All Chapters of Just For Fun, Gak Boleh Baper! (Trilogi Just, Seri-2): Chapter 61 - Chapter 70

103 Chapters

BAB 61: Honeymoon Dadakan

Tak bisa dipercaya! Arini mengenakan gaun pengantin mewah yang harganya puluhan juta. Sebuah tiara kecil di bagian kepala. Wajah dihiasi make-up pengantin yang begitu elegan. Foto pernikahan. Hingga menginap di kamar hotel mewah. Tak lupa mobil Mercedes milik Georgio mengantarkan mereka ke hotel berbintang lima. Semua benar-benar kejutan yang luar biasa.Baru saja Brandon menggendongnya dari lobi hotel sampai ke kamar yang akan mereka tempati. Bayangkan keduanya menjadi pusat perhatian pengunjung hotel. Namun, Brandon seakan tidak mengindahkan pandangan mereka. Dia terus menggendong Arini sampai ke kamar, lalu menurunkannya tepat di samping tempat tidur.Apa yang dilakukan mereka begitu sampai di kamar? Sudah jelas bercinta dengan begitu indah dan syahdu. Terasa perbedaan besar ketika melakukannya sebelum dan sesudah menikah. Rasanya begitu nyaman, tenang dan ada rasa yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.“Bukannya lo malam ini sif malam ya?” Arini membuka percakapan setelah b
last updateLast Updated : 2024-09-22
Read more

BAB 62: Outing

Sepanjang pagi menjelang berangkat ke kantor pusat, Arini cemberut bukan main. Keinginan menikmati acara outing tanpa gangguan, akhirnya tidak terwujud. Moza berada di grup yang sama dengannya. Tentu saja ia bisa membayangkan apa yang akan dilakukan wanita itu nanti.“Udah. Nggak usah dipikirkan. Masih ada Siti dan Widya ‘kan yang ikut,” hibur Brandon tahu istrinya galau.Brandon sendiri sudah cukup terganggu dengan kehadiran Fahmi. Apalagi ditambah dengan Moza. Tentu saja yang menjadi ancaman terbesar baginya bukanlah sang mantan, melainkan pria yang pernah ia jodohkan dengan Arini. Lelaki baik-baik yang dulu ia pikir pantas bersanding dengan sahabatnya.“Tetap aja mood gue rusak,” gerutu Arini dengan wajah masam.Tepat keesokan pagi ketika mereka menginap di hotel, tamu bulanan Arini datang. Dua hari ia menahan rasa sakit di area pinggang dan perut. Belum lagi mood yang buruk. Dia hanya berharap hari ini Moza tidak macam-macam, jika tidak ingin dirinya mengamuk dan menimbulkan kerib
last updateLast Updated : 2024-09-23
Read more

BAB 63: Sahabat Jadi Cinta

Sepanjang perjalanan menuju Cisadane —tempat outing diadakan— Arini lebih banyak diam. Dia kesal entah kepada siapa. Mungkin kepada Brandon yang menurutnya terlalu lunak kepada Moza. Apalagi sampai tarik-tarikan tas tadi, padahal lelaki itu bisa menariknya kuat satu kali saja.Menyadari ada yang salah dengan istrinya, Brandon langsung meraih jemari ramping itu. “Kenapa sih dari tadi diam aja?” bisiknya pelan.Arini malah membuang muka dengan melihat sisi kiri jalan. Dia bisa mendengar dengan jelas Brandon menghela napas berat.“Apa semua sudah bangun?” sapa pembawa acara yang sejak tadi menemani perjalanan mereka.Suasana bus menjadi riuh lagi penuh semangat. Padahal sepertinya hanya beberapa orang yang tidur selang tiga puluh menit setelah bus meninggalkan kawasan Mega Kuningan.“Ada yang punya usul perjalanan mau diisi dengan acara apa?”Berbagai teriakan memenuhi bagian dalam bus. Ada yang mengusulkan menyalakan film, musik sampai karaoke.“Gimana kalau kita minta satu orang tampil
last updateLast Updated : 2024-09-25
Read more

BAB 64: Pupus

Fahmi“Aku dan Iin udah nikah!!” Kalimat yang diucapkan suara bariton membuat langkah Fahmi berhenti.Dua menit yang lalu, ia baru saja memutuskan untuk menenangkan diri dengan duduk di pinggir sungai. Perasaan cemburu melihat Arini dan Brandon benar-benar mengusiknya. Sebelumnya, ia tidak pernah seperti ini. Namun, sejak bertemu Arini dunianya seakan jungkir balik.Fahmi selalu menenggelamkan diri dalam pekerjaan. Ditinggalkan oleh sang ayah sejak masih SMP, membuat dirinya membanting tulang demi mencukupi kebutuhan hidup ibu dan sang adik. Tidak ada waktu untuk percintaan sampai ia bertemu dengan Arini.Saat itulah, ia mulai berpikir tentang pernikahan dan ingin menjadikan Arini bagian dalam hidupnya. Dan apa yang baru saja didengarkan tadi, mampu mengguncang batin pria berhati mulia tersebut. Satu-satunya wanita yang ingin ia nikahi, ternyata telah menjadi milik orang lain.Sama halnya dengan Moza, ia tidak percaya kalau Brandon dan Arini telah menikah. Baru beberapa minggu yang la
last updateLast Updated : 2024-09-26
Read more

BAB 65: Perubahan

AriniSejak tadi pagi sampai sore ini, Arini tidak berhenti memikirkan Moza. Apakah kondisinya baik-baik saja setelah menceburkan diri ke sungai? Apakah wanita itu akan berhenti mengejar Brandon, setelah tahu kebenarannya?“Mikirin apa lagi sih, Sayang?” bisik Brandon ketika bus melaju ke tempat penginapan.Hari ini energi mereka terkuras banyak, karena kegiatan outing yang padat. Mulai dari bermain flying fox, memanah, paintball, hingga arung jeram. Alhasil sepanjang perjalanan banyak karyawan yang memilih tidur.Arini menoleh sebentar ke arah Brandon, sebelum mengalihkan perhatian ke tempat Moza duduk. Dia tidak bisa melihat wanita itu, karena terhalang oleh Fahmi.“Kira-kira Moza baik-baik aja nggak sih?” balasnya ikut merendahkan suara.“Lo nggak lihat dia masih hidup tuh?” kata Brandon malas-malasan.“Lo ih.” Arini gemas ketika mencubit pinggang Brandon. “Bukan itu maksud gue. Sejak kejadian tadi, dia lebih banyak diam. Biasanya ‘kan nggak bisa diam.”Dia ingat ketika berpapasan,
last updateLast Updated : 2024-09-27
Read more

BAB 66: Sebuah Fakta Mengejutkan

BrandonBrandon mondar-mandir di antara kamar yang ditempati Arini dan dirinya. Sudah satu jam, belum ada kabar apa-apa dari wanita itu. Pesan yang dikirimkan juga tidak dibalas. Padahal sebelumnya mereka sudah berjanji berjumpa lagi di luar, jika kondisi Moza sudah membaik. Apakah terjadi sesuatu dengan mantannya tersebut?“Bran,” panggil suara bas yang dikenal Brandon.Pria itu menoleh ke sumber suara dengan kening berkerut. “Kenapa, Bang?” sambutnya dingin.“Mau cari udara segar?” Fahmi mengerling ke arah taman sebelum mengutarakan maksudnya. “Ada yang mau aku bicarakan.”Pandangan netra sipit itu beralih ke kamar Arini yang pintunya tertutup rapat. “Arini sepertinya masih sibuk dengan Moza. Kondisi Moza cukup buruk waktu di bus tadi,” sambungnya menjelaskan.Brandon menatap pintu kamar yang tidak lagi dibuka seperti tadi. Sudah tiga puluh menit tidak ada yang keluar-masuk. Dia melihat beberapa agent wanita, termasuk Siti dan Widya, hilir-mudik membawa sesuatu. Di antaranya benda s
last updateLast Updated : 2024-09-28
Read more

BAB 67: Tak Tertahankan

Arini melangkah pelan menuju taman. Dia baru saja mendapatkan pesan dari Brandon yang mengatakan tidak bisa tidur sejak tadi. Keinginan untuk memesan kamar sendiri pupus sudah. Waktu sudah lewat dari tengah malam, artinya sebentar lagi subuh menjelang.“Hai cewek,” sapa suara bariton tak jauh dari tempat Arini berjalan.Senyum langsung mengembang melihat suaminya merentangkan tangan. Dengan ringan kaki Arini berlari kecil mendekati Brandon. Wanita itu melompat, lalu menjatuhkan diri ke dalam pelukan hangat sang suami yang begitu dirindukan.Terbiasa tidur berpelukan selama hampir dua bulan belakangan, membuat mereka ketergantungan satu sama lain. Contohnya malam ini. Brandon bahkan tidak bisa tidur tanpa sang istri di sisinya.“Gue kangen sama lo, In,” ujar Brandon menangkupkan kedua belah tangan di pipi Arini yang dingin. Angin di daerah itu terasa begitu dingin. Apalagi malam mulai diselimuti embun.“Gue juga,” balas Arini mengeratkan lingkaran tangan di pinggang. Rasa hangat yang d
last updateLast Updated : 2024-09-30
Read more

BAB 68: Pertemuan Rahasia

Getaran ponsel di atas nakas membuat kening di balik poni mengernyit. Mata yang terasa masih berat perlahan terbuka. Dalam hati bertanya, siapa yang menelepon sepagi ini? Ah, badan rasanya masih pegal setelah pulang dari acara outing tadi malam. Masih butuh istirahat.Arini menoleh ke samping mendapati Brandon masih lelap dalam tidur. Napas pria itu teratur saking lelah. Meski kecapekan, tapi ada kepuasan tersendiri dari acara outing kemarin. Hubungannya dengan Moza mulai membaik dan wanita itu berjanji tidak akan lagi mengganggu pernikahannya dengan Brandon.Tangan mulus dan ramping itu bergerak mengambil ponsel di atas nakas. Telepon keburu berakhir sebelum benda itu berada di tangannya. Arini menatap layar dengan pandangan fokus dan melihat sebuah pesan masuk.+6281110xxxx: Arini, ini Ayu, Mama Brandon. Bisa bertemu hari ini? Jangan sampai Brandon tahu!Mata yang masih mengantuk kini terbuka lebar membaca pesan yang dikirimkan istri kedua Sandy Harun tersebut.Ngapain dia WA gue da
last updateLast Updated : 2024-10-01
Read more

BAB 69: Trauma Itu Menjalar Lagi

Brandon memeluk Arini yang sedang berdiri di depan cermin. Tangannya sudah tidak tahan untuk merangkul tubuh ramping itu dari belakang. Meski sudah menikah, keinginan untuk menyentuh dan merasakan kehangatannya semakin tidak terbendung. Dia menginginkan wanita itu lagi, lagi dan lagi. seakan tidak pernah puas.“Istri siapa sih cantik banget?” bisik Brandon memberi kecupan di leher jenjang Arini.“Nih, cowok yang paling genit. Maunya nempel terus. Cium terus,” balas Arini mencebik.Pria itu memutar bahu Arini, agar berhadap-hadapan dengannya. “Genitnya sama lo doang. See people change, ‘kan?”Senyum merekah indah di paras Arini melihat perubahan Brandon. Tidak ada lagi yang namanya tebar pesona di depan kaum hawa. Bahkan ia sudah mengenakan kacamata kuda, agar tidak melirik kiri-kanan lagi. Pandangan netra sayu suaminya hanya tertuju kepada istri tercinta.“Mudah-mudahan sih sampai nanti kayak gitu.” Mata Arini melebar sempurna sebelum mengucapkan bagian ini. “Awas aja kalau main belak
last updateLast Updated : 2024-10-03
Read more

BAB 70: Penderitaan Arini

BrandonBrandon memandangi wajah Arini yang masih nyenyak dalam lelap. Tiga hari berlalu sejak pertemuan dengan Desta, tapi masih menyisakan amarah yang membara di dalam dirinya. Apa yang didengar dari istrinya benar-benar membuat pria itu marah, sampai ingin menghajar Desta habis-habisan. Kalau bisa sampai masuk rumah sakit, bahkan liang lahat sekalipun.“Gue ceritakan apa yang sebenarnya terjadi, tapi janji lo nggak boleh marah,” kata Arini sebelum mengatakan yang sebenarnya.“Janji.” Satu kata yang sangat disesali Brandon, setelah tahu penyebab Arini trauma selama ini.“Setelah kita video call waktu itu, gue berniat masak. Pas ambil bahan makanan dari kulkas, ada barang yang tarik perhatian.” Arini mulai menceritakan apa yang ia lihat setelah menelepon Brandon. “Gue penasaran banget, karena udah tiga bulan barang yang katanya titipan teman, nggak diambil-ambil juga.”“Trus lo buka?” Brandon menyela penasaran.Arini mengangguk singkat di sela sesegukan akibat tangis. “Gue kaget wakt
last updateLast Updated : 2024-10-04
Read more
PREV
1
...
56789
...
11
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status