Home / Romansa / Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini / Chapter 371 - Chapter 380

All Chapters of Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini: Chapter 371 - Chapter 380

464 Chapters

Bab 371. (EXEL STORY) Perdebatan Exel dan Robert

Hauri ternganga saat melihat banyak belanjaan yang dikirim ke tempatnya. Mulai dari kebutuhan untuk kedai hingga kebutuhan sehari-hari untuk Hauri. Tetapi bagi Hauri, semua ini sangat berlebihan dan begitu banyak. "Ya-ya ampun, banyak sekali," ucap gadis itu menutup mulutnya tak percaya. Exel yang berdiri di sampingnya pun tersenyum tipis memperhatikan ekspresi terkejut yang kekasihnya tunjukkan. "Tidak kurang kan, Hau?" tanya Exel menaikkan kedua alisnya. Hauri menggeleng cepat. "Tidak! Ini sudah sangat banyak. Ke-kenapa kau membelikan sebanyak ini, Exel?!" pekik Hauri menggigit ujung ibu jari tangannya. Exel senang melihat ekspresi Hauri yang kebingungan. Di sisi lain, gadis itu pasti bingung berpikir seolah Exel akan menagihnya suatu saat nanti, atau mungkin ia berpikir bagaimana mengganti semua ini. Rasanya tidak kaget lagi dengan pola pikir Hauri yang selalu menganggap semua kebaikan harus pula dibayar. "Semua ini aku berikan padamu, aku tidak meminta ganti apapun. Karen
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more

Bab 372. (EXEL STORY) Kau Tetaplah Hauri-ku yang Dulu

"Jangan mengulangi hal seperti tadi, aku tidak mau Robert nantinya memanfaatkanmu saat dia melihatmu." Hauri mengomeli Exel yang tengah makan. Tentu saja Exel tidak mendengarkan peringatan apapun dari gadis ini. Mata sipit Hauri memperhatikan Exel yang justru menikmati makanannya daripada mendengarkan Hauri berbicara penting. "Exel, aku sungguh-sungguh," ujar gadis itu. "Heem. Aku tahu," jawab Exel santai. "Kau pasti tidak akan mendengarkan dan melakukan apa yang sudah aku nasihatkan. Percuma saja," ujar gadis itu cemberut. Exel terkekeh mengacak pucuk kepala Hauri. Ia menarik lengan kecil Hauri untuk duduk di sampingnya. Ditatap dengan lekat dan hangat wajah cantik itu, Exel gemas sekali dengan Hauri saat sedang marah. Wajah menggemaskan itu, tidak berubah sama sekali sejak dia kecil. "Hau, apa kau tidak ingin datang ke rumahku?" tanya Exel menyangga kepalanya. "Ingin. Tapi nanti aku teringat lagi dengan rumah lamaku," jawab Hauri. "Memangnya kenapa? Rumah itu masih disita
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

Bab 373. (EXEL STORY) Obsesi Serafina yang Terang-terangan

Keesokan harinya, Exel menjemput Serafina di kampusnya. Gadis itu mengejar jenjang pendidikannya hingga bertahun-tahun lamanya. Sesampainya di kampus tempat Serafina kuliah, Exel tidak mendapati gadis itu. Ia pun menunggunya dari dalam mobil dengan jenuh. "Ke mana Serafina?" gumam Exel kesal. Pasalnya ia sudah membatalkan janjinya dengan Hauri demi Serafina. Exel menyandarkan punggungnya di kursi kemudi mobil. Ia meraih ponselnya dan membaca banyak pesan dari Pauline. Exel tersenyum saat membaca pesan sang adik, saat ini Pauline memiliki seorang bodyguard yang ke mana-mana selalu membuntutinya hingga Pauline sampai bersembunyi-sembunyi mempermainkannya. Sampai akhirnya, Exel membaca satu lagi pesan Pauline di mana adiknya meminta nomor telfon Hauri. Exel pun terdiam sejenak. "Hauri tidak memiliki ponsel," gumam Exel lirih. Lamunan Exel buyar saat seorang gadis muncul dan berjalan ke arahnya. Serafina mengetuk kaca mobil Exel dengan pelan hingga kaca mobil itu turun perlahan.
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

Bab 374. (EXEL STORY) Menjadikan Istri Sebagai Bahan Taruhan

Seharian penuh Exel sibuk dengan pekerjaannya. Bahkan hingga malam, Exel baru bisa kembali dari kantor. Laki-laki itu berniat untuk mendatangi Hauri di rumahnya, namun tempat itu sudah tutup dan gelap, mungkin ini sudah terlalu malam, mengingat Hauri baru saja sembuh, pasti gadis itu beristirahat lebih awal. Exel mendengus pelan, dia menutup kembali kaca mobilnya. "Padahal aku ingin memberikan hadiah ini untuknya," gumam Exel menoleh dan menatap paper bag kecil di sampingnya. Mau tidak mau Exel kembali melajukan mobilnya dan pergi meninggalkan tempat itu. Di perjalanan pulang, tiba-tiba saja ponsel milik Exel berdering. Tidak biasanya ada yang menghubunginya malam-malam begini. Exel meraih benda pipih tersebut dan melihat ada nama Leon yang terpampang di sana. "Halo?" Exel menjawab panggilan itu. "Halo, kau di mana?" tanya Leon di balik panggilannya. "Aku di jalan. Ada apa?" "Kau bisa ke sini? Aku sedang minum-minum sendiri. Aku butuh teman bicara," ujarnya. "Kirimkan alatm
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more

Bab 375. (EXEL STORY) Aku Pemenangnya, Serahkan Istrimu Padaku!

Exel duduk berhadapan dengan Robert dalam suasana yang menegangkan. Semua orang bersorak-sorak seru. Sedangkan Leon sejak tadi berusaha agar Exel tidak tergoda dengan permainan ini, tetapi Exel tetaplah Exel, dia akan mendapatkan apa yang ia inginkan dengan cara apapun. "Kau benar-benar bisa permainan ini, hah?" tanya Leon berbisik. Exel hanya tersenyum tipis. "Lihat saja sebentar lagi." Mungkin memang Exel tidak terlalu menyukai atau tertarik dengan permainan ini, tapi bukan berarti ia tidak bisa. Seseorang menjadi penengah di sana, dan membuka permainan itu untuk dimulai. Permainan berjalan seru, wajah Robert begitu antusias di awal. Laki-laki itu menatap Exel yang menatapnya dengan dingin. Manik hitam mata Exel seolah tembus bisa melihat kartu apa saja yang Robert miliki saat ini. "Bersiaplah memberikan istrimu untukku," ujar Exel tersenyum tipis. Wajah Robert menjadi pucat pasi, ia tidak tahu bagaimana bisa Exel hampir menyelesaikan permainan itu dengan sangat cepat tanpa
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more

Bab 376. (EXEL STORY) Seseorang yang Memenangkan Hauri

"Sudah ayo ikut saja denganku! Kau jangan membuat aku marah hingga melayangkan pukulan padamu, Hau!" Teriak Robert menarik lengan Hauri dengan paksa. Hauri ketakutan luar biasa. Tak terbayangkan olehnya siapa laki-laki yang akan membawanya? Dan apa yang akan dia lakukan pada Hauri nanti?Hauri hanya menangis tanpa bisa melawan saat lengannya ditarik kuat oleh suaminya. Gadis itu menoleh ke kanan dan ke kiri mencoba mencari pertolongan. Exel, di mana Exel saat Hauri dalam keadaan seperti ini? Hauri membutuhkannya ... kekasihnya itu, Hauri benar-benar mengharapkan Exel datang menolongnya!Sampai tiba mereka berdua di sebuah jalan gang lorong yang sepi dan gelap, tangisan kecil Hauri menggema di sana. Nampak dua orang laki-laki berbadan tinggi besar, nampak misterius dengan pakaian hitamnya dan topi hitam yang menutupi wajahnya. Tanpa kelembutan, Robert menyentak lengan Hauri hingga gadis itu tersungkur di hadapan dua laki-laki misterius itu. Salah satu dari mereka pun membantunya b
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more

Bab 377. (EXEL STORY) Kembali Dalam Pelukanmu

Cahaya matahari menyinari menyelinap dari celah gorden dinding kaca di sebuah kamar. Hauri mengerjapkan kedua matanya perlahan dengan kepala berdenyut sakit. Gadis itu menarik napasnya panjang dan pandangannya mengedar. Ia langsung terbangun dengan cepat menyadari tempat itu bukanlah kamarnya, dan semalam ... Hauri dibawa oleh dua orang laki-laki misterius atas dasar dirinya menjadi bahan taruhan Robert. "Ya Tuhan, ini di mana?" lirih gadis itu menarik selimut abu-abu yang menutupinya. Kamar luas dan megah, ranjang besar dengan sprei berwarna putih, serta hiasan-hiasan di dalam kamar itu tampak sangat mahal. Orang kaya lah yang benar-benar membawanya. Tidak kaget, Robert rela menukarkan Hauri dengan uang.Hauri memegangi kepalanya pelan, gadis itu kembali berbaring saat kepalanya terasa amat sakit, sesekali ia menyentuh hidungnya dan memastikan sesuatu sambil terdiam melamun tak berdaya. Pintu kamar itu terbuka pelan, Hauri menoleh cepat. Begitu dia tahu siapa sosok laki-laki den
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more

Bab 378. (EXEL STORY) Apa yang Terjadi Denganmu, Sayang?

Hauri bertemu dengan Bibi Alviz di rumah Exel. Mereka tampak begitu senang dengan kedatangan Hauri di rumah itu. Bibi Alviz meminta Hauri untuk tetap di sana saja. Setelah Papanya meninggal dan Ibunya pergi, Hauri juga diperhatikan oleh Bibi Alviz sebelum akhirnya Hauri menikah dan rumahnya pun disita. Tetapi, saat ini ia bisa kembali memeluk Bibi Alviz. "Hauri ke mana saja? Kenapa tidak pernah mengunjungi Bibi?" tanya Bibi Alviz mengusap pucuk kepala gadis itu. "Hauri sibuk, Bi. Banyak pekerjaan yang harus Hauri selesaikan," jawab gadis itu. "Dia disiksa sama suaminya, Bi. Tapi diam saja," sahut Exel yang kini duduk di sofa memangku laptopnya. Hauri menatap laki-laki itu dan ia tersenyum tipis menundukkan kepalanya. Bibi Alviz mencekal tangan Hauri, wanita itu mengerjapkan kedua matanya pelan. "Nak, kenapa sekarang bercak-bercak merahnya banyak dan semakin terlihat jelas, Hau..." Seruan Bibi Alviz mengalihkan perhatian Exel. Laki-laki itu menoleh dan ia menutup laptopnya saa
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more

Bab 379. (EXEL STORY) Lebih dari Rasa Khawatir di Hati Exel

Exel menghubungi salah satu dokter untuk memeriksa kondisi Hauri. Meskipun pendarahan di hidungnya sudah berhenti, namun hal itu tidak membuat wajah Hauri berkurang pucatnya. Setelah ia meminum beberapa butir obat yang dokter resepkan dan bawakan, Hauri pun tertidur lelap terlentang dengan selimut tebal menutupi tubuhnya hingga dada. Exel bersama Dokter Mariana, mereka berdua duduk di sebuah ruangan yang berada di lantai dua. "Bagaimana keadaan Hauri, dok?" tanya Exel. "Apa ada suatu penyakit yang berbahaya terjadi padanya?" Dokter Mariana mengangguk. "Benar Tuan. Lebih baik Tuan bisa membawa Nona ke rumah sakit untuk mengetahui penyakitnya lebih jelas lagi. Saya sendiri tidak berani menebak atau menganalisa, karena melihat dari ruam di kulit dan bercak-bercak merah di seluruh permukaan kulitnya, sepertinya Nona Hauri menginap penyakit yang sangat serius." Penjelasan Dokter Mariana membuat Exel tercenung. Sejak awal Exel menduga hal ini, tetapi Hauri juga tidak mau, dan benar-ben
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more

Bab 380. (EXEL STORY) Kau Harus Bertahan, Demi Aku

Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Exel sudah bangun. Laki-laki itu merasakan kebas di lengan kanannya seperti ada beban berat yang bertumpu di sana. Namun saat ia membuka mata, Exel menemukan sosok Hauri yang terlelap dengan begitu cantik menjadikan lengan Exel sebagai bantal. Tidur meringkuk seperti anak kecil, dengan wajahnya yang masih pucat. Exel mendekatkan wajahnya dan mengecup kening Hauri dengan penuh kasih sayang. "Cepatlah sembuh, Sayang," bisik Exel lirih. Laki-laki itu terdiam menatapi wajah Hauri tanpa bosan, mengingat semalam gadis itu bercerita panjang lebar tentang kenapa dia bisa seperti ini, dan tentang bagaimana bisa menikah dengan Robert, laki-laki yang sama sekali tidak Hauri cintai. Hauri juga mengaku kalau Robert tidak pernah menyentuhnya sama sekali. Hauri selalu menolak dan memilih dipukuli saat Robert meminta untuk tidur atau menghabiskan malam bersamanya. Karena Hauri tidak mau membohongi dirinya sendiri, ia sangat mencintai Exel lebih dari segala hal
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more
PREV
1
...
3637383940
...
47
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status