Beranda / Romansa / Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini / Bab 379. (EXEL STORY) Lebih dari Rasa Khawatir di Hati Exel

Share

Bab 379. (EXEL STORY) Lebih dari Rasa Khawatir di Hati Exel

Penulis: Te Anastasia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-07 21:12:55

Exel menghubungi salah satu dokter untuk memeriksa kondisi Hauri. Meskipun pendarahan di hidungnya sudah berhenti, namun hal itu tidak membuat wajah Hauri berkurang pucatnya.

Setelah ia meminum beberapa butir obat yang dokter resepkan dan bawakan, Hauri pun tertidur lelap terlentang dengan selimut tebal menutupi tubuhnya hingga dada.

Exel bersama Dokter Mariana, mereka berdua duduk di sebuah ruangan yang berada di lantai dua.

"Bagaimana keadaan Hauri, dok?" tanya Exel. "Apa ada suatu penyakit yang berbahaya terjadi padanya?"

Dokter Mariana mengangguk. "Benar Tuan. Lebih baik Tuan bisa membawa Nona ke rumah sakit untuk mengetahui penyakitnya lebih jelas lagi. Saya sendiri tidak berani menebak atau menganalisa, karena melihat dari ruam di kulit dan bercak-bercak merah di seluruh permukaan kulitnya, sepertinya Nona Hauri menginap penyakit yang sangat serius."

Penjelasan Dokter Mariana membuat Exel tercenung. Sejak awal Exel menduga hal ini, tetapi Hauri juga tidak mau, dan benar-ben
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 380. (EXEL STORY) Kau Harus Bertahan, Demi Aku

    Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Exel sudah bangun. Laki-laki itu merasakan kebas di lengan kanannya seperti ada beban berat yang bertumpu di sana. Namun saat ia membuka mata, Exel menemukan sosok Hauri yang terlelap dengan begitu cantik menjadikan lengan Exel sebagai bantal. Tidur meringkuk seperti anak kecil, dengan wajahnya yang masih pucat. Exel mendekatkan wajahnya dan mengecup kening Hauri dengan penuh kasih sayang. "Cepatlah sembuh, Sayang," bisik Exel lirih. Laki-laki itu terdiam menatapi wajah Hauri tanpa bosan, mengingat semalam gadis itu bercerita panjang lebar tentang kenapa dia bisa seperti ini, dan tentang bagaimana bisa menikah dengan Robert, laki-laki yang sama sekali tidak Hauri cintai. Hauri juga mengaku kalau Robert tidak pernah menyentuhnya sama sekali. Hauri selalu menolak dan memilih dipukuli saat Robert meminta untuk tidur atau menghabiskan malam bersamanya. Karena Hauri tidak mau membohongi dirinya sendiri, ia sangat mencintai Exel lebih dari segala hal

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 381. (EXEL STORY) Exel, Temani Aku Tidur Malam ini

    Usai kembali dari rumah sakit, Exel pun pergi ke kantornya. Ia menyempatkan waktu untuk fokus bekerja. Di sana, Exel ternyata sudah ditunggu oleh Serafina. Entah sejak kapan gadis itu berada di sana menantinya. "Exel, kenapa kau datang lebih siang? Aku menunggumu dari jam tujuh," keluh Serafina berjalan mengekori Exel. "Aku sibuk dan tidak punya waktu untuk basa-basi. Jadi, pergilah..." Dengan mudah Exel mengusir Serafina saat itu juga. "A-apa maksudmu? Kau mengusirku?!" pekik Serafina dengan kesal. Langkah Exel terhenti saat itu juga. Ia membalikkan badannya menatap Serafina dengan tatapan dingin dan tajam. "Lebih tepatnya aku tidak punya waktu untuk meladeni gadis sepertimu. Pergilah, Ser..." "Aku akan mengadukanmu pada Opa!" pekik Serafina mengepalkan kedua tangannya kesal. Gadis ini, kekanakan dan licik! Tanpa menjawab atau menentang, saat itu juga Exel kembali membalikkan badannya dan melangkahkan kakinya lebih lebar dengan Jericho di belakangnya. Exel mengabaikan Seraf

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 382. (EXEL STORY) Bersamamu Hanya untuk Satu Bulan?

    Hari berganti, Hauri tampak ceria seperti biasanya. Pagi ini ia berdiri di teras samping kediaman Exel sembari menatap langit mendung dan menatap salju yang turun dengan tipis dan terasa begitu lembutnya. Suara derap langkah kaki membuat Hauri menoleh cepat. Nampak Ferdion—ajudan Exel yang kini tersenyum dan berjalan ke arahnya. "Selamat pagi, Nona ... Nona sedang apa?" tanya laki-laki itu. "Tidak ada. Senang saja rasanya berdiri di sini," jawab Hauri tersenyum hingga matanya menyipit. Ferdion berdiri di samping pilar yang menjadi jaraknya dengan Hauri saat ini. "Saya senang melihat Nona Hauri tersenyum dan nyaman berada di tempat ini. Saya pikir, Tuan Exel hanya bermain-main tentang Nona yang disakiti oleh suami Nona," ujar Ferdion. "Saya berharap ... Nona bisa di sini lebih dari satu bulan, atau mungkin selamanya. Supaya Tuan bisa menjaga Nona dengan baik." Hauri terhening di tempatnya. Gadis itu mengerjapkan kedua mata sipitnya menatap salju yang turun. Ferdion

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 383. (EXEL STORY) Sakit yang Hauri Alami

    Exel mengajak Hauri ke rumah sakit. Gadis itu awalnya sempat menolak ajakannya kemarin, tapi kini mobil Exel sudah sampai di depan gedung rumah sakit. Saat mereka turun dari dalam mobil, Exel mengulurkan tangannya pada sang kekasih. "Ayo, aku sudah membuat janji dengan seseorang," ujarnya. "De-dengan siapa? Ki-kita ke sini tidak untuk aneh-aneh kan? Kau tidak mengajakku mengecekkan kondisiku kan? Aku itu tidak papa, Exel..." Hauri menggerutu sembari memeluk lengan Exel."Sudah, Hau... ikut saja denganku, ayo," ajak Exel. Mau tidak mau, mereka berdua pun bergegas masuk ke dalam rumah sakit. Terasa jelas remasan tangan Hauri di lengan Exel. Memang Exel tahu, sejak dulu Hauri sangat takut dengan jarum suntik, pantaslah dia selalu menghindari semua ini."Exel..." Hauri merengek kecil saat mereka tiba di depan sebuah ruangan. Pintu ruangan itu terbuka, nampak seorang laki-laki berjas putih yang tersenyum pada Exel dan Hauri yang baru saja masuk. "Om, selamat pagi," sapa Exel mengulu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 384. (EXEL STORY) Tidur dan Peluk Aku

    Setelah pemeriksaan beberapa jam lamanya, Daniel meminta Exel dan Hauri untuk pulang. Daniel juga meresepkan sebuah obat untuk Hauri untuk meredakan pusingnya. Hasil pemeriksaan memerlukan banyak waktu, hingga Daniel akan menghubungi Exel bila sudah selesai.Kini, Hauri dan Exel keluar dari dalam rumah sakit. Wajah Hauri semakin pucat saat ini, Exel merangkulnya dengan erat tanpa melepaskannya sama sekali. Hingga mereka sampai di parkiran dan masuk ke dalam mobil. "Apa kepalamu pusing, hem?" tanya Exel mengelus pucuk kepala Hauri. Gadis itu menggeleng. Ia menyandarkan kepalanya di pundak Exel saat itu juga, bahkan gadis itu menangis pilu dengan menutup wajahnya. Exel tahu, Hauri pasti takut. "Tidak papa, Sayang. Kau pasti akan sembuh, kita tunggu hasilnya beberapa hari lagi, okay?" Exel mengusap air mata di pipi Hauri. Laki-laki itu tersenyum, dia berusaha membuat Hauri yakin kalau dia akan sembuh. "Ke-kenapa baru sekarang aku merasa takut," ucap Hauri di sela isaknya. "Bagaim

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 385. (EXEL STORY) Ternyata, Exel Sudah Dijodohkan?

    "Exel tidak pernah menemui Sera, Opa! Padahal Sera berkali-kali menghubungi Exel, tapi Exel selalu saja mengabaikan Sera!" Omelan itu terdengar dari Serafina, gadis cantik berani bergelombang panjang yang kini datang ke kediaman Arshen dan Melodi dengan wajah marah. Serafina memang jujur, sejak ia bertemu dengan Exel, tak sekalipun Exel peduli dengannya. Padahal Serafina sudah bersemangat dan senang karena dijodohkan dengan Exel, seorang pemimpin perusahaan, tampan dan mempesona, satu-satunya putra penerus dari keluarga Collin. "Terus Sera harus bagaimana, Opa? Apa iya, Sera harus melupakan Exel begitu saja? Perjodohan ini bagaimana? Serafina juga memutuskan untuk menuntaskan kuliah sampai akhir tahun ini demi perjodohan dengan Exel. Kalau Papa tahu, Papa bisa marah." Serafina menatap dua orang tua di hadapannya saat ini. Melodi pun mendekatinya dan mengusap pundak Serafina dengan lembut. "Sera, biar nanti Oma dan Opa yang menasehati Exel ya, Nak. Sera tidak perlu khawatir," buju

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 386. (EXEL STORY) Bertahan atau Pergi

    Sejak siang hingga sore, Hauri berdiam diri di dalam kamar. Gadis itu menghabiskan waktunya untuk melamun berjam-jam. Hauri mengingat kalau mendiang Papanya memiliki saudara di kota Colmar, tapi Hauri sudah lama tidak menghubungi Bibinya itu. "Huhhh ... apa yang harus aku lakukan? Kalau aku langsung ke Colmar, apa Bibi Veny akan menerimaku? Bibi Veny kan pernah bertengkar hebat dengan Mama." Hauri memeluk kedua lututnya, pandangannya menatap ke arah hujan salju yang turun. "Tapi aku harus mencobanya bertemu dengannya." "Bertemu siapa?" Suara bariton tegas itu membuat Hauri sontak menoleh ke belakang dengan cepat. Sosok Exel berdiri di ambang pintu menatapnya. Hauri menatap Exel terkejut. Sejak kapan laki-laki itu ada di sana? Sorot matanya yang tak seceria seperti biasanya saat ia melihat Exel. Exel melangkah ke arahnya, laki-laki itu mengusap pucuk kepala Hauri dengan lembut. "Kau tadi berbicara sendiri, ingin bertemu siapa, Sayang?" tanya Exel menundukkan kepalanya. Senyuma

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 387. (EXEL STORY) Penyakit Hauri, Sama Seperti Mamamu

    Exel membawa Hauri ke rumah sakit malam itu. Meskipun gadis itu senantiasa menolak dan mengatakan kalau dirinya baik-baik saja, namun Exel tidak bisa dibohongi dengan kondisinya yang buruk. Sesampainya di rumah sakit, Hauri pun langsung ditangani oleh Daniel dan beberapa suster. Hauri tidak pingsan dan ia setia menutup mulutnya dengan tangannya. "Hau, apa kepalamu sangat-sangat pusing, Nak?" hanya Daniel memeriksanya. "Iya Om," jawab gadis itu. "Sabar sebentar, ya..." Daniel menatap beberapa suster dan rekan dokter lainnya untuk membantu menangani Hauri. Bahkan gadis itu dipindahkan ke kamar perawatan yang lain. Exel hanya berjalan mengikutinya. Sampai Hauri dibawa ke dalam ruangan dan Exel menunggu di luar, di lorong yang sangat sepi ia duduk sendirian di sana.Exel terdiam, ia membayangkan dulu Mama Elizabeth-nya sakit dan berjuang sendirian. Betapa sedihnya waktu itu, dan Exel juga masih sangat kecil tidak bisa berbuat apa-apa. "Exel..." Suara bariton Daniel membuyarkan la

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09

Bab terbaru

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 512. (PAULINE STORY) Anak Kesayangan Papa Xander

    "Ma ... Alicia boleh tidak, tinggal di sini sama Mama dan Papa?" Anak perempuan dengan rambut cokelat dikuncir dua itu berdiri di samping sang Mama. Alicia yang menggemaskan tampak mendongak menatap wajah sang Mama. Pauline yang tengah membuatkan kopi untuk Xander di dapur rumah laki-laki itu, ia pun lantas menoleh dan tersenyum pada Alicia yang murung dan mengeluh di sampingnya. "Kita punya rumah sendiri, Sayang." Bibir Alicia cemberut, anak itu menarik-narik ujung blouse yang Pauline pakai. "Tapi Ma, Alicia mau seperti Kak Varo dan Kak Vano, mereka tinggal dengan Tante Mama dan Papa Exel. Masak Alicia hanya tinggal sama Mama, terus Oma dan Opa? Papa tinggal sendirian, kasihan Papa, Ma..." Alicia memprotes sang Mama. Dari arah ruang tengah, Xander yang mendengar perbincangan Alicia dan Pauline, ia tersenyum. Anak kecil mungil itu memang sangat menyayanginya selayaknya Papanya sendiri. Dengan jelas ia mendengar Alicia merengek pada sang Mama dan ia ingin tinggal bersamanya. Per

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 511. (PAULINE STORY) Pemilik Hatiku yang Sebenarnya

    Setelah pergi jalan-jalan, Xander mengajak Pauline dan Alicia ke rumahnya. Pauline pikir Xander tetap tinggal di rumah lamanya, tapi ternyata ia salah, Xander telah memiliki rumah sendiri yang jauh lebih megah. Kini, Pauline melangkah masuk ke dalam rumah. Ia berjalan di belakang Xander yang melangkah di depannya sembari menggendong Alicia yang terlelap dalam dekapannya. "Kak, tidurkan di sofa saja, tidak apa-apa," ujar Pauline tidak enak hati. "Kenapa harus di sofa? Di lantai satu banyak kamar, lantai dua juga ada," jawab Xander sambil berjalan menaiki anak tangga. "Tapi kan—""Anggap saja rumah ini rumahmu sendiri, Sayang," sela Xander. Panggilan Sayang yang Xander lontarkan membuat Pauline terdiam. Ia teringat saat beberapa tahun lalu, Xander memanggilnya dengan panggilan itu dan terdengar sangat romantis. Sampai akhirnya Pauline kembali melangkah naik mengikuti Xander. Mereka masuk ke dalam sebuah kamar. Kamar bernuansa abu-abu dan putih, memiliki ranjang king size di teng

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 510. (PAULINE STORY) Hubungan yang Dulunya Retak, Kini Terjalin Kembali

    Pauline terus merenung setelah ia mendapatkan nasihat dari sang Papa. Diamnya membuat Xander yang kini bersamanya pun tampak tak biasa. Laki-laki itu memperhatikannya dan ikut merasakan ada yang lain dengan Pauline. "Kenapa diam saja?" tanya Xander menatapnya dan menarik lengan Pauline sambil memangku Alicia. Pauline menoleh cepat dan menggelengkan kepalanya. "Tidak apa-apa. Emm ... hanya berpikir cuacanya semakin dingin." "Ya, tapi Alicia tidak mau pulang," jawab Xander menahan Alicia yang ada di pangkuannya dan tampak masih ingin bermain lagi di taman. Anak kecil perempuan itu mendongak dan menggelengkan kepalanya. "Ma, Alicia masih mau main sama Papa, nanti kalau Papa pulang, biar Alicia tidak menangis lagi," ujar anak itu. Pauline tersenyum dan mengangguk. "Iya, Sayang. Main sepuasnya di taman, ditemani Papa. Mama akan di sini memperhatikan kalian." Jawaban yang Pauline berikan membuat Xander terdiam dan menatapnya dengan dalam. Rasanya seperti tidak biasa melihat ekspres

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 509. (PAULINE STORY) Pauline, Bukalah Pintu Hatimu untuk Xander

    Suara gema tangisan Alicia menggelegar di dalam rumah Evan. Alicia marah saat ia bangun tidur, Xander tidak ada di sana, hingga membuat anak itu menangis mencari sosok yang ia panggil 'Papa' tersebut. Tangisannya membuat semua orang heboh pagi ini. Sampai Evan dan Elizabeth ikut berusaha menenangkannya cucu kesayangannya. "Sayang, sudah jangan menangis ... nanti Papa Xander akan ke sini, kok," bujuk Elizabeth menggendong Cucunya. "Huwaa ... maunya sekarang, Oma! Alicia maunya sekarang! Huwaa ... Papamu di mana?!" jerit Alicia menangis. Sedangkan Pauline kini berada di lantai dua, gadis itu tengah mencoba menghubungi Xander. Namun hingga berkali-kali panggilannya tidak dijawab oleh Xander meskipun terhubung. Pauline sampai mondar-mandir dengan kepala pening. Sejak petang dia menggendong Alicia yang rewel mencari Xander. "Mama!" pekik Alicia dari lantai satu. "Huwaa ... Mama!" Gegas Pauline turun ke lantai satu dan segera mendekati putrinya yang kini berjalan ke arahnya sambil me

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 508. (PAULINE STORY) Sebuah Restu

    Pauline dan Xander sampai di wahana akuarium raksasa. Di sana, Alicia terlihat sangat senang. Bahkan anak itu tidak mau turun dari gendongan Xander sejak mereka sampai. Tak hanya diam, Pauline pun sesekali mengambil momen dengan membuat video tentang Alicia yang digendong oleh Xander. "Wahh ... Papa! Itu ikannya besar!" pekik anak perempuan itu menunjuk seekor ikan di dalam akuarium raksasa. "Itu ikan apa, Papa?" "Itu ikan paus, Sayang," jawab Xander. "Ikan paus juga punya Mama dan Papa, juga?" tanyanya dengan polos. "Tentu saja punya," jawab Xander terkekeh. Pauline berdiri di samping Xander dan wanita itu menunjukkan gerombolan ikan-ikan cantik di sana. "Itu bagus ya," ujarnya. "Hm." Xander mengangguk. "Apa kau tidak pernah jalan-jalan saat Prancis?" "Tidak pernah. Alicia sangat nakal. Aku pernah mengajaknya ke taman bermain saat itu, hanya berdua, tapi aku awalnya ingin membiarkannya mendapatkan teman, tapi baru beberapa menit, belum ada satu jam sudah jat

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 507. (PAULINE STORY) Sosok Laki-laki yang Setia

    Pauline menuruti keinginan Alicia yang meminta jalan-jalan bersama Xander pagi ini. Meskipun situasi tampak canggung yang terjadi antara Xander dan Pauline saat ini, namun justru Pauline lah yang banyak diam, karena Xander sibuk berbincang dengan Alicia. "Papa, jadi lihat ikan lumba-lumba kan, Papa?" Anak perempuan kecil itu duduk di pangkuan sang Mama dan menoleh pada Xander yang tengah mengemudi. "Jadi dong, Sayang. Papa kan sudah janji dengan Alicia," jawab Xander terkekeh. "Asikk...! Nanti pulangnya kita beli es krim ya, Pa..." "Iya, Sayang." Xander tersenyum manis menatap wajah Alicia yang terlihat begitu berbinar berbunga-bunga. Anak perempuan itu menyandarkan kepalanya di dada sang Mama. Pauline menoleh pada Xander yang kini tampak begitu bahagia. Ia tidak tahu banyak tentang laki-laki ini selama lima tahun terakhir. Hanya saja, setahu Pauline kalau Xander memang belum menikah atau memiliki pasangan. "Kau tidak sibuk kan, hari ini?" tanya Pauline memecah keheningan. "Sa

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 506. (PAULINE STORY) Sosok Papa yang Diinginkan Alicia

    Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Alicia tampak sudah bangun dan anak itu terlihat jauh sangat bersemangat. Pauline tidak tahu apa yang membuat anaknya begitu antusias, di sisi lain ia hanya pandai menebak kalau kemungkinan besar Xander lah yang membuat Alicia begitu senang."Mama ... ayo cepat, Alicia mau mandi!" pekik anak itu memanggil Pauline yang masih sibuk di dapur. "Mama...!" "Iya, Sayang sebentar!" Elizabeth terdengar menyahuti teriakan cucu kesayangannya. Sampai tak lama kemudian barulah Pauline muncul dan wanita muda itu naik ke lantai dua menemui si kecil yang langsung memasang wajah protes karena Mamanya terlalu lama. "Kenapa, Sayang? Tumben jam segini sudah bangun, hm?" Pauline langsung mengangkat tubuh Alicia dan mengecupi pipinya."Mama, Alicia mau mandi, terus ganti baju yang bagus warna merah muda!" serunya, antusias. "Alicia juga mau pakai sepatu yang merah muda, pakai jepit yang lucu, Mama..." Pauline terkekeh mendengarnya. "Memangnya Alicia mau ke mana, Saya

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 505. (PAULINE STORY) Alicia Ingin Punya Seorang Papa

    Sementara di dalam kamar, Pauline panik saat ia terbangun dari tidurnya, wanita muda itu tidak menemukan putrinya. Padahal sudah jelas-jelas tadi saat ia tertidur, Alicia ada di sampingnya. "Ya ampun, ke mana Alicia malam-malam begini!" pekik Pauline kebingungan. Wanita muda bertubuh langsing itu berjalan membuka pintu kamar mandi, dan anaknya tidak ada. Pauline menoleh ke arah pintu kamarnya yang terbuka. Buru-buru Pauline keluar dan ia berjalan ke lantai satu. Di sana sepi, hanya ada suara beberapa orang di ruang tamu. Sampai Pauline berjalan ke depan dan kemunculannya disambut oleh Papa dan Kakaknya, juga rekan-rekannya. "Pa ... Papa melihat Alicia?" tanya Pauline panik.Evan menunjuk ke arah depan dengan dagunya. Laki-laki itu tampak tidak ragu dengan Xander, apalagi saat Evan tahu, selama Pauline pergi, Xander masih setia sendiri dan dia bilang kalau suatu saat dia kukuh ingin menemukan Pauline. Evan benar-benar melihat kesungguhan itu, hingga ia tidak membuat jarak antara

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 504. (PAULINE STORY) Sosok Papa untuk Alicia

    Hari sudah malam, Pauline tertidur nyenyak memeluk Alicia. Tetapi anak kecil itu belum juga terlelap. Alicia memeluk botol susunya dan diam menatap ke arah langit-langit kamarnya sambil mengoceh sendiri. "Mama capek, Alicia nakal terus, jadi Mama bobo cepat-cepat..." Anak itu mengerucutkan bibirnya. "Alicia mau punya Papa yang baik, biar seperti Kakak kembar. Emmm, Papanya Alicia pergi jauh dibawa Tuhan," ocehnya dengan mata lebarnya yang mengerjap. Anak bertubuh mungil dengan balutan piyama hangat berwarna ungu muda itupun perlahan-lahan merangkak turun dari atas ranjang. Alicia berjalan membawa botol susunya dan keluar dari dalam kamar, setelah ia tahu pintu kamar tidak ditutup rapat. Dengan langkah kecilnya, anak itu berjalan menuruni anak tangga. "Aduh ... aduh ... anak tangganya sangat banyak. Alicia harus hati-hati. Satu, dua, satu, dua!" seru anak itu dengan suara mungilnya. Tampak di ruang tamu, beberapa orang laki-laki yang tengah berada di sana, sibuk membahas pekerja

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status