Saat berhasil lepas dari pacarnya yang toxic, Brenda memberikan nasihat kepada Luna dan Dini: jangan buang-buang waktu dengan laki-laki yang lebih sering bikin perempuan menangis daripada tersenyum.Sekilas, petuah itu mudah dituruti. Namun, pada praktiknya, dibutuhkan niat dan kesungguhan meninggalkan sosok yang pernah dicintai sampai nyaris melepas logika.“Luna, ada apa?” Galuh terkejut kala mendapatinya pipunya yang basah. “Kenapa kamu tiba-tiba menangis? Apa aku menyakitimu?”‘Menurut kamu apa lagi, Mas?’ Kata-kata itu sayangnya tertahan di ujung lidah Luna.Setelah susah payah membangun pertahanan, Luna akhirnya luluh kala sentuhan Galuh merenggut kewarasannya. Jejak kecupan yang mulanya berada di jari-jari Luna perlahan pindah ke pergelangan tangan. Sedetik kemudian, saat jarak mereka menyempit, dia membiarkan Galuh menutupnya dengan ciuman di bibir.“Mas, jangan….” Perlahan, Luna mendorongnya kala pintu diketuk. Diam-diam, perempuan itu bersyukur seseorang menginterupsi mereka
Read more