Share

19 | Selamat Datang di Bali

“Kalau aku udah punya uang banyak, kamu bebas mau menentukan konsep pernikahan sampai tempat bulan madu kita.”

“Kalau aku minta jalan-jalan keliling Eropa, emangnya kamu sanggup membiayai semuanya, Mas?”

“Keyword-nya di ‘uang banyak’, Sayang. Enggak ada kata sulit menyanggupi selama kamu yang minta.”

Luna tersentak dari tidur, bersamaan dengan pesawat yang berguncang. Terdengar bisik-bisik cemas di sekitarnya saat peringatan turbulensi diumumkan. Sementara di sampingnya, Rayyi fokus menyimak informasi yang tengah disampaikan.

“Kamu terbangun.” Pernyataan itu terdengar seperti konfirmasi dari Rayyi. “Setengah jam lagi kita sampai di Bandara Ngurah Rai. Apa kamu mau makan atau minum dulu?”

“Enggak perlu—” Suara serak gara-gara kurang minum membuat Luna berdeham. “Mungkin air mineral cukup.”

Rayyi menyetop pramugari yang lewat dan memesankan minuman itu. Sambil menunggu, Luna melepas bantal leher dan mengamati para penumpang di sekitarnya. Wajah-wajah yang terlihat sangat mewakili penghu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status