Home / Romansa / Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini / Chapter 351 - Chapter 360

All Chapters of Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini: Chapter 351 - Chapter 360

451 Chapters

Bab 351. Hukuman Dari Tuhan Untukmu, Clarisa

Clarisa terkejut dengan adanya Evan di sana. Wanita itu mundur perlahan-lahan dan memegangi kepalanya. Dia melihat Exel tertampar oleh tangannya sendiri. Dan wanita itu menangis dan menatapi kedua tangannya. "Apa? Apa yang sudah aku lakukan? Exel-ku ..."Clarisa hendak mendekati Exel, namun Evan langsung menghadangnya cepat dan ia menepis tangan Clarisa. "Apa kau gila, hah?! Apa yang kau lakukan?!" teriak Evan murka. "Aku sudah memperhatikan padamu untuk tidak lagi muncul di hadapanku, tapi kenapa kau menunjukkan wajahmu lagi, hah?!" Wanita itu menggeleng-gelengkan kepalanya, menjambak rambutnya sendiri sebelum dia tertawa keras-keras. Hal ini membuat Evan dan Elizabeth terkejut. Elizabeth yang kini mendekati Exel dan Hauri. Ia memeluk kedua anak itu. Setelah Pauline bertemu dengannya di depan taman, putri kecilnya itu melapor kalau ada Clarisa yang tengah memarahi Exel dan Hauri di dalam taman. "Exel, Sayang..." Elizabeth memeluknya erat. "Tante, Exel dipukul. Maafkan Hauri,"
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

Bab 352. Akhir Bagi Clarisa

Pagi ini, Exel bangun dari tidurnya. Anak laki-laki itu mengingat semalam ia tidur berdua dengan Papanya karena Exel ingin bertanya-tanya. Tapi ternyata, ia malah tertidur lebih dulu. Dan Exel pun memutuskan untuk keluar dari dalam kamar sembari memegangi kepalanya yang pusing. Exel menatap ke lantai satu di mana Mamanya tengah menyiapkan sarapan, sedangkan adiknya yang tengah tiduran sambil menonton tayangan kartun kesukaannya. "Hemm?" Kening Exel mengerut saat ia melihat Jericho masuk ke dalam rumah buru-buru. "Paman Jericho," lirih Exel memegangi dinding dan tertunduk. 'Kemarin Paman Jericho yang membawa Mama Clarisa pergi, mungkin aku harus bertanya padanya bagaimana kondisi Mama sekarang,' batin Exel. Seketika anak itu berjalan cepat turun dari atas anak tangga. Exel berlari ke ruangan kerja Papanya. Baru saja ia hendak membuka gagang pintu, di sana Exel mendengar obrolan Papanya dan ajudannya. "Clarisa mengalami masalah mental yang serius, Tuan. Saya sudah membawanya ke
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

Bab 353. Hauri Sedih, Exel Jangan Pulang...

"Jadi, wanita itu benar-benar Clarisa, Van?" Pertanyaan itu terlontar dari bibir Arshen saat laki-laki itu berkunjung ke kediaman Evan, setelah sehari kejadian Clarisa kembali meneror keluarga Evan. Dan hanya anggukan kecil yang Evan berikan pada Papanya saat ini. "Dia sekarang dirawat di rumah sakit jiwa, Pa. Kondisinya jauh lebih parah dari Mama dulu," jawab Evan. Sergahan napas panjang terdengar dari Arshen saat ini. Laki-laki tua itu memperhatikan Exel yang kini bermain di teras dengan Hauri yang datang dijemput Jericho pagi tadi. "Sepertinya kau harus segera kembali ke Berlin. Jangan terlalu lama di sini, Papa takut dengan hal yang tidak-tidak, Van," ujar Arshen melirik putranya. "Iya Pa, kami akan pulang dalam minggu-minggu ini," jawab Evan. Sedangkan Elizabeth hanya diam menundukkan kepalanya saja sejak tadi. "Maaf ya, Pa ... ternyata liburan di sini malah banyak kekacauan yang terjadi," ujar Elizabeth lirih. "Tidak papa, Eli. Kesialan manusia tidak tertulis di dalam s
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

Bab 354. Kekasih Kecil

Exel mengantarkan Hauri pulang, namun Jericho di belakangnya mengawasi. Entah kenapa, ajudan andalan Evan itu merasa senang melihat relasi Exel yang hangat pada Hauri. Setahu Jericho, sekalipun di Berlin, Exel paling anti berteman dengan anak perempuan. Bahkan di usianya yang hampir sepuluh tahun, dia sudah disukai banyak anak perempuan seusianya, tapi tetap saja, Exel tidak menyukai mereka dan bersikap sangat dingin, persis Papanya. Dan semua itu, tidak berlaku pada Hauri. Gadis berdarah Jepang yang sangat disukai oleh Exel. "Hihi ... lucunya," gumam Jericho terkikik geli memperhatikan Exel menggenggam tangan Hauri dan menggandengnya. Merasa ditertawakan, lantas Exel langsung menghentikan langkahnya dan anak itu menoleh pada Jericho dan menatapnya tajam. "Paman ngapain ikutin Exel?!" pekik Exel kesal. "Ini perintah Papanya Tuan Kecil, jadi—""Tapi tidak usah dekat-dekat juga!" pekik Exel lagi memarahi Jericho. Jericho menahan untuk tidak tertawa, dia pun mengangguk dan kini me
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

Bab 355. Hauri Kesayangan Exel

"Besok kita pulang ke Berlin lagi, Sayang ... Cassel mau ikut Mama dan Papa pergi bersama Adik beli oleh-oleh untuk Nenek Berta dan Nenek Meria?" Exel yang sejak tadi terdiam, anak laki-laki itu menggelengkan kepalanya menolak. "Exel mau ke rumah Hauri saja, Pa," jawabnya. "Ke rumah Hauri? Ini sudah malam, Sayang..." "Hauri pasti ada di rumah. Dia tidak akan merasa terganggu kalau Exel datang," sahut Exel dengan keras kepala seperti biasa. Evan pun menoleh pada Jericho yang tengah duduk memangku Pauline di ruang tamu depan. "Jer ... nanti tolong antarkan Exel ke tempat Hauri," ujar Evan. "Baik Tuan." Jericho mengangguk. Barulah Evan dan Elizabeth menatap kembali putra mereka yang nampaknya tidak mood dengan segala hal. Awalnya Exel protes dan tidak mau pulang lagi ke Berlin. Dia merasa kasihan pada Hauri yang dia tinggalkan. Tetapi, tidak mungkin Exel di sini sendirian, belum lagi semua pekerjaan Papanya ada di Berlin. "Kalau begitu Papa pergi sekarang, ya ... Exel nanti bis
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

Bab 356. Janji Exel untuk Kembali

Setelah semalam pergi jalan-jalan bersama Hauri. Pagi ini Exel dan keluarganya akan kembali lagi ke Berlin. Elizabeth dan Evan sudah bersiap-siap, bahkan Pauline juga sudah siap untuk pulang kembali ke rumahnya. "Sayang, Kakak mana?" tanya Elizabeth yang kini berjalan menuruni anak tangga. "Kakak? Sebentar, Mama..." Pauline berlari mencari di depan. Anak perempuan kecil itu mencari-cari sang Kakak, dan ia tidak menemukan Kakaknya di mana-mana. "Kakak..!" Pauline berlari ke depan, dia cemberut tidak menemukan Exel. "Nona Kecil, kenapa?" tanya James mendekati anak perempuan bertubuh mungil tersebut. "Kakaknya Pauline di mana, Paman?" tanya anak itu. "Tuan Kecil ada di depan sana," jawab James. Pauline menoleh ke arah gerbang depan. Dan ternyata Exel berdiri di sana, barulah Pauline bergegas berlari dengan langkah kecilnya mendekati Exel. "Kakak ... Kakak sedang apa? Mama mencari Kakak, tahu!" seru anak perempuan berpipi gembil itu. "Kakak menunggu Kak Hauri," jawab Exel sedih
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

Bab 357. Permintaan dari Mama, Papa Tidak Bisa Menolak!

Usai kembali ke Berlin beberapa hari yang lalu, Evan memperhatikan putranya yang kini banyak murung. Exel mungkin masih ingin lebih lama lagi berada di Prancis, namun kesibukan orang tuanya yang membuat ia terpaksa harus ikut pulang. "Exel ... kenapa diam saja? Diajak main Adik Pauline juga tidak mau, kenapa?" Evan mendekati putranya yang duduk di sofa yang berada di dekat jendela ruang keluarga. Anak itu menggeleng. "Tidak papa kok, Pa. Masih kepikiran di Prancis saja," jawab anak itu. Evan tersenyum tipis mendengar jawaban Exel. Laki-laki itu duduk di samping sang putra dan merangkul pundak kecil Exel. "Dengarkan Papa..." Evan menatap lekat wajah kecil Exel. "Suatu saat nanti, kalau Exel sudah besar, sudah dewasa, Exel boleh kembali ke Prancis lagi, bahkan menetap di sana pun Papa tidak akan melarang Exel.""Yang benar, Pa?" tanyanya ragu. Evan mengangguk. "Iya, Sayang. Exel harus sekolah yang pintar, buat Mama dan Papa bangga, jadilah contoh yang baik untuk Pauline. Karena pe
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

Bab 358. Lupakan Masa Lalu, Mari Kita Berbahagia

"Jer, aku ingin kau yang mengurus semua keperluan kantor untuk besok. Berkas-berkas yang sudah aku tanda tangani, bisa kau berikan pada Fredrik." Evan menatap ajudannya yang kini duduk di sofa bersama laptop yang dia pangku.Jericho seketika menatap Evan. "Memangnya Tuan ada acara, kah?" tanya laki-laki itu. "Heem, istriku mengajak liburan sehari saja. Dia ingin pergi ke pantai," jawab Evan. "Lalu meetingnya, bagaimana, Tuan? Bukan saya kan yang harus—""Ada Jasper," jawab Evan menyela. Bersamaan dengan itu, sosok pemilik nama yang Evan sebutkan pas saat dia membuka pintu ruangan kerja Evan saat ini. "Sa-saya?" cicit Jasper menunjuk dirinya sendiri. "Heem. Hadiri meetingnya besok pagi, biar Jericho yang mengurus sisanya, dan James akan mengatur beberapa jadwal kecil di kantor dengan Asgar." Evan selalu matang dalam mengatur semua rencana pekerjaannya. Dengan wajah pasrah, Jericho dan Jasper pun mengangguk. "Baiklah Tuan." Evan menatap kembali beberapa berkas di atas meja hing
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

Bab 359. Akhir Bahagia Kisah Cinta Evan dan Elizabeth

Evan menepati janjinya pada anak dan istrinya. Saat musim semi tiba, mereka pergi ke pantai bersama-sama.Semenjak Elizabeth datang ke Berlin beberapa tahun yang lalu, ia belum pernah pergi ke pantai. Dan salah satu mimpi Elizabeth adalah dapat menikmati indahnya pantai bersama orang yang dia sayangi. Seperti saat ini, Elizabeth berdiri terkagum-kagum melihat hamparan lautan biru yang indah, dan pasir putih yang dia pijak terasa begitu lembut. "Pantainya sangat cantik," ujar wanita itu tersenyum. "Heem, ayo ke sana," ajak Evan menggenggam tangan istrinya. Sementara Exel dan Pauline berjalan di depan mereka. Anak-anak juga sangat menikmati momen ini. "Papa, itu tempat apa?" tanya Pauline menunjuk ke arah sebuah restoran yang berada di atas laut dan jembatan kayu sebagai jalannya. "Itu restoran, Sayang. Pauline mau ke sana?" tawar Evan pada si kecil. "Tidak mau, Pa. Pauline mau main air," jawabnya menunjuk ke arah air laut dengan ombak yang tenang. "Exel juga!" seru Exel dengan
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

Bab 360. (EXEL STORY) Perjodohan dan Hilangnya Kabar Hauri

Beberapa Tahun Kemudian..."Kakek sudah tua, Exel. Segeralah menikah dengan gadis pilihan Kakek, dan gantikan posisi Kakek di perusahaan." Ungkapan itu begitu mudahnya terucap dari bibir Arshen. Laki-laki tua itu menatap pemuda tampan berbalut tuxedo hitam yang duduk menyilangkan kedua kakinya sembari membuka-buka berkas. Exel Vallen Collin, kini telah menjadi seorang laki-laki muda yang tampan, menawan, berkarisma, dan sukses. Tak kalah dari Papanya, dia sangat ahli dalam bidang bisnis hingga namanya cukup dikenal di kalangan para pebisnis di kota Berlin. Tapi, kini rupanya sang Kakek mencoba mengusik ketenangannya. "Exel..." Arshen kembali memanggilnya. "Aku sudah punya kekasih, Kek. Tidak perlu menjodohkan aku dengan gadis manapun," jawab Exel tenang. "Apa kau yakin dengan bibit dan bobot kekasihmu itu? Pastikan kalau dia gadis yang baik, Exel!" seru Arshen dengan lekat menatap Cucunya. Exel mendengus pelan, pemuda itu meletakkan sebuah berkas ke atas meja dengan sedikit kas
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more
PREV
1
...
3435363738
...
46
DMCA.com Protection Status