Share

22 | Lari dari Jebakan

Menyaksikan Rayyi mengalami serangan panik sempat membuat Luna terpaku di tempat. Sosok pria kaku serta formal yang selama ini dikenalnya mendadak berubah seperti bocah yang ketakutan dimarahi orangtua. Mungkin kalau tak pernah menonton drama tentang kesehatan mental, mustahil dia dapat menenangkan suaminya.

Selain itu, menyaksikan kondisi kesehatan Dikta yang terus menurun secara tak langsung membantu Luna sigap mengambil tindakan. Walau benaknya kacau, dia tak boleh terlihat sama-sama panik di hadapan Rayyi.

“Sekali lagi, terima kasih. Saya sendiri enggak menyangka bakal mengalami hal itu.” Selepas salat Subuh, Luna membelikan dua porsi bubur yang dijual di dekat rumah sakit. “Padahal saya sudah lama berhenti ikut konsultasi.”

“It's okay, kemungkinan kambuh pasti selalu ada kalau ketemu trigger.” Luna menyerahkan alat makan untuk Rayyi. “Mumpung di rumah sakit, kamu mau sekalian ketemu psikiater?”

Pria di hadapannya tampak memikirkan sesuatu, lalu menggeleng pelan. “Sebaiknya kita c
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status