Home / Rumah Tangga / Bukan Mauku Menjadi Istri Kedua / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Bukan Mauku Menjadi Istri Kedua: Chapter 101 - Chapter 110

133 Chapters

Perasaan Lima Jiwa

Lucas masih terpaku. Dia hanya berpikir, ternyata benar yang dikatakan orang-orang bahwa dunia itu sempit. Kita bisa bertemu dengan orang tidak terduga di tempat tak terduga pula.“Serius Pak… eh Papa kenal Sandra Rose itu?” Inge menjadi sangat penasaran. Sisi jiwanya bergejolak. “Kita pernah bertemu dia waktu pesta pernikahan asisten Anda dulu, Pa.”Lucas justru tertawa. Inge ikut tertawa. Dia sadar apa yang sedang ditertawakan oleh Lucas, yaitu tentang kecanggungan dirinya memanggil sebutan baru bagi Lucas, sehingga masih tercampur tidak karuan. Menyebut dengan ‘papa’ masih memakai kata ‘anda’.“Sebentar… .” Lucas merogoh kantongnya, lalu mengeluarkan telepon genggamnya. Jari lelaki itu meluncur ke kotak email.“Coba, ini bukan orangnya?” Lucas mengulurkan telepon genggamnya kepada Inge.Perempuan yang sedang hamil itu pun melongok. “Iya. Ini… CV?”Lucas mengangguk. “Tadi siang aku sempat ikut interview si Sandra ini.”Inge mengangguk. Entah mengapa hatinya berdesir. Suami terdahul
last updateLast Updated : 2024-10-08
Read more

Miss Jesica

Jesica bangun dengan badan yang terasa loyo. Tidurnya tidak nyenyak, dia gelisah sepanjang malam.Sebelum tidur, didorong oleh rasa cemas yang tidak berkesudahan, akhirnya Jesica nekat mencoba menghubungi Inge. Dia menulis dua pesan yang amat panjang, yang dia tengok hampir lima menit sekali, hingga larut malam. Akan tetapi Inge belum juga meresponnya.“Kamu keliatan loyo banget, Jes. Kayak pengantin baru aja,” seloroh Viana saat Jesica menginjakkan kaki di ruang guru.Jesica diam. Dia buru-buru meletakkan tas kerja di mejanya. Dengan tangkas dia merapikan rambutnya, yang semula tergerai menjadi cepol kecil yang menggantung di pangkal leher. Peraturan sekolah memang tidak memperbolehkan guru yang mempunyai rambut panjang melebihi bahu, untuk menggerai rambutnya.Di dekat pintu ada cermin besar, yang sengaja dipasang dengan tujuan setiap guru dan staf di sekolah ini dapat memastikan penampilannya sudah rapi, sesuai standar sekolah. Jesica pun m
last updateLast Updated : 2024-10-09
Read more

Terpergok

Inge terus berjalan tanpa menoleh lagi. Dia masuk ke mobil dan langsung pulang.Tugas rutinnya, yaitu memandikan Karina, telah menanti. Meski sudah berjalan lima bulan lebih, tetapi hal itu masih menjadi rahasia antara Inge, Bi Yati dan Gita. Ketiga orang tersebut sangat kompak. Jika Lucas ada di rumah sepanjang hari, otomatis Bi Yati yang mengambil alih.“Bu Karina.” Inge membuka pintu. Dia duduk dekat ranjang, lalu tangannya bergerak membelai kepala Karina yang hampir botak.Inge tidak tahu kenapa Lucas mencukur rambut Karina dengan model sangat cepak seperti tentara. Kemarin dia melihat rambut ibu kandung Naomi itu terlihat sudah mulai tumbuh halus, tetapi setelah kunjungan dokter yang terakhir, Lucas mengundang seorang perempuan yang ternyata diminta untuk memangkas rambut sang istri.Karina memang rutin dikunjungi dokter setiap bulan. Ada tiga dokter yang berbeda, yang memeriksa perempuan cantik itu secara berkala. Inge tidak tahu mereka
last updateLast Updated : 2024-10-10
Read more

Tuduhan

Lucas berbalik badan, melewati mama mertuanya begitu saja, untuk kemudian melingkarkan tangannya pada Inge.“Ayo kita masuk dulu,” tutur Lucas lembut. Senyum lelaki itu merekah sekejap.Inge membalasnya dengan canggung. Saat matanya melirik kepada Bu Emma, dia melihat wajah permusuhan yang terang benderang. Inge cepat menunduk, lalu menyamakan langkah dengan Lucas.Keduanya masuk bersama-sama, lalu Lucas dan Inge duduk berjejeran di sofa tak jauh dari ranjang di mana Karina berbaring.Sedang Bu Emma terlihat masih berdiri di ambang pintu. Kali ini dia melakukan niatnya yang tadi sempat tertunda karena kedatangan Lucas, yaitu menelepon sang suami. Dia berbicara cepat beberapa detik, lalu menyusul Inge dan Lucas.Ibu kandung Karina itu dengan sengaja menghempaskan bobot tubuhnya ke atas sofa.“Jadi sebenarnya ada apa?” Lucas menatap mama mertuanya.“Perempuan ini mau mencelakai Karina kita, Luc.” Telunjuk Bu Emma mengudara, menunjuk sosok Inge. Kata ‘Karina kita' sengaja dia tekankan. B
last updateLast Updated : 2024-10-11
Read more

Terpaksa Mengaku

Pak Benny dan Bu Emma spontan bertukar pandang. Keduanya menangkap dengan jelas bahwa Inge baru saja memanggil Lucas dengan sebutan ‘papa’? Sudah hampir dua bulan penuh, sejak kejadian mereka ingin menjebak Inge, baik Pak Benny maupun Bu Emma memang tidak pernah datang ke rumah ini.Mertua Lucas tersebut mendengkus bersamaan. Dalam kepala mereka mempunyai pikiran yang sama, yaitu menuduh Inge telah memanfaatkan ketidakhadiran mereka untuk menjerat Lucas lebih dalam.“Mari kita duduk, Pa, Ma.” Lucas menatap satu per satu wajah kedua orang tua di hadapannya. “Ada satu kabar yang sangat menggembirakan lagi.”“Tentang Karina, Luc?” Mata Bu Emma memendar suka cita.Lucas mengangguk. Dia menyentuh bahu Inge, lalu Lucas menekuk kaki. Lelaki itu bergerak untuk duduk, dan Inge segera mengikuti gerakan sang suami.“Pa, duduk yuk,” kata Bu Emma. Dia sedikit menarik tangan Pak Benny agar duduk. Bu Emma tidak sabar untuk mendengar berita yang dijanjikan oleh Lucas.Pak Benny mendengkus lagi. Lebih
last updateLast Updated : 2024-10-14
Read more

Syukur Dengan Syarat

Melihat Bu Emma mengambil sikap sempurna seperti itu, membuat Inge siaga. Pun demikian dengan Lucas. Suami istri itu berdiri bersama-sama. Lucas mengambil posisi sedikit di depan tubuh Inge.“Inge,” Bu Emma mendekati Inge. Satu air mata menetes di pipi ibu kandung Karina tersebut. Tiba-tiba dia menubruk Inge. Bahkan sikap waspada Lucas tidak mampu mengimbangi kecepatan gerak dari mama mertuanya.“Terima kasih, terima kasih.” Bu Emma mulai menangis. “Maafkan kami selama ini.”Inge menerima pelukan dari Bu Emma. Dia mengangguk sembari mengusap-usap punggung Bu Emma. Perempuan itu melihat kepada Lucas, dan tersenyum kecil. Saat melempar pandangan pada Pak Benny, terlihat ayah kandung Karina itu juga berkaca-kaca.Pak Benny menutup mulutnya sendiri, menahan tangis yang sebenarnya bisa saja pecah seperti sang istri. Sebuah tangis kebahagiaan. Harapan yang pernah layu, tetiba kembali memercik.“Inge, saya di sini bahagia sekaligus malu. Mengingat semua kelakuan buruk kami, kamu balas dengan
last updateLast Updated : 2024-10-15
Read more

Ini Naomi Kavel, Mama

“Ya, Bu Emma. Anda tidak perlu kuatir soal itu,” lirih Inge. Meskipun dia berkata dengan jujur, tetapi dia tidak dapat memungkiri bahwa ada kesedihan dalam dirinya.Ah, entahlah. Inge sendiri tidak tahu mengapa. Namun yang jelas Inge merasa takut jika dia tidak dapat bertemu lagi dengan Naomi. Bocah itu sudah mengambil tempat istimewa di relung hati Inge. Dan Lucas… Inge menepis perasaannya segera. Mencoba memungkiri bahwa terkadang dia merindukan senyum lelaki itu saat mereka berjauhan.Kedua perempuan itu pun masuk ke kamar Karina dengan saling menggandeng tangan.Berbeda dengan hati Inge yang sedikit sedih, hati milik istri dari Pak Benny itu membuncah bahagia. Bu Emma tersenyum semakin lebar, saat Naomi yang di gendongan Lucas, akhirnya mau menyentuh Karina, meski terlihat Naomi takut-takut.“Mama Karina cantik kan?” kata Pak Benny, dia menoleh pada Naomi.“Dan sebentar lagi, Mama Karina bisa main bareng Mimi, berenang, jalan-jalan… Mimi senang enggak?” sambung Bu Emma sambil mele
last updateLast Updated : 2024-10-30
Read more

Bangunlah Karina

“Ada apa, Ma?” Pak Benny yang kaget, spontan melepaskan rangkulan di bahu istrinya. Namun dia gegas kembali merangkul.“J-jari K-karina gerak, t-tadi aku liat, Pa!” Bu Emma kembali melengking. Dia menunjuk tangan kanan Karina, yang memang lebih dekat dengan dirinya.Semua orang yang berada di situ reflek melihat yang ditunjuk Bu Emma. Namun apa yang dikatakan ibu kandung Karina itu tidak terbukti. Baik Pak Benny, Lucas maupun Inge menoleh pada Bu Emma dengan tatapan mata tidak percaya.“Pa, aku benar-benar liat. Luc, beneran jari Karina gerak.” Bu Emma menatap mata suaminya, lalu beralih pada Inge dan Lucas bergantian. Dia tetap dengan pendapatnya. “Sungguh, tadi gerak. Memang geraknya hanya sebentar, tapi gerak.”“Pap, Mama Karina nangis.” Suara Naomi tiba-tiba memecah fokus yang ada di ruangan itu.Serempak mereka menoleh pada sosok Karina. Dan benar, terlihatlah satu bulir jatuh di pipi Karina sebelah kiri.“Nah, benar kan,” desis Bu Emma.“Luc, cepat hubungi dokter, cepat!” seru P
last updateLast Updated : 2024-10-31
Read more

Perasaan Seorang Ayah

“E-eh, m-maaf, Miss Inge.” Gita cepat-cepat menunduk. Menyesali kecerobohannya, sudah menceplos kalimat yang sebenarnya memang keluar secara spontan dari mulutnya.Inge hanya menanggapi dengan tersenyum tipis. Tidak tampak ada kemarahan ataupun sekedar tersinggung. Namun kegugupannya tidak dapat disembunyikan. Perempuan itu mengambil duduk dengan gerak tubuh yang sedikit canggung.“Katanya mau bikin jus mangga, Mbak.” Kali ini Naomi yang menceplos. “Mimi mau jus mangga sama kue coklat yang tadi pagi.”Ceplosan yang segera menyelamatkan suasana tersebut. Gita langsung bergerak ke dapur setelah pamit pada Inge. Bi Yati segera menyusul di belakangnya.“Ngawur kamu, Git,” desis Bi Yati.“Iya, maaf, Bi. Spontan banget.” Wajah Gita memelas, memasang tampang bersalah.“Tapi iya juga sih, kalau Nyonya sadar gimana nasib Miss Inge ya? Mana sebentar lagi lairan… apa nanti Miss Inge dicerai?” Bi Yati yang pada mulanya ingin memperingatkan Gita, justru menjadi larut bergunjing.“Ya jelas, mana ad
last updateLast Updated : 2024-11-01
Read more

Kemarahan Terpendam

“Ya, Mama pun punya pemikiran yang sama kalau soal itu, Pa. Tapi antara sekolah dan kesembuhan Karina kan enggak ada hubungannya. Jadi bisa berjalan bersama-sama. Karina sembuh dan sekolah kita tetap jadi sekolah terbaik di kota ini,” ucap Emma.“Ingat, Pa. Sekolah ini kita dirikan dengan niat untuk membantu anak-anak berprestasi yang kurang mampu. Walau akhirnya sekarang terkenal sebagai sekolah anak orang kaya. Itu hanya karena para pengusaha dan pejabat di kota ini percaya kalau sekolah kita berkualitas.” Lanjut ibu kandung Karina itu panjang lebar.Benny menelan ludah. “Masalahnya rapat ini sebagian akan membahas tentang keburukan Inge, yang dituduh membawa dampak buruk bagi sekolah kita, Ma.”Emma menghela napas. Dia memandang Benny dengan tatapan tajam.“Ya, kalau itu memang kenyataan lain kan, Pa. Kelakuan Inge itu memang sudah berimbas banyak pada citra sekolah kita. Ini baru yang level rendah, gimana dengan yang SD sampai SMA?”“Maka itu, Papa bilang enggak peduli. Kalau mema
last updateLast Updated : 2024-11-02
Read more
PREV
1
...
91011121314
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status