Share

Bab 354. Kekasih Kecil

Penulis: Te Anastasia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-29 09:28:29

Exel mengantarkan Hauri pulang, namun Jericho di belakangnya mengawasi. Entah kenapa, ajudan andalan Evan itu merasa senang melihat relasi Exel yang hangat pada Hauri.

Setahu Jericho, sekalipun di Berlin, Exel paling anti berteman dengan anak perempuan. Bahkan di usianya yang hampir sepuluh tahun, dia sudah disukai banyak anak perempuan seusianya, tapi tetap saja, Exel tidak menyukai mereka dan bersikap sangat dingin, persis Papanya.

Dan semua itu, tidak berlaku pada Hauri. Gadis berdarah Jepang yang sangat disukai oleh Exel.

"Hihi ... lucunya," gumam Jericho terkikik geli memperhatikan Exel menggenggam tangan Hauri dan menggandengnya.

Merasa ditertawakan, lantas Exel langsung menghentikan langkahnya dan anak itu menoleh pada Jericho dan menatapnya tajam.

"Paman ngapain ikutin Exel?!" pekik Exel kesal.

"Ini perintah Papanya Tuan Kecil, jadi—"

"Tapi tidak usah dekat-dekat juga!" pekik Exel lagi memarahi Jericho.

Jericho menahan untuk tidak tertawa, dia pun mengangguk dan kini me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 355. Hauri Kesayangan Exel

    "Besok kita pulang ke Berlin lagi, Sayang ... Cassel mau ikut Mama dan Papa pergi bersama Adik beli oleh-oleh untuk Nenek Berta dan Nenek Meria?" Exel yang sejak tadi terdiam, anak laki-laki itu menggelengkan kepalanya menolak. "Exel mau ke rumah Hauri saja, Pa," jawabnya. "Ke rumah Hauri? Ini sudah malam, Sayang..." "Hauri pasti ada di rumah. Dia tidak akan merasa terganggu kalau Exel datang," sahut Exel dengan keras kepala seperti biasa. Evan pun menoleh pada Jericho yang tengah duduk memangku Pauline di ruang tamu depan. "Jer ... nanti tolong antarkan Exel ke tempat Hauri," ujar Evan. "Baik Tuan." Jericho mengangguk. Barulah Evan dan Elizabeth menatap kembali putra mereka yang nampaknya tidak mood dengan segala hal. Awalnya Exel protes dan tidak mau pulang lagi ke Berlin. Dia merasa kasihan pada Hauri yang dia tinggalkan. Tetapi, tidak mungkin Exel di sini sendirian, belum lagi semua pekerjaan Papanya ada di Berlin. "Kalau begitu Papa pergi sekarang, ya ... Exel nanti bis

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 356. Janji Exel untuk Kembali

    Setelah semalam pergi jalan-jalan bersama Hauri. Pagi ini Exel dan keluarganya akan kembali lagi ke Berlin. Elizabeth dan Evan sudah bersiap-siap, bahkan Pauline juga sudah siap untuk pulang kembali ke rumahnya. "Sayang, Kakak mana?" tanya Elizabeth yang kini berjalan menuruni anak tangga. "Kakak? Sebentar, Mama..." Pauline berlari mencari di depan. Anak perempuan kecil itu mencari-cari sang Kakak, dan ia tidak menemukan Kakaknya di mana-mana. "Kakak..!" Pauline berlari ke depan, dia cemberut tidak menemukan Exel. "Nona Kecil, kenapa?" tanya James mendekati anak perempuan bertubuh mungil tersebut. "Kakaknya Pauline di mana, Paman?" tanya anak itu. "Tuan Kecil ada di depan sana," jawab James. Pauline menoleh ke arah gerbang depan. Dan ternyata Exel berdiri di sana, barulah Pauline bergegas berlari dengan langkah kecilnya mendekati Exel. "Kakak ... Kakak sedang apa? Mama mencari Kakak, tahu!" seru anak perempuan berpipi gembil itu. "Kakak menunggu Kak Hauri," jawab Exel sedih

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-29
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 357. Permintaan dari Mama, Papa Tidak Bisa Menolak!

    Usai kembali ke Berlin beberapa hari yang lalu, Evan memperhatikan putranya yang kini banyak murung. Exel mungkin masih ingin lebih lama lagi berada di Prancis, namun kesibukan orang tuanya yang membuat ia terpaksa harus ikut pulang. "Exel ... kenapa diam saja? Diajak main Adik Pauline juga tidak mau, kenapa?" Evan mendekati putranya yang duduk di sofa yang berada di dekat jendela ruang keluarga. Anak itu menggeleng. "Tidak papa kok, Pa. Masih kepikiran di Prancis saja," jawab anak itu. Evan tersenyum tipis mendengar jawaban Exel. Laki-laki itu duduk di samping sang putra dan merangkul pundak kecil Exel. "Dengarkan Papa..." Evan menatap lekat wajah kecil Exel. "Suatu saat nanti, kalau Exel sudah besar, sudah dewasa, Exel boleh kembali ke Prancis lagi, bahkan menetap di sana pun Papa tidak akan melarang Exel.""Yang benar, Pa?" tanyanya ragu. Evan mengangguk. "Iya, Sayang. Exel harus sekolah yang pintar, buat Mama dan Papa bangga, jadilah contoh yang baik untuk Pauline. Karena pe

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-30
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 358. Lupakan Masa Lalu, Mari Kita Berbahagia

    "Jer, aku ingin kau yang mengurus semua keperluan kantor untuk besok. Berkas-berkas yang sudah aku tanda tangani, bisa kau berikan pada Fredrik." Evan menatap ajudannya yang kini duduk di sofa bersama laptop yang dia pangku.Jericho seketika menatap Evan. "Memangnya Tuan ada acara, kah?" tanya laki-laki itu. "Heem, istriku mengajak liburan sehari saja. Dia ingin pergi ke pantai," jawab Evan. "Lalu meetingnya, bagaimana, Tuan? Bukan saya kan yang harus—""Ada Jasper," jawab Evan menyela. Bersamaan dengan itu, sosok pemilik nama yang Evan sebutkan pas saat dia membuka pintu ruangan kerja Evan saat ini. "Sa-saya?" cicit Jasper menunjuk dirinya sendiri. "Heem. Hadiri meetingnya besok pagi, biar Jericho yang mengurus sisanya, dan James akan mengatur beberapa jadwal kecil di kantor dengan Asgar." Evan selalu matang dalam mengatur semua rencana pekerjaannya. Dengan wajah pasrah, Jericho dan Jasper pun mengangguk. "Baiklah Tuan." Evan menatap kembali beberapa berkas di atas meja hing

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-30
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 359. Akhir Bahagia Kisah Cinta Evan dan Elizabeth

    Evan menepati janjinya pada anak dan istrinya. Saat musim semi tiba, mereka pergi ke pantai bersama-sama.Semenjak Elizabeth datang ke Berlin beberapa tahun yang lalu, ia belum pernah pergi ke pantai. Dan salah satu mimpi Elizabeth adalah dapat menikmati indahnya pantai bersama orang yang dia sayangi. Seperti saat ini, Elizabeth berdiri terkagum-kagum melihat hamparan lautan biru yang indah, dan pasir putih yang dia pijak terasa begitu lembut. "Pantainya sangat cantik," ujar wanita itu tersenyum. "Heem, ayo ke sana," ajak Evan menggenggam tangan istrinya. Sementara Exel dan Pauline berjalan di depan mereka. Anak-anak juga sangat menikmati momen ini. "Papa, itu tempat apa?" tanya Pauline menunjuk ke arah sebuah restoran yang berada di atas laut dan jembatan kayu sebagai jalannya. "Itu restoran, Sayang. Pauline mau ke sana?" tawar Evan pada si kecil. "Tidak mau, Pa. Pauline mau main air," jawabnya menunjuk ke arah air laut dengan ombak yang tenang. "Exel juga!" seru Exel dengan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-30
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 360. (EXEL STORY) Perjodohan dan Hilangnya Kabar Hauri

    Beberapa Tahun Kemudian..."Kakek sudah tua, Exel. Segeralah menikah dengan gadis pilihan Kakek, dan gantikan posisi Kakek di perusahaan." Ungkapan itu begitu mudahnya terucap dari bibir Arshen. Laki-laki tua itu menatap pemuda tampan berbalut tuxedo hitam yang duduk menyilangkan kedua kakinya sembari membuka-buka berkas. Exel Vallen Collin, kini telah menjadi seorang laki-laki muda yang tampan, menawan, berkarisma, dan sukses. Tak kalah dari Papanya, dia sangat ahli dalam bidang bisnis hingga namanya cukup dikenal di kalangan para pebisnis di kota Berlin. Tapi, kini rupanya sang Kakek mencoba mengusik ketenangannya. "Exel..." Arshen kembali memanggilnya. "Aku sudah punya kekasih, Kek. Tidak perlu menjodohkan aku dengan gadis manapun," jawab Exel tenang. "Apa kau yakin dengan bibit dan bobot kekasihmu itu? Pastikan kalau dia gadis yang baik, Exel!" seru Arshen dengan lekat menatap Cucunya. Exel mendengus pelan, pemuda itu meletakkan sebuah berkas ke atas meja dengan sedikit kas

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 361. (EXEL STORY) Exel, Hauri Telah Menikah!

    Usai mengantarkan Pauline ke kampusnya, Exel pun bergegas ke kantor perusahaan milik Papanya, dan tempat di mana ia bekerja. Menjadi tangan kanan Papanya, tidak luput dari segala tanggung jawab besar yang setiap hari dilakukan oleh Exel. Termasuk harus patuh meeting dalam jam-jam tertentu. Setibanya di kantor, Exel pun bergegas masuk ke dalam ruangannya di lantai sepuluh. Laki-laki itu melepaskan mentel hangatnya dan berjalan dengan tegas. "Selamat pagi, Tuan Exel," sapa Jericho mengangkat tangannya pada Exel. "Heem, Papa belum datang kan, Paman?" tanya Exel. "Papa tidak datang dalam meeting hari ini, Tuan. Kan, Opa Arshen sedang berkunjung ke sini. Jadi, Tuan Exel yang harus ikut meeting menggantikan Tuan Evan," jawab Jericho menjelaskan. Exel berdecak kesal. "Aku sudah menduganya." "Oh ya, Tuan Muda ... beberapa menit yang lalu ada tamu yang mencari Tuan dan ingin mengatakan sesuatu. Katanya, beliau kenal dekat dengan Tuan, mungkin teman Tuan. Jadi saya meminta penjaga mengiz

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 362. (EXEL STORY) Kembali untuk Hauri

    Exel kembali ke rumahnya, pemuda itu benar-benar meninggalkan meeting pagi ini dan ia meminta Jericho untuk menggantikannya. Sesampainya di rumah, Exel sudah disambut oleh tatapan Evan lengkap dengan amarahnya. "Kenapa pulang?! Meetingnya bagaimana, Exel?!" pekik Evan pada putranya. "Di mana Opa?" tanya Exel dengan nada dinginnya. "Opa ada di kamarnya! Sekarang jelaskan pada Papa, kenapa kau pulang?!" Evan menarik lengan Exel. Exel tidak menjawab, ia meloloskan lengannya hingga benar-benar terlepas dari cekalan sang Papa.Benar-benar Evan tidak mengerti cara berpikir Exel. Laki-laki itu mengusap wajahnya lelah. "Anak itu ... ada-ada saja!" geram Evan menggeleng-gelengkan kepalanya. Exel melangkah ke sebuah kamar di mana Arshen berada saat ini. Saat Exel membuka pintu kamar itu, nampak Arshen menatapnya dengan tatapan yang tidak kaget lagi. "Mau apa?" tanya Arshen dengan wajah malas. "Opa, ada yang ingin aku bicarakan," ujar Exel menunduk di hadapan sang Opa. Arshen menaikka

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01

Bab terbaru

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 452. (EXEL STORY) Pauline Marah Pada Mereka Semua

    Exel menatap lekat pada Arthur yang masih berada di sana menjemput Pauline.Tapi seperti biasa, adik kesayangan Exel itu selalu saja ada-ada saja tingkahnya. Usia hampir dua puluh tahun, tapi dia masih seperti anak kecil yang labil. "Kau pulang saja sendiri, aku masih mau di sini! Untuk apa kau menjemputku kalau kau akan pergi lagi?!" sinis Pauline menatap Arthur. Exel terdiam melirik adiknya yang duduk bersama istrinya. "Lalu maumu bagaimana, Pauline?" "Dia tidak boleh pergi." Pauline menjawab dengan mudahnya. "Arthur harus tetap menjadi pengawalku." Arthur memasang wajah datarnya menatap Pauline. "Saya akan memulai bisnis keluarga saya di luar kota, Nona." "Padahal kau dulu janji tidak akan meninggalkan aku, bahkan kau akan menjadi satu-satunya temanku. Tapi ... ternyata ucapanmu itu hanya omong kosong." Exel dan Hauri saling tatap dengan ekspresi bingung. Mereka tidak mengerti jalan pikir Pauline seperti apa. "Lebih baik sekarang kau pulang, minta pada Papa untuk mempekerj

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 251. (EXEL ROMAN) Kenapa dengan Arthur dan Pauline?

    Sampai malam tiba, Pauline tetap berada di kediaman Exel. Gadis cantik itu tampak bersama Hauri di kamar lantai dua. Mereka asik menonton drama romantis kesukaan mereka, dan Exel yang paling senang jahil, tiba-tiba masuk ke dalam kamar dan duduk di atas ranjang di samping Hauri. "Sayang, kau sudah makan?" tanya Exel berbisik sembari mengecup pipi Hauri dengan gemas. "Sudah," jawab gadis cantik itu. "Kau sendiri, sudah makan malam?" "Hm," gumaman menjadi jawaban dari Exel. Dari arah samping Hauri, tiba-tiba Pauline menengok Kakak dan Kakak iparnya tersenyum. "Kakak, tadi Papa tidak bilang ingin menjemputku, kan?" tanya Pauline dengan kedua mata indahnya yang mengerjap. "Tidak, Pauline. Tapi jangan lama-lama di sini," ujar Exel menyindir sang adik, hal ini membuatnya terkekeh. Pauline lantas terdiam. Ia menoleh pada sang Kakak kembali dengan tatapan sedih. "Aku harus pulang sekarang, ya, Kak?" cicitnya. "Tidak, Pauline..." Saat itu juga Hauri langsung merangkul Pauline. Gadis

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 450. (EXEL STORY) Adik dan Kakak Tidak Ada Akurnya

    Exel mendatangi kediaman kedua orang tuanya. Setelah sang adik datang sambil menangis, membuat Exel tidak tega. Kedatangannya disambut seperti biasa oleh Mama dan Papanya, mungkin mereka tahu kalau Exel datang akan memprotes mereka."Adikmu di sana?" tanya Evan saat Exel baru saja duduk. Exel menatap Papanya dan berdecak pelan. "Papa apa-apaan, menjodohkan Pauline dengan seenaknya seperti ini? Pauline masih kuliah, Pa." "Exel—""Pa, Ma, Pauline itu masih seperti anak kecil. Papa tahu sendiri kan, segala sesuatunya selalu membutuhkan orang lain! Dan satu-satunya orang yang sabar dan selalu membantunya adalah Arthur!" tegas Exel pada sang Papa. "Papamu memang tidak pernah bisa mengerti anak-anaknya," sahut Elizabeth dengan wajah kesal pada sang suami. Mendengar hal itu, Evan langsung menoleh menatap sang istri. Laki-laki itu menutup laptop yang ia pangku dan mengembuskan napasnya panjang menatap Elizabeth dan Exel bergantian. "Dengarkan aku, Sayang ... dengarkan Papa, Exel ... Pap

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 449. (EXEL STORY) Sosoknya yang Sangat Hauri Kagumi

    "Enghh ...."Suara lenguhan pelan itu terdengar dari bibir Hauri. Gadis itu membuka kedua matanya perlahan-lahan. Hauri mengembuskan napasnya panjang saat merasakan sekujur tubuhnya terasa lelah dan remuk. Bahkan untuk bergerak sesenti pun, Hauri merasa nyeri pada inti tubuhnya. Hauri menatap ruang samping ranjangnya yang kosong, sepertinya Exel sudah bangun. "Jam berapa ini?" gumamnya lirih. Perlahan Hauri membalikkan badannya dan menatap ke arah dinding, jam sudah menunjukkan pukul tujuh pagi, namun ia sangat malas untuk beranjak. Hauri bahkan tidak ingat, kapan ia memakai dirinya memakai piyamanya lagi. Gadis cantik itu pun masih terdiam menatap langit-langit kamarnya. Kedua pipi Hauri merona tiba-tiba saat ia mengingat kejadian semalam. Hauri menyerahkan apa yang telah ia jaga kehormatan yang selama ini ia jaga pada laki-laki yang sangat ia cintai. Dan ia mengingat jelas bagaimana semalam mereka melakukannya dengan sangat bergairah dan...."Ya ampun, apa yang aku pikirkan!"

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 448. (EXEL STORY) Malam Pertama dan Aku yang Pertama

    Cuaca sangat dingin malam ini, Hauri tampak sibuk merangkai kalung mutiara miliknya yang putus sore tadi. Kini, gadis itu tampak sangat fokus merangkainya satu persatu. Hingga Exel yang baru saja masuk ke dalam kamar, tampak memperhatikannya dengan kedua mata mengerjap. "Sayang, kau sedang apa? Ini sudah jam sebelas, Hau," tanya Exel, ia berjalan ke arah ranjang dan mendekati istrinya. Hauri menunjukkan beberapa butir mutiara yang ia simpan di dalam sebuah mangkuk kecil. "Kalungnya tadi putus karena bajuku, lalu semua mutiaranya berceceran di lantai, tapi aku sudah memungut semuanya. Semoga tidak ada yang tertinggal atau jatuh di bawah ranjang," ujarnya dengan wajah sedih. "Sayang ... sudah, sudah, taruh saja. Besok aku belikan lagi," ujar Exel mengambil mangkuk mutiara di hadapan Hauri. Namun, gadis itu menatapnya dengan tatapan lekat. "Jangan Sayang, aku belum selesai. Tidak papa, aku akan menyelesaikannya. Sayang kalau tidak dirangkai lagi," seru gadis itu. Exel mengalah. L

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 447. (EXEL STORY) Kabar Membahagiakan

    Keesokan harinya, Exel menemani Hauri untuk kembali berobat. Bahkan setelah kemarin Hauri merasa lemas dan kelelahan hingga membuat Exel merasa sangat cemas. Sudah lima jam lamanya Hauri menjalani pengobatan dan Exel menunggu dengan sabar, ia juga terus menerus tanpa henti berdoa yang terbaik untuk istrinya. Hingga tiba-tiba sebuah pintu kaca terbuka di depan sana, Dokter William menatapnya sambil tersenyum, seolah ada sesuatu yang melegakan akan dia sampaikan. "Tuan Exel, mari," ajaknya tiba-tibaExel segera ikut bersama dengan Dokter William masuk ke dalam sebuah ruangan. Laki-laki berjubah putih itu segera duduk di hadapan Exel dengan wajah lega. "Dokter, bagaimana perkembangan kondisi istri saya?" tanya Exel. Dokter William tersenyum. "Kondisi Hauri jauh sangat-sangat membalik, meningkatkan beberapa persen lebih baik. Saya juga tidak terbayangkan, bisa secepat ini. Mungkin karena Hauri rajin mengonsumsi obat dan mengatur pola pikirnya. Tetapi ... saya merasa sangat-sangat ba

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 446. (EXEL STORY) Aku yang Sangat Meyakinkanmu

    Diberi libur satu minggu, Exel ingin hari-hari itu diisi oleh menyenangkan hati Hauri. Mulai dari mengajaknya makan bersama, hingga pergi ke jalan-jalan. Seperti saat ini, Exel mengajak Hauri pergi ke sebuah rumah makan Jepang yang mewah yang ada di tengah kota. Hauri tampak sangat antusias begitu Exel mengajaknya memilih tempat duduk yang pas. "Aku baru tahu di sini ada restoran Jepang," ujar gadis itu tersenyum manis. "Hmm ... kau mau memesan makanan apa, Sayang?" tanya Exel menoleh dan menatapnya. "Apa saja, semua makanan Jepang aku suka," jawab gadis itu. "Tapi kalau ada, aku mau ramen. Emmm kuenya—""Dango!" jawab mereka bersamaan. Saat itu juga Exel terkekeh, laki-laki itu langsung mengusap pucuk kepala Hauri dengan gemasnya. Kedua pipi Hauri langsung bersemu. Gadis itu menepuk-nepuk lembut kedua telapak tangannya sambil tak sabaran menunggu pesanan makanannya datang. Hingga tak lama kemudian, makanan yang Hauri tunggu-tunggu pun telah tiba. Semangkuk ramen dan juga kue

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 445. (EXEL STORY) Kehangatan ini, Ingin Kurasakan Seumur Hidupku

    Karena pembantu belum datang ke kediaman baru Exel, tampak laki-laki sibuk di dapur sejak tadi. Bahkan Exel juga tidak membangunkan istrinya yang tidur sejak siang, karena Exel tahu kalau istrinya pasti sangat kelelahan. Aroma masakan yang sedikit gosong, dan suara kekacauan di dapur pun membuat Hauri terbangun. Gadis itu segera keluar dari dalam kamar. "Ya ampun, aroma apa ini? Kenapa gosong begini?" gumamnya lirih. Perlahan Hauri menuruni anak tangga, ia menengok dari selasar lantai dua ke bawah sana. Hauri melihat Exel yang berada di dapur sendirian dengan semua barang-barang yang terlihat sangat berantakan. "Ya ampun, Exel..." Hauri menutup mulutnya kaget. Buru-buru gadis itu berjalan turun ke lantai satu dan melangkahkan kakinya mendekati Exel. Dari piring, mangkuk, hingga wadah lainnya menumpuk di dapur. Bahkan ada beberapa makanan yang tampak dibuang karena gosong dan tidak layak makan. "Y-ya ampun, Sayang..." Hauri menutup mulutnya menyaksikan kekacauan ini. Tetapi, g

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 444. (EXEL STORY) Rumah Kita Berdua

    Setelah menikah, Exel sudah jauh-jauh hari menyiapkan rumah untuknya dan juga Hauri. Rumah yang akan mereka tempati berdua, atau mungkin bersama anaknya suatu saat nanti. Rumah mewah berlantai dua, bernuansa putih bersih. Serta taman tang yang sangat indah, juga luas. Hauri tak berhenti terkagum-kagum menatap bangunan megah di hadapannya saat ini. "Wahh ... Sayang, kau membuat rumah kaca?" tanya Hauri menunjuk ke arah sebuah rumah kaca yang berada di tengah taman. "Heem, bagaimana? Apa kau suka?" tanya laki-laki itu. "Iya. Ayo kita ke sana," ajaknya dengan penuh semangat. Hauri menarik lengan Exel, tapi laki-laki itu tidak bergerak sedikitpun. Justru Hauri yang langsung menoleh ke belakang menatapnya. Sorot mata Exel tampak sayu. Ia malah menarik balik lengan Hauri hingga gadis itu mendekatinya. "Istirahat dulu, Sayang. Jangan sampai kau kelelahan setelah acara kemarin," ujar Exel mengusap punggung tangan Hauri. Gadis itu terdiam sesaat, Hauri menatap lagi pada rumah kaca yan

DMCA.com Protection Status