Ade di taman belakang? Itulah yang bergelayut memenuhi otaknya.Selama duduk di ruang tamu, Brandon tidak banyak bicara. Percakapan didominasi oleh Ilham dan istrinya. Lelaki itu bahkan tidak tahu siapa nama calon ibu mertuanya. Padahal mereka telah berkenalan saat acara pertunangan. Brandon tidak ambil pusing dan tidak ingin juga mencari tahu siapa nama wanita paruh baya tersebut.“Papa mau kalian tinggal di rumah ini setelah menikah.”Pandangan Brandon terangkat mendengar kalimat yang dilontarkan Ilham baru

    Last Updated : 2024-10-19

Latest chapter

  • Just For Fun, Gak Boleh Baper! (Trilogi Just, Seri-2)   SPECIAL CHAPTER: LISA - SANDY

    LISAAku menatap nanar sesosok tubuh yang kini terbaring lemah di tempat tidur ruangan ICU. Pria yang menjadi cinta dalam hidup dan ayah dari putraku tak sadarkan diri dua minggu belakangan. Mas Sandy pingsan setelah Bran menyerahkan bukti penggelapan dana yang melibatkan istri mudanya, Ayu.Kalian benar, selama enam tahun belakangan diri ini dimadu olehnya. Aku tak pernah mendunga sebelumnya Mas Sandy akan mengkhianati cinta kami dengan menikahi wanita lain yang usianya jauh lebih muda dariku, apalagi seusia dengan putra kami, Brandon.Jangan ditanya lagi betapa hancur hati ini saat tahu dia menikah lagi, tapi ternyata itu tak mampu membuatku membencinya. Rumah tangga yang kami bina selama dua puluh lima tahun dengan penuh cinta mampu membuatku memaafkannya. Ya, aku sangat mencintai pria itu.“Maafkan Mas, Lis. Mas sungguh tidak ingin mengkhianati cinta kita, tapi kejadian itu membuatnya hamil. Mas harus bertanggung jawab,” ucap Mas Sandy ketika aku tahu pengkhianatannya.Ayu, maduku

  • Just For Fun, Gak Boleh Baper! (Trilogi Just, Seri-2)   Extra Part 2: Kebahagiaan

    Beberapa bulan kemudianEnam pasang mata melihat sesosok bayi yang sedang tertidur pulas di dalam box yang kini berada di ruang tamu. Keenam orang itu mengelilingi dengan tatapan takjub ke arah Elfarehza, putra pertama Arini dan Brandon.“Aku pengin punya anak juga!” seru Siti sambil bertepuk sekali.“Nikah gih. Udah ada calonnya ini. Tunggu apa lagi?” ledek Edo yang berdiri di sebelah Widya.“Kalian jangan pacaran lama-lama. Buruan nikah,” cetus Arini semangat.Mereka berenam melihat ke arah Arini yang sedang bermain dengan Rezky, putra Moza. Batita itu sangat bahagia bisa bertemu lagi dengannya. Ternyata Arini tipe wanita yang dengan mudah mencuri perhatian anak-anak. Buktinya Rezky dan Farzan langsung lengket dengan perempuan itu.Keenam tamu tersebut mengambil duduk di tempat masing-masing, meninggalkan El—panggilan Elfarehza—yang masih tidur pulas di dalam box.“Bang Edo dan Widya kapan mau nikah?” tanya Arini menyipitkan mata ke arah mereka.Betul sekali, Edo dan Widya menjalin

  • Just For Fun, Gak Boleh Baper! (Trilogi Just, Seri-2)   Extra Part 1: Pernikahan Keysa

    Memasuki usia kandungan delapan bulan, Arini mulai diserang gangguan tidur. Posisi tidur terasa tidak nyaman membuatnya sebentar miring ke kiri dan sebentar ke kanan. Ketika telentang, ia kesulitan bernapas. Alhasil pagi ini ia masih mengantuk.Keinginan untuk tidur lagi setelah salat Subuh, tidak bisa terwujudkan. Empat jam lagi, ia akan berangkat ke pesta pernikahan Keysa. Artinya, ini adalah kesempatan Arini bertemu dengan produser idola. Siapa lagi jika bukan Raline Rahardian yang merupakan sahabat karib mantan atasannya tersebut.Keysa yang tidak tahu tentang kehamilan Arini malah memintanya menjadi pagar ayu dan mengirimkan kebaya lima hari lalu. Jelas saja kebaya tersebut tidak muat di tubuh Arini yang sudah melar. Belum lagi kandungan yang membesar. Alhasil, ia harus meminta bantuan Georgio untuk membuat ulang gaun yang sama.“Konyol nggak sih pagar ayu lagi hamil?” celetuk Arini merasa aneh saat Keysa kekeh memintanya jadi pagar ayu, meski sudah tahu ia sedang hamil.“Sekali-

  • Just For Fun, Gak Boleh Baper! (Trilogi Just, Seri-2)   BAB 100: Menuai Hasil Perbuatan Sendiri

    Pagi harinya, Arini terbangun dengan perasaan masih belum percaya kalau Brandon benar-benar ada di sampingnya. Pria itu tidur dengan rambut gondrong yang tidak diikat. Ternyata apa yang terjadi tadi malam bukanlah mimpi.Arini juga ingat bagaimana mereka melepas kerinduan tadi malam sampai bercinta di kamar mantan pacar Brandon. Jika diingat-ingat malu juga melakukannya di sana. Namun, tiga bulan sepi yang dilalui tidak mengizinkan mereka menunggu sampai tiba di apartemen.Mereka mengisi malam dengan berbagi cerita, termasuk bagaimana Brandon bisa tahu kalau Arini ada di rumah Moza. Barulah Arini tahu, kalau pria itu pernah melihat postingan Moza dan mendengar suaranya ketika menelepon.“Ibu hamil yang gue lihat di Teras Kota, anak kecil usia tiga tahunan, suara Moza waktu gue telepon lo sampai postingan foto hasil USG di IG Moza. Semuanya tuntun gue sampai temukan tempat lo sembunyi, In,” papar Brandon tadi malam.Selesai mandi, Arini dan Brandon langsung pamitan kepada Moza dan Suke

  • Just For Fun, Gak Boleh Baper! (Trilogi Just, Seri-2)   BAB 99: Mengetahui Kebenaran

    AriniArini tenggelam dalam pikiran sendiri. Dia masih ingat dengan pertemuan yang tidak disengaja tadi siang. Pria itu pasti Brandon, ia tidak mungkin salah mengenali suaminya sendiri. Meski penampilan orang tersebut berbeda dari biasa, tapi Arini yakin kalau sosok yang dilihat tadi adalah Brandon.Hatinya remuk menyaksikan kebahagiaan yang terpampang nyata. Sheila tersenyum lebar, begitu juga Brandon. Mereka tampak seperti pasangan suami istri yang bahagia dan saling mencintai. Apakah itu berarti Brandon sudah benar-benar melupakannya?“Lo harus pastikan dulu, Rin. Jangan berpikiran macam-macam sebelum semuanya jelas.” Begitu kata Moza beberapa jam lalu.“Gimana kalau mereka beneran jatuh cinta, Moz?”“Ya itu risiko. Lo yang biarkan mereka nikah dengan alasan kasihan sama Tante Lisa. Sekarang hadapi, jangan lari,” tegasnya sambil memegang bahu Arini yang rapuh. “Pilihannya ada dua. Tetap berada di samping Brandon apapun yang terjadi atau lo boleh balik lagi ke sini. Gue dengan senan

  • Just For Fun, Gak Boleh Baper! (Trilogi Just, Seri-2)   BAB 98: Petunjuk-petunjuk yang Diabaikan

    BrandonBrandon termenung sepanjang perjalanan kembali ke Jakarta. Entah kenapa, ia terus memikirkan ibu hamil yang dilihat bersama dengan anak kecil tadi. Jelas-jelas itu bukan Arini. Jika benar, siapa anak kecil itu?Dia tahu persis Arini tidak memiliki sanak saudara, apalagi kenalan yang tinggal di daerah itu. Dugaan tersebut langsung dienyahkan Brandon. Mungkin karena sangat merindukan istrinya, sehingga berpikir wanita tadi mirip dengan Arini.Mata sayu itu terpejam ketika kepala bersandar nyaman di kursi belakang kendaraan. Otak Brandon dipaksa berpikir keras di mana istrinya berada. Ke mana lagi ia harus mencari wanita itu? Dia bahkan meminta bantuan detektif swasta untuk mencari, tapi masih belum ada kabar sampai sekarang.Terlalu berisiko jika melaporkan kepada polisi, karena bisa menimbulkan kehebohan di media elektronik dan cetak. Yunus dan Asma akan tahu kalau Arini tidak bersama dengannya sekarang. Asma jelas belum tahu perihal kepergian Arini, karena tidak menghubungi Br

  • Just For Fun, Gak Boleh Baper! (Trilogi Just, Seri-2)   BAB 97: Hanya Ilusi?

    AriniTiga bulan kemudian.Pagi ini Arini terbangun dengan kehampaan di dalam diri. Tidak ada Brandon yang memeluk dan mengucapkan selamat pagi, juga memberi kecupan di kening seperti yang kerap dilakukannya. Brandon, barangkali lelaki itu sudah hidup bahagia dengan Sheila sekarang. Itulah yang ada di pikirannya.Sedetik kemudian Arini menepisnya. Dia percaya kalau Brandon tidak akan menjalankan peran sebagai suami sungguhan untuk Sheila. Ah, tiga bulan lamanya ia pergi meninggalkan sang suami. Mustahil jika pria itu tidak menyalurkan hasrat biologis yang kuat.Tubuh Arini tiba-tiba bergetar membayangkan semuanya. Jari-jarinya bergerak membelai perut yang sudah terlihat. Senyum dipaksa terbit di wajah yang sedikit berisi. Apapun yang terjadi, ia harus bertahan demi anak yang ada di dalam kandungan.“Kamu kangen sama Papi ya, Sayang?” bisiknya tadi pagi, “Mami juga kangen banget. Sabar ya. Nanti kalau udah lahir, kamu bisa ketemu sama Papi.”Begitulah Arini menghibur diri setiap pagi k

  • Just For Fun, Gak Boleh Baper! (Trilogi Just, Seri-2)   BAB 96: From Enemy to Best Friend

    AriniSepasang kelopak lebar mulai mengerjap. Perlahan dua manik cokelat mulai terlihat memancarkan kesedihan yang mendalam. Tangan ramping dihiasi kulit kuning langsat itu meraba ke sisi kiri tempat tidur yang kosong. Rasa rindu yang membelit beberapa hari ini sungguh sulit untuk diredam.“Gue kangen sama lo, Bran,” bisik Arini dengan mata berkaca-kaca.Dia mulai melow lagi saat ingat dengan suami tercinta. Apalagi hari ini adalah hari pernikahan Brandon dengan Sheila. Pandangan netranya beralih ke jam dinding yang berada di dinding atas meja rias kamar Moza. Pernikahan itu seharusnya diselenggarakan tiga jam lagi, tepat pukul 10.00.Mata Arini terpejam rapat saat terus berusaha menyabarkan hati dan menerima semua dengan lapang dada. Sementara ia tidak bisa kembali ke sisi Brandon sampai bayi yang dikandung lahir.“Rin.” Terdengar suara Moza diselingi ketukan pintu kamar.“Ya?” sahutnya berusaha bangkit.Kepala kembali berdenyut membuat tubuhnya enggan beranjak ke posisi duduk. Setia

  • Just For Fun, Gak Boleh Baper! (Trilogi Just, Seri-2)   BAB 95: Cinta yang Hilang

    BrandonTiga hari ini Brandon tidak henti mencari keberadaan Arini. Dia menghubungi Siti, Widya dan teman-teman yang lain, tapi tetap saja tidak ada yang tahu di mana wanita itu berada sekarang. Ingin menghubungi Asma di Bukittinggi, tapi diurungkan. Mustahil istrinya pulang ke sana setelah dibuang oleh keluarga sendiri.Rindu yang menggebu bercampur rasa takut membuat batin Brandon tidak tenang. Akhirnya, ia kehilangan lagi wanita yang sangat dicintai.“Lo udah janji nggak akan tinggalin gue, In,” desah Brandon di balik meja kerja.Sejak Arini pergi, semangat untuk bekerja menurun drastis. Gairah hidup seakan direnggut pergi bersama dengan wanita tersebut. Setiap malam ia selalu merindukan sang istri. Ah, lebih tepatnya di setiap aliran darahnya, ia rindu Arini. Detak jantung Brandon pun menyerukan namanya.“Pulang, In,” gumamnya penuh harap.Brandon mengambil ponselnya lagi dan mencoba menghubungi Arini, tapi hasilnya tetap nihil. Nomor sang istri masih belum aktif. Dia mengirimkan

DMCA.com Protection Status