Beranda / Romansa / Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini / Bab 351. Hukuman Dari Tuhan Untukmu, Clarisa

Share

Bab 351. Hukuman Dari Tuhan Untukmu, Clarisa

Penulis: Te Anastasia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-28 08:59:34

Clarisa terkejut dengan adanya Evan di sana. Wanita itu mundur perlahan-lahan dan memegangi kepalanya.

Dia melihat Exel tertampar oleh tangannya sendiri. Dan wanita itu menangis dan menatapi kedua tangannya.

"Apa? Apa yang sudah aku lakukan? Exel-ku ..."

Clarisa hendak mendekati Exel, namun Evan langsung menghadangnya cepat dan ia menepis tangan Clarisa.

"Apa kau gila, hah?! Apa yang kau lakukan?!" teriak Evan murka. "Aku sudah memperhatikan padamu untuk tidak lagi muncul di hadapanku, tapi kenapa kau menunjukkan wajahmu lagi, hah?!"

Wanita itu menggeleng-gelengkan kepalanya, menjambak rambutnya sendiri sebelum dia tertawa keras-keras. Hal ini membuat Evan dan Elizabeth terkejut.

Elizabeth yang kini mendekati Exel dan Hauri. Ia memeluk kedua anak itu. Setelah Pauline bertemu dengannya di depan taman, putri kecilnya itu melapor kalau ada Clarisa yang tengah memarahi Exel dan Hauri di dalam taman.

"Exel, Sayang..." Elizabeth memeluknya erat.

"Tante, Exel dipukul. Maafkan Hauri,"
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Fenty Izzi
kasian Exel...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 352. Akhir Bagi Clarisa

    Pagi ini, Exel bangun dari tidurnya. Anak laki-laki itu mengingat semalam ia tidur berdua dengan Papanya karena Exel ingin bertanya-tanya. Tapi ternyata, ia malah tertidur lebih dulu. Dan Exel pun memutuskan untuk keluar dari dalam kamar sembari memegangi kepalanya yang pusing. Exel menatap ke lantai satu di mana Mamanya tengah menyiapkan sarapan, sedangkan adiknya yang tengah tiduran sambil menonton tayangan kartun kesukaannya. "Hemm?" Kening Exel mengerut saat ia melihat Jericho masuk ke dalam rumah buru-buru. "Paman Jericho," lirih Exel memegangi dinding dan tertunduk. 'Kemarin Paman Jericho yang membawa Mama Clarisa pergi, mungkin aku harus bertanya padanya bagaimana kondisi Mama sekarang,' batin Exel. Seketika anak itu berjalan cepat turun dari atas anak tangga. Exel berlari ke ruangan kerja Papanya. Baru saja ia hendak membuka gagang pintu, di sana Exel mendengar obrolan Papanya dan ajudannya. "Clarisa mengalami masalah mental yang serius, Tuan. Saya sudah membawanya ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 353. Hauri Sedih, Exel Jangan Pulang...

    "Jadi, wanita itu benar-benar Clarisa, Van?" Pertanyaan itu terlontar dari bibir Arshen saat laki-laki itu berkunjung ke kediaman Evan, setelah sehari kejadian Clarisa kembali meneror keluarga Evan. Dan hanya anggukan kecil yang Evan berikan pada Papanya saat ini. "Dia sekarang dirawat di rumah sakit jiwa, Pa. Kondisinya jauh lebih parah dari Mama dulu," jawab Evan. Sergahan napas panjang terdengar dari Arshen saat ini. Laki-laki tua itu memperhatikan Exel yang kini bermain di teras dengan Hauri yang datang dijemput Jericho pagi tadi. "Sepertinya kau harus segera kembali ke Berlin. Jangan terlalu lama di sini, Papa takut dengan hal yang tidak-tidak, Van," ujar Arshen melirik putranya. "Iya Pa, kami akan pulang dalam minggu-minggu ini," jawab Evan. Sedangkan Elizabeth hanya diam menundukkan kepalanya saja sejak tadi. "Maaf ya, Pa ... ternyata liburan di sini malah banyak kekacauan yang terjadi," ujar Elizabeth lirih. "Tidak papa, Eli. Kesialan manusia tidak tertulis di dalam s

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-28
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 354. Kekasih Kecil

    Exel mengantarkan Hauri pulang, namun Jericho di belakangnya mengawasi. Entah kenapa, ajudan andalan Evan itu merasa senang melihat relasi Exel yang hangat pada Hauri. Setahu Jericho, sekalipun di Berlin, Exel paling anti berteman dengan anak perempuan. Bahkan di usianya yang hampir sepuluh tahun, dia sudah disukai banyak anak perempuan seusianya, tapi tetap saja, Exel tidak menyukai mereka dan bersikap sangat dingin, persis Papanya. Dan semua itu, tidak berlaku pada Hauri. Gadis berdarah Jepang yang sangat disukai oleh Exel. "Hihi ... lucunya," gumam Jericho terkikik geli memperhatikan Exel menggenggam tangan Hauri dan menggandengnya. Merasa ditertawakan, lantas Exel langsung menghentikan langkahnya dan anak itu menoleh pada Jericho dan menatapnya tajam. "Paman ngapain ikutin Exel?!" pekik Exel kesal. "Ini perintah Papanya Tuan Kecil, jadi—""Tapi tidak usah dekat-dekat juga!" pekik Exel lagi memarahi Jericho. Jericho menahan untuk tidak tertawa, dia pun mengangguk dan kini me

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 355. Hauri Kesayangan Exel

    "Besok kita pulang ke Berlin lagi, Sayang ... Cassel mau ikut Mama dan Papa pergi bersama Adik beli oleh-oleh untuk Nenek Berta dan Nenek Meria?" Exel yang sejak tadi terdiam, anak laki-laki itu menggelengkan kepalanya menolak. "Exel mau ke rumah Hauri saja, Pa," jawabnya. "Ke rumah Hauri? Ini sudah malam, Sayang..." "Hauri pasti ada di rumah. Dia tidak akan merasa terganggu kalau Exel datang," sahut Exel dengan keras kepala seperti biasa. Evan pun menoleh pada Jericho yang tengah duduk memangku Pauline di ruang tamu depan. "Jer ... nanti tolong antarkan Exel ke tempat Hauri," ujar Evan. "Baik Tuan." Jericho mengangguk. Barulah Evan dan Elizabeth menatap kembali putra mereka yang nampaknya tidak mood dengan segala hal. Awalnya Exel protes dan tidak mau pulang lagi ke Berlin. Dia merasa kasihan pada Hauri yang dia tinggalkan. Tetapi, tidak mungkin Exel di sini sendirian, belum lagi semua pekerjaan Papanya ada di Berlin. "Kalau begitu Papa pergi sekarang, ya ... Exel nanti bis

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 356. Janji Exel untuk Kembali

    Setelah semalam pergi jalan-jalan bersama Hauri. Pagi ini Exel dan keluarganya akan kembali lagi ke Berlin. Elizabeth dan Evan sudah bersiap-siap, bahkan Pauline juga sudah siap untuk pulang kembali ke rumahnya. "Sayang, Kakak mana?" tanya Elizabeth yang kini berjalan menuruni anak tangga. "Kakak? Sebentar, Mama..." Pauline berlari mencari di depan. Anak perempuan kecil itu mencari-cari sang Kakak, dan ia tidak menemukan Kakaknya di mana-mana. "Kakak..!" Pauline berlari ke depan, dia cemberut tidak menemukan Exel. "Nona Kecil, kenapa?" tanya James mendekati anak perempuan bertubuh mungil tersebut. "Kakaknya Pauline di mana, Paman?" tanya anak itu. "Tuan Kecil ada di depan sana," jawab James. Pauline menoleh ke arah gerbang depan. Dan ternyata Exel berdiri di sana, barulah Pauline bergegas berlari dengan langkah kecilnya mendekati Exel. "Kakak ... Kakak sedang apa? Mama mencari Kakak, tahu!" seru anak perempuan berpipi gembil itu. "Kakak menunggu Kak Hauri," jawab Exel sedih

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 357. Permintaan dari Mama, Papa Tidak Bisa Menolak!

    Usai kembali ke Berlin beberapa hari yang lalu, Evan memperhatikan putranya yang kini banyak murung. Exel mungkin masih ingin lebih lama lagi berada di Prancis, namun kesibukan orang tuanya yang membuat ia terpaksa harus ikut pulang. "Exel ... kenapa diam saja? Diajak main Adik Pauline juga tidak mau, kenapa?" Evan mendekati putranya yang duduk di sofa yang berada di dekat jendela ruang keluarga. Anak itu menggeleng. "Tidak papa kok, Pa. Masih kepikiran di Prancis saja," jawab anak itu. Evan tersenyum tipis mendengar jawaban Exel. Laki-laki itu duduk di samping sang putra dan merangkul pundak kecil Exel. "Dengarkan Papa..." Evan menatap lekat wajah kecil Exel. "Suatu saat nanti, kalau Exel sudah besar, sudah dewasa, Exel boleh kembali ke Prancis lagi, bahkan menetap di sana pun Papa tidak akan melarang Exel.""Yang benar, Pa?" tanyanya ragu. Evan mengangguk. "Iya, Sayang. Exel harus sekolah yang pintar, buat Mama dan Papa bangga, jadilah contoh yang baik untuk Pauline. Karena pe

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-30
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 358. Lupakan Masa Lalu, Mari Kita Berbahagia

    "Jer, aku ingin kau yang mengurus semua keperluan kantor untuk besok. Berkas-berkas yang sudah aku tanda tangani, bisa kau berikan pada Fredrik." Evan menatap ajudannya yang kini duduk di sofa bersama laptop yang dia pangku.Jericho seketika menatap Evan. "Memangnya Tuan ada acara, kah?" tanya laki-laki itu. "Heem, istriku mengajak liburan sehari saja. Dia ingin pergi ke pantai," jawab Evan. "Lalu meetingnya, bagaimana, Tuan? Bukan saya kan yang harus—""Ada Jasper," jawab Evan menyela. Bersamaan dengan itu, sosok pemilik nama yang Evan sebutkan pas saat dia membuka pintu ruangan kerja Evan saat ini. "Sa-saya?" cicit Jasper menunjuk dirinya sendiri. "Heem. Hadiri meetingnya besok pagi, biar Jericho yang mengurus sisanya, dan James akan mengatur beberapa jadwal kecil di kantor dengan Asgar." Evan selalu matang dalam mengatur semua rencana pekerjaannya. Dengan wajah pasrah, Jericho dan Jasper pun mengangguk. "Baiklah Tuan." Evan menatap kembali beberapa berkas di atas meja hing

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-30
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 359. Akhir Bahagia Kisah Cinta Evan dan Elizabeth

    Evan menepati janjinya pada anak dan istrinya. Saat musim semi tiba, mereka pergi ke pantai bersama-sama.Semenjak Elizabeth datang ke Berlin beberapa tahun yang lalu, ia belum pernah pergi ke pantai. Dan salah satu mimpi Elizabeth adalah dapat menikmati indahnya pantai bersama orang yang dia sayangi. Seperti saat ini, Elizabeth berdiri terkagum-kagum melihat hamparan lautan biru yang indah, dan pasir putih yang dia pijak terasa begitu lembut. "Pantainya sangat cantik," ujar wanita itu tersenyum. "Heem, ayo ke sana," ajak Evan menggenggam tangan istrinya. Sementara Exel dan Pauline berjalan di depan mereka. Anak-anak juga sangat menikmati momen ini. "Papa, itu tempat apa?" tanya Pauline menunjuk ke arah sebuah restoran yang berada di atas laut dan jembatan kayu sebagai jalannya. "Itu restoran, Sayang. Pauline mau ke sana?" tawar Evan pada si kecil. "Tidak mau, Pa. Pauline mau main air," jawabnya menunjuk ke arah air laut dengan ombak yang tenang. "Exel juga!" seru Exel dengan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-30

Bab terbaru

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 516. AKHIR KISAH KITA YANG BAHAGIA

    Pernikahan yang dinanti-nantikan sekaligus tak pernah dibayangkan oleh Pauline pun kini terjadi. Menjadi istri seorang Xander Spencer adalah hal yang tak jauh berbeda dengan sebuah mimpi. Dulu, Pauline tidak berani hanya sekedar untuk membayangkannya saja. Tetapi, takdir berkata lain. Hari ini, Pauline dan Xander sudah resmi menjadi sepasang suami istri. Pauline resmi menjadi istri dari seorang Xander Spencer setelah acara pernikahan mereka diselenggarakan di gedung hotel milik Keluarga Collin pagi ini. Semua keluarga mengucapkan selamat pada mereka, termasuk Exel dan juga Hauri yang turut ikut merasa senang di hari bahagia adik mereka. "Selamat ya, Sayang ... akhirnya kau membuka lembaran baru dengan seseorang yang kau cintai dan yang mencintaimu," ujar Exel memeluk Pauline. "Berjanjilah untuk hidup bahagia dengan Xander." Pauline mengeratkan pelukannya pada sang Kakak dan ia mengangguk kecil. "Iya, Kak. Terima kasih..." Pelukan mereka pun terlepas, Pauline menatap Hauri yang

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 515. (PAULINE STORY) Alicia Akan Punya Mama dan Papa yang Lengkap

    Pauline tidak pernah memikirkan yang namanya pernikahan sebelumnya. Ia hanya ingin hidup berdua dan membesarkan Alicia. Itulah harapannya awal mula. Namun, ternyata takdir berkata lain. Pauline justru akan menikah dengan laki-laki yang dulu pernah ia tinggalkan karena sakit hati, dan terlebih lagi laki-laki itu begitu lapang dada menerima Alicia dan mengakui sebagai anaknya sendiri. "Hei, kenapa melamun?" Suara Xander membuat Pauline tersentak pelan. Gadis itu menoleh pada Xander yang kini berdiri di sampingnya. Xander langsung memeluk Pauline dari belakang dan menyandarkan kepalanya di pundak gadis itu. "Kenapa?" Pauline mendongak menatapnya dengan senyuman tipis. "Katanya aku harus duduk diam, kau sendiri yang mau memilihkan gaun pernikahan kita," ujar Pauline. "Heem, tunggu sebentar. Tante Helen masih memilihkan yang pas untukmu," jawab Xander, seraya melepaskan pelukannya. Laki-laki itu pun berpindah duduk di samping Pauline. Saat ini, mereka berada di butik milik salah sat

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 514. (PAULINE STORY) Kami Akan Segera Menikah

    Xander mengantarkan Pauline pulang, kedatangannya disambut oleh Evan dan Elizabeth. Mereka tampak cemas dan was-was, pasalnya selama bertahun-tahun ini Pauline tidak pernah berhubungan dengan laki-laki manapun. Meskipun Evan merestui hubungan mereka, tapi tentu saja ia panik dan cemas bila putrinya tidak pulang-pulang. Kini mereka bertiga baru saja pulang, tampak Alicia bersemangat dan kesenangan dalam gendongan Xander. "Opaa...!" Anak perempuan itu mengulurkan tangannya dan berlari ke arah Evan dengan wajah berseri-seri. Evan dan Elizabeth pun tersenyum. "Aduh, kenapa Cucu Opa tidak pulang-pulang!" seru Evan, saat cucunya turun dari gendongan Xander dan berlari ke arahnya. Alicia langsung memeluk Evan, sedangkan Pauline dan Xander kini duduk di sofa. Mereka duduk berjajar dan Pauline tampak menundukkan kepalanya. "Maaf ya, Pa. Aku tidak bisa pulang kemarin. Pauline tidur pulas, aku ... aku juga sama," ujar Pauline merasa bersalah. Evan mengangguk. "Tidak apa-apa, asal kau ber

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 513. (PAULINE STORY) Keluarga yang Xander Impikan

    "Pauline, Sayang bangun ... pindahlah tidur di kamar. Jangan tidur di sini. Alicia sudah tidur di kamar atas." Xander menepuk pipi Pauline dengan sangat lembut sampai gadis itu terbangun dan terkejut saat ia menyadari tertidur di rumah Xander. "Kak..." Laki-laki itu tersenyum. "Pindah ke kamar, tidurlah di sana temani Alicia. Aku akan melanjutkan pekerjaanku dulu." Pauline langsung bangun dan ia menoleh ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam. Gadis itu tertunduk. "Bagaimana bisa aku ketiduran sampai jam segini?" lirih Pauline. "Bagaimana aku pulangnya?" "Kan aku sudah bilang, tidurlah di sini. Biar aku yang telfon Papa. Di luar juga udara sangat dingin, kasihan Alicia, Sayang." Xander mengusap lengan kecil Pauline. Gadis itu mengangguk patuh dan ia beranjak dari duduknya. Kedua mata mengantuknya pun tertuju lagi pada Xander. "Janji ya, Kak, teflon Papa," ujarnya. "Iya, Sayang." Barulah Pauline tersenyum tipis. "Baiklah, kalau begitu aku ke

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 512. (PAULINE STORY) Anak Kesayangan Papa Xander

    "Ma ... Alicia boleh tidak, tinggal di sini sama Mama dan Papa?" Anak perempuan dengan rambut cokelat dikuncir dua itu berdiri di samping sang Mama. Alicia yang menggemaskan tampak mendongak menatap wajah sang Mama. Pauline yang tengah membuatkan kopi untuk Xander di dapur rumah laki-laki itu, ia pun lantas menoleh dan tersenyum pada Alicia yang murung dan mengeluh di sampingnya. "Kita punya rumah sendiri, Sayang." Bibir Alicia cemberut, anak itu menarik-narik ujung blouse yang Pauline pakai. "Tapi Ma, Alicia mau seperti Kak Varo dan Kak Vano, mereka tinggal dengan Tante Mama dan Papa Exel. Masak Alicia hanya tinggal sama Mama, terus Oma dan Opa? Papa tinggal sendirian, kasihan Papa, Ma..." Alicia memprotes sang Mama. Dari arah ruang tengah, Xander yang mendengar perbincangan Alicia dan Pauline, ia tersenyum. Anak kecil mungil itu memang sangat menyayanginya selayaknya Papanya sendiri. Dengan jelas ia mendengar Alicia merengek pada sang Mama dan ia ingin tinggal bersamanya. Per

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 511. (PAULINE STORY) Pemilik Hatiku yang Sebenarnya

    Setelah pergi jalan-jalan, Xander mengajak Pauline dan Alicia ke rumahnya. Pauline pikir Xander tetap tinggal di rumah lamanya, tapi ternyata ia salah, Xander telah memiliki rumah sendiri yang jauh lebih megah. Kini, Pauline melangkah masuk ke dalam rumah. Ia berjalan di belakang Xander yang melangkah di depannya sembari menggendong Alicia yang terlelap dalam dekapannya. "Kak, tidurkan di sofa saja, tidak apa-apa," ujar Pauline tidak enak hati. "Kenapa harus di sofa? Di lantai satu banyak kamar, lantai dua juga ada," jawab Xander sambil berjalan menaiki anak tangga. "Tapi kan—""Anggap saja rumah ini rumahmu sendiri, Sayang," sela Xander. Panggilan Sayang yang Xander lontarkan membuat Pauline terdiam. Ia teringat saat beberapa tahun lalu, Xander memanggilnya dengan panggilan itu dan terdengar sangat romantis. Sampai akhirnya Pauline kembali melangkah naik mengikuti Xander. Mereka masuk ke dalam sebuah kamar. Kamar bernuansa abu-abu dan putih, memiliki ranjang king size di teng

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 510. (PAULINE STORY) Hubungan yang Dulunya Retak, Kini Terjalin Kembali

    Pauline terus merenung setelah ia mendapatkan nasihat dari sang Papa. Diamnya membuat Xander yang kini bersamanya pun tampak tak biasa. Laki-laki itu memperhatikannya dan ikut merasakan ada yang lain dengan Pauline. "Kenapa diam saja?" tanya Xander menatapnya dan menarik lengan Pauline sambil memangku Alicia. Pauline menoleh cepat dan menggelengkan kepalanya. "Tidak apa-apa. Emm ... hanya berpikir cuacanya semakin dingin." "Ya, tapi Alicia tidak mau pulang," jawab Xander menahan Alicia yang ada di pangkuannya dan tampak masih ingin bermain lagi di taman. Anak kecil perempuan itu mendongak dan menggelengkan kepalanya. "Ma, Alicia masih mau main sama Papa, nanti kalau Papa pulang, biar Alicia tidak menangis lagi," ujar anak itu. Pauline tersenyum dan mengangguk. "Iya, Sayang. Main sepuasnya di taman, ditemani Papa. Mama akan di sini memperhatikan kalian." Jawaban yang Pauline berikan membuat Xander terdiam dan menatapnya dengan dalam. Rasanya seperti tidak biasa melihat ekspres

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 509. (PAULINE STORY) Pauline, Bukalah Pintu Hatimu untuk Xander

    Suara gema tangisan Alicia menggelegar di dalam rumah Evan. Alicia marah saat ia bangun tidur, Xander tidak ada di sana, hingga membuat anak itu menangis mencari sosok yang ia panggil 'Papa' tersebut. Tangisannya membuat semua orang heboh pagi ini. Sampai Evan dan Elizabeth ikut berusaha menenangkannya cucu kesayangannya. "Sayang, sudah jangan menangis ... nanti Papa Xander akan ke sini, kok," bujuk Elizabeth menggendong Cucunya. "Huwaa ... maunya sekarang, Oma! Alicia maunya sekarang! Huwaa ... Papamu di mana?!" jerit Alicia menangis. Sedangkan Pauline kini berada di lantai dua, gadis itu tengah mencoba menghubungi Xander. Namun hingga berkali-kali panggilannya tidak dijawab oleh Xander meskipun terhubung. Pauline sampai mondar-mandir dengan kepala pening. Sejak petang dia menggendong Alicia yang rewel mencari Xander. "Mama!" pekik Alicia dari lantai satu. "Huwaa ... Mama!" Gegas Pauline turun ke lantai satu dan segera mendekati putrinya yang kini berjalan ke arahnya sambil me

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 508. (PAULINE STORY) Sebuah Restu

    Pauline dan Xander sampai di wahana akuarium raksasa. Di sana, Alicia terlihat sangat senang. Bahkan anak itu tidak mau turun dari gendongan Xander sejak mereka sampai. Tak hanya diam, Pauline pun sesekali mengambil momen dengan membuat video tentang Alicia yang digendong oleh Xander. "Wahh ... Papa! Itu ikannya besar!" pekik anak perempuan itu menunjuk seekor ikan di dalam akuarium raksasa. "Itu ikan apa, Papa?" "Itu ikan paus, Sayang," jawab Xander. "Ikan paus juga punya Mama dan Papa, juga?" tanyanya dengan polos. "Tentu saja punya," jawab Xander terkekeh. Pauline berdiri di samping Xander dan wanita itu menunjukkan gerombolan ikan-ikan cantik di sana. "Itu bagus ya," ujarnya. "Hm." Xander mengangguk. "Apa kau tidak pernah jalan-jalan saat Prancis?" "Tidak pernah. Alicia sangat nakal. Aku pernah mengajaknya ke taman bermain saat itu, hanya berdua, tapi aku awalnya ingin membiarkannya mendapatkan teman, tapi baru beberapa menit, belum ada satu jam sudah jat

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status