Liam memperhatikan Jia dengan tatapan yang menyelidik dan penuh kecurigaan. Setiap gerak tubuhnya, setiap ekspresi wajahnya, tidak ada yang luput dari pengamatannya. Dalam benaknya, dia mengulang-ulang kata-kata Tamara, mencari petunjuk kebenaran di baliknya. Sementara itu, Jia yang tak bisa melihat, hanya bisa merasakan aura kecurigaan yang begitu kental mengelilinginya. Jantungnya berdebar, tahu bahwa perceraian tak akan terelakkan jika kebenaran terungkap. Hidup dengan kutukan dan umpatan telah menjadi rutinitas sehari-hari, sejak nasib mempertemukannya dengan Liam, yang kini melihatnya sebagai beban.Kilas balik Liam dulu yang duduk termenung di sudut kamarnya yang remang-remang, menatap foto lama yang ditempel di dinding. Pernikahannya sudah di depan mata, semuanya dirancang rapi oleh kakeknya, Wijaya.Dulunya dia menyambut gembira perjodohan ini, menganggap Jia hampir sempurna. Tapi setelah kecelakaan yang terjadi tujuh tahun lalu, yang meninggalkan luka dalam di hati Jia, dia
Baca selengkapnya