Home / Rumah Tangga / Rindu yang Terluka / Chapter 141 - Chapter 150

All Chapters of Rindu yang Terluka : Chapter 141 - Chapter 150

174 Chapters

141. Kejutan 3

Saat dalam lamunan, wanita itu terkesiap ketika Daffa mengagetkan dengan mencium bibirnya. "Maafkan mas," ucapnya seraya menatap lembut.Tubuh Rinjani menghangat dan rasa aneh menjalar di setiap aliran darah dikala tatapan menuntut dan s*ntuhan Daffa membuainya. Tidak mungkin dia akan kembali menolak. Daffa memang bersalah, tapi sudah berbagai cara ditempuh untuk mendapatkan maafnya."Maafkan mas. Mas tahu kamu butuh istirahat, Rin. Tapi mas kangen." Daffa menatap lekat manik bening yang membalas tatapannya. "I love you." Ucapan itu dibalas Rinjani dengan tetesan embun bening di sudut mata. Perasaannya sangat sensitif beberapa hari ini.Tatapan matanya mungkin menolak, tapi tubuhnya tidak bisa berbohong. Lengannya memeluk punggung kokoh itu ketika badai yang manis itu menghantamnya berkali-kali.***L***Senin pagi Daffa tergesa menemui Teddy di ruangannya. Tak sabar ingin tahu siapa orang yang membantu Abila mengakses kamarnya."Sorry, kemarin aku nganterin Rin dan Noval ke Malang, B
last updateLast Updated : 2024-08-15
Read more

142. Kehamilan 1

RINDU YANG TERLUKA - Kehamilan Daffa mengusap lembut perut Rinjani dan merasakan ada gundukan kecil. Dada Daffa berdebar hebat. Bersama Rinjani beberapa tahun, dia yakin kalau istrinya sedang hamil. Pinggang Rinjani ramping, perutnya rata. Kalau sekarang ada bukit kecil itu, jelas saja istrinya sedang berbadan dua.Bahagia tapi juga kecewa. Kenapa dirinya tidak diberitahu. Dipandanginya lekat Rinjani yang diam dan tenang. "Sudah berapa bulan?""Dua belas minggu." Rinjani menaruh tas kerjanya di atas meja. Kemudian duduk di kursi ruang tamu diikuti oleh Daffa."MasyaAllah, Rin. Sudah tiga bulan dan kamu nggak ngasih tahu suamimu?" "Sebenarnya aku mau ngasih tahu waktu datang ke Surabaya. Ingat nggak saat aku menyusul mas ke kantor sore itu dan bertemu Abila di sana. Aku mau ngajak makan malam sekalian ngasih kejutan, tapi justru aku yang dapat kejutan."Daffa menelan saliva. Tidak hanya Rinjani, tapi kejadian sore itu memang sangat mengejutkan baginya. "Setelah itu kamu nggak ada ni
last updateLast Updated : 2024-08-16
Read more

143. Kehamilan 2

"Belum tahu, Mas. Dua minggu lagi jadwal periksa. Semoga sudah bisa dilihat dia cewek apa cowok.""Tunggu mas pulang dulu baru periksa."Rinjani mengangguk. Daffa duduk di lantai, tepat di depan perut istrinya. Mengusap lembut permukaan perut itu. Harapannya terkabul. Setelah ini tidak ada alasan untuk Rinjani kabur darinya. Mereka akan membesarkan anak-anak bersama.Kebahagiaannya tidak terlukiskan dengan kata-kata. Pantas saja semingguan ini rasanya tidak tahan untuk segera pulang bertemu Rin dan Noval. Jengkel kalau telepon atau pesannya tidak segera dibalas oleh Rinjani. Beberapa kali video call, dia sempat heran dengan wajah Rinjani yang terlihat berisi. Dia kira gemuk biasa, ternyata ada benihnya yang tumbuh di rahim perempuannya."Papa dan mama pasti bahagia mendengar kabar ini, Rin."Rinjani tersenyum."Noval tahu kalau mau punya adik."Rinjani menggeleng. Dahi Daffa mengernyit. "Noval pun nggak kamu kasih tahu?" "Bukan nggak mau ngasih tahu. Tapi belum kukasih tahu. Lastri
last updateLast Updated : 2024-08-16
Read more

144. Kehamilan 3

Yansa akhirnya masuk penjara juga. Sekalipun sang papa telah menempuh berbagai cara untuk membebaskannya, tapi gagal. Semua bukti atas kasus korupsinya terkuak. Rumah tangganya kacau karena ketahuan selingkuh."Setelah perceraiannya beres, Mbak Ika mau ngajak anak-anak mengunjungi kalian di Pujon.""Monggo," jawab Rinjani sambil menyesap jus mangga."Pasti mama mau ikut ke sini lagi kalau mas kasih tahu kamu sedang hamil. Apa mama nggak curiga saat menginap sama papa di Pujon sebulan yang lalu?""Mama merhatiin, sih. Terus bilang aku agak berisi. Mungkin dalam hati beliau sempat menduga aku hamil, cuman beliau nggak ngomong apa-apa."Daffa mengajak pulang jam sembilan malam. Noval langsung masuk kamar dan tidur. Begitu juga dengan Daffa dan Rinjani. Suhu malam itu mencapai 15°C. Namun Rinjani memakai daster mini di atas lutut tanpa lengan. Semenjak hamil ini bawaannya selalu gerah."Kamu ngidam apa tiga bulan ini?" tanya Daffa setelah mereka di atas tempat tidur."Nggak ada, Mas. Sama
last updateLast Updated : 2024-08-16
Read more

145. Sesal 1

RINDU YANG TERLUKA - SesalSeorang wanita usia sekitar dua puluh lima tahun membuka pintu setelah Pak Farhan mengetuknya dua kali. "Siapa, Anda?" tanyanya heran karena belum pernah melihat Pak Farhan."Saya Pak Farhan dan ini istri saya."Wanita itu terdiam sejenak memperhatikan Pak Farhan dan Bu Tiwi bergantian."Oh, mari silakan masuk!"Pak Farhan dan Bu Tiwi masuk ruang perawatan. Duduk di sofa mepet dinding yang berseberangan dengan brankar.Dalam kamar itu hanya ada wanita muda tadi dan seorang wanita dengan rambut memutih, terbaring lemah di atas tempat tidur. Kondisi yang sangat memprihatinkan. Tubuhnya sangat kurus dan terlihat renta.Bu Tiwi prihatin dengan kondisi perempuan yang pernah memporak-porandakan rumah tangganya tiga puluh tahun yang lalu. Sekarang terkapar tak berdaya di hadapannya. Tubuh cantik molek dulu, kini hanya terbalut kulit dan tulang."Nama saya Bu Tiwi. Mbak, siapanya Bu Dira?" tanya Bu Tiwi setelah beberapa saat hening. Jujur saja gadis yang sangat mir
last updateLast Updated : 2024-08-17
Read more

146. Sesal 2

Di tengah perbincangan, pintu ruangan terkuak. Masuk seorang wanita seumuran Bu Tiwi. Segera disalaminya Pak Farhan dan istrinya. "Pak Farhan, baru ketemu lagi setelah puluhan tahun," ujarnya sambil tersenyum ramah."Apa kabar, Bu Dipta?""Kabar baik. Senang bertemu Anda, Bu Tiwi." Bu Dipta memandang Bu Tiwi. Dijawab anggukan kepala oleh wanita itu."Terima kasih sudah sudi datang menjenguk. Keadaan Dek Dira sudah seperti ini, jangan sampai dia pergi tanpa minta maaf pada Bu Tiwi terutama. Sejak kemarin Dek Dira ingin bertemu Bu Tiwi. Makanya saya suruh suami menghubungi Pak Farhan." Bu Dipta menjelaskan.Pak Farhan permisi keluar untuk menerima telepon dari Daffa. Zaskia juga permisi hendak ke kantin. Tinggal bertiga di dalam kamar."Beginilah keadaannya dalam waktu berbulan-bulan ini." Bu Dipta beranjak menghampiri brankar dan disentuhnya lengan sang adik ipar. Bu Tiwi juga menghampiri. "Maafkan ipar saya, Bu. Pernah menjadi duri dalam pernikahan Bu Tiwi dan Pak Farhan. Dulu saya s
last updateLast Updated : 2024-08-17
Read more

147. Sesal 3

"Sepertinya dia ingin minta maaf, Bu. Hanya saja sudah nggak bisa bicara. Ngomongnya susah banget sekarang ini. Kadang cuman bibirnya saja yang bergerak-gerak tanpa suara," bisik Bu Dipta pada Bu Tiwi."Saya sudah maafin kamu. Saya harap kamu juga memaafkan saya." Bu Tiwi yang berkata. Dijawab anggukan pelan oleh Dira. Netranya yang cekung tak berhenti mengalir air mata.Bu Tiwi melepas pelan tangan Dira. Kemudian keluar untuk memanggil suaminya. Tak lama kemudian Pak Farhan masuk ruangan. Melihat Pak Farhan, bibir Dira kian bergetar menahan isak. Lelaki itu mendekat lalu menangkupkan tangan di depan dada. "Maafkan saya, Dira."Bibir Dira komat-kamit."Dia bilang, juga minta maaf pada, Pak Farhan." Bu Dipta yang menerjemahkan. Pak Farhan mengangguk.Sejenak suasana menjadi sangat melankolis. Sedih dan suram. Satu momen yang butuh kelapangan hati bagi Bu Tiwi. Masa lalu yang menyakitkan dan hari ini yang menimbulkan rasa iba pada wanita yang telah membuatnya berdarah-darah tiga puluh
last updateLast Updated : 2024-08-17
Read more

148. Gaduh 1

RINDU YANG TERLUKA - Gaduh"Mbak Trecy, saya pamit pulang dulu. Selamat bekerjasama dengan Pak Teddy. Semoga sukses." Daffa bangkit dari duduknya, menyalami Trecy kemudian melangkah pergi. Tidak mempedulikan Abila yang masih memperhatikannya. Abila memandang hingga Daffa keluar lewat pintu kaca. Lantas menatap tajam Trecy yang masih memperhatikan kepergian pria yang sama. Pernah dia berada di posisi perempuan berpakaian kantor warna purple itu. Dengan team duduk makan siang bersama Daffa, menghabiskan beberapa jam untuk membahas pekerjaan dan kencan tentunya. Sekarang apa gadis itu juga melakukan hal yang sama? Partner sekaligus teman kencan lelaki yang masih bertahta di hatinya? Jiwa yang mulai tenang kini kembali dihantam badai cemburu. Tapi siapa dirinya untuk memiliki perasaan itu?Hingga detik ini Daffa masih bertahan dengan istrinya. Tapi juga berkencan dengan wanita lain. Apa dokter itu tahu?"Bil, kamu kenapa?" tanya sepupu yang duduk makan siang bersamanya."Gadis itu tema
last updateLast Updated : 2024-08-19
Read more

149. Gaduh 2

"Honey, halo ....""Rin," panggil Daffa berulang. Kemudian mencoba menelepon lagi tapi tidak dijawab. Kecemasan melanda. Pasti terjadi sesuatu. Entah ada pasien baru masuk atau ... oh tidak. Semoga tidak terjadi apa-apa dengan Rinjani.Menelepon dan menelepon lagi tapi tetap sepi. Daffa gusar dalam ruangan. Lantas berinisiatif menghubungi Lastri."Assalamu'alaikum, Pak Daffa.""Wa'alaikumsalam, Tri. Kalian di rumah baik-baik saja, kan?""I-iya, Pak. Kami baik-baik saja. Mas Noval lagi bobok siang, terus ibu masih di klinik. Memangnya ada apa, Pak?""Oh ya sudah. Nggak apa-apa." Daffa menyudahi panggilan. Agak lega. Kalau terjadi sesuatu dengan Rinjani, Lastri sudah diberitahu oleh pihak klinik. Bahkan dirinya pun pasti di telepon.Belakangan ini Daffa memang gampang sekali cemas semenjak Rinjani hamil lagi. Padahal Rinjani sendiri juga pandai-pandai mengendalikan emosi diri. Antara rindu ingin dimanja sang suami, tugas harian sebagai tenaga kesehatan, juga morning sickness yang terkad
last updateLast Updated : 2024-08-19
Read more

150. Gaduh 3

Sinta bungkam. Sepertinya dia kebingungan hendak cerita. Tapi disisi lain, Sinta tidak ingin sahabatnya kembali dikhianati, terlebih sekarang tengah hamil. Semoga saja pemikirannya salah, Daffa tidak kembali mengulangi kesilapan yang sama."Bener ya, Sin. Ini karena Mas Daffa." Jantung Rinjani berdetak hebat. Suaranya juga bergetar. Perasaannya mulai nyeri."Katanya hanya salah paham, Rin. Padahal Trecy nggak ada hubungan apapun dengan Daffa. Coba kamu tanyakan ke Daffa. Kalau sampai dia macam-macam lagi sama kamu. Aku yang bakalan pertama kali ngamuk sama dia. Tapi menurutku kejadian itu beneran hanya salah paham saja. Abila kan memang sakit jiwa. Udah dulu ya, Rin. Entar ada waktu kita sambung lagi. Aku mau siap-siap berangkat ke kantor. Ada meeting pagi ini.""Oke, Sin. Makasih banyak udah ngabari aku.""Yup. Jaga kehamilanmu baik-baik. Kalau longgar nanti kutelepon lagi. Assalamu'alaikum.""Wa'alaikumsalam."Rinjani masih duduk di ruang makan. Berusaha menetralisir perasaannya. N
last updateLast Updated : 2024-08-19
Read more
PREV
1
...
131415161718
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status