Home / Romansa / Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini / Chapter 451 - Chapter 460

All Chapters of Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini: Chapter 451 - Chapter 460

469 Chapters

Bab 451. (EXEL STORY) Kenapa dengan Arthur dan Pauline?

Sampai malam tiba, Pauline tetap berada di kediaman Exel. Gadis cantik itu tampak bersama Hauri di kamar lantai dua. Mereka asik menonton drama romantis kesukaan mereka, dan Exel yang paling senang jahil, tiba-tiba masuk ke dalam kamar dan duduk di atas ranjang di samping Hauri. "Sayang, kau sudah makan?" tanya Exel berbisik sembari mengecup pipi Hauri dengan gemas. "Sudah," jawab gadis cantik itu. "Kau sendiri, sudah makan malam?" "Hm," gumaman menjadi jawaban dari Exel. Dari arah samping Hauri, tiba-tiba Pauline menengok Kakak dan Kakak iparnya tersenyum. "Kakak, tadi Papa tidak bilang ingin menjemputku, kan?" tanya Pauline dengan kedua mata indahnya yang mengerjap. "Tidak, Pauline. Tapi jangan lama-lama di sini," ujar Exel menyindir sang adik, hal ini membuatnya terkekeh. Pauline lantas terdiam. Ia menoleh pada sang Kakak kembali dengan tatapan sedih. "Aku harus pulang sekarang, ya, Kak?" cicitnya. "Tidak, Pauline..." Saat itu juga Hauri langsung merang
last updateLast Updated : 2025-01-08
Read more

Bab 452. (EXEL STORY) Pauline Marah Pada Mereka Semua

Exel menatap lekat pada Arthur yang masih berada di sana menjemput Pauline.Tapi seperti biasa, adik kesayangan Exel itu selalu saja ada-ada saja tingkahnya. Usia hampir dua puluh tahun, tapi dia masih seperti anak kecil yang labil. "Kau pulang saja sendiri, aku masih mau di sini! Untuk apa kau menjemputku kalau kau akan pergi lagi?!" sinis Pauline menatap Arthur. Exel terdiam melirik adiknya yang duduk bersama istrinya. "Lalu maumu bagaimana, Pauline?" "Dia tidak boleh pergi." Pauline menjawab dengan mudahnya. "Arthur harus tetap menjadi pengawalku." Arthur memasang wajah datarnya menatap Pauline. "Saya akan memulai bisnis keluarga saya di luar kota, Nona." "Padahal kau dulu janji tidak akan meninggalkan aku, bahkan kau akan menjadi satu-satunya temanku. Tapi ... ternyata ucapanmu itu hanya omong kosong." Exel dan Hauri saling tatap dengan ekspresi bingung. Mereka tidak mengerti jalan pikir Pauline seperti apa. "Lebih baik sekarang kau pulang, minta pada Papa untuk mempekerj
last updateLast Updated : 2025-01-09
Read more

Bab 453. (EXEL STORY) Kebohongan di Balik Semua Pujianmu

Satu minggu kemudian...Kondisi Hauri tampak sudah membaik hari demi hari, gadis itu bahkan kini tidak lagi mengeluhkan tentang sakitnya. Setiap hari, Hauri selalu sibuk dengan tugas-tugasnya. Apalagi gadis itu selalu menempatkan diri kalau dirinya kini menjadi istri untuk Exel. Dan Hauri selalu berusaha melayani suaminya dengan baik. Seperti pagi ini ia sibuk membuatkan sarapan untuk Exel karena pembantu mereka sedang sakit. "Selamat pagi, Sayang," sapa Exel, laki-laki tampan itu baru saja turun dari lantai dua. Hauri menoleh dan tersenyum manis. "Pagi juga, Sayang," sapanya dengan ramah seperti biasa. "Kau sedang memasak apa?" tanya Exel mendekat dan berdiri di belakangnya. "Aku hanya memasak menu kentang dan daging sapi, lalu aku akan membuatkan telur mata sapi untukmu," ujar Hauri tersenyum merekah. Laki-laki itu menatapnya lekat dan memeluk Hauri dari belakang meninggalkan satu kecupan di pipinya. "Terima kasih, Sayang. Aku akan menunggu masakanmu selesai," jawab laki-la
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more

Bab 454. (EXEL STORY) Aku Tak Bisa Sesabar Itu

Hauri berjalan meninggalkan lorong belakang menuju kantin, gadis itu merasa sangat kecewa setelah ia mendengar apa yang Exel obrolkan bersama temannya tadi. Namun, langkahnya terhenti saat ia melihat seorang laki-laki yang baru saja muncul dari dalam sebuah ruangan. "Loh ... Hauri," sapa Heiner tersenyum padanya. Hauri juga tersenyum tipis dan mengangguk tanpa mengatakan apapun. Laki-laki dengan balutan tuxedo hitam itu mendekatinya. "Kau mencari Exel? Sudah bertemu dengannya?" tanya laki-laki itu. "Dia sedang bersama teman-temannya di kantin. Aku mau pamit pulang saja," ujar Hauri. Heiner menahan lengan Hauri. "Aku bisa panggilkan kalau memang ada yang penting, tidak perlu tidak enakan seperti ini, Hau," katanya. Namun tetap saja, Hauri melepaskan tangan Heiner yang menegangnya dan gadis itu menggeleng. "Tidak perlu repot-repot, Heiner. Aku pamit pulang, ya. Permisi...." Gadis cantik itu sedikit menundukkan kepalanya dan berjalan meninggalkan Heiner di sana. Melihat ekspre
last updateLast Updated : 2025-01-11
Read more

Bab 455. (EXEL STORY) Memberikanmu Maaf

Exel tampak gelisah saat Hauri mendiaminya. Meskipun ia sudah mengaku kalau dirinya bersalah, tapi gadis itu juga masih diam padanya. Sampai keesokan harinya, Exel masih didiami oleh Hauri. Bahkan tidak ada sarapan yang disiapkan oleh istrinya. "Sayang, kita makan di luar saja, ayo..." Exel membujuk Hauri yang kini tengah berdiri di teras samping memberi makan ikan hias miliknya. "Tidak usah. Kau makan saja sendiri di luar, aku bisa makan roti nanti saat aku lapar," jawab gadis itu tanpa menatapnya. "Ayolah, Sayang ... aku sudah meminta maaf. Aku berjanji tidak akan aku ulangi lagi." Exel memeluk Hauri dari belakang. Gadis itu terdiam dan tidak mengatakan apapun. Hauri menunduk menatap lengan Exel yang kini memeluknya dengan sangat erat. "Maafkan aku, Sayang. Sekali lagi aku minta maaf padamu," bisik Exel. "Aku mengaku salah..." Hauri menyentuh punggung tangan Exel dan mengusapnya. "Jangan diulangi lagi. Aku kesal dan aku sangat marah padamu, Exel," ucap gadis itu. "Aku tahu,
last updateLast Updated : 2025-01-12
Read more

Bab 456. ( EXEL STORY) Aku yang Salah, Maafkan Aku

Seperti biasa, saat Evan sedang ada jadwal di luar kota, Exel lah yang menggantikan posisinya untuk meeting. Seperti hari ini Exel yang memimpin meeting penting selama dua jam yang lalu hingga rapat penting itu usai dan satu-persatu anggota meeting telah kembali. Di dalam ruangan itu hanya tersisa Exel, Jericho, dan juga Heiner bersama beberapa rekan yang lainnya. "Exel, kau sedang tidak marahan dengan istrimu, kan?" tanya Heiner tiba-tiba. Exel mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan temannya tersebut. Pasalnya, Exel dan Hauri baru saja ribut dan bagaimana Heiner bisa tahu?"Kenapa memangnya?" jawab Exel sambil membaca beberapa berkas di hadapannya. "Tidak papa, hari Selasa kemarin aku melihat Hauri datang ke sini. Tapi dia langsung pulang. Sepertinya dia tampak sedih," ujar Heiner.Exel tidak menjawab dan hanya diam. Bahkan dalam hatinya ia terkejut kalau istrinya datang ke kantor. "Hauri memang datang, mengantarkan makan siang untuk Tuan Exel. Tapi Tuan Exel justru makan s
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

Bab 457. (EXEL STORY) Masyarakat Kelas Atas

Setelah pertengkaran kemarin-kemarin, hubungan Exel dan Hauri kembali terjalin hangat. Exel benar-benar merasa bersalah dengan apa yang ia lakukan pada istrinya. Malam ini, mereka berdua tampak bersiap-siap pergi. Exel mendapatkan ajakan makan malam bersama para rekan dan sahabatnya di sebuah restoran. Exel pun datang dalam acara itu bersama Hauri. "Sayang...." "Hm?" Exel menoleh menatap Hauri yang memeluk lengannya. "Kenapa?" "Apa temanmu ada yang sudah punya istri?" tanya Hauri."Ada. Ada beberapa dari mereka yang sudah menikah, sepertinya istrinya juga diajak. Nanti kau harus menyapa mereka, oke?" Exel tersenyum mengecup pucuk kepala Hauri. Gadis itu mengangguk. "Iya." Dengan balutan dress panjang berwarna merah, dibalut blazer hitam berbahan hangat, Hauri tampak cantik malam ini. Rambutnya yang sudah panjang sebahu pun tertata rapi dengan hiasan jepit mutiara. Bersama dengan Exel, mereka berdua masuk ke dalam sebuah restoran. Di sana, tampak seorang laki-laki melambaikan t
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more

Bab 458. (EXEL STORY) Bagaimana Kalau Kita Punya Anak?

"Aku rasa, aku tidak bisa berkumpul dengan para wanita seperti istri rekan kerjamu tadi, Sayang."Hauri menatap Exel yang kini melepaskan kemeja putihnya dan menoleh pada Hauri yang tengah duduk di tepi ranjang kamar mereka. "Bukan tidak bisa, hanya belum terbiasa," jawabnya. "Mereka semua awalnya bertanya tentang kesibukanku, lalu bisnisku, lalu sedikit bertanya-tanya tentang latar belakangku," ujar Hauri bercerita. Dengan iris mata hitamnya, Hauri menatap sang suami lekat-lekat. "Apa memang seperti itu, perbincangan para masyarakat kelas atas?" tanyanya. Exel terdiam sesaat. Laki-laki itu membalikkan badan dan berjalan mendekati sang istri. "Tidak semua. Buktinya Mama ... juga tidak seperti mereka, kan?" "Heem. Aku pikir orang yang aku temui semuanya akan seperti Mama, ternyata tidak." Exel menyahut kimono putih di atas ranjang dan tersenyum pada Hauri sebelum melangkah masuk ke dalam ruang ganti. Hauri mengembuskan napasnya panjang dan berbaring di atas ranjang. Sampai Exe
last updateLast Updated : 2025-01-15
Read more

Bab 459. (EXEL STORY) Keputusan yang Tepat

Elizabeth sungguh mengunjungi Hauri pagi ini. Ia membawakan banyak cemilan dan juga makanan lainnya. Ditemani oleh Pauline yang juga ikut datang berkunjung bersama sang Mama. Kedatangan mereka disambut dengan senang oleh Hauri dan Exel. "Maaf ya, Ma, Hauri belum menyiapkan makanan apapun. Hauri bangun kesiangan," ujar gadis itu. "Iya, Sayang, tidak papa." Elizabeth tersenyum hangat. Pauline menatap sang Kakak ipar. "Kak Hauri seperti Pauline saja," ujarnya. "Semalam aku juga lembur karena tugas, Kak. Jadi tadi bangun kesiangan, mandi, bersiap sebentar terus langsung ke sini. Kalau Kak Hauri sibuk apa sampai bangun kesiangan?" Pertanyaan itu membuat Hauri merasa malu tiba-tiba. Sambil menyiapkan minuman di dapur, tanpa terasa pipinya merah mengingat semalam ia hanya menghabiskan sepanjang malam dengan suaminya. "Pauline, setiap orang itu punya kesibukan sendiri-sendiri. Begadang bukan hanya mengerjakan tugas, insomnia juga bisa," sahut Elizabeth menanggapi putrinya. "Emmm ... be
last updateLast Updated : 2025-01-16
Read more

Bab 460. (EXEL STORY) Sikap Istriku yang Manja

Beberapa Minggu Kemudian....Suara hujan deras malam ini membuat suasana menjadi sangat dingin. Hauri, gadis cantik itu duduk di sofa di dalam ruang tamu seorang diri. Sementara Exel, suaminya berada di dalam ruangan kerjanya dan tampak sedang bertelfonan dengan rekan kerjanya membahas meeting siang tadi. "Dia selalu memprioritaskan pekerjaanmu daripada aku, sekarang. Apa dia sudah bosan padaku?" Hauri mengomel kesal. Ia memeluk bantalan sofa erat-erat. "Laki-laki sepertinya memang sangat tega." Lebih dari satu jam Hauri menggerutu dengan sikap Exel yang menyebalkan. Gadis itu marah dan kesal lantaran Exel tiba-tiba menerima meeting sore tadi, padahal Exel sudah berjanji mengajak Hauri jalan-jalan. Hauri yang sudah sangat senang pun ia menolak untuk dibohongi. Karena tak sekali dua kali Exel selalu mengajaknya pergi, tapi ujung-ujungnya selalu gagal. Tak lama kemudian, Exel keluar dari dalam ruangan kerjanya. Ia menoleh ke arah Hauri yang duduk di sofa dengan wajah kesal. "Say
last updateLast Updated : 2025-01-17
Read more
PREV
1
...
424344454647
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status