Home / Romansa / Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini / Bab 353. Hauri Sedih, Exel Jangan Pulang...

Share

Bab 353. Hauri Sedih, Exel Jangan Pulang...

Author: Te Anastasia
last update Last Updated: 2024-11-28 18:12:07

"Jadi, wanita itu benar-benar Clarisa, Van?"

Pertanyaan itu terlontar dari bibir Arshen saat laki-laki itu berkunjung ke kediaman Evan, setelah sehari kejadian Clarisa kembali meneror keluarga Evan.

Dan hanya anggukan kecil yang Evan berikan pada Papanya saat ini.

"Dia sekarang dirawat di rumah sakit jiwa, Pa. Kondisinya jauh lebih parah dari Mama dulu," jawab Evan.

Sergahan napas panjang terdengar dari Arshen saat ini. Laki-laki tua itu memperhatikan Exel yang kini bermain di teras dengan Hauri yang datang dijemput Jericho pagi tadi.

"Sepertinya kau harus segera kembali ke Berlin. Jangan terlalu lama di sini, Papa takut dengan hal yang tidak-tidak, Van," ujar Arshen melirik putranya.

"Iya Pa, kami akan pulang dalam minggu-minggu ini," jawab Evan.

Sedangkan Elizabeth hanya diam menundukkan kepalanya saja sejak tadi.

"Maaf ya, Pa ... ternyata liburan di sini malah banyak kekacauan yang terjadi," ujar Elizabeth lirih.

"Tidak papa, Eli. Kesialan manusia tidak tertulis di dalam s
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 354. Kekasih Kecil

    Exel mengantarkan Hauri pulang, namun Jericho di belakangnya mengawasi. Entah kenapa, ajudan andalan Evan itu merasa senang melihat relasi Exel yang hangat pada Hauri. Setahu Jericho, sekalipun di Berlin, Exel paling anti berteman dengan anak perempuan. Bahkan di usianya yang hampir sepuluh tahun, dia sudah disukai banyak anak perempuan seusianya, tapi tetap saja, Exel tidak menyukai mereka dan bersikap sangat dingin, persis Papanya. Dan semua itu, tidak berlaku pada Hauri. Gadis berdarah Jepang yang sangat disukai oleh Exel. "Hihi ... lucunya," gumam Jericho terkikik geli memperhatikan Exel menggenggam tangan Hauri dan menggandengnya. Merasa ditertawakan, lantas Exel langsung menghentikan langkahnya dan anak itu menoleh pada Jericho dan menatapnya tajam. "Paman ngapain ikutin Exel?!" pekik Exel kesal. "Ini perintah Papanya Tuan Kecil, jadi—""Tapi tidak usah dekat-dekat juga!" pekik Exel lagi memarahi Jericho. Jericho menahan untuk tidak tertawa, dia pun mengangguk dan kini me

    Last Updated : 2024-11-29
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 355. Hauri Kesayangan Exel

    "Besok kita pulang ke Berlin lagi, Sayang ... Cassel mau ikut Mama dan Papa pergi bersama Adik beli oleh-oleh untuk Nenek Berta dan Nenek Meria?" Exel yang sejak tadi terdiam, anak laki-laki itu menggelengkan kepalanya menolak. "Exel mau ke rumah Hauri saja, Pa," jawabnya. "Ke rumah Hauri? Ini sudah malam, Sayang..." "Hauri pasti ada di rumah. Dia tidak akan merasa terganggu kalau Exel datang," sahut Exel dengan keras kepala seperti biasa. Evan pun menoleh pada Jericho yang tengah duduk memangku Pauline di ruang tamu depan. "Jer ... nanti tolong antarkan Exel ke tempat Hauri," ujar Evan. "Baik Tuan." Jericho mengangguk. Barulah Evan dan Elizabeth menatap kembali putra mereka yang nampaknya tidak mood dengan segala hal. Awalnya Exel protes dan tidak mau pulang lagi ke Berlin. Dia merasa kasihan pada Hauri yang dia tinggalkan. Tetapi, tidak mungkin Exel di sini sendirian, belum lagi semua pekerjaan Papanya ada di Berlin. "Kalau begitu Papa pergi sekarang, ya ... Exel nanti bis

    Last Updated : 2024-11-29
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 356. Janji Exel untuk Kembali

    Setelah semalam pergi jalan-jalan bersama Hauri. Pagi ini Exel dan keluarganya akan kembali lagi ke Berlin. Elizabeth dan Evan sudah bersiap-siap, bahkan Pauline juga sudah siap untuk pulang kembali ke rumahnya. "Sayang, Kakak mana?" tanya Elizabeth yang kini berjalan menuruni anak tangga. "Kakak? Sebentar, Mama..." Pauline berlari mencari di depan. Anak perempuan kecil itu mencari-cari sang Kakak, dan ia tidak menemukan Kakaknya di mana-mana. "Kakak..!" Pauline berlari ke depan, dia cemberut tidak menemukan Exel. "Nona Kecil, kenapa?" tanya James mendekati anak perempuan bertubuh mungil tersebut. "Kakaknya Pauline di mana, Paman?" tanya anak itu. "Tuan Kecil ada di depan sana," jawab James. Pauline menoleh ke arah gerbang depan. Dan ternyata Exel berdiri di sana, barulah Pauline bergegas berlari dengan langkah kecilnya mendekati Exel. "Kakak ... Kakak sedang apa? Mama mencari Kakak, tahu!" seru anak perempuan berpipi gembil itu. "Kakak menunggu Kak Hauri," jawab Exel sedih

    Last Updated : 2024-11-29
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 357. Permintaan dari Mama, Papa Tidak Bisa Menolak!

    Usai kembali ke Berlin beberapa hari yang lalu, Evan memperhatikan putranya yang kini banyak murung. Exel mungkin masih ingin lebih lama lagi berada di Prancis, namun kesibukan orang tuanya yang membuat ia terpaksa harus ikut pulang. "Exel ... kenapa diam saja? Diajak main Adik Pauline juga tidak mau, kenapa?" Evan mendekati putranya yang duduk di sofa yang berada di dekat jendela ruang keluarga. Anak itu menggeleng. "Tidak papa kok, Pa. Masih kepikiran di Prancis saja," jawab anak itu. Evan tersenyum tipis mendengar jawaban Exel. Laki-laki itu duduk di samping sang putra dan merangkul pundak kecil Exel. "Dengarkan Papa..." Evan menatap lekat wajah kecil Exel. "Suatu saat nanti, kalau Exel sudah besar, sudah dewasa, Exel boleh kembali ke Prancis lagi, bahkan menetap di sana pun Papa tidak akan melarang Exel.""Yang benar, Pa?" tanyanya ragu. Evan mengangguk. "Iya, Sayang. Exel harus sekolah yang pintar, buat Mama dan Papa bangga, jadilah contoh yang baik untuk Pauline. Karena pe

    Last Updated : 2024-11-30
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 358. Lupakan Masa Lalu, Mari Kita Berbahagia

    "Jer, aku ingin kau yang mengurus semua keperluan kantor untuk besok. Berkas-berkas yang sudah aku tanda tangani, bisa kau berikan pada Fredrik." Evan menatap ajudannya yang kini duduk di sofa bersama laptop yang dia pangku.Jericho seketika menatap Evan. "Memangnya Tuan ada acara, kah?" tanya laki-laki itu. "Heem, istriku mengajak liburan sehari saja. Dia ingin pergi ke pantai," jawab Evan. "Lalu meetingnya, bagaimana, Tuan? Bukan saya kan yang harus—""Ada Jasper," jawab Evan menyela. Bersamaan dengan itu, sosok pemilik nama yang Evan sebutkan pas saat dia membuka pintu ruangan kerja Evan saat ini. "Sa-saya?" cicit Jasper menunjuk dirinya sendiri. "Heem. Hadiri meetingnya besok pagi, biar Jericho yang mengurus sisanya, dan James akan mengatur beberapa jadwal kecil di kantor dengan Asgar." Evan selalu matang dalam mengatur semua rencana pekerjaannya. Dengan wajah pasrah, Jericho dan Jasper pun mengangguk. "Baiklah Tuan." Evan menatap kembali beberapa berkas di atas meja hing

    Last Updated : 2024-11-30
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 359. Akhir Bahagia Kisah Cinta Evan dan Elizabeth

    Evan menepati janjinya pada anak dan istrinya. Saat musim semi tiba, mereka pergi ke pantai bersama-sama.Semenjak Elizabeth datang ke Berlin beberapa tahun yang lalu, ia belum pernah pergi ke pantai. Dan salah satu mimpi Elizabeth adalah dapat menikmati indahnya pantai bersama orang yang dia sayangi. Seperti saat ini, Elizabeth berdiri terkagum-kagum melihat hamparan lautan biru yang indah, dan pasir putih yang dia pijak terasa begitu lembut. "Pantainya sangat cantik," ujar wanita itu tersenyum. "Heem, ayo ke sana," ajak Evan menggenggam tangan istrinya. Sementara Exel dan Pauline berjalan di depan mereka. Anak-anak juga sangat menikmati momen ini. "Papa, itu tempat apa?" tanya Pauline menunjuk ke arah sebuah restoran yang berada di atas laut dan jembatan kayu sebagai jalannya. "Itu restoran, Sayang. Pauline mau ke sana?" tawar Evan pada si kecil. "Tidak mau, Pa. Pauline mau main air," jawabnya menunjuk ke arah air laut dengan ombak yang tenang. "Exel juga!" seru Exel dengan

    Last Updated : 2024-11-30
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 360. (EXEL STORY) Perjodohan dan Hilangnya Kabar Hauri

    Beberapa Tahun Kemudian..."Kakek sudah tua, Exel. Segeralah menikah dengan gadis pilihan Kakek, dan gantikan posisi Kakek di perusahaan." Ungkapan itu begitu mudahnya terucap dari bibir Arshen. Laki-laki tua itu menatap pemuda tampan berbalut tuxedo hitam yang duduk menyilangkan kedua kakinya sembari membuka-buka berkas. Exel Vallen Collin, kini telah menjadi seorang laki-laki muda yang tampan, menawan, berkarisma, dan sukses. Tak kalah dari Papanya, dia sangat ahli dalam bidang bisnis hingga namanya cukup dikenal di kalangan para pebisnis di kota Berlin. Tapi, kini rupanya sang Kakek mencoba mengusik ketenangannya. "Exel..." Arshen kembali memanggilnya. "Aku sudah punya kekasih, Kek. Tidak perlu menjodohkan aku dengan gadis manapun," jawab Exel tenang. "Apa kau yakin dengan bibit dan bobot kekasihmu itu? Pastikan kalau dia gadis yang baik, Exel!" seru Arshen dengan lekat menatap Cucunya. Exel mendengus pelan, pemuda itu meletakkan sebuah berkas ke atas meja dengan sedikit kas

    Last Updated : 2024-12-01
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 361. (EXEL STORY) Exel, Hauri Telah Menikah!

    Usai mengantarkan Pauline ke kampusnya, Exel pun bergegas ke kantor perusahaan milik Papanya, dan tempat di mana ia bekerja. Menjadi tangan kanan Papanya, tidak luput dari segala tanggung jawab besar yang setiap hari dilakukan oleh Exel. Termasuk harus patuh meeting dalam jam-jam tertentu. Setibanya di kantor, Exel pun bergegas masuk ke dalam ruangannya di lantai sepuluh. Laki-laki itu melepaskan mentel hangatnya dan berjalan dengan tegas. "Selamat pagi, Tuan Exel," sapa Jericho mengangkat tangannya pada Exel. "Heem, Papa belum datang kan, Paman?" tanya Exel. "Papa tidak datang dalam meeting hari ini, Tuan. Kan, Opa Arshen sedang berkunjung ke sini. Jadi, Tuan Exel yang harus ikut meeting menggantikan Tuan Evan," jawab Jericho menjelaskan. Exel berdecak kesal. "Aku sudah menduganya." "Oh ya, Tuan Muda ... beberapa menit yang lalu ada tamu yang mencari Tuan dan ingin mengatakan sesuatu. Katanya, beliau kenal dekat dengan Tuan, mungkin teman Tuan. Jadi saya meminta penjaga mengiz

    Last Updated : 2024-12-01

Latest chapter

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 469. Papa, Mama, Maafkan Pauline...

    Beberapa hari berlalu, Elizabeth dan Evan semakin cemas dengan kondisi Pauline yang semakin tertutup dan putrinya sama sekali tidak mau melakukan apapun. Bahkan pagi ini, Elizabeth berusaha meminta Pauline untuk kembali kuliah, tapi seperti biasa, tak mudah membujuk anaknya. "Sayang, Pauline ini kenapa? Kalau ada apa-apa bilang ke Mama dan Papa! Pauline dibully lagi? Sama siapa? Bilang pada Mama, Nak!" pekik Elizabeth menatap putrinya yang kini duduk di tepi ranjang memeluk bonekanya. "Bukan, Ma. Pauline hanya tidak mau kuliah, tidak mau ke mana-mana," jawab gadis itu. "Kenapa? Kenapa tidak mau ke mana-mana? Keluar rumah tidak mau, kuliah tidak mau. Lalu bagaimana masa depanmu nanti, Sayang?" Elizabeth mengusap pucuk kepala Pauline. "Pauline mau sendirian. Mama jangan ganggu!" pekik gadis itu mendorong Elizabeth. Elizabeth menyergah napasnya panjang. Wanita itu mengusap wajahnya kasar sebelum menatap ke arah pintu di mana Evan berdiri di sana. Laki-laki itu berjalan masuk dan m

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 468. (PAULINE STORY) Pauline, Kau Kenapa, Nak?

    Dengan langkah gontai Pauline sampai di rumah. Taksi yang ia pegang pun berhenti tepat di depan rumahnya. Wajah gadis itu tampak pucat dan layu. Kepala Pauline terasa kosong tak mampu memikirkan apapun saat ini. Bahkan saat ia masuk ke dalam rumahnya. "Loh ... Sayang, sudah pulang?" Suara Elizabeth menyambut kedatangannya. "Pauline bilang mau pulang sore bersama dengan Belle dan Glads?" tanya sang Mama lagi. Pauline menggeleng pelan. "Tidak, Ma," jawabnya lemas. "Ehh..." Elizabeth mengerjapkan kedua matanya saat Pauline yang tidak bersemangat sama dan lesu melewatinya begitu saja tanpa banyak cakap seperti biasanya. Wanita itu memperhatikan tatapan kosong Pauline yang begitu terpukul."Apa yang terjadi? Apa dia bertengkar dengan temannya lagi?" gumam Elizabeth bingung. "Dan ... kenapa juga Pauline pulang dengan taksi? Di mana Arthur?" Elizabeth tampak sangat kebingungan dan berpikir-pikir. "Ada apa, Sayang?" Suara Evander membuyarkan lamunannya. Elizabeth menatapnya. "Tidak p

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 467. (PAULINE STORY) Malam Kelam Penuh Dendam

    Beberapa Bulan yang Lalu..."Kau pantas mendapatkan ini semua, Putri Evander," bisik seorang laki-laki dengan suara dalamnya memberikan jejak di sepanjang leher jenjang Pauline. Selain kecupan dan ciuman panas yang bertubi-tubi, sentuhan tangan laki-laki itu menyusuri lekuk tubuh polos gadis cantik yang kini menangis tak kuasa melawannya. Aroma alkohol yang menguat dari laki-laki itu membuat Pauline sangat ketakutan. "Ja-jangan, Arthur..." Pauline memejamkan kedua matanya kuat-kuat. "A-aku salah apa?Laki-laki itu tidak menyahutinya sedikitpun. Di dalam kamar yang temaram, Pauline terbaring atas ranjang di bawah kungkungan laki-laki tampan ini, Arthur Rowand, bodyguard setianya. Pauline tidak berdaya saat kedua lengannya dicengkeram kuat. Arthur mabuk berat dan mendatangi Pauline di kamar hotel, tempat Pauline menginap setelah acara ulang tahun temannya di luar kota. Laki-laki itu datang, langsung menciumnya dan mendorong Pauline ke atas ranjang, tak hanya itu, Arthur juga tak se

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 466. (EXEL STORY) Peran Istimewa Exel Sebagai Seorang Suami dan Kakak yang Istimewa

    Hari ini Exel mendapatkan amanat dari sang Papa untuk menjaga Pauline di rumah. Bersama dengan Hauri, mereka berdua datang ke kediaman orang tuanya. Saat mereka baru saja datang, Hauri berjalan masuk lebih dulu. Ia tersenyum melihat seorang gadis cantik dengan perutnya yang besar, kini yang tengah berdiri di ruang makan tampak sedang membuat roti selai. "Selamat pagi," sapa Hauri tersenyum manis. Pauline menoleh dengan wajah piasnya, sebelum gadis cantik itu tersenyum. "Kakak ... Kakak datang dengan siapa?" tanya gadis itu. "Dengan Kak Exel," jawab Hauri sambil meletakkan paper bag besar berisi makanan dan buah-buahan di atas meja makan. "Pauline buat apa?" "Roti selai, Kak," jawab gadis itu. Dari arah depan, tampak Exel yang kini berjalan dan ia tersenyum melihat adiknya yang terlihat sibuk di ruang makan. "Pauline ... Kakak sudah belikan buah peach yang kemarin kau inginkan. Itu ada di dalam tas belanjaan Kak Hauri," ujar Exel mendekati sang adik dan mengecup pipinya. "Iya,

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 465. (EXEL STORY) Waktu Berjalan Cepat, dan Calon Bayi Kembarku

    Beberapa Bulan Kemudian...Hari-hari berlalu dengan sangat baik. Tak terasa waktu berjalan dengan cepat dan sangat mengesankan tiap harinya.Tak lama lagi, Hauri dan Exel akan menjadi orang tua. Mereka sangat bahagia saat tahu kalau anak yang sedang Hauri kandung ternyata ada dua bayi. Meskipun telah dinyatakan sembuh sejak beberapa bulan lalu, tapi Exel menjadi suami siaga untuk Hauri yang sebentar lagi akan melahirkan, hingga tinggal menghitung hari demi hari. "Jangan jalan jauh-jauh, Sayang ... nanti kau bisa kelelahan! Ingat kata Dokter Lilian, kau harus banyak istirahat," ujar Exel pada istrinya. "Iya. Masa jalan dari ruang tamu ke dapur saja kau mengomeliku," protes wanita cantik yang kini berdiri di belakang Exel sembari memegang perut besarnya. Exel terkekeh. Laki-laki itu kini tengah membuatkan susu untuk Hauri, sementara semua urusan rumah yang lainnya, pembantu mereka yang menangani. "Sudah, ini susunya. Cepat diminum dan dihabiskan," bujuk Exel menyerahkan segera susu

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 464. (EXEL STORY) Peran Seorang Mama

    Tak ada yang bisa membujuk Pauline sama sekali. Baik Exel maupun kedua orang tuanya, hingga mereka semua menyerah dan membiarkan Pauline melakukan apapun yang dia sukai. Exel juga berpesan pada Mama dan Papanya untuk tidak memarahi adiknya bila terjadi sesuatu. Karena malam ini, Exel kembali pulang ke rumahnya. "Kasihan sekali Pauline ... aku memintanya besok untuk datang ke rumah kita. Siapa tahu dia mau," ujar Hauri. Exel mengangguk. "Aku rasa juga begitu. Semoga saja dia mau," jawabnya. Sepanjang perjalanan, Hauri bercerita ini dan itu. Gadis itu juga tidak henti-hentinya mengatakan kalau ia sangat mencemaskan adik iparnya. Exel pun memahami perasaan itu. Namun ia menganggap kalau Pauline sudah besar, pasti dia bisa menyelesaikan permasalahannya sendiri. Jadi, Exel lebih fokus pada Istrinya dan juga pada rumah tangga mereka berdua. "Sayang, kau ingin membeli sesuatu?" tawar Exel menoleh pada istrinya. "Tidak, aku tidak ingin membeli apapun," jawab gadis itu. "Mama tadi memb

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 463. (EXEL STORY) Luka Hati Adikku

    Hauri masuk ke dalam kamar Pauline. Di sana, ia melihat Pauline yang tengah sibuk dengan kanvas dan cat airnya. Entah sejak kapan gadis itu senang mengurung diri dan menyendiri. Pauline duduk di balkon kamarnya, hingga ia tidak tahu bila Hauri masuk ke dalam kamarnya. "Wahh ... cantik sekali gambaranmu, Pauline," puji Hauri tiba-tiba. Suaranya membuat Pauline sontak menoleh ke belakang di mana Hauri berdiri. Pauline tersenyum manis. "Kakak, sejak kapan Kakak di sana?" tanyanya. Hauri tersenyum tipis. "Sejak tadi. Pauline saja yang tidak tahu," jawabnya. "Sini, Kak." Perlahan Hauri melangkah mendekatinya. Ia duduk di samping Pauline yang masih meneruskan lukisannya. "Sejak kapan suka melukis? Kakak tidak pernah melihatmu suka melukis biasanya," ujar Hauri bertanya. Pauline tersenyum. "Sudah lama, Kak. Tapi memang tidak Pauline kasih tunjuk pada siapapun. Semua kanvasnya juga Pauline sembunyikan di dalam ruangan ganti," jawab gadis itu. Hauri terkekeh. "Pauline ... Pauline, k

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 462. (EXEL STORY) Apa yang Terjadi Dengan Pauline?

    Kabar kehamilan Hauri sudah terdengar oleh semua keluarga, bahkan beberapa teman Exel juga mengucapkan selamat pada mereka. Termasuk sahabat dekatnya, Heiner yang malam ini datang berkunjung ke rumah mereka membawakan beberapa makanan dan buah-buahan. Sejak dulu hingga kini, memang Heiner yang jauh lebih dekat dan perhatian. "Sekarang tinggal kau saja yang belum menikah, Heiner. Mau sampai kapan kau terus menyendiri?" tanya Exel pada sahabatnya itu. Heiner terkekeh. "Entahlah, tapi aku benar-benar menikmati hidupku saat ini," jawabnya."Saat waktunya tiba, jodohmu pasti juga akan datang, Heiner," sahut Hauri mendekati dua laki-laki itu membawakan cemilan dan juga buah-buahan. "Benar, Hau. Aku malah berpikir kalau aku ingin mendekati Pauline ... supaya aku merasakan, sepertinya enak juga menjadi menantu Keluarga Collin," ujarnya dengan percaya diri, sebelum sebuah bantalan sofa mendarat di wajahnya. Exel menatap tajam dan kesal. "Kalau kau ingin mendekati adikku, kau harus melawa

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 461. (EXEL STORY) Kita Akan Menjadi Orang Tua

    Pagi ini Hauri pergi ke rumah sakit ditemani oleh Exel. Tetapi, ia tidak pergi menemui Dokter William lagi, melainkan Hauri akan pergi ke dokter kandungan saat ini.Bersama dengan suaminya, Hauri baru saja menyelesaikan pemeriksaan. Mereka duduk menunggu hasil periksa dengan perasaan mendebarkan. "Nyonya pasti sering pusing dan mual akhir-akhir ini?" tanya dokter perempuan itu. Hauri mengangguk. "Iya dok, kemarin saat menghubungi Mama mertua saya, Mama meminta saya untuk langsung periksa," ujarnya. Dokter itu tersenyum. "Ya, memang seharusnya begitu, Nyonya," jawabnya. "Dan ... dari hasil pemeriksaan yang telah saya lakukan, Nyonya saat ini sudah mengandung berusia hampir lima minggu. Mungkin Nyonya tidak sadar saat Nyonya mengalami terlambat datang bulan." Hauri terdiam menggenggam erat tangan Exel. Laki-laki itu juga tercengang, tak percaya diselimuti kebahagiaan yang luar biasa. "Ja-jadi, istri saya hamil, dok?" tanya Exel dengan kedua mata berbinar-binar. "Benar, Tuan. Selam

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status