Semua Bab Penghangat Ranjang Pangeran Buangan : Bab 11 - Bab 20

132 Bab

Bab 11. Tidak bisa kabur A+

Bagaikan mimpi buruk yang selalu datang saat ia tertidur. Kali ini dengan kesadaran penuh, Elsa melihat Dustin menyentuh tubuhnya dengan paksa. Pria itu meremasnya, menghisapnya, menusuknya dengan pergerakan yang tajam.Meskipun hatinya sakit diperlakukan seperti budak, tapi sialnya Elsa tak bisa menahan diri mengeluarkan suara memalukan itu dari bibirnya. Air matanya menetes, di antara kegelapan malam yang pekat. Tubuh disentuh tanpa permisi oleh orang yang tidak ia cintai."Aku merasa sangat hina," batinnya pilu, tapi pria yang sedang menguasai tubuhnya terlihat begitu menikmati permainannya.Dari awal, Elsa sudah merasa kalau Dustin sangat mencurigakan. Sifatnya yang misterius itu membuatnya penasaran, dan kecurigaannya ternyata benar kalau yang masuk ke dalam kamarnya setiap malam adalah Dustin.Namun mengetahui fakta itu atau tidak, tak ada yang berubah, justru secara tidak langsung ia malah menjerumuskan diri ke dalam bahaya yang lebih mengerikan."Ini lebih nikmat dari yang aku
Baca selengkapnya

Bab 12. Terjebak bersama monster A+

"Turunkan aku!" teriak Elsa, tubuhnya di bawa oleh Dustin seperti sekarung kentang. Elsa merasa kepalanya pusing, tapi itu tidak seberapa jika dibandingkan oleh rasa paniknya sekarang.Pria itu terus berjalan, mengabaikan setiap teriakan dan pemberontakan yang Elsa lakukan sebelum menjatuhkan Elsa ke tempat biasa Elsa bersantai sore hari."Brengsek! Kau sangat menggelikan!" teriak Elsa.Dustin berdecak disertai kekehannya. "Aku tidak peduli kau mengumpatiku seperti apa, sebelumnya juga aku sering mendapatkan umpatan dari wanita wanita sebelum dirimu."Elsa menggertakkan rahangnya, merasa begitu benci dengan Dustin. Susah payah ia berdiri menahan sakit di kakinya, namun belum juga berdiri, Elsa kembali jatuh sambil meringis kesakitan."Kenapa tidak lari? Ah, aku lupa. Kakimu pasti terkilir saat jatuh tadi." ucap Dustin dengan nada mengejek."Menyerahlah, sayang. Tidak akan ada celah untukmu bisa kabur dariku, kau pikir dirimu bisa lari kemana di pulau yang begitu kecil ini. Aku sudah s
Baca selengkapnya

Bab 13. Kegunaan ponsel

Tidak ada yang bisa menandingi kekuatan Dustin di pulau itu. Ia adalah monster yang sesungguhnya, menguasai setiap sudut tempat itu dengan ketakutan yang mencekam. Elsa membuka ponselnya, memeriksa daya baterai yang tersisa lima puluh persen. Beruntung, ia membawa alat cadangan untuk menambah isi daya ponsel.Elsa tidak tahu kapan ia bisa keluar dari pulau itu, tetapi setidaknya ponselnya bisa memberikan sedikit manfaat. Ia menutup mata sejenak, menghembuskan nafas panjang."Daya batrai ponselku kemungkinan tidak akan bertahan dua minggu walaupun aku sudah berusaha menghematnya. Meskipun tidak begitu berguna tanpa internet, setidaknya masih bisa dimanfaatkan dengan baik."Elsa menuju balkon, melihat pemandangan di luar. Setelah memantapkan hati, ia keluar dari rumah itu untuk meredakan stresnya, sesekali memotret dengan ponselnya. Elsa berkeliling pulau, berharap menemukan titik dengan pancaran sinyal.Setelah berkeliling cukup lama, sinyal tetap nihil. Tempat itu benar-benar terisola
Baca selengkapnya

Bab 14. Mencoba tidak takut

Berjalan dengan satu kaki yang tidak menapak di lantai adalah ujian berat bagi Elsa. Cangkang kerang yang melukainya tepat di telapak kaki membuat setiap langkah terasa menyiksa. Namun, ia harus mengambil kembali ponselnya sebelum hujan turun. Dengan susah payah dan pincang, Elsa keluar dari rumah, berharap segera menemukan ponselnya."Kau mau kemana dengan kakimu yang sakit itu?"Elsa spontan berbalik. Di sana, Dustin bersandar di dinding sambil memegang seikat anggur hijau yang baru dipetik langsung dari pohonnya."Duduklah," perintahnya.Elsa mengabaikan ucapan Dustin, ia kembali berjalan untuk mencari ponselnya."Aku bilang duduk!" Dustin berkata lebih tegas, mengapa sulit sekali mengatur satu perempuan ini. "Kau mau apalagi? Ingin membuatku lebih susah?" sahut Elsa.Dustin menaikkan alisnya, kelihatannya Elsa mulai berani melawan. Terdengar dari suaranya yang lebih keras saat bicara."Justru aku mengatakan, duduklah. Kalau aku menyuruhmu, maka kau harus menurutiku." Tubuh besar D
Baca selengkapnya

Bab 15. Apa ini jebakan?

Dustin membuang alat tes kehamilan ke tempat sampah lalu menatap Elsa tajam."Kamu sendiri, bagaimana bisa mengenal Emilio?" tanya Dustin, memancing balik."Katakan lebih dulu, Emilio itu siapa?" seru Elsa. Mengapa Dustin harus melemparkan pertanyaan baru saat pertanyaannya belum terjawab?Pria itu tidak menjawab, langsung berbalik badan untuk keluar dari kamar."Dustin, kau belum menjawabku." ujar Elsa geram.Akhirnya Dustin berbalik lagi. "Dia yang bertugas untuk mengirimkan para wanita ke tempat ini, aku tidak tau dia diperintah oleh siapa. Namun Emilio, pria itu pernah datang ke pulau ini untuk mengantarkan seorang wanita sebelum dirimu." jelas Dustin.Lepas mengatakan itu, Dustin kembali melanjutkan langkahnya keluar dari kamar. Elsa terdiam, ia syok kalau yang di maksud oleh Dustin adalah orang yang sama dengan orang yang Elsa kenal. Emilio adalah suami dari kakak Elsa, ibu Brisa. Kalau memang dia adalah orang yang sama maka itu berarti...Elsa refleks menutup bibirnya. "Tidak
Baca selengkapnya

Bab 16. Buku rahasia

Rasa bosan yang Elsa rasakan benar-benar sulit di deskripsikan. Ia dilarang keluar dengan alasan kakinya yang terluka, kini Elsa berada di dalam kamar sudah lebih dari satu jam tanpa melakukan apapun selain menikmati oksigen dengan gratis.Elsa menoleh, ia melihat lemari yang ia geser untuk menutupi celah di ujung ruangan, lemari itu kini berpindah tempat ke semula sebelum ia geser. Elsa lantas berdiri, mengetuk dinding dengan tangannya."Aku yakin kalau ini adalah pintu, tapi bagaimana cara membukanya?" ia mencoba mendorong sekuat tenaga, tapi tetap tidak terbuka.Setelah cukup lama berusaha, Elsa menyerah dan berakhir bersandar di dinding itu. Tanpa ia duga, celah tersebut bergeser, sangking kaget Elsa hampir jatuh."Apa? Jadi benar ini pintu?" batinnya kaget, cara membukanya juga bukan di dorong, melainkan digeser.Pintu tersebut memang tidak begitu besar, cukup satu orang yang bisa melewatinya. Sekarang Elsa mengerti, kenapa Dustin mudah sekali keluar masuk kamar itu, ternyata mema
Baca selengkapnya

Bab 17. Cara yang berbeda

Perkataan Marley terdengar sangat tidak mungkin, tapi Elsa memang pernah mendengar ada penyakit aneh seperti itu yang di derita oleh anak yang terlahir kembar. Dimana jika kedua anak itu berdekatan, maka salah satunya akan jatuh sakit."Ternyata itu bukan mitos, tapi kalau Dustin kembali ke kota dan bertemu Deon, bukankah salah satu diantara mereka akan dalam bahaya?"Elsa menyentuh keningnya, rasanya sangat aneh kalau penyakit seperti itu ternyata memang ada di dunia ini. Elsa memang tidak pernah melihatnya secara langsung, ia hanya sempat mendengar dari pembicaraan seseorang."Aku yakin, keluarga Dawson sengaja menjauhkan Dustin. Mungkin mereka berpikir Dustin adalah Deon, mereka menyingkirkan yang lemah agar lawan tidak memanfaatkannya sebagai kelemahan. Namun, orang yang harusnya diasingkan justru menikmati kehidupan bebasnya di kota."Dalam suasana malam yang hening, Elsa menghembuskan nafas beberapa kali. Tapi ia tidak bisa tidur, suasana malam juga semakin dingin. Harusnya seka
Baca selengkapnya

Bab 18. Memuaskan Dustin

Elsa berdiri mematung, tidak bergerak dari tempatnya sejak Dustin mengatakan ia harus melakukannya dengan mulut. Elsa belum pernah melakukannya, dan pria ini dengan santai menyuruh melakukan hal menggelikan itu?"Kenapa diam, cepat lakukan tugasmu.""Apa wanita sebelumnya juga kau suruh seperti ini?"Dustin menaikkan alisnya. "Kau tidak berhak bertanya, cepatlah kemari dan puaskan aku." perintahnya.Namun lagi-lagi Elsa terdiam, Dustin tampak jengah menunggu perempuan itu mendekat. "Jangan bilang kau tidak pernah melakukan hal itu?" tebaknya.Dan dengan jujur, Elsa mengangguk. Dustin tertawa seolah menyindir kalau Elsa sangat payah, tangan pria itu terayun memberikan kode agar Elsa mendekat.Ragu-ragu perempuan itu pun mendekat, Dustin menyuruhnya untuk bersimpuh tepat di depannya menghadap langsung ke perut Dustin yang duduk di kursi. "Kamu tinggal di kota lebih lama dariku, apa hal semudah ini saja tidak kamu ketahui? Sekarang buka, dan mainkan dengan mulutmu. Ingat untuk tidak meng
Baca selengkapnya

Bab 19. Masih belum hamil?

Musim semi sudah tiba, udara lebih hangat dari biasanya. Elsa meminta alat tes kehamilan dari Dustin untuk melihat hasil dari apa yang sering ia lakukan bersama Dustin. Sayangnya, hasil tes kehamilan masih menunjukkan tanda negatif.Elsa menghela nafas dalam-dalam. Mau sampai kapan ia akan menjadi pemuas nafsu pria itu, kini yang Elsa pikirkan adalah jika dia hamil maka Dustin pasti tidak akan menyentuhnya lagi.“Elsa, Dustin menunggumu di bawah.” ucap Marley mengingatkan.Sekali lagi Elsa menghela nafasnya, ia pun turun ke lantai satu menghampiri Dustin. Pria itu mengenakan kaos santai dan celana pendek, tatapannya langsung ke arah Elsa yang menuruni tangga.“Sebagian bawa barangnya, dan ikut denganku.” kata Dustin yang tidak bisa di bantah.Pria itu berjalan lebih dulu, Elsa menyusul sambil membawa sebuah alas duduk dan handuk serta beberapa cemilan.Langkah Dustin sangat cepat, Elsa harus berlari untuk menyetarai pria itu. Walaupun pulau tersebut dikatakan pulau terpencil, ternyata
Baca selengkapnya

Bab 20. Camping musim semi

Elsa duduk di sebelah Dustin, ia hanya mengenakan lilitan handuk menutupi tubuhnya yang tidak mengenakan sehelai benang pun di balik handuk tersebut. Tapi ternyata ia masih cukup kedinginan, sayangnya di sana juga tidak ada handuk lain karena cuman membawa satu dari rumah.Siapa yang akan mengira kalau Dustin akan mengajaknya menangkap udang? Tidak pernah hal itu terlintas di kepala Elsa sebelumnya. Kini tubuhnya bergetar kedinginan, sementara Dustin di sebelahnya memperhatikan lewat ujung matanya.Pria itu menghela nafas panjang, detik itu juga melepaskan kaos yang dia pakai. Tanpa menatap Elsa, ia memberikan bajunya."Pakai ini,""Serius?""Jangan banyak bertanya." ujar Dustin.Elsa tersenyum, tanpa banyak bertanya ia mengenakan baju tersebut. Setidaknya ia tak perlu begitu kedinginan, ini lebih baik dari sebelumnya. Tiba-tiba Dustin merebahkan tubuhnya, melihat ranting pohon diatas mereka yang mulai memunculkan daun mudanya. Matanya terpejam singkat hingga Elsa mengeluarkan pertany
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
14
DMCA.com Protection Status