Home / Pernikahan / Bukan Mauku Menjadi Istri Kedua / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Bukan Mauku Menjadi Istri Kedua: Chapter 91 - Chapter 100

120 Chapters

Diam-diam Menangis

Sandra tengah menelusup lincah di belakang punggung tamu-tamu pesta, demi bisa mengikuti langkah Inge. Mendadak dia mempunyai rencana lain untuk mempermalukan Inge. Bukan lagi mengguyur Inge dengan saus atau membuatnya jatuh, melainkan dia akan menyobek gaunnya yang indah itu.Sandra sudah merencanakan langkah demi langkah secara detail. Dia akan berpura-pura terjatuh di dekat Inge, lalu tangannya akan beraksi cepat menyambar gaun bagian bawah, untuk kemudian dia tarik sekuat tenaga, sambil tubuh Sandra berakting sampai terguling jauh. Lebih baik lagi jika baju Inge tertarik hingga lepas semua dari badannya, biar tahu rasa si Inge sialan itu!Dia harus membalas tatapan Inge yang meremehkan tadi. Kalau tidak dibalas sekarang, kapan lagi?Akan tetapi Inge dan si tampan itu berjalan keluar. Sepertinya mereka ingin meninggalkan pesta. Sandra menghela napas, jika sudah di luar, dia akan sulit menjalankan aksinya. Sebab tidak ada yang akan dia jadikan alasan untuk membuat dia terjatuh.Ka
last updateLast Updated : 2024-09-15
Read more

Panas

“Aku akui, Inge tadi terlihat sangat cantik,” kata Sandra. Dia kembali melirik Armand. Sekedar menguji respon lelaki itu.Tidak ada suara. Hanya saja Sandra melihat Armand menelan ludahnya.Sampai detik-detik berlalu, Armand terus bungkam. Namun gerak gerik lelaki itu menjadi seperti gelisah. Jari jemarinya bergerak mengetuk-ngetuk setir yang dia pegang.Sandra menghela napas.“Jangan bilang kamu menyesal telah bercerai sama dia.” Sandra mencebik, lalu tertawa sumbang. Tawa yang terlalu dipaksakan.“Sandra, diamlah daripada kamu mengada-ada!” hardik Armand, dia menjadi amat kesal. Mendengar tuduhan Sandra yang sedari tadi terkesan menyudutkan dirinya.“Oh, udah main bentak sekarang!” tukas Sandra dengan suara tidak kalah kencang dari Armand. Perempuan itu tidak terima sama sekali jika Armand sudah mulai kasar.“Bukan begitu, Sandra—”“Sandra, Sandra. Terus saja panggil namaku aja, karena memang sudah tidak ada lagi rasa sayang kamu sama aku kan? Lidahmu saja sudah beda, apalagi hatimu
last updateLast Updated : 2024-09-16
Read more

Panggilan Mendesak

Inge terbangun, mengerjap mata. Jantungnya melompat saat mendengar dengkuran yang lumayan kencang. Namun sedetik kemudian dia sadar bahwa dia berada di kamar Lucas sekarang. Rupanya dia tertidur karena kelelahan setelah mengimbangi permainan Lucas yang panas.Inge menghela napas. Dia menyingkap selimut, kemudian berjalan berjingkat memunguti pakaian dalam dan piyamanya. Dia memakai dengan keadaan ngantuk. Begitu beres, dia pun membuka pintu perlahan, lalu segera melesat ke dalam kamarnya sendiri.Masih setengah tiga pagi, Inge pun merasa sangat lelah. Perempuan itu menarik selimut, dan langsung tidur lagi dengan lelap.* * *Kembali Inge terbangun. Kali ini telinganya mendengar jeritan Naomi, ditimpali oleh suara Gita. Lumayan ribut di depan pintu kamarnya.“Mimi mau masuk, mau sama Mama Inge!”Teriakan Naomi kali ini sangat jelas diterima oleh telinga Inge. Perempuan itu pun bangkit, lalu duduk di ranjang. Mengusap wajahnya, kemudian merapikan rambutnya sekejap. Setelah itu Inge berj
last updateLast Updated : 2024-09-16
Read more

Uang Uang Uang

“Bu Emma, saya kembalikan uang Ibu,” Inge berkata sambil menyodorkan amplop yang digenggamnya.Mata Bu Emma menatap tajam. “Masih utuh enggak? Jangan-jangan sudah kamu ambil sebagian.”Inge tersenyum kecil. “Silakan dihitung, Bu. Saya bahkan tidak menyentuh uang-uang itu.”Bu Emma mencebik, tetapi dia tidak bergerak untuk menerima amplop yang disodorkan. Hingga Inge terpaksa meletakkan amplop tersebut di atas meja.“Bu Emma, jika sudah tidak ada keperluan, saya mohon pamit,” kata Inge. Dia hendak berdiri.“Saya kan sudah bilang, ada sesuatu yang akan Pak Benny bicarakan dengan kamu, tunggu sebentar. Jangan berlagak sibuk, kerjaanmu di rumah Karina kan hanya makan dan tidur. Memangnya mau apa harus buru-buru?” tutur Bu Emma panjang.Inge menelan ludah. Dia kembali duduk, lalu berpikir, mungkin lebih baik dia mulai mencari alasan untuk Lucas saja, apabila lelaki itu nanti bertanya detail tentang kepergiannya. Sebab mencari alasan untuk segera keluar dari rumah Pak Benny terasa sia-sia.
last updateLast Updated : 2024-09-16
Read more

Mendengar Hasutan

“Ada yang mau kamu jelaskan kepadaku, Ing?” Lucas menatap tajam kepada Inge yang tengah menunduk.Hening.Detik-detik berlalu dan Inge tetap bungkam. Bahkan posisi perempuan itu tidak berubah sama sekali. Menunduk dengan kedua tangan menumpu pada kedua kakinya.“Cepat kamu jelaskan! Mumpung ada Lucas di sini jadi—”Lucas mengangkat tangan, memandang kepada mama mertuanya, dan manjur. Mama Emma langsung berhenti bicara. Wanita yang usianya sudah senja itu terlihat menjadi salah tingkah.Lucas pun melepaskan diri dari tangan Mama Emma yang masih mencengkeram lengannya. Lelaki itu bergeser menjauh dari Mama Emma.Papa Benny yang melihat hal itu, segera merapatkan dirinya sendiri ke sisi Mama Emma. Tangan lelaki itu melingkari pundak istrinya, lalu melakukan remasan halus. Kemudian mereka saling berpandangan sejenak. Papa Benny mengedipkan mata secara samar. Meminta sang istri untuk menahan diri.Tarikan napas yang berat terdengar lagi dari Lucas.“Inge?” Lucas memanggil nama istrinya sek
last updateLast Updated : 2024-09-19
Read more

Menjadi Kakak

“M-maafkan saya Pak Lucas.”Inge menarik diri dari pelukan Lucas, lalu menjumput tisu yang tersedia di situ. Dia seka wajah basahnya sambil memandang Lucas, yang juga sedang memandang dirinya.Lucas menghela napas.“Aku marah, Inge. Dan kuharap kamu tidak menyepelekan perasaanku ini,” kata Lucas penuh penekanan. Wajahnya serius dengan sorot mata yang tajam.Inge ingin menjawab, tetapi mulutnya terasa berat. Rasa bersalah mendera dalam dirinya. Inge hanya mampu mengangguk. Kemudian dia kembali bersandar pada joknya. Demikian juga Lucas. Lalu keduanya saling berdiam diri, memandang ke depan meski mata tidak fokus ada di sana.Inge masih mengelap wajahnya. Dia sudah tidak menangis, tetapi perlu membuat napasnya menjadi lebih teratur.Di dalam hatinya, Inge masih menimbang-nimbang. Apakah perlu dia bongkar semua kelakuan Pak Benny dan Bu Emma? Sejenak dia menatap Lucas, dalam hitungan dua detik dia kembali menunduk. Namun mungkin saja sebenarnya Lucas sudah tahu semuanya.“Apakah kamu sud
last updateLast Updated : 2024-09-20
Read more

Perasaan Lain

Jesica melihat pesannya terkirim dan sudah diterima. Terlihat dari tanda yang diberikan aplikasi perpesanan tersebut. Centang dua. Namun sepertinya tidak langsung dibaca oleh si penerima.Satu detik, dua detik.Jesica menghela napas, mungkin si penerima pesannya sedang sibuk. Akan tetapi tak urung membuatnya menjadi gelisah. Apakah pesannya akan direspon atau diabaikan?Jesica mendongak, memandang keluar jendela. Ruang guru sudah sepi, hanya ada dua guru piket dan satu orang staf administrasi. Dia tidak mungkin berdiri terlalu lama di sini, kalau ketahuan Bu Farah atau Bu Viana, urusan menjadi panjang.Dengan sedikit kecewa, Jesica meletakkan telepon genggamnya kembali ke dalam laci, yang kemudian dia kunci. Dia pun bergegas melangkah.“Jes!”Jesica berhenti, dia memejamkan mata sekejap. Tanpa menoleh dia sudah tahu siapa yang baru saja memanggilnya. Pasti Viana, si biang gosip, biang kerok! Sejak peristiwa yang terdahulu itu, Jesica memang sengaja menghindar sebisa mungkin. Kecuali
last updateLast Updated : 2024-09-22
Read more

Banyak Kebetulan

(Boleh. Pak Armand tentukan saja tempatnya di mana. Saya ikut.)Balasan dari Jesica tidak perlu menunggu lama.Armand pun segera mengetikkan sebuah nama. Sebuah cafe yang lumayan jauh dari area sekolah tempat Jesica bekerja. Dengan asumsi, tempat itu akan aman dari mata yang tidak dia inginkan.Sekitar pukul empat sore lebih sedikit, Armand sudah berada di cafe yang dia pilih. Lelaki itu agak terkejut saat melihat Jesica sudah mengambil duduk di salah satu meja di situ.“Maaf, Jes. Kupikir kamu pulang jam empat, jadi aku santai dari rumah tadi,” kata Armand. Dia belum duduk, matanya berkeliling mencari alternatif meja yang lain. Meja yang sekarang dipilih Jesica terlalu terlihat dari luar. Armand tidak ingin jika nanti ada kenalan yang melihat mereka dan menjadi salah paham.“Jam kerja sebenarnya hanya sampai jam tiga kok, Pak. Tapi selama ini kami sering banyak pekerjaan, jadi sering molor waktu pulangnya.” Jesica berkata semanis mungkin. Namun Armand terlihat tidak mendengarkan jawa
last updateLast Updated : 2024-09-28
Read more

Banyak Kebetulan 2

Armand berdiri, dengan mata yang tetap melekat kepada sosok orang yang ditunjuk oleh Jesica. Lelaki itu membeliak sekira dua detik. Saat kembali redup, dia menelan ludah.Sementara Jesica tanpa sadar mengikuti pergerakan Armand. Akibat kegugupannya, dia asal berdiri, dan menyenggol meja. Vas bunga yang berada di atas meja pun rebah, lalu menggelundung. Beruntung dia sigap menangkapnya sebelum meluncur ke bawah.Dengan gerakan serba salah, Jesica mengembalikan vas bunga itu kepada tempat semula. Setelahnya dia membetulkan baju, rambut, serta mengusap wajah dengan tangan gemetaran. Sikapnya seperti pencuri yang tertangkap warga.Inge, sosok yang telah membuat Armand dan Jesica kaget, tersenyum lebar melihat kelakuan yang diperlihatkan oleh kedua orang tersebut. Dia sengaja menghentikan langkah. Membuat Naomi yang berada dalam gandengannya, menoleh ke arahnya, untuk kemudian menoleh ke arah yang sama dengan Inge.“Loh Miss Jes?!” Naomi berseru sembari menunjuk Jesica. “Mama Inge, ada Mi
last updateLast Updated : 2024-10-03
Read more

Mantan

Lucas terlihat tersenyum, tetapi bukan senyum yang menyenangkan. Jelas itu membuat Inge sedikit gugup.“Aku memang konsen pada ucapannya tadi, yang soal dia mengakui bayi yang kamu kandung itu adalah miliknya,” kata papa kandung Naomi itu.“Pak Lucas… .”Lucas mengangkat tangan ke udara sebentar. Memberi kode kepada istrinya itu untuk jangan menyela terlebih dahulu.“Bagiku ucapan dia tadi menyatakan bahwa dia masih mengharapkan kamu.”Inge menggeleng-geleng. “Sikap Mas Armand tadi hanya berniat untuk mengacaukan hidup saya, Pak Lucas. Kami memang berpisah dengan cara kurang baik. Dan semua ucapan dia tadi bohong, setelah saya keluar dari rumah lalu menggugat cerai, kami tidak pernah berkomunikasi sama sekali.”Lucas menyeringai. “Kalau aku mau tahu cerita lengkap soal perpisahan kalian, boleh?”Inge menghela napas, kemudian mencoba tersenyum normal. “Ya, tentu saja, Pak.”Inge bergerak menyandarkan badannya ke sandaran sofa. Kepalanya mendongak menatap langit-langit, masih terbayang
last updateLast Updated : 2024-10-06
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status