Home / Romansa / Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini / Chapter 381 - Chapter 390

All Chapters of Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini: Chapter 381 - Chapter 390

449 Chapters

Bab 381. (EXEL STORY) Exel, Temani Aku Tidur Malam ini

Usai kembali dari rumah sakit, Exel pun pergi ke kantornya. Ia menyempatkan waktu untuk fokus bekerja. Di sana, Exel ternyata sudah ditunggu oleh Serafina. Entah sejak kapan gadis itu berada di sana menantinya. "Exel, kenapa kau datang lebih siang? Aku menunggumu dari jam tujuh," keluh Serafina berjalan mengekori Exel. "Aku sibuk dan tidak punya waktu untuk basa-basi. Jadi, pergilah..." Dengan mudah Exel mengusir Serafina saat itu juga. "A-apa maksudmu? Kau mengusirku?!" pekik Serafina dengan kesal. Langkah Exel terhenti saat itu juga. Ia membalikkan badannya menatap Serafina dengan tatapan dingin dan tajam. "Lebih tepatnya aku tidak punya waktu untuk meladeni gadis sepertimu. Pergilah, Ser..." "Aku akan mengadukanmu pada Opa!" pekik Serafina mengepalkan kedua tangannya kesal. Gadis ini, kekanakan dan licik! Tanpa menjawab atau menentang, saat itu juga Exel kembali membalikkan badannya dan melangkahkan kakinya lebih lebar dengan Jericho di belakangnya. Exel mengabaikan Seraf
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more

Bab 382. (EXEL STORY) Bersamamu Hanya untuk Satu Bulan?

Hari berganti, Hauri tampak ceria seperti biasanya. Pagi ini ia berdiri di teras samping kediaman Exel sembari menatap langit mendung dan menatap salju yang turun dengan tipis dan terasa begitu lembutnya. Suara derap langkah kaki membuat Hauri menoleh cepat. Nampak Ferdion—ajudan Exel yang kini tersenyum dan berjalan ke arahnya. "Selamat pagi, Nona ... Nona sedang apa?" tanya laki-laki itu. "Tidak ada. Senang saja rasanya berdiri di sini," jawab Hauri tersenyum hingga matanya menyipit. Ferdion berdiri di samping pilar yang menjadi jaraknya dengan Hauri saat ini. "Saya senang melihat Nona Hauri tersenyum dan nyaman berada di tempat ini. Saya pikir, Tuan Exel hanya bermain-main tentang Nona yang disakiti oleh suami Nona," ujar Ferdion. "Saya berharap ... Nona bisa di sini lebih dari satu bulan, atau mungkin selamanya. Supaya Tuan bisa menjaga Nona dengan baik." Hauri terhening di tempatnya. Gadis itu mengerjapkan kedua mata sipitnya menatap salju yang turun. Ferdion
last updateLast Updated : 2024-12-08
Read more

Bab 383. (EXEL STORY) Sakit yang Hauri Alami

Exel mengajak Hauri ke rumah sakit. Gadis itu awalnya sempat menolak ajakannya kemarin, tapi kini mobil Exel sudah sampai di depan gedung rumah sakit. Saat mereka turun dari dalam mobil, Exel mengulurkan tangannya pada sang kekasih. "Ayo, aku sudah membuat janji dengan seseorang," ujarnya. "De-dengan siapa? Ki-kita ke sini tidak untuk aneh-aneh kan? Kau tidak mengajakku mengecekkan kondisiku kan? Aku itu tidak papa, Exel..." Hauri menggerutu sembari memeluk lengan Exel."Sudah, Hau... ikut saja denganku, ayo," ajak Exel. Mau tidak mau, mereka berdua pun bergegas masuk ke dalam rumah sakit. Terasa jelas remasan tangan Hauri di lengan Exel. Memang Exel tahu, sejak dulu Hauri sangat takut dengan jarum suntik, pantaslah dia selalu menghindari semua ini."Exel..." Hauri merengek kecil saat mereka tiba di depan sebuah ruangan. Pintu ruangan itu terbuka, nampak seorang laki-laki berjas putih yang tersenyum pada Exel dan Hauri yang baru saja masuk. "Om, selamat pagi," sapa Exel mengulu
last updateLast Updated : 2024-12-08
Read more

Bab 384. (EXEL STORY) Tidur dan Peluk Aku

Setelah pemeriksaan beberapa jam lamanya, Daniel meminta Exel dan Hauri untuk pulang. Daniel juga meresepkan sebuah obat untuk Hauri untuk meredakan pusingnya. Hasil pemeriksaan memerlukan banyak waktu, hingga Daniel akan menghubungi Exel bila sudah selesai.Kini, Hauri dan Exel keluar dari dalam rumah sakit. Wajah Hauri semakin pucat saat ini, Exel merangkulnya dengan erat tanpa melepaskannya sama sekali. Hingga mereka sampai di parkiran dan masuk ke dalam mobil. "Apa kepalamu pusing, hem?" tanya Exel mengelus pucuk kepala Hauri. Gadis itu menggeleng. Ia menyandarkan kepalanya di pundak Exel saat itu juga, bahkan gadis itu menangis pilu dengan menutup wajahnya. Exel tahu, Hauri pasti takut. "Tidak papa, Sayang. Kau pasti akan sembuh, kita tunggu hasilnya beberapa hari lagi, okay?" Exel mengusap air mata di pipi Hauri. Laki-laki itu tersenyum, dia berusaha membuat Hauri yakin kalau dia akan sembuh. "Ke-kenapa baru sekarang aku merasa takut," ucap Hauri di sela isaknya. "Bagaim
last updateLast Updated : 2024-12-08
Read more

Bab 385. (EXEL STORY) Ternyata, Exel Sudah Dijodohkan?

"Exel tidak pernah menemui Sera, Opa! Padahal Sera berkali-kali menghubungi Exel, tapi Exel selalu saja mengabaikan Sera!" Omelan itu terdengar dari Serafina, gadis cantik berani bergelombang panjang yang kini datang ke kediaman Arshen dan Melodi dengan wajah marah. Serafina memang jujur, sejak ia bertemu dengan Exel, tak sekalipun Exel peduli dengannya. Padahal Serafina sudah bersemangat dan senang karena dijodohkan dengan Exel, seorang pemimpin perusahaan, tampan dan mempesona, satu-satunya putra penerus dari keluarga Collin. "Terus Sera harus bagaimana, Opa? Apa iya, Sera harus melupakan Exel begitu saja? Perjodohan ini bagaimana? Serafina juga memutuskan untuk menuntaskan kuliah sampai akhir tahun ini demi perjodohan dengan Exel. Kalau Papa tahu, Papa bisa marah." Serafina menatap dua orang tua di hadapannya saat ini. Melodi pun mendekatinya dan mengusap pundak Serafina dengan lembut. "Sera, biar nanti Oma dan Opa yang menasehati Exel ya, Nak. Sera tidak perlu khawatir," buju
last updateLast Updated : 2024-12-09
Read more

Bab 386. (EXEL STORY) Bertahan atau Pergi

Sejak siang hingga sore, Hauri berdiam diri di dalam kamar. Gadis itu menghabiskan waktunya untuk melamun berjam-jam. Hauri mengingat kalau mendiang Papanya memiliki saudara di kota Colmar, tapi Hauri sudah lama tidak menghubungi Bibinya itu. "Huhhh ... apa yang harus aku lakukan? Kalau aku langsung ke Colmar, apa Bibi Veny akan menerimaku? Bibi Veny kan pernah bertengkar hebat dengan Mama." Hauri memeluk kedua lututnya, pandangannya menatap ke arah hujan salju yang turun. "Tapi aku harus mencobanya bertemu dengannya." "Bertemu siapa?" Suara bariton tegas itu membuat Hauri sontak menoleh ke belakang dengan cepat. Sosok Exel berdiri di ambang pintu menatapnya. Hauri menatap Exel terkejut. Sejak kapan laki-laki itu ada di sana? Sorot matanya yang tak seceria seperti biasanya saat ia melihat Exel. Exel melangkah ke arahnya, laki-laki itu mengusap pucuk kepala Hauri dengan lembut. "Kau tadi berbicara sendiri, ingin bertemu siapa, Sayang?" tanya Exel menundukkan kepalanya. Senyuma
last updateLast Updated : 2024-12-09
Read more

Bab 387. (EXEL STORY) Penyakit Hauri, Sama Seperti Mamamu

Exel membawa Hauri ke rumah sakit malam itu. Meskipun gadis itu senantiasa menolak dan mengatakan kalau dirinya baik-baik saja, namun Exel tidak bisa dibohongi dengan kondisinya yang buruk. Sesampainya di rumah sakit, Hauri pun langsung ditangani oleh Daniel dan beberapa suster. Hauri tidak pingsan dan ia setia menutup mulutnya dengan tangannya. "Hau, apa kepalamu sangat-sangat pusing, Nak?" hanya Daniel memeriksanya. "Iya Om," jawab gadis itu. "Sabar sebentar, ya..." Daniel menatap beberapa suster dan rekan dokter lainnya untuk membantu menangani Hauri. Bahkan gadis itu dipindahkan ke kamar perawatan yang lain. Exel hanya berjalan mengikutinya. Sampai Hauri dibawa ke dalam ruangan dan Exel menunggu di luar, di lorong yang sangat sepi ia duduk sendirian di sana.Exel terdiam, ia membayangkan dulu Mama Elizabeth-nya sakit dan berjuang sendirian. Betapa sedihnya waktu itu, dan Exel juga masih sangat kecil tidak bisa berbuat apa-apa. "Exel..." Suara bariton Daniel membuyarkan la
last updateLast Updated : 2024-12-09
Read more

Bab 388. (EXEL STORY) Dilema yang Melanda

"Jadi tidak ada yang tahu kalau Exel akan dijodohkan, ya?" Hauri berucap lirih, gadis itu menatap ke arah luar jendela di dalam kamar rawat inapnya. Mengingat Dokter Daniel pun tidak mengetahui kalau Exel akan dituangkan dengan gadis bernama Sabrina. Itu artinya memang perjodohan itu masih baru saja diikat. "Kenapa aku tidak bisa tenang begini? Kenapa aku bingung bagaimana dengan nasibku?" lirih Hauri tertunduk menatap punggung tangannya tempat jarum infus berada. "Aku harus memantapkan keputusanku. Aku akan pergi ke Colmar ke tempat Bibi Veny." Pintu ruangan itu terbuka, Hauri menatap Exel yang berjalan masuk ke dalam sana membawa paper bag besar di tangannya. Laki-laki itu menatapnya beberapa detik sebelum dia tersenyum. "Bagaimana? Sudah mendingan?" tanya Exel berjalan mendekati Hauri. "Sudah. Om Daniel tadi yang menemaniku, terus ada suster yang memanggilnya. Katanya ada pasien yang sedang drop," jawab gadis itu.Exel mengulurkan tangannya mengusap pucuk kepala Hauri dengan
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

Bab 389. (EXEL STORY) Pengakuan Exel pada Sang Oma

"Aku sudah mempunyai kekasih, Oma. Dia adalah teman masa kecilku dulu, dia bernama Hauri. Aku yakin Oma pasti mengenal dengan gadis itu." Penjelasan Exel membuat Melodi sedikit terkejut, pasalnya wanita tua itu juga tahu tentang Hauri. Apalagi keluarga Hauri dulunya juga sangat cukup sering didengar, dari kejayaan perusahaannya, hingga kejatuhannya bahkan namanya kini yang tidak lagi terdengar. "Ha-Hauri...." Melodi berucap lirih. "Di mana dia sekarang, Nak? Oma tidak pernah mengetahui keberadaannya setelah Papanya meninggal." "Hauri ada bersamaku, Oma. Sekarang dia sedang sakit dan kondisinya juga sangat menurun," ujar Exel jujur. "Hauri sakit seperti Mama Elizabeth dulu." "Hah?" Melodi semakin terkejut. "Kanker darah?" Exel mengangguk. "Iya Oma. Bahkan sekarang aku meninggalkannya sendirian di rumah sakit. Itu lah alasan kenapa aku jarang menemui kalian, karena aku sibuk bekerja dan sibuk menjaga Hauri." Berkali-kali Exel mengusap wajahnya, ia tidak mau menunjukkan seberapa b
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

Bab 390. (EXEL STORY) Aku Tidak Akan Melepaskanmu, Hauri

Exel sampai di rumah sakit setelah beberapa menit perjalanan. Saat ia tiba, di sana Exel melihat Hauri tengah bersama Ferdion dan meraka sepertinya tengah berbincang serius. Perlahan Exel menghentikan langkahnya di depan pintu dan memperhatikan mereka dari celah pintu yang sedikit terbuka. "Aku mendengar pertengkaran Exel dan Opanya kapan hari. Saat itu juga aku tahu, kalau laki-laki yang aku cintai akan menikah dengan gadis lain," ujar Hauri pada Ferdion. "Tetapi ... aku rasa ini semua impas. Tidak papa. Aku juga pernah menyakiti Exel dan meninggalkannya untuk menikah dengan Robert. Aku akan menerima ini dengan lapang dada." "Lalu apa yang akan Nona lakukan? Kenapa Nona bertanya-tanya tentang kota Colmar?" tanya Ferdion. Hauri tertunduk menangis meremas selimutnya. "Aku ingin pergi, aku tidak mau menjadi beban untuk Exel. Keberadaanku di sini sangat tidak pantas karena aku masih berstatus istri dari Robert. Tetapi ... aku menjadi beban berat untuk Exel." Ferdion tidak menjawab,
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more
PREV
1
...
3738394041
...
45
DMCA.com Protection Status