Dengan hanya penerangan cahaya yang minim, Elsa masih dapat melihat tatapan Dustin yang begitu dalam padanya. Tangan pria itu juga terasa kuat merangkul pinggangnya, dan anehnya Elsa menyukai sentuhan tangan Dustin kali ini.Tangannya pun terangkat menyentuh wajah Dustin, untuk pertama kalinya Elsa melakukannya tanpa ada rasa takut yang ia rasakan. Hari ini terasa begitu panjang menurutnya, namun jauh lebih baik dari hari-hari sebelum Elsa jatuh sakit dan dibawa ke kota."Mengapa kamu tiba-tiba menjadi baik padaku?" tanya Elsa lirih.Dustin tidak langsung menjawab, jakunnya naik turun tampak menelan sesuatu. "Percuma juga kalau aku memperlakukanmu dengan kasar, kamu juga tidak akan berani melawanku.""Bagaimana kalau kau salah? Aku berani melawanmu," sahut Elsa dengan berani.Keduanya kembali saling beradu tatapan, kegelapan malam menjadi teman mereka. Dustin menarik pinggang Elsa lebih dekat, tangannya mengusap punggung perempuan di depannya di balik baju kaos tipis yang Elsa pakai.
Baca selengkapnya