Beranda / Romansa / Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini / Bab 363. (EXEL STORY) Hauri Dengan Segala Rasa Sakitnya

Share

Bab 363. (EXEL STORY) Hauri Dengan Segala Rasa Sakitnya

Penulis: Te Anastasia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-02 09:33:10
Seorang gadis cantik berambut panjang sepunggung nampak tengah menangis di dalam sebuah kamar.

Gadis berkulit putih bermata sipit itu menenagis memeluk tubuhnya sendiri saat merasakan ngilu di kening dan sudut bibirnya yang kini telah lebam.

"Ingat! Aku menikahimu itu hanya jaminan hutang! Tapi kau jual mahal seolah tidak mau sentuh! Dirimu itu murah, hanya dua ratus juta setara hutang Papamu yang tidak bisa kau bayar!"

Teriakan keras menggema di dalam kamar itu. Seorang laki-laki yang notabenenya menjadi suami selama baru dua minggu itu, sudah berani bermain tangan berkali-kali dalam satu mingguan ini.

Hauri menyeka darah di sudut bibirnya. "Aku sudah bilang padamu, kan? Aku akan mengganti uang itu, Robert!" pekik Hauri.

"Halahh ... omong kosong!" Robert mendongakkan kepalanya dan tertawa.

Laki-laki itu kembali mendekati Hauri dan menarik dagunya dengan sangat erat.

"Aku ini suamimu, Hauri! Kau jangan jual mahal padaku, aku hanya ingin kau melayaniku, tapi kau sel
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 364. (EXEL STORY) Hauri, Aku Telah Kembali

    Paris-Prancis, Exel sudah sampai di negara itu pagi tadi. Ditemani oleh Jasper, yang sengaja diperintah oleh Evan untuk menemani Exel setiap waktu di Prancis.Exel melepaskan mantel hangatnya berwarna cokelat dan meletakkan di sofa, saat Bibi Alviz menyambut kedatangannya. "Tuan Exel, tidak terasa entah berapa tahun lamanya kita tidak bertemu, sekarang Tuan sudah dewasa dan sangat tampan," ujar Bibi Alviz memuji Exel. Exel hanya tersenyum kecil, pemuda itu melangkah membuka gorden ruang keluarga dan menatap ke pekarangan rumah sebelah di mana rumah Hauri berada. "Apa dia masih di sana, Bi?" tanya Exel dengan nada datar. Bibi Alviz mendekati Exel dan menggelengkan kepalanya. "Tidak Tuan. Hauri pindah setelah rumah itu diambil alih oleh pihak bank, Mamanya pergi entah ke mana meninggalkan hutang dua ratus juta, hingga Hauri diminta menikah dengan anak orang yang dihutangi Mamanya. Dan ... Hauri—""Di mana dia sekarang tinggal, Bi?" tanya Exel tanpa basa-basi. "Anu Tuan, setahu say

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 365. (EXEL STORY) Siapa yang Membuatmu Seperti ini, Hauri?

    "Ka-kau Hauri?!" Exel mencekal lengan gadis itu. Namun, Hauri yang terkejut dan ketakutan, dia menarik lengannya cepat dan berusaha berdiri. Hauri mengenali wajah tampan di depannya ini, mereka sama-sama mengenali. Namun gadis itu melepaskan tangan Exel begitu saja, berusaha terus membuang muka. "A-aku harus pergi..." Hauri hendak pergi, namun Exel menarik lengannya saat itu juga hingga gadis itu terhuyung ke arahnya. Semakin gemetar tubuh Hauri saat ini, dia berusaha tertunduk dan menyembunyikan wajahnya. Sementara Exel tidak melepaskan cengkeramannya. "Hauri, kau adalah Hauri ... ini aku, aku Exel!" pekik laki-laki itu mencoba membuat Hauri untuk menatapnya. "Aku—" Hauri menatapnya ragu dan menggeleng-gelengkan kepalanya. "Aku Exel, kekasihmu!" Exel kali ini berteriak, dia mencekal kedua pundak Hauri dengan cengkeraman erat. Sampai akhirnya Hauri mengangkat wajahnya dan kedua matanya berkaca-kaca buram menatap laki-laki di depannya itu. Exel tercengang melihat wajah Hauri

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-02
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 366. (EXEL STORY) Exel, Mari Akhiri Hubungan Kita

    'Luka lebam yang terdapat pada pasien adalah bekas luka pukul. Dan ada cidera di kepalanya bagian belakang. Pasien harus benar-benar diperhatikan kondisinya, karena kemungkinan besar dapat merusak salah satu sarafnya.' Penjelasan dokter beberapa menit yang lalu membuat kepala Exel seperti kosong. Laki-laki itu berdiri membawa kertas hasil pemeriksaan di tangannya. Exel terdiam, tercengang, dan merasa bersalah. "Harusnya aku segera ke sini jauh-jauh hari. Kenapa? Kenapa aku membiarkan hal ini terjadi padamu, Hau..." Rasa sedih, penyesalan yang mendalam terasa oleh Exel. Pasti kekasihnya itu menyembunyikan hal besar dari Exel, dan Hauri sengaja tidak memberitahukan padanya tentang semua ini. Exel berjalan meninggalkan ruangan dokter. Langkahnya mengantarkan ia menuju ke ruangan di mana Hauri dirawat. Perlahan, Exel membuka pintu kaca di depannya dan melangkahkan kakinya masuk ke dalam sana. "Hauri..." Suara Exel bergetar saat menatap wajah Hauri yang ternyata memiliki beberapa l

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 367. (EXEL STORY) Perjodohan yang Diterima

    Hauri sudah menduga kalau Exel akan marah setelah mengetahui kondisinya saat ini. Bahkan saat ini, Exel hanya diam dan tidak berkata-kata apapun meskipun berada di samping Hauri dan menjaganya. Hauri menjadi tidak nyaman bila keheningan di antara mereka tercipta semakin nyata. "Exel, apa aku hari ini sudah boleh pulang?" tanya Hauri memecah kesenyapan yang terjadi. Laki-laki itu menoleh. "Dokter belum memberikan izin. Diam di sini apa susahnya dibandingkan kau dibanting oleh suamimu itu!" seru Exel membalasnya dengan sarkastik. Jawaban yang Exel berikan, begitu tajam. Hauri hanya menundukkan kepalanya dan meremas kuat selimut yang menutupi kakinya. "Aku ... aku tidak satu rumah dengan dia. Kau tidak perlu khawatir," jawab Hauri lirih, gadis itu menatap Exel lagi. "Dia tinggal di rumahnya sendiri, dan aku tinggal di tempatku. Kami jarang bertemu. Dia akan datang ke rumahku saat dia—"Ungkapan Hauri terhenti saat Exel menoleh dan menatapnya lekat-lekat. "Saat dia apa? Memukulmu?

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 368. (EXEL STORY) Aku akan Merebutmu dari Siapapun

    Hari sudah gelap, Exel baru saja kembali ke rumah sakit setelah ia mengurusi semua keperluan perusahaan Opanya. Pemuda itu berjalan di lorong rumah sakit. Ia melangkah pelan membawa paper bag di tangannya berisi pakaian ganti untuk Hauri. Exel membuka pintu ruangan itu perlahan, ia menatap sosok Hauri yang tidak menyadari kedatangannya. Gadis itu duduk membelakanginya, ia tengah mengobati beberapa luka lebam di lengan dan sikunya yang selama ini tertutup. "Hemm, bagaimana aku mengobati yang di punggung? Tanganku tidak sampai..." Hauri berucap lirih. "Biar saja sudah."Saat Hauri berbalik, ia tersentak kaget melihat Exel berada di ambang pintu menatapnya dengan ekspresi datar. "Se-sejak kapan Exel di sana?" tanya Hauri memegang salep miliknya. Alih-alih menjawab, laki-laki itu hanya bergeming diam melangkah mendekati Hauri. Exel meletakkan paper bag di atas nakas dengan pelan. Dia masih tak bersuara sebelum tiba-tiba Exel mengulurkan tangannya. "Hemm? Apa?" cicit Hauri mendongak

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 369. (EXEL STORY) Perjodohan Akan Tetap Berjalan

    Setelah dua hari dirawat di rumah sakit, Hauri pun kini sudah diperbolehkan pulang. Bersama Exel, Hauri diantarkan hingga ke rumahnya. Gadis itu menolak keras-keras saat Exel membujuknya untuk tinggal bersamanya saja. Hauri tidak ingin menambah masalah dalam hidupnya dan hidup Exel. Mobil hitam milik Exel berhenti di depan rumah kecil Hauri. Exel ikut turun dari dalam mobil. "Exel, terima kasih untuk kebaikanmu. Emm ... untuk biaya perawatan rumah sakit kemarin, besok-besok aku akan menggantinya," ujar Hauri. Exel terdiam menatapnya dengan lekat. Tatapan mata itu membuat Hauri kikuk dan bingung. "Ke-kenapa diam saja?" cicit Hauri mengerjapkan kedua matanya. "Aku menunggumu mengajakku masuk ke dalam, bukan mendengarkanmu berbicara aneh-aneh!" jawab Exel dengan santai. "Ha! Oh ... i-itu—" Hauri gugup seketika, dia seperti orang bodoh yang berbicara di depan Exel yang tidak mau mendengarkan kata-kata Hauri yang tadi. Hauri menggaruk kepalanya pelan, sebelum Exel mendekat dan mere

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 370. (EXEL STORY) Hauri ingin Terlepas dari Robert

    Setelah pagi tadi Exel pergi dan berjanji akan kembali. Kenyataannya hingga sore, laki-laki itu belum muncul juga. Hauri mencoba memahami, mungkin kekasihnya sedang sibuk, atau sedang ada urusan penting dengan keluarganya. Di sisi lain, Hauri merasa tenang karena sejak ia datang hingga kini, Robert juga tidak datang. Tetapi, mungkin saja laki-laki itu mencari-carinya selama dua hari ini. "Huufftt ... aku tidak boleh diam saja, aku harus menyiapkan keperluan untuk besok kembali membuka kedai," gumam Hauri beranjak dari duduknya. Gadis itu berjalan ke belakang, Hauri melihat barang-barang dapur dan ia mengingat dirinya waktu itu tidak jadi pergi berbelanja, namun justru ia malah jatuh sakit dan Exel membawanya ke rumah sakit. Hauri kembali mencatat beberapa keperluan yang akan ia beli sebentar lagi. Hingga terdengar suara pintu depan terbuka, Hauri lantas berjalan ke depan, gadis itu menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan-lahan. Sosok Robert muncul tanpa Hauri duga-du

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 371. (EXEL STORY) Perdebatan Exel dan Robert

    Hauri ternganga saat melihat banyak belanjaan yang dikirim ke tempatnya. Mulai dari kebutuhan untuk kedai hingga kebutuhan sehari-hari untuk Hauri. Tetapi bagi Hauri, semua ini sangat berlebihan dan begitu banyak. "Ya-ya ampun, banyak sekali," ucap gadis itu menutup mulutnya tak percaya. Exel yang berdiri di sampingnya pun tersenyum tipis memperhatikan ekspresi terkejut yang kekasihnya tunjukkan. "Tidak kurang kan, Hau?" tanya Exel menaikkan kedua alisnya. Hauri menggeleng cepat. "Tidak! Ini sudah sangat banyak. Ke-kenapa kau membelikan sebanyak ini, Exel?!" pekik Hauri menggigit ujung ibu jari tangannya. Exel senang melihat ekspresi Hauri yang kebingungan. Di sisi lain, gadis itu pasti bingung berpikir seolah Exel akan menagihnya suatu saat nanti, atau mungkin ia berpikir bagaimana mengganti semua ini. Rasanya tidak kaget lagi dengan pola pikir Hauri yang selalu menganggap semua kebaikan harus pula dibayar. "Semua ini aku berikan padamu, aku tidak meminta ganti apapun. Karen

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04

Bab terbaru

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 516. AKHIR KISAH KITA YANG BAHAGIA

    Pernikahan yang dinanti-nantikan sekaligus tak pernah dibayangkan oleh Pauline pun kini terjadi. Menjadi istri seorang Xander Spencer adalah hal yang tak jauh berbeda dengan sebuah mimpi. Dulu, Pauline tidak berani hanya sekedar untuk membayangkannya saja. Tetapi, takdir berkata lain. Hari ini, Pauline dan Xander sudah resmi menjadi sepasang suami istri. Pauline resmi menjadi istri dari seorang Xander Spencer setelah acara pernikahan mereka diselenggarakan di gedung hotel milik Keluarga Collin pagi ini. Semua keluarga mengucapkan selamat pada mereka, termasuk Exel dan juga Hauri yang turut ikut merasa senang di hari bahagia adik mereka. "Selamat ya, Sayang ... akhirnya kau membuka lembaran baru dengan seseorang yang kau cintai dan yang mencintaimu," ujar Exel memeluk Pauline. "Berjanjilah untuk hidup bahagia dengan Xander." Pauline mengeratkan pelukannya pada sang Kakak dan ia mengangguk kecil. "Iya, Kak. Terima kasih..." Pelukan mereka pun terlepas, Pauline menatap Hauri yang

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 515. (PAULINE STORY) Alicia Akan Punya Mama dan Papa yang Lengkap

    Pauline tidak pernah memikirkan yang namanya pernikahan sebelumnya. Ia hanya ingin hidup berdua dan membesarkan Alicia. Itulah harapannya awal mula. Namun, ternyata takdir berkata lain. Pauline justru akan menikah dengan laki-laki yang dulu pernah ia tinggalkan karena sakit hati, dan terlebih lagi laki-laki itu begitu lapang dada menerima Alicia dan mengakui sebagai anaknya sendiri. "Hei, kenapa melamun?" Suara Xander membuat Pauline tersentak pelan. Gadis itu menoleh pada Xander yang kini berdiri di sampingnya. Xander langsung memeluk Pauline dari belakang dan menyandarkan kepalanya di pundak gadis itu. "Kenapa?" Pauline mendongak menatapnya dengan senyuman tipis. "Katanya aku harus duduk diam, kau sendiri yang mau memilihkan gaun pernikahan kita," ujar Pauline. "Heem, tunggu sebentar. Tante Helen masih memilihkan yang pas untukmu," jawab Xander, seraya melepaskan pelukannya. Laki-laki itu pun berpindah duduk di samping Pauline. Saat ini, mereka berada di butik milik salah sat

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 514. (PAULINE STORY) Kami Akan Segera Menikah

    Xander mengantarkan Pauline pulang, kedatangannya disambut oleh Evan dan Elizabeth. Mereka tampak cemas dan was-was, pasalnya selama bertahun-tahun ini Pauline tidak pernah berhubungan dengan laki-laki manapun. Meskipun Evan merestui hubungan mereka, tapi tentu saja ia panik dan cemas bila putrinya tidak pulang-pulang. Kini mereka bertiga baru saja pulang, tampak Alicia bersemangat dan kesenangan dalam gendongan Xander. "Opaa...!" Anak perempuan itu mengulurkan tangannya dan berlari ke arah Evan dengan wajah berseri-seri. Evan dan Elizabeth pun tersenyum. "Aduh, kenapa Cucu Opa tidak pulang-pulang!" seru Evan, saat cucunya turun dari gendongan Xander dan berlari ke arahnya. Alicia langsung memeluk Evan, sedangkan Pauline dan Xander kini duduk di sofa. Mereka duduk berjajar dan Pauline tampak menundukkan kepalanya. "Maaf ya, Pa. Aku tidak bisa pulang kemarin. Pauline tidur pulas, aku ... aku juga sama," ujar Pauline merasa bersalah. Evan mengangguk. "Tidak apa-apa, asal kau ber

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 513. (PAULINE STORY) Keluarga yang Xander Impikan

    "Pauline, Sayang bangun ... pindahlah tidur di kamar. Jangan tidur di sini. Alicia sudah tidur di kamar atas." Xander menepuk pipi Pauline dengan sangat lembut sampai gadis itu terbangun dan terkejut saat ia menyadari tertidur di rumah Xander. "Kak..." Laki-laki itu tersenyum. "Pindah ke kamar, tidurlah di sana temani Alicia. Aku akan melanjutkan pekerjaanku dulu." Pauline langsung bangun dan ia menoleh ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam. Gadis itu tertunduk. "Bagaimana bisa aku ketiduran sampai jam segini?" lirih Pauline. "Bagaimana aku pulangnya?" "Kan aku sudah bilang, tidurlah di sini. Biar aku yang telfon Papa. Di luar juga udara sangat dingin, kasihan Alicia, Sayang." Xander mengusap lengan kecil Pauline. Gadis itu mengangguk patuh dan ia beranjak dari duduknya. Kedua mata mengantuknya pun tertuju lagi pada Xander. "Janji ya, Kak, teflon Papa," ujarnya. "Iya, Sayang." Barulah Pauline tersenyum tipis. "Baiklah, kalau begitu aku ke

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 512. (PAULINE STORY) Anak Kesayangan Papa Xander

    "Ma ... Alicia boleh tidak, tinggal di sini sama Mama dan Papa?" Anak perempuan dengan rambut cokelat dikuncir dua itu berdiri di samping sang Mama. Alicia yang menggemaskan tampak mendongak menatap wajah sang Mama. Pauline yang tengah membuatkan kopi untuk Xander di dapur rumah laki-laki itu, ia pun lantas menoleh dan tersenyum pada Alicia yang murung dan mengeluh di sampingnya. "Kita punya rumah sendiri, Sayang." Bibir Alicia cemberut, anak itu menarik-narik ujung blouse yang Pauline pakai. "Tapi Ma, Alicia mau seperti Kak Varo dan Kak Vano, mereka tinggal dengan Tante Mama dan Papa Exel. Masak Alicia hanya tinggal sama Mama, terus Oma dan Opa? Papa tinggal sendirian, kasihan Papa, Ma..." Alicia memprotes sang Mama. Dari arah ruang tengah, Xander yang mendengar perbincangan Alicia dan Pauline, ia tersenyum. Anak kecil mungil itu memang sangat menyayanginya selayaknya Papanya sendiri. Dengan jelas ia mendengar Alicia merengek pada sang Mama dan ia ingin tinggal bersamanya. Per

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 511. (PAULINE STORY) Pemilik Hatiku yang Sebenarnya

    Setelah pergi jalan-jalan, Xander mengajak Pauline dan Alicia ke rumahnya. Pauline pikir Xander tetap tinggal di rumah lamanya, tapi ternyata ia salah, Xander telah memiliki rumah sendiri yang jauh lebih megah. Kini, Pauline melangkah masuk ke dalam rumah. Ia berjalan di belakang Xander yang melangkah di depannya sembari menggendong Alicia yang terlelap dalam dekapannya. "Kak, tidurkan di sofa saja, tidak apa-apa," ujar Pauline tidak enak hati. "Kenapa harus di sofa? Di lantai satu banyak kamar, lantai dua juga ada," jawab Xander sambil berjalan menaiki anak tangga. "Tapi kan—""Anggap saja rumah ini rumahmu sendiri, Sayang," sela Xander. Panggilan Sayang yang Xander lontarkan membuat Pauline terdiam. Ia teringat saat beberapa tahun lalu, Xander memanggilnya dengan panggilan itu dan terdengar sangat romantis. Sampai akhirnya Pauline kembali melangkah naik mengikuti Xander. Mereka masuk ke dalam sebuah kamar. Kamar bernuansa abu-abu dan putih, memiliki ranjang king size di teng

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 510. (PAULINE STORY) Hubungan yang Dulunya Retak, Kini Terjalin Kembali

    Pauline terus merenung setelah ia mendapatkan nasihat dari sang Papa. Diamnya membuat Xander yang kini bersamanya pun tampak tak biasa. Laki-laki itu memperhatikannya dan ikut merasakan ada yang lain dengan Pauline. "Kenapa diam saja?" tanya Xander menatapnya dan menarik lengan Pauline sambil memangku Alicia. Pauline menoleh cepat dan menggelengkan kepalanya. "Tidak apa-apa. Emm ... hanya berpikir cuacanya semakin dingin." "Ya, tapi Alicia tidak mau pulang," jawab Xander menahan Alicia yang ada di pangkuannya dan tampak masih ingin bermain lagi di taman. Anak kecil perempuan itu mendongak dan menggelengkan kepalanya. "Ma, Alicia masih mau main sama Papa, nanti kalau Papa pulang, biar Alicia tidak menangis lagi," ujar anak itu. Pauline tersenyum dan mengangguk. "Iya, Sayang. Main sepuasnya di taman, ditemani Papa. Mama akan di sini memperhatikan kalian." Jawaban yang Pauline berikan membuat Xander terdiam dan menatapnya dengan dalam. Rasanya seperti tidak biasa melihat ekspres

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 509. (PAULINE STORY) Pauline, Bukalah Pintu Hatimu untuk Xander

    Suara gema tangisan Alicia menggelegar di dalam rumah Evan. Alicia marah saat ia bangun tidur, Xander tidak ada di sana, hingga membuat anak itu menangis mencari sosok yang ia panggil 'Papa' tersebut. Tangisannya membuat semua orang heboh pagi ini. Sampai Evan dan Elizabeth ikut berusaha menenangkannya cucu kesayangannya. "Sayang, sudah jangan menangis ... nanti Papa Xander akan ke sini, kok," bujuk Elizabeth menggendong Cucunya. "Huwaa ... maunya sekarang, Oma! Alicia maunya sekarang! Huwaa ... Papamu di mana?!" jerit Alicia menangis. Sedangkan Pauline kini berada di lantai dua, gadis itu tengah mencoba menghubungi Xander. Namun hingga berkali-kali panggilannya tidak dijawab oleh Xander meskipun terhubung. Pauline sampai mondar-mandir dengan kepala pening. Sejak petang dia menggendong Alicia yang rewel mencari Xander. "Mama!" pekik Alicia dari lantai satu. "Huwaa ... Mama!" Gegas Pauline turun ke lantai satu dan segera mendekati putrinya yang kini berjalan ke arahnya sambil me

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 508. (PAULINE STORY) Sebuah Restu

    Pauline dan Xander sampai di wahana akuarium raksasa. Di sana, Alicia terlihat sangat senang. Bahkan anak itu tidak mau turun dari gendongan Xander sejak mereka sampai. Tak hanya diam, Pauline pun sesekali mengambil momen dengan membuat video tentang Alicia yang digendong oleh Xander. "Wahh ... Papa! Itu ikannya besar!" pekik anak perempuan itu menunjuk seekor ikan di dalam akuarium raksasa. "Itu ikan apa, Papa?" "Itu ikan paus, Sayang," jawab Xander. "Ikan paus juga punya Mama dan Papa, juga?" tanyanya dengan polos. "Tentu saja punya," jawab Xander terkekeh. Pauline berdiri di samping Xander dan wanita itu menunjukkan gerombolan ikan-ikan cantik di sana. "Itu bagus ya," ujarnya. "Hm." Xander mengangguk. "Apa kau tidak pernah jalan-jalan saat Prancis?" "Tidak pernah. Alicia sangat nakal. Aku pernah mengajaknya ke taman bermain saat itu, hanya berdua, tapi aku awalnya ingin membiarkannya mendapatkan teman, tapi baru beberapa menit, belum ada satu jam sudah jat

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status