Jangan lupa dukung karya aku ya :D
Keesokan harinya, Elsa masih harus mencari tempat persembunyian yang baru. Beruntung ia mendapat yang lebih bagus dari sebelumnya walaupun jauh dari tempat tinggal Katrina. Siang itu, Elsa sudah membeli ponsel untuk melihat berita terbaru di kota selama ia tidak ada.Hal pertama yang Elsa cari adalah keluarga Dawson. Ia mencari silsilah dari keluarga tersebut, tapi tidak satupun menjelaskan kalau Deon memiliki saudara kembar. Itu artinya keberadaan Dustin memang tidak pernah terpublikasikan sebagai putra keluarga tersebut.Elsa menggigit kuku jarinya. Ia juga mencari apakah ada penyakit dari anak kembar dimana jika keduanya didekatkan maka salah satunya akan jatuh sakit? Tidak ada penjelasan secara medis kalau ada penyakit seperti yang Marley katakan."Penyakit seperti itu hanyalah mitos, bagaimana bisa saudara kemb
Elsa dan Katrina keluar dari kantor polisi, tiba-tiba Katrina menarik kasar tangan Elsa."Apa yang kau lakukan! Mengapa tidak berkata jujur saja agar kau bisa terbebas dari mereka?!" bentak Katrina."Aku tidak bisa membahayakan keluargamu! Mereka mengancamku pada putrimu, Katrina. Aku tidak bisa, melihat Brisa yang tumbuh sehat dan cantik sudah cukup membuatku senang. Aku tidak mau putrimu dalam bahaya," lirih Elsa.Katrina langsung memeluk Elsa dengan sangat erat. "Dalam kondisimu yang seperti ini pun kau masih memperdulikanku, Elsa. Maaf karena aku bukan kakak yang baik untukmu, tapi aku akan berusaha semampuku untuk melindungimu."Elsa mengangguk, mereka pun kembali pergi dan sialnya saat Katrina akan mengajak Elsa makan siang, Katrina justru bertemu dengan Emilio.&nb
Elsa di paksa masuk ke dalam sebuah ruangan hingga jatuh ke lantai yang dingin, tempat itu hanya tersedia sebuah tempat tidur yang cukup untuk satu orang, tidak ada jendela atau sesuatu yang bisa Elsa manfaatkan untuk melarikan diri.Pintu tertutup dengan kasar, Elsa langsung berdiri berusaha untuk membuka pintu. Namun sayang, pintu terkunci dari luar dan ia tak bisa membukanya."Argh, sialan!" umpatnya sambil mengacak rambutnya frustasi.Sekarang bagaimana caranya melarikan diri, Elsa benar-benar merasa buntu. Tubuhnya kembali dibawa oleh anak buah keluarga Dawson, tapi disisi lain Elsa penasaran siapa orang dibalik semua ini. Dan siapa orang yang Emilio sebut sebagai ketua?Apakah orang tua Dustin? Atau ada orang lain yang turut serta di belakangnya? Elsa tidak tau, na
Elsa tidak merespon apapun saat Dustin menciumnya, tubuhnya membeku hingga pria itu menarik diri dan menatap Elsa dengan sorot mata yang berbeda. Elsa jadi bertanya tanya, ada apa sebenarnya sampai seorang Dustin yang tidak pernah mencium bibir orang lain mendadak menciumnya?Elsa tidak mau berspekulasi terlalu tinggi, pria di depannya ini sangat licik. Apa yang Dustin lakukan, pasti ada kaitan dengan pikiran mesum pria itu."Kau tidak mungkin mengkhawatirkan diriku, kan?" tebaknya.Dustin tersenyum simpul, dengan raut wajah angkuhnya, Dustin justru menaikkan satu alis hingga Elsa berdecak. Perempuan itu memilih untuk melewati Dustin, hari-harinya yang buruk mulai kembali lagi dengan pria itu."Saat dirimu di periksa oleh dokter, apa dokter tidak mengatakan kau sudah ham
Melewati tanaman liar yang mulai tumbuh di musim semi. Elsa mengikuti bekas jejak kaki Dustin, entah kemana pria itu mengajaknya tapi Elsa tetap mengikuti Dustin dari belakang.Sejenak Elsa diam, menyentuh perutnya. "Aku lapar, tadi mereka hanya memberikan aku roti dan air minum," gumamnya. Saat ia melihat Dustin semakin jauh, Elsa pun kembali berlari."Sebenarnya kita mau kemana?" seru Elsa.Dustin menoleh, namun tetap melanjutkan langkahnya. Elsa dengan kesulitan melewati tumbuhan liar, ia takut kalau tak sengaja menginjak ular."Tempat ini tidak sekecil yang aku pikirkan," gerutu Elsa.Cukup lama mereka berjalan, Dustin akhirnya berhenti. "Kita sudah sampai," katanya.Els
"Setiap kali ingin makan makanan seperti ini apa kamu akan menangkapnya sendiri?" tanya Elsa sambil menikmati lobster besar hasil tangkapan Dustin. Tidak bisa Elsa pungkiri, Lobster tersebut rasanya sangat fresh. Manis dari daging terasa berbeda dari yang pernah Elsa makan, ia tidak bisa berhenti menyantap makanan tersebut meskipun perutnya sudah mulai kenyang."Tergantung cuaca, ketika air sedang pasang maka aku tidak akan bisa menangkap Lobster ini di perairan dangkal." jawabnya.Elsa mengangguk anggukkan kepala, secara tidak sadar kedekatannya bersama Dustin jadi lebih bagus dari sebelumnya. Semoga saja akan berlanjut terus seperti ini agar Elsa merasa lebih betah tinggal ketimbang harus melayani nafsu Dustin setiap hari.Diam-diam Dustin memperhatikan cara makan Elsa, ia menahan senyum geli karena Elsa menghabis
Keesokan harinya, Elsa mencari keberadaan Dustin untuk melanjutkan pembicaraan mereka semalam. Tapi Dustin tidak terlihat dimanapun, mungkin pria itu sedang berada di tempat yang tidak Elsa ketahui.Sekitar pukul sepuluh siang, Dustin masih juga belum terlihat. Dan akhirnya Elsa menemukan pria itu sedang di ruang baca, Elsa pun mendekat melihat kalau kini pria itu sedang membaca teori untuk menerbangkan sebuah helikopter."Kamu setuju untuk melakukan saran yang aku berikan semalam?"Dustin menoleh kemudian menjawab. "Seperti yang kamu bilang, tidak ada salahnya untuk di coba. Sebelumnya aku melakukannya sendiri, tapi mereka menghentikan diriku. Tapi jika menggunakan dirimu, aku rasa ada kesempatan yang lebih besar untuk berhasil."Elsa menarik kursi kayu untuk ikut memba
Dengan hanya penerangan cahaya yang minim, Elsa masih dapat melihat tatapan Dustin yang begitu dalam padanya. Tangan pria itu juga terasa kuat merangkul pinggangnya, dan anehnya Elsa menyukai sentuhan tangan Dustin kali ini.Tangannya pun terangkat menyentuh wajah Dustin, untuk pertama kalinya Elsa melakukannya tanpa ada rasa takut yang ia rasakan. Hari ini terasa begitu panjang menurutnya, namun jauh lebih baik dari hari-hari sebelum Elsa jatuh sakit dan dibawa ke kota."Mengapa kamu tiba-tiba menjadi baik padaku?" tanya Elsa lirih.Dustin tidak langsung menjawab, jakunnya naik turun tampak menelan sesuatu. "Percuma juga kalau aku memperlakukanmu dengan kasar, kamu juga tidak akan berani melawanku.""Bagaimana kalau kau salah? Aku berani melawanmu," sahut Elsa dengan berani.Keduanya kembali saling beradu tatapan, kegelapan malam menjadi teman mereka. Dustin menarik pinggang Elsa lebih dekat, tangannya mengusap punggung perempuan di depannya di balik baju kaos tipis yang Elsa pakai.