Home / Romansa / Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini / Bab 362. (EXEL STORY) Kembali untuk Hauri

Share

Bab 362. (EXEL STORY) Kembali untuk Hauri

Author: Te Anastasia
last update Last Updated: 2024-12-01 18:30:12

Exel kembali ke rumahnya, pemuda itu benar-benar meninggalkan meeting pagi ini dan ia meminta Jericho untuk menggantikannya.

Sesampainya di rumah, Exel sudah disambut oleh tatapan Evan lengkap dengan amarahnya.

"Kenapa pulang?! Meetingnya bagaimana, Exel?!" pekik Evan pada putranya.

"Di mana Opa?" tanya Exel dengan nada dinginnya.

"Opa ada di kamarnya! Sekarang jelaskan pada Papa, kenapa kau pulang?!" Evan menarik lengan Exel.

Exel tidak menjawab, ia meloloskan lengannya hingga benar-benar terlepas dari cekalan sang Papa.

Benar-benar Evan tidak mengerti cara berpikir Exel. Laki-laki itu mengusap wajahnya lelah.

"Anak itu ... ada-ada saja!" geram Evan menggeleng-gelengkan kepalanya.

Exel melangkah ke sebuah kamar di mana Arshen berada saat ini.

Saat Exel membuka pintu kamar itu, nampak Arshen menatapnya dengan tatapan yang tidak kaget lagi.

"Mau apa?" tanya Arshen dengan wajah malas.

"Opa, ada yang ingin aku bicarakan," ujar Exel menunduk di hadapan sang Opa.

Arshen menaikka
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 363. (EXEL STORY) Hauri Dengan Segala Rasa Sakitnya

    Seorang gadis cantik berambut panjang sepunggung nampak tengah menangis di dalam sebuah kamar. Gadis berkulit putih bermata sipit itu menenagis memeluk tubuhnya sendiri saat merasakan ngilu di kening dan sudut bibirnya yang kini telah lebam. "Ingat! Aku menikahimu itu hanya jaminan hutang! Tapi kau jual mahal seolah tidak mau sentuh! Dirimu itu murah, hanya dua ratus juta setara hutang Papamu yang tidak bisa kau bayar!" Teriakan keras menggema di dalam kamar itu. Seorang laki-laki yang notabenenya menjadi suami selama baru dua minggu itu, sudah berani bermain tangan berkali-kali dalam satu mingguan ini. Hauri menyeka darah di sudut bibirnya. "Aku sudah bilang padamu, kan? Aku akan mengganti uang itu, Robert!" pekik Hauri. "Halahh ... omong kosong!" Robert mendongakkan kepalanya dan tertawa. Laki-laki itu kembali mendekati Hauri dan menarik dagunya dengan sangat erat. "Aku ini suamimu, Hauri! Kau jangan jual mahal padaku, aku hanya ingin kau melayaniku, tapi kau sel

    Last Updated : 2024-12-02
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 364. (EXEL STORY) Hauri, Aku Telah Kembali

    Paris-Prancis, Exel sudah sampai di negara itu pagi tadi. Ditemani oleh Jasper, yang sengaja diperintah oleh Evan untuk menemani Exel setiap waktu di Prancis.Exel melepaskan mantel hangatnya berwarna cokelat dan meletakkan di sofa, saat Bibi Alviz menyambut kedatangannya. "Tuan Exel, tidak terasa entah berapa tahun lamanya kita tidak bertemu, sekarang Tuan sudah dewasa dan sangat tampan," ujar Bibi Alviz memuji Exel. Exel hanya tersenyum kecil, pemuda itu melangkah membuka gorden ruang keluarga dan menatap ke pekarangan rumah sebelah di mana rumah Hauri berada. "Apa dia masih di sana, Bi?" tanya Exel dengan nada datar. Bibi Alviz mendekati Exel dan menggelengkan kepalanya. "Tidak Tuan. Hauri pindah setelah rumah itu diambil alih oleh pihak bank, Mamanya pergi entah ke mana meninggalkan hutang dua ratus juta, hingga Hauri diminta menikah dengan anak orang yang dihutangi Mamanya. Dan ... Hauri—""Di mana dia sekarang tinggal, Bi?" tanya Exel tanpa basa-basi. "Anu Tuan, setahu say

    Last Updated : 2024-12-02
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 365. (EXEL STORY) Siapa yang Membuatmu Seperti ini, Hauri?

    "Ka-kau Hauri?!" Exel mencekal lengan gadis itu. Namun, Hauri yang terkejut dan ketakutan, dia menarik lengannya cepat dan berusaha berdiri. Hauri mengenali wajah tampan di depannya ini, mereka sama-sama mengenali. Namun gadis itu melepaskan tangan Exel begitu saja, berusaha terus membuang muka. "A-aku harus pergi..." Hauri hendak pergi, namun Exel menarik lengannya saat itu juga hingga gadis itu terhuyung ke arahnya. Semakin gemetar tubuh Hauri saat ini, dia berusaha tertunduk dan menyembunyikan wajahnya. Sementara Exel tidak melepaskan cengkeramannya. "Hauri, kau adalah Hauri ... ini aku, aku Exel!" pekik laki-laki itu mencoba membuat Hauri untuk menatapnya. "Aku—" Hauri menatapnya ragu dan menggeleng-gelengkan kepalanya. "Aku Exel, kekasihmu!" Exel kali ini berteriak, dia mencekal kedua pundak Hauri dengan cengkeraman erat. Sampai akhirnya Hauri mengangkat wajahnya dan kedua matanya berkaca-kaca buram menatap laki-laki di depannya itu. Exel tercengang melihat wajah Hauri

    Last Updated : 2024-12-02
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 366. (EXEL STORY) Exel, Mari Akhiri Hubungan Kita

    'Luka lebam yang terdapat pada pasien adalah bekas luka pukul. Dan ada cidera di kepalanya bagian belakang. Pasien harus benar-benar diperhatikan kondisinya, karena kemungkinan besar dapat merusak salah satu sarafnya.' Penjelasan dokter beberapa menit yang lalu membuat kepala Exel seperti kosong. Laki-laki itu berdiri membawa kertas hasil pemeriksaan di tangannya. Exel terdiam, tercengang, dan merasa bersalah. "Harusnya aku segera ke sini jauh-jauh hari. Kenapa? Kenapa aku membiarkan hal ini terjadi padamu, Hau..." Rasa sedih, penyesalan yang mendalam terasa oleh Exel. Pasti kekasihnya itu menyembunyikan hal besar dari Exel, dan Hauri sengaja tidak memberitahukan padanya tentang semua ini. Exel berjalan meninggalkan ruangan dokter. Langkahnya mengantarkan ia menuju ke ruangan di mana Hauri dirawat. Perlahan, Exel membuka pintu kaca di depannya dan melangkahkan kakinya masuk ke dalam sana. "Hauri..." Suara Exel bergetar saat menatap wajah Hauri yang ternyata memiliki beberapa l

    Last Updated : 2024-12-03
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 367. (EXEL STORY) Perjodohan yang Diterima

    Hauri sudah menduga kalau Exel akan marah setelah mengetahui kondisinya saat ini. Bahkan saat ini, Exel hanya diam dan tidak berkata-kata apapun meskipun berada di samping Hauri dan menjaganya. Hauri menjadi tidak nyaman bila keheningan di antara mereka tercipta semakin nyata. "Exel, apa aku hari ini sudah boleh pulang?" tanya Hauri memecah kesenyapan yang terjadi. Laki-laki itu menoleh. "Dokter belum memberikan izin. Diam di sini apa susahnya dibandingkan kau dibanting oleh suamimu itu!" seru Exel membalasnya dengan sarkastik. Jawaban yang Exel berikan, begitu tajam. Hauri hanya menundukkan kepalanya dan meremas kuat selimut yang menutupi kakinya. "Aku ... aku tidak satu rumah dengan dia. Kau tidak perlu khawatir," jawab Hauri lirih, gadis itu menatap Exel lagi. "Dia tinggal di rumahnya sendiri, dan aku tinggal di tempatku. Kami jarang bertemu. Dia akan datang ke rumahku saat dia—"Ungkapan Hauri terhenti saat Exel menoleh dan menatapnya lekat-lekat. "Saat dia apa? Memukulmu?

    Last Updated : 2024-12-03
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 368. (EXEL STORY) Aku akan Merebutmu dari Siapapun

    Hari sudah gelap, Exel baru saja kembali ke rumah sakit setelah ia mengurusi semua keperluan perusahaan Opanya. Pemuda itu berjalan di lorong rumah sakit. Ia melangkah pelan membawa paper bag di tangannya berisi pakaian ganti untuk Hauri. Exel membuka pintu ruangan itu perlahan, ia menatap sosok Hauri yang tidak menyadari kedatangannya. Gadis itu duduk membelakanginya, ia tengah mengobati beberapa luka lebam di lengan dan sikunya yang selama ini tertutup. "Hemm, bagaimana aku mengobati yang di punggung? Tanganku tidak sampai..." Hauri berucap lirih. "Biar saja sudah."Saat Hauri berbalik, ia tersentak kaget melihat Exel berada di ambang pintu menatapnya dengan ekspresi datar. "Se-sejak kapan Exel di sana?" tanya Hauri memegang salep miliknya. Alih-alih menjawab, laki-laki itu hanya bergeming diam melangkah mendekati Hauri. Exel meletakkan paper bag di atas nakas dengan pelan. Dia masih tak bersuara sebelum tiba-tiba Exel mengulurkan tangannya. "Hemm? Apa?" cicit Hauri mendongak

    Last Updated : 2024-12-03
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 369. (EXEL STORY) Perjodohan Akan Tetap Berjalan

    Setelah dua hari dirawat di rumah sakit, Hauri pun kini sudah diperbolehkan pulang. Bersama Exel, Hauri diantarkan hingga ke rumahnya. Gadis itu menolak keras-keras saat Exel membujuknya untuk tinggal bersamanya saja. Hauri tidak ingin menambah masalah dalam hidupnya dan hidup Exel. Mobil hitam milik Exel berhenti di depan rumah kecil Hauri. Exel ikut turun dari dalam mobil. "Exel, terima kasih untuk kebaikanmu. Emm ... untuk biaya perawatan rumah sakit kemarin, besok-besok aku akan menggantinya," ujar Hauri. Exel terdiam menatapnya dengan lekat. Tatapan mata itu membuat Hauri kikuk dan bingung. "Ke-kenapa diam saja?" cicit Hauri mengerjapkan kedua matanya. "Aku menunggumu mengajakku masuk ke dalam, bukan mendengarkanmu berbicara aneh-aneh!" jawab Exel dengan santai. "Ha! Oh ... i-itu—" Hauri gugup seketika, dia seperti orang bodoh yang berbicara di depan Exel yang tidak mau mendengarkan kata-kata Hauri yang tadi. Hauri menggaruk kepalanya pelan, sebelum Exel mendekat dan mere

    Last Updated : 2024-12-04
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 370. (EXEL STORY) Hauri ingin Terlepas dari Robert

    Setelah pagi tadi Exel pergi dan berjanji akan kembali. Kenyataannya hingga sore, laki-laki itu belum muncul juga. Hauri mencoba memahami, mungkin kekasihnya sedang sibuk, atau sedang ada urusan penting dengan keluarganya. Di sisi lain, Hauri merasa tenang karena sejak ia datang hingga kini, Robert juga tidak datang. Tetapi, mungkin saja laki-laki itu mencari-carinya selama dua hari ini. "Huufftt ... aku tidak boleh diam saja, aku harus menyiapkan keperluan untuk besok kembali membuka kedai," gumam Hauri beranjak dari duduknya. Gadis itu berjalan ke belakang, Hauri melihat barang-barang dapur dan ia mengingat dirinya waktu itu tidak jadi pergi berbelanja, namun justru ia malah jatuh sakit dan Exel membawanya ke rumah sakit. Hauri kembali mencatat beberapa keperluan yang akan ia beli sebentar lagi. Hingga terdengar suara pintu depan terbuka, Hauri lantas berjalan ke depan, gadis itu menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan-lahan. Sosok Robert muncul tanpa Hauri duga-du

    Last Updated : 2024-12-04

Latest chapter

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 251. (EXEL ROMAN) Kenapa dengan Arthur dan Pauline?

    Sampai malam tiba, Pauline tetap berada di kediaman Exel. Gadis cantik itu tampak bersama Hauri di kamar lantai dua. Mereka asik menonton drama romantis kesukaan mereka, dan Exel yang paling senang jahil, tiba-tiba masuk ke dalam kamar dan duduk di atas ranjang di samping Hauri. "Sayang, kau sudah makan?" tanya Exel berbisik sembari mengecup pipi Hauri dengan gemas. "Sudah," jawab gadis cantik itu. "Kau sendiri, sudah makan malam?" "Hm," gumaman menjadi jawaban dari Exel. Dari arah samping Hauri, tiba-tiba Pauline menengok Kakak dan Kakak iparnya tersenyum. "Kakak, tadi Papa tidak bilang ingin menjemputku, kan?" tanya Pauline dengan kedua mata indahnya yang mengerjap. "Tidak, Pauline. Tapi jangan lama-lama di sini," ujar Exel menyindir sang adik, hal ini membuatnya terkekeh. Pauline lantas terdiam. Ia menoleh pada sang Kakak kembali dengan tatapan sedih. "Aku harus pulang sekarang, ya, Kak?" cicitnya. "Tidak, Pauline..." Saat itu juga Hauri langsung merangkul Pauline. Gadis

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 450. (EXEL STORY) Adik dan Kakak Tidak Ada Akurnya

    Exel mendatangi kediaman kedua orang tuanya. Setelah sang adik datang sambil menangis, membuat Exel tidak tega. Kedatangannya disambut seperti biasa oleh Mama dan Papanya, mungkin mereka tahu kalau Exel datang akan memprotes mereka."Adikmu di sana?" tanya Evan saat Exel baru saja duduk. Exel menatap Papanya dan berdecak pelan. "Papa apa-apaan, menjodohkan Pauline dengan seenaknya seperti ini? Pauline masih kuliah, Pa." "Exel—""Pa, Ma, Pauline itu masih seperti anak kecil. Papa tahu sendiri kan, segala sesuatunya selalu membutuhkan orang lain! Dan satu-satunya orang yang sabar dan selalu membantunya adalah Arthur!" tegas Exel pada sang Papa. "Papamu memang tidak pernah bisa mengerti anak-anaknya," sahut Elizabeth dengan wajah kesal pada sang suami. Mendengar hal itu, Evan langsung menoleh menatap sang istri. Laki-laki itu menutup laptop yang ia pangku dan mengembuskan napasnya panjang menatap Elizabeth dan Exel bergantian. "Dengarkan aku, Sayang ... dengarkan Papa, Exel ... Pap

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 449. (EXEL STORY) Sosoknya yang Sangat Hauri Kagumi

    "Enghh ...."Suara lenguhan pelan itu terdengar dari bibir Hauri. Gadis itu membuka kedua matanya perlahan-lahan. Hauri mengembuskan napasnya panjang saat merasakan sekujur tubuhnya terasa lelah dan remuk. Bahkan untuk bergerak sesenti pun, Hauri merasa nyeri pada inti tubuhnya. Hauri menatap ruang samping ranjangnya yang kosong, sepertinya Exel sudah bangun. "Jam berapa ini?" gumamnya lirih. Perlahan Hauri membalikkan badannya dan menatap ke arah dinding, jam sudah menunjukkan pukul tujuh pagi, namun ia sangat malas untuk beranjak. Hauri bahkan tidak ingat, kapan ia memakai dirinya memakai piyamanya lagi. Gadis cantik itu pun masih terdiam menatap langit-langit kamarnya. Kedua pipi Hauri merona tiba-tiba saat ia mengingat kejadian semalam. Hauri menyerahkan apa yang telah ia jaga kehormatan yang selama ini ia jaga pada laki-laki yang sangat ia cintai. Dan ia mengingat jelas bagaimana semalam mereka melakukannya dengan sangat bergairah dan...."Ya ampun, apa yang aku pikirkan!"

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 448. (EXEL STORY) Malam Pertama dan Aku yang Pertama

    Cuaca sangat dingin malam ini, Hauri tampak sibuk merangkai kalung mutiara miliknya yang putus sore tadi. Kini, gadis itu tampak sangat fokus merangkainya satu persatu. Hingga Exel yang baru saja masuk ke dalam kamar, tampak memperhatikannya dengan kedua mata mengerjap. "Sayang, kau sedang apa? Ini sudah jam sebelas, Hau," tanya Exel, ia berjalan ke arah ranjang dan mendekati istrinya. Hauri menunjukkan beberapa butir mutiara yang ia simpan di dalam sebuah mangkuk kecil. "Kalungnya tadi putus karena bajuku, lalu semua mutiaranya berceceran di lantai, tapi aku sudah memungut semuanya. Semoga tidak ada yang tertinggal atau jatuh di bawah ranjang," ujarnya dengan wajah sedih. "Sayang ... sudah, sudah, taruh saja. Besok aku belikan lagi," ujar Exel mengambil mangkuk mutiara di hadapan Hauri. Namun, gadis itu menatapnya dengan tatapan lekat. "Jangan Sayang, aku belum selesai. Tidak papa, aku akan menyelesaikannya. Sayang kalau tidak dirangkai lagi," seru gadis itu. Exel mengalah. L

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 447. (EXEL STORY) Kabar Membahagiakan

    Keesokan harinya, Exel menemani Hauri untuk kembali berobat. Bahkan setelah kemarin Hauri merasa lemas dan kelelahan hingga membuat Exel merasa sangat cemas. Sudah lima jam lamanya Hauri menjalani pengobatan dan Exel menunggu dengan sabar, ia juga terus menerus tanpa henti berdoa yang terbaik untuk istrinya. Hingga tiba-tiba sebuah pintu kaca terbuka di depan sana, Dokter William menatapnya sambil tersenyum, seolah ada sesuatu yang melegakan akan dia sampaikan. "Tuan Exel, mari," ajaknya tiba-tibaExel segera ikut bersama dengan Dokter William masuk ke dalam sebuah ruangan. Laki-laki berjubah putih itu segera duduk di hadapan Exel dengan wajah lega. "Dokter, bagaimana perkembangan kondisi istri saya?" tanya Exel. Dokter William tersenyum. "Kondisi Hauri jauh sangat-sangat membalik, meningkatkan beberapa persen lebih baik. Saya juga tidak terbayangkan, bisa secepat ini. Mungkin karena Hauri rajin mengonsumsi obat dan mengatur pola pikirnya. Tetapi ... saya merasa sangat-sangat ba

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 446. (EXEL STORY) Aku yang Sangat Meyakinkanmu

    Diberi libur satu minggu, Exel ingin hari-hari itu diisi oleh menyenangkan hati Hauri. Mulai dari mengajaknya makan bersama, hingga pergi ke jalan-jalan. Seperti saat ini, Exel mengajak Hauri pergi ke sebuah rumah makan Jepang yang mewah yang ada di tengah kota. Hauri tampak sangat antusias begitu Exel mengajaknya memilih tempat duduk yang pas. "Aku baru tahu di sini ada restoran Jepang," ujar gadis itu tersenyum manis. "Hmm ... kau mau memesan makanan apa, Sayang?" tanya Exel menoleh dan menatapnya. "Apa saja, semua makanan Jepang aku suka," jawab gadis itu. "Tapi kalau ada, aku mau ramen. Emmm kuenya—""Dango!" jawab mereka bersamaan. Saat itu juga Exel terkekeh, laki-laki itu langsung mengusap pucuk kepala Hauri dengan gemasnya. Kedua pipi Hauri langsung bersemu. Gadis itu menepuk-nepuk lembut kedua telapak tangannya sambil tak sabaran menunggu pesanan makanannya datang. Hingga tak lama kemudian, makanan yang Hauri tunggu-tunggu pun telah tiba. Semangkuk ramen dan juga kue

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 445. (EXEL STORY) Kehangatan ini, Ingin Kurasakan Seumur Hidupku

    Karena pembantu belum datang ke kediaman baru Exel, tampak laki-laki sibuk di dapur sejak tadi. Bahkan Exel juga tidak membangunkan istrinya yang tidur sejak siang, karena Exel tahu kalau istrinya pasti sangat kelelahan. Aroma masakan yang sedikit gosong, dan suara kekacauan di dapur pun membuat Hauri terbangun. Gadis itu segera keluar dari dalam kamar. "Ya ampun, aroma apa ini? Kenapa gosong begini?" gumamnya lirih. Perlahan Hauri menuruni anak tangga, ia menengok dari selasar lantai dua ke bawah sana. Hauri melihat Exel yang berada di dapur sendirian dengan semua barang-barang yang terlihat sangat berantakan. "Ya ampun, Exel..." Hauri menutup mulutnya kaget. Buru-buru gadis itu berjalan turun ke lantai satu dan melangkahkan kakinya mendekati Exel. Dari piring, mangkuk, hingga wadah lainnya menumpuk di dapur. Bahkan ada beberapa makanan yang tampak dibuang karena gosong dan tidak layak makan. "Y-ya ampun, Sayang..." Hauri menutup mulutnya menyaksikan kekacauan ini. Tetapi, g

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 444. (EXEL STORY) Rumah Kita Berdua

    Setelah menikah, Exel sudah jauh-jauh hari menyiapkan rumah untuknya dan juga Hauri. Rumah yang akan mereka tempati berdua, atau mungkin bersama anaknya suatu saat nanti. Rumah mewah berlantai dua, bernuansa putih bersih. Serta taman tang yang sangat indah, juga luas. Hauri tak berhenti terkagum-kagum menatap bangunan megah di hadapannya saat ini. "Wahh ... Sayang, kau membuat rumah kaca?" tanya Hauri menunjuk ke arah sebuah rumah kaca yang berada di tengah taman. "Heem, bagaimana? Apa kau suka?" tanya laki-laki itu. "Iya. Ayo kita ke sana," ajaknya dengan penuh semangat. Hauri menarik lengan Exel, tapi laki-laki itu tidak bergerak sedikitpun. Justru Hauri yang langsung menoleh ke belakang menatapnya. Sorot mata Exel tampak sayu. Ia malah menarik balik lengan Hauri hingga gadis itu mendekatinya. "Istirahat dulu, Sayang. Jangan sampai kau kelelahan setelah acara kemarin," ujar Exel mengusap punggung tangan Hauri. Gadis itu terdiam sesaat, Hauri menatap lagi pada rumah kaca yan

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 443. (EXEL STORY) Kita yang Telah Terikat

    Exel kembali masuk ke dalam kamar di mana Hauri menunggunya. Namun, dapat ia lihat wajah suaminya yang kini tampak sangat sebal dan kesal hingga membuat Hauri bertanya-tanya. "Exel ... ada apa?" tanya gadis itu. Exel menggeleng. "Tidak papa, Sayang," jawabannya pelan dan mendekati Hauri lagi. "Air hangatnya sebentar lagi akan dibawa ke sini. Biar aku bantu obati." "Iya, terima kasih," jawab Hauri. "Aku tidak pernah memakai sepatu high heels. Jadinya merepotkan seperti ini...." Exel tersenyum tipis menatap istrinya tersebut. "Tidak papa, Sayang. Tidak ada yang merepotkan." Barulah beberapa menit kemudian pintu kamar hotel mereka terketuk. Exel membuka pintu dan melihat seorang pelayan wanita membawakan sebuah bak kecil berisi air hangat dan handuk berukuran kecil. Exel kembali masuk ke dalam kamar dan mendekati Hauri. "Mana kakinya," ujar laki-laki itu. "Aku bisa sendiri, tidak usah dibantu juga tidak papa," jawab Hauri merasa tak enak hati. "Hau..." Exel mengangkat wajahnya d

DMCA.com Protection Status