Elsa duduk di sebelah Dustin, ia hanya mengenakan lilitan handuk menutupi tubuhnya yang tidak mengenakan sehelai benang pun di balik handuk tersebut. Tapi ternyata ia masih cukup kedinginan, sayangnya di sana juga tidak ada handuk lain karena cuman membawa satu dari rumah.Siapa yang akan mengira kalau Dustin akan mengajaknya menangkap udang? Tidak pernah hal itu terlintas di kepala Elsa sebelumnya. Kini tubuhnya bergetar kedinginan, sementara Dustin di sebelahnya memperhatikan lewat ujung matanya.Pria itu menghela nafas panjang, detik itu juga melepaskan kaos yang dia pakai. Tanpa menatap Elsa, ia memberikan bajunya."Pakai ini,""Serius?""Jangan banyak bertanya." ujar Dustin.Elsa tersenyum, tanpa banyak bertanya ia mengenakan baju tersebut. Setidaknya ia tak perlu begitu kedinginan, ini lebih baik dari sebelumnya. Tiba-tiba Dustin merebahkan tubuhnya, melihat ranting pohon diatas mereka yang mulai memunculkan daun mudanya. Matanya terpejam singkat hingga Elsa mengeluarkan pertany
"Jenis beri apa ini? Rasanya manis, apa masih ada banyak di sana?" Elsa berdiri, ia tak cukup dengan buah beri yang Dustin berikan.Perlu menyebrangi sungai kecil untuk dapat menjangkau pohon beri liar, di sana Elsa memetik dan langsung memakannya. Ternyata seperti ini rasanya saat bebas memakan buah langsung di dekat pohonnya."Kau tidak bisa makan beri terlalu banyak," tegur Dustin dari kejauhan.Elsa cuman menoleh, perempuan itu mengabaikan Dustin sambil terus makan. Sesekali juga mengumpulkan lebih banyak lalu membawanya ke dekat pria yang tengah duduk."Apa tempat ini masih banyak menyimpan buah-buahan lain? Aku hanya melihat beberapa jenis buah yang ditanam dekat rumah, belum pernah aku menjelajahi pulau ini.""Kau mau mencoba untuk menjelajahi pulau ini? Setidaknya kamu hanya butuh satu minggu untuk memuaskan pandanganmu dengan keindahan yang ada disini."Elsa mengangguk antusias. "Aku akan menjelajahinya nanti, tapi tempat ini tidak ada hewan buasnya kan?""Singa dan harimau t
Adult 21+Nekat baca, Dosa tanggung sendiri wkwkwk__Dustin meremasnya, menghisap dan menggigit kecil area dada Elsa. Kalau tidak ingat ia harus keluar dari tempat itu, Elsa sudah pasti mendorong Dustin menjauh. Tapi jika dipikir kembali, semakin cepat ia hamil dan memiliki anak, maka semakin cepat ia keluar dari pulau tersebut.Memang siapa yang ingin tinggal di tempat terpencil, jauh dari kota dan hanya tinggal pada sebuah rumah besar. Tak ada rumah selain rumah Dustin di pulau itu."Akh!" pekik Elsa, Dustin melihat wajah perempuan itu. Bibirnya menyeringai, ia terus menghisap buah dada Elsa dan mengarahkan perempuan itu untuk berbaring."Kau mulai menikmatinya, kan?" ucapnya.Elsa tidak menjawab, ia harus menahan rasa malu ketika berada di bawah Dustin tanpa mengenakan busana. Saat pria itu menghisap dadanya, satu tangan Dustin yang lain berada di area feminim untuk memancing gairah Elsa.Perlahan, rasa dingin yang tadinya Elsa rasakan mulai berubah lebih hangat. Darahnya bereaksi
Elsa merasa kakinya bergetar, tapi ia harus dipaksa untuk kembali pulang dengan hanya mengenakan baju kebesaran milik Dustin. Sesekali dengan tatapan kesal, Elsa melihat bahu besar Dustin yang berjalan mendahuluinya.Kakinya bergetar juga karena ulah pria itu, sangat menyebalkan karena Dustin terlihat biasa saja setelah menghajar Elsa dengan tarian hentakan yang tajam.Elsa menunduk melihat cairan yang Dustin tumpahkan ke area intimnya terus keluar hingga menetes ke bagian kakinya. Sambil memejamkan mata, ia menghela nafas dalam-dalam."Kau lambat sekali berjalan, cepatlah. Kita bawa udang ini ke rumah agar dimasak oleh pelayan Marley." seru Dustin dari kejauhan.Elsa mendengus, lalu kembali berjalan meski harus tertatih. Semakin cepat ia berjalan, semakin banyak cairan yang mengalir. Sebenarnya seberapa banyak yang Dustin keluarkan sampai miliknya tidak dapat menampungnya?Alhasil, Elsa memilih duduk di batu yang ada di pinggir jalan setapak. Ia tak mampu berjalan mengikuti langkah D
Saat membuka mata, Elsa langsung terkejut karena melihat dirinya sedang di rumah sakit. Bahkan satu tangannya mendapatkan suntikan infus. Di pulau tempat Dustin tinggal mana ada rumah sakit, Elsa langsung berdiri sambil membawa botol infusnya ke arah jendela.Gorden di buka, Elsa membelalakkan mata takjub karena dia kembali ke kota New York."Aku, aku pulang ke kota?" ucapnya tak percaya, sangking senangnya Elsa hampir lupa kalau sekarang ini kondisinya baru saja sadar."Apa aku mimpi?" Elsa memukul wajahnya sendiri, sayangnya itu meninggalkan nyeri.Rasa senangnya bertambah, ia nyaris berteriak karena senang bisa keluar dari pulau itu. Kalau bisa, ia jangan sampai ke pulau itu lagi dan bertemu dengan Dustin.Tanpa rasa takut, Elsa melepaskan jarum infus dari tangannya sendiri lalu menekan bekas luka beberapa saat. Ia juga mencari pakaian ganti di yang biasanya disiapkan. Syukurnya memang ada baju ganti di sana, bergegas Elsa mengenakannya kemudian keluar.Sebelum keluar, jelas ia mema
Keesokan harinya, Elsa masih harus mencari tempat persembunyian yang baru. Beruntung ia mendapat yang lebih bagus dari sebelumnya walaupun jauh dari tempat tinggal Katrina. Siang itu, Elsa sudah membeli ponsel untuk melihat berita terbaru di kota selama ia tidak ada.Hal pertama yang Elsa cari adalah keluarga Dawson. Ia mencari silsilah dari keluarga tersebut, tapi tidak satupun menjelaskan kalau Deon memiliki saudara kembar. Itu artinya keberadaan Dustin memang tidak pernah terpublikasikan sebagai putra keluarga tersebut.Elsa menggigit kuku jarinya. Ia juga mencari apakah ada penyakit dari anak kembar dimana jika keduanya didekatkan maka salah satunya akan jatuh sakit? Tidak ada penjelasan secara medis kalau ada penyakit seperti yang Marley katakan."Penyakit seperti itu hanyalah mitos, bagaimana bisa saudara kemb
Elsa dan Katrina keluar dari kantor polisi, tiba-tiba Katrina menarik kasar tangan Elsa."Apa yang kau lakukan! Mengapa tidak berkata jujur saja agar kau bisa terbebas dari mereka?!" bentak Katrina."Aku tidak bisa membahayakan keluargamu! Mereka mengancamku pada putrimu, Katrina. Aku tidak bisa, melihat Brisa yang tumbuh sehat dan cantik sudah cukup membuatku senang. Aku tidak mau putrimu dalam bahaya," lirih Elsa.Katrina langsung memeluk Elsa dengan sangat erat. "Dalam kondisimu yang seperti ini pun kau masih memperdulikanku, Elsa. Maaf karena aku bukan kakak yang baik untukmu, tapi aku akan berusaha semampuku untuk melindungimu."Elsa mengangguk, mereka pun kembali pergi dan sialnya saat Katrina akan mengajak Elsa makan siang, Katrina justru bertemu dengan Emilio.&nb
Elsa di paksa masuk ke dalam sebuah ruangan hingga jatuh ke lantai yang dingin, tempat itu hanya tersedia sebuah tempat tidur yang cukup untuk satu orang, tidak ada jendela atau sesuatu yang bisa Elsa manfaatkan untuk melarikan diri.Pintu tertutup dengan kasar, Elsa langsung berdiri berusaha untuk membuka pintu. Namun sayang, pintu terkunci dari luar dan ia tak bisa membukanya."Argh, sialan!" umpatnya sambil mengacak rambutnya frustasi.Sekarang bagaimana caranya melarikan diri, Elsa benar-benar merasa buntu. Tubuhnya kembali dibawa oleh anak buah keluarga Dawson, tapi disisi lain Elsa penasaran siapa orang dibalik semua ini. Dan siapa orang yang Emilio sebut sebagai ketua?Apakah orang tua Dustin? Atau ada orang lain yang turut serta di belakangnya? Elsa tidak tau, na