Home / Romansa / Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini / Chapter 361 - Chapter 370

All Chapters of Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini: Chapter 361 - Chapter 370

450 Chapters

Bab 361. (EXEL STORY) Exel, Hauri Telah Menikah!

Usai mengantarkan Pauline ke kampusnya, Exel pun bergegas ke kantor perusahaan milik Papanya, dan tempat di mana ia bekerja. Menjadi tangan kanan Papanya, tidak luput dari segala tanggung jawab besar yang setiap hari dilakukan oleh Exel. Termasuk harus patuh meeting dalam jam-jam tertentu. Setibanya di kantor, Exel pun bergegas masuk ke dalam ruangannya di lantai sepuluh. Laki-laki itu melepaskan mentel hangatnya dan berjalan dengan tegas. "Selamat pagi, Tuan Exel," sapa Jericho mengangkat tangannya pada Exel. "Heem, Papa belum datang kan, Paman?" tanya Exel. "Papa tidak datang dalam meeting hari ini, Tuan. Kan, Opa Arshen sedang berkunjung ke sini. Jadi, Tuan Exel yang harus ikut meeting menggantikan Tuan Evan," jawab Jericho menjelaskan. Exel berdecak kesal. "Aku sudah menduganya." "Oh ya, Tuan Muda ... beberapa menit yang lalu ada tamu yang mencari Tuan dan ingin mengatakan sesuatu. Katanya, beliau kenal dekat dengan Tuan, mungkin teman Tuan. Jadi saya meminta penjaga mengiz
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

Bab 362. (EXEL STORY) Kembali untuk Hauri

Exel kembali ke rumahnya, pemuda itu benar-benar meninggalkan meeting pagi ini dan ia meminta Jericho untuk menggantikannya. Sesampainya di rumah, Exel sudah disambut oleh tatapan Evan lengkap dengan amarahnya. "Kenapa pulang?! Meetingnya bagaimana, Exel?!" pekik Evan pada putranya. "Di mana Opa?" tanya Exel dengan nada dinginnya. "Opa ada di kamarnya! Sekarang jelaskan pada Papa, kenapa kau pulang?!" Evan menarik lengan Exel. Exel tidak menjawab, ia meloloskan lengannya hingga benar-benar terlepas dari cekalan sang Papa.Benar-benar Evan tidak mengerti cara berpikir Exel. Laki-laki itu mengusap wajahnya lelah. "Anak itu ... ada-ada saja!" geram Evan menggeleng-gelengkan kepalanya. Exel melangkah ke sebuah kamar di mana Arshen berada saat ini. Saat Exel membuka pintu kamar itu, nampak Arshen menatapnya dengan tatapan yang tidak kaget lagi. "Mau apa?" tanya Arshen dengan wajah malas. "Opa, ada yang ingin aku bicarakan," ujar Exel menunduk di hadapan sang Opa. Arshen menaikka
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

Bab 363. (EXEL STORY) Hauri Dengan Segala Rasa Sakitnya

Seorang gadis cantik berambut panjang sepunggung nampak tengah menangis di dalam sebuah kamar. Gadis berkulit putih bermata sipit itu menenagis memeluk tubuhnya sendiri saat merasakan ngilu di kening dan sudut bibirnya yang kini telah lebam. "Ingat! Aku menikahimu itu hanya jaminan hutang! Tapi kau jual mahal seolah tidak mau sentuh! Dirimu itu murah, hanya dua ratus juta setara hutang Papamu yang tidak bisa kau bayar!" Teriakan keras menggema di dalam kamar itu. Seorang laki-laki yang notabenenya menjadi suami selama baru dua minggu itu, sudah berani bermain tangan berkali-kali dalam satu mingguan ini. Hauri menyeka darah di sudut bibirnya. "Aku sudah bilang padamu, kan? Aku akan mengganti uang itu, Robert!" pekik Hauri. "Halahh ... omong kosong!" Robert mendongakkan kepalanya dan tertawa. Laki-laki itu kembali mendekati Hauri dan menarik dagunya dengan sangat erat. "Aku ini suamimu, Hauri! Kau jangan jual mahal padaku, aku hanya ingin kau melayaniku, tapi kau sel
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Bab 364. (EXEL STORY) Hauri, Aku Telah Kembali

Paris-Prancis, Exel sudah sampai di negara itu pagi tadi. Ditemani oleh Jasper, yang sengaja diperintah oleh Evan untuk menemani Exel setiap waktu di Prancis.Exel melepaskan mantel hangatnya berwarna cokelat dan meletakkan di sofa, saat Bibi Alviz menyambut kedatangannya. "Tuan Exel, tidak terasa entah berapa tahun lamanya kita tidak bertemu, sekarang Tuan sudah dewasa dan sangat tampan," ujar Bibi Alviz memuji Exel. Exel hanya tersenyum kecil, pemuda itu melangkah membuka gorden ruang keluarga dan menatap ke pekarangan rumah sebelah di mana rumah Hauri berada. "Apa dia masih di sana, Bi?" tanya Exel dengan nada datar. Bibi Alviz mendekati Exel dan menggelengkan kepalanya. "Tidak Tuan. Hauri pindah setelah rumah itu diambil alih oleh pihak bank, Mamanya pergi entah ke mana meninggalkan hutang dua ratus juta, hingga Hauri diminta menikah dengan anak orang yang dihutangi Mamanya. Dan ... Hauri—""Di mana dia sekarang tinggal, Bi?" tanya Exel tanpa basa-basi. "Anu Tuan, setahu say
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Bab 365. (EXEL STORY) Siapa yang Membuatmu Seperti ini, Hauri?

"Ka-kau Hauri?!" Exel mencekal lengan gadis itu. Namun, Hauri yang terkejut dan ketakutan, dia menarik lengannya cepat dan berusaha berdiri. Hauri mengenali wajah tampan di depannya ini, mereka sama-sama mengenali. Namun gadis itu melepaskan tangan Exel begitu saja, berusaha terus membuang muka. "A-aku harus pergi..." Hauri hendak pergi, namun Exel menarik lengannya saat itu juga hingga gadis itu terhuyung ke arahnya. Semakin gemetar tubuh Hauri saat ini, dia berusaha tertunduk dan menyembunyikan wajahnya. Sementara Exel tidak melepaskan cengkeramannya. "Hauri, kau adalah Hauri ... ini aku, aku Exel!" pekik laki-laki itu mencoba membuat Hauri untuk menatapnya. "Aku—" Hauri menatapnya ragu dan menggeleng-gelengkan kepalanya. "Aku Exel, kekasihmu!" Exel kali ini berteriak, dia mencekal kedua pundak Hauri dengan cengkeraman erat. Sampai akhirnya Hauri mengangkat wajahnya dan kedua matanya berkaca-kaca buram menatap laki-laki di depannya itu. Exel tercengang melihat wajah Hauri
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Bab 366. (EXEL STORY) Exel, Mari Akhiri Hubungan Kita

'Luka lebam yang terdapat pada pasien adalah bekas luka pukul. Dan ada cidera di kepalanya bagian belakang. Pasien harus benar-benar diperhatikan kondisinya, karena kemungkinan besar dapat merusak salah satu sarafnya.' Penjelasan dokter beberapa menit yang lalu membuat kepala Exel seperti kosong. Laki-laki itu berdiri membawa kertas hasil pemeriksaan di tangannya. Exel terdiam, tercengang, dan merasa bersalah. "Harusnya aku segera ke sini jauh-jauh hari. Kenapa? Kenapa aku membiarkan hal ini terjadi padamu, Hau..." Rasa sedih, penyesalan yang mendalam terasa oleh Exel. Pasti kekasihnya itu menyembunyikan hal besar dari Exel, dan Hauri sengaja tidak memberitahukan padanya tentang semua ini. Exel berjalan meninggalkan ruangan dokter. Langkahnya mengantarkan ia menuju ke ruangan di mana Hauri dirawat. Perlahan, Exel membuka pintu kaca di depannya dan melangkahkan kakinya masuk ke dalam sana. "Hauri..." Suara Exel bergetar saat menatap wajah Hauri yang ternyata memiliki beberapa l
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

Bab 367. (EXEL STORY) Perjodohan yang Diterima

Hauri sudah menduga kalau Exel akan marah setelah mengetahui kondisinya saat ini. Bahkan saat ini, Exel hanya diam dan tidak berkata-kata apapun meskipun berada di samping Hauri dan menjaganya. Hauri menjadi tidak nyaman bila keheningan di antara mereka tercipta semakin nyata. "Exel, apa aku hari ini sudah boleh pulang?" tanya Hauri memecah kesenyapan yang terjadi. Laki-laki itu menoleh. "Dokter belum memberikan izin. Diam di sini apa susahnya dibandingkan kau dibanting oleh suamimu itu!" seru Exel membalasnya dengan sarkastik. Jawaban yang Exel berikan, begitu tajam. Hauri hanya menundukkan kepalanya dan meremas kuat selimut yang menutupi kakinya. "Aku ... aku tidak satu rumah dengan dia. Kau tidak perlu khawatir," jawab Hauri lirih, gadis itu menatap Exel lagi. "Dia tinggal di rumahnya sendiri, dan aku tinggal di tempatku. Kami jarang bertemu. Dia akan datang ke rumahku saat dia—"Ungkapan Hauri terhenti saat Exel menoleh dan menatapnya lekat-lekat. "Saat dia apa? Memukulmu?
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

Bab 368. (EXEL STORY) Aku akan Merebutmu dari Siapapun

Hari sudah gelap, Exel baru saja kembali ke rumah sakit setelah ia mengurusi semua keperluan perusahaan Opanya. Pemuda itu berjalan di lorong rumah sakit. Ia melangkah pelan membawa paper bag di tangannya berisi pakaian ganti untuk Hauri. Exel membuka pintu ruangan itu perlahan, ia menatap sosok Hauri yang tidak menyadari kedatangannya. Gadis itu duduk membelakanginya, ia tengah mengobati beberapa luka lebam di lengan dan sikunya yang selama ini tertutup. "Hemm, bagaimana aku mengobati yang di punggung? Tanganku tidak sampai..." Hauri berucap lirih. "Biar saja sudah."Saat Hauri berbalik, ia tersentak kaget melihat Exel berada di ambang pintu menatapnya dengan ekspresi datar. "Se-sejak kapan Exel di sana?" tanya Hauri memegang salep miliknya. Alih-alih menjawab, laki-laki itu hanya bergeming diam melangkah mendekati Hauri. Exel meletakkan paper bag di atas nakas dengan pelan. Dia masih tak bersuara sebelum tiba-tiba Exel mengulurkan tangannya. "Hemm? Apa?" cicit Hauri mendongak
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

Bab 369. (EXEL STORY) Perjodohan Akan Tetap Berjalan

Setelah dua hari dirawat di rumah sakit, Hauri pun kini sudah diperbolehkan pulang. Bersama Exel, Hauri diantarkan hingga ke rumahnya. Gadis itu menolak keras-keras saat Exel membujuknya untuk tinggal bersamanya saja. Hauri tidak ingin menambah masalah dalam hidupnya dan hidup Exel. Mobil hitam milik Exel berhenti di depan rumah kecil Hauri. Exel ikut turun dari dalam mobil. "Exel, terima kasih untuk kebaikanmu. Emm ... untuk biaya perawatan rumah sakit kemarin, besok-besok aku akan menggantinya," ujar Hauri. Exel terdiam menatapnya dengan lekat. Tatapan mata itu membuat Hauri kikuk dan bingung. "Ke-kenapa diam saja?" cicit Hauri mengerjapkan kedua matanya. "Aku menunggumu mengajakku masuk ke dalam, bukan mendengarkanmu berbicara aneh-aneh!" jawab Exel dengan santai. "Ha! Oh ... i-itu—" Hauri gugup seketika, dia seperti orang bodoh yang berbicara di depan Exel yang tidak mau mendengarkan kata-kata Hauri yang tadi. Hauri menggaruk kepalanya pelan, sebelum Exel mendekat dan mere
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more

Bab 370. (EXEL STORY) Hauri ingin Terlepas dari Robert

Setelah pagi tadi Exel pergi dan berjanji akan kembali. Kenyataannya hingga sore, laki-laki itu belum muncul juga. Hauri mencoba memahami, mungkin kekasihnya sedang sibuk, atau sedang ada urusan penting dengan keluarganya. Di sisi lain, Hauri merasa tenang karena sejak ia datang hingga kini, Robert juga tidak datang. Tetapi, mungkin saja laki-laki itu mencari-carinya selama dua hari ini. "Huufftt ... aku tidak boleh diam saja, aku harus menyiapkan keperluan untuk besok kembali membuka kedai," gumam Hauri beranjak dari duduknya. Gadis itu berjalan ke belakang, Hauri melihat barang-barang dapur dan ia mengingat dirinya waktu itu tidak jadi pergi berbelanja, namun justru ia malah jatuh sakit dan Exel membawanya ke rumah sakit. Hauri kembali mencatat beberapa keperluan yang akan ia beli sebentar lagi. Hingga terdengar suara pintu depan terbuka, Hauri lantas berjalan ke depan, gadis itu menarik napas panjang dan menghembuskannya perlahan-lahan. Sosok Robert muncul tanpa Hauri duga-du
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more
PREV
1
...
3536373839
...
45
DMCA.com Protection Status