Home / Pendekar / Pendekar Bukit Meratus / Chapter 381 - Chapter 390

All Chapters of Pendekar Bukit Meratus: Chapter 381 - Chapter 390

424 Chapters

Bab 381: Keceplosan Sebut Kedua Gurunya

Tanpa buang waktu si Putul patuhi ucapan si kakek ini, dia jejali paksa pil kecil ini dan akhirnya bisa tertelan juga oleh mulut kecil dengan lidah merah pink Putri Dao.Legalah hati Si Putul, kini dia menanti harap-harap cemas efek dari obat yang barusan di telan Putri Dao. Saat dia menoleh ke kakek ini, dia melihat si kakek rambut riap-riapan ini bersemedi, si Putul pun terdiam dan sabar menunggu, lalu dia termenung ingat ucapan guru keduanya, Prabu Japra.“Arya, tenaga sakti rajawali mencaplok mangsa itu, bisa kamu gunakan untuk obati orang yang terkena jurus beracun.”Si Putul kini teringat nasehat Pendekar Bukit Meratus, lalu dengan nekat dia tempelkan lengan kanannya ke dada Putri Dao, perlahan lalu mulai salurkan tenaga saktinyaSi kakek ini sempat melirik ulah si Putul, dia awalnya kaget, tapi saat melihat si Putul salurkan tenaga dalamnya si kakek ini berbalik tersenyum, lalu kembali pejamkan mata.Pelan-pelan hawa sakti yang dingin ini mulai masuk ke tubuh Putri Dao dan mak
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

Bab 382: Kepergok Lagi

“Hua-ha-ha…sudah ku duga, rupanya Pendekar Bukit Meratus sudah cuci otakmu, sehingga kamu jadi pendekar golongan putih. Bagus sekali, andai kamu ikuti kelakuan gurumu si Pendekar Gledek, bisa jadi kamu bakalan jadi tokoh golongan hitam yang paling menakukan dan berbahaya!” ceplos si kakek ini lega.“Rame betul, ngomongin apa sih, eh mana si gentong dan si kurus musuh kakek itu?” tiba-tiba Putri Dao ikutan nimbrung, kini dia sudah sehat seperti sedia kala.“Cucuku, si Putul ini sangat hebat sekali, dia sudah usir kedua orang itu dan jatuh ke jurang, entah apakah keduanya masih hidup ataukah sudah mati dan jadi hantu gentayangan he-he-he!” kata si kakek ini plong.“Oh yaa…wowww, ehh kaki kamu kenapa, kok hanya satu?” Putri Dao sampai menatap kaki si Putul yang hanya satu ini.“Aku sudah cacat sejak lahir…Putri Dao!” kata Si Putul pelan,“Ohh…maaf!” sahut Putri Dao langsung iba, inilah sifat unik si manja dan suka judes ini, dia gampang kasian.“Putri Dao cucuku, kamu jangan anggap remeh
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

Bab 383: Kaget Tahu Jati Diri ‘Musuh-musuhnya’

“Tidak ada lagi acara merantau, 7 tahun sudah cukup, kamu akan belajar di bawah bimbingan ayah dan ibumu mulai saat ini. Kakek Slenge’an…bebas datang kapanpun dia mau ke padepokan…karena dia mulai kini jadi keluarga kita!” kata Pangeran Boon Me, sambil menahan senyum melihat betapa akrabnya anaknya ini bersama si kakek ini. “Terima kasih Pendekar Mabuk, aku pasti akan datang. Benar kata ayahmu, sudah cukup 7 tahunan kini kita merantau, saatnya kembali pulang. Eh gadis galak, siapin yaa makanan dan tempat bobo yang enak buat kakekmu ini!” sahut si kakek ini dengan rona bahagia, siapa yang bahagia, kini dirinya dianggap bukan orang lain oleh keluarga bangsawan kaya raya dan sakti ini.Harta karun yang 3 peti yang dulu ditemukan, membuat Pangeran Boon Me dan Putri Kalia jadi hartawan.Tapi ucapan si kakek ini bak petir di siang bolong di telinga Si Putul.Dia tak perhatikan lagi si kakek slenge’an yang lagi senangnya nggak ketulungan karena dianggaap keluarga sendiri oleh keluarga bangsa
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Bab 385: Berubah Jadi Pendekar Kejam

Si Putul kini benar-benar dilematis, dia pun sampai minum arak hingga mabuk di sebuah warung, yang berada di desa yang ia temui sekeluar dari hutan lebat sebelumnya.Tak pernah se-ujung kuku pun dia menduga, kalau dia justru bertemu kakek dan pamannya sendiri dan ini artinya, Putri Dao serta Pangeran Durga adalah adik-adik sepupunya.“Ya Tuhan…mana aku sudah berjanji dan sumpah segala dengan guruku Pendekar Gledek akan hadapi mereka. Tapi…masa iya aku harus berhadapan dengan kakekku sendiri yang juga guru keduaku serta melawan pamanku sendiri?” batin si Putul bingung sendiri.Si Putul memang masih muda, lugu dan polos serta belum berpengalaman. Juga tak punya teman buat curhat, sehingga semuanya dia pendam sendiri.Di usianya yang jalan 16 tahunan dan tinggal 3 bulanan lagi 17 tahunan, membuat pikirannya buntu.Padahal kalau ia berpikir realistis, kenapa tidak mengunjungi kakeknya atau pamannya itu, lalu berterus terang saja, maka akan bereslah semua urusan!Tapi…itulah tadi, si Putul
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Bab 385: Godaan Wanita di Saat Gabut

Si Putul yang masih gabut, iya-iya saja di ajak mampir, masih remaja, polos dan lugu, si Putul sama sekali tak tahu kalau wanita ini sudah bersuami.Dia kaget saat melihat ART wanita ini terluka, akibat tebasan golok dari 3 perampok dan penculik tadi.Dengang tongkatnya, sekali cungkil, tubuh wanita setengah tua ini ‘terbang’ ke kasurnya dan si wanita tadi melongo melihat aksi si Putul ini.Si Putul lalu salurkan hawa saktinya, seperti yang ia lakukan pada Putri Dao sebelumnya, tak berapa lama ART ini mulai siuman.“Nyai belikan dia obat, agar luka-lukanya sembuh!” kata si Putul, si wanita ini justru diam dan bergerak, terlihat malah kebingungan.“Saya nggak punya uang lagi tuan penolong, soalnya harta kami habis di rampok. Eeh sebentar, tadi kan buntelan rampokan mereka tinggalkan di halaman, sebelum tuan penolong tendang? Aku cek dulu!”Wanita yang Putul panggil Nyai ini pun buru-buru keluar kamar dan pinggulnya yang besar, lenggang kangkung berlalu dari hadapan si remaja yang sebena
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Bab 386: Hilang Perjaka

“Kenapa tegang begitu, santai sajalah,” bisik Nyai Rona, hingga Si Putul makin kebat-kebit hatinya.Bagaimanapun dia laki-laki normal, walaupun kakinya hanya satu. Tongkat satunya miliknya baik-baik saja dan pastinya....mudah tegang!“A-aanu…Ny-nyai…!” makin gugup saja si Putul, Nyai Rona makin senyum dan gemes melihat si Putul salting begitu.Tiba-tiba si Putul hampir melompat saking kaget, saat tangan Nyai Rona memegang…tongkat ajaibnya.“Ihh udah gede ajah, padahal belum di apa-apain,” desah Nyai Rona. Si Putul benar-benar mendapatkan pengalaman yang tak pernah ia impikan selama hidupnya.Makin lupa diri lagi saat bibir merah Nyai Rona mencium bibirnya. Untung saja tadi dia gosok gigi dengan akar-akaran yang bikin mulut harum dan giginya bersih.“Auuuu jangan di gigit sayang, gini caranya,” makin mesum lah Nyai Rona, yang aslinya senang bukan main malam ini dapat brondong yang masih perjaka pula.Dengan perlahan-lahan Nyai Rona mulai ajarkan bagaimana caranya berciuman.Si Putul….pe
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

Bab 387: Kepergok Suami Nyai Rona

Mudah di duga si Putul dan Nyai Rona makin mabuk saja dengan nafsu, sampai si ART yang sudah sembuh ini hanya bisa ngelus dada.Melihat nyonyah besarnya, siang malam mendesah nyaring di kamar, di hajar si Putul siang dan malam."Ihh gilee banget, sampai segitunya, tapi emank punya si Putul gede dan gampang banget naiknya, walaupun kakinya satu, tapi wajahnya tampan dan sakti lagi, wajarlah si Nyai mabuk kepayang!" batin si ART ini tertawa sendiri.Kadang si ART ini melengus saat melihat kedua orang ini tanpa malu bercinta sembarangan tempat, kadang di meja makan, kadang bahkan lagi mandi di sumur bagian belakang.Si Putul kini makin lihai mempraktekan jurus-jurus cintanya, sehingga dia makin lupa diri.Waktu memang selalu berputar, si Putul yang lupa tujuan semula, yakni cari kedua orang tuanya, tidak lagi memikirkan itu.Dia hanya ingin tuntaskan nafsunya yang makin terkendali.Si Putul terlena dengan kemolekan tubuh Nyai Rona, yang bebas dia geluti siang malam tanpa rasa capek.Ditam
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

Bab 388: Bertemu Pendeta Misterius

Si Putul kaget bukan main, tahu-tahu di depannya sudah ada seorang kakek-kakek jangkung kurus dengan hidung agak bengkok.Bajunya ala-ala kaum pertapa, berwarna oranye agak lusuh, tubuhnya bahkan agak bungkuk saat berdiri.“Siapa kamu kek….?” Tanya si Putul masih kaget, sekaligus waspada, dia sudah merasa ilmu silatnya sangat tinggi, tapi masih tak sadar kalau ada orang yang muncul tiba-tiba di depannya saat ini.“Aku…di panggil Pendeta Kuli, asalku dari Himalaya, ke sini merantau saja,” kata si Pendeta ini sambil tawarkan sebotol arak harum buat si Putul.Putul yang sedang gabut dan makin gabut setelah kepergok mencumbu Nyai Rona, tapi malah ketahuan Ki Buntal suaminya, kini tanpa ragu menerima botol minuman tersebut.“Coba kamu cerita apa masalahnya, siapa tahu aku bisa bantu memecahkannya,” kata si Pendeta Kuli lemah lembut.Awalnya si Putul ragu, tapi mendengar suara lemah lembut dan aneh ini, dia pun akhirnya tanpa ragu mulai kisahkan pengalamannya bersama Nyai Rona.“Ho-ho-ho…bia
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

Bab 389: Pendeta Kuli Ternyata…?

Si Putul membuta saja ikuti saran dari Pendekar Kuli ini, dia pun lakukan semedi selama 10 hari 10 malam, tanpa makan.Dengan kemauannya yang kuat, dia tak kesulitan melewati semedi ini. 10 hari terlewat tanpa hambatan apapun.Pendeta Kuli sampai melongo dan benar-benar kagum dengan kemauan kuat si Putul ini, sesuai janjinya, dia pun mulai ajari si Putul ilmu sihir yang hebat, yang dia katakan berasal dari leluhurnya di Himalaya.Si Putul sampai kaget, saat Pendeta Kuli keluarkan seekor ular merah dari kantong miliknya, ular ini besarnya sejempol kakinya.Cess…ular tadi dia potong kepalanya, kemudian darahnya di tampung di sebuah mangkok, hingga terisi sampai setengahnya.“Minum darah ular ini, ini akan membuat aliran darah kamu lancar, lalu dagingnya kamu bakar dan makan,” perintah Pendeta Kuli.Lagi-lagi si Putul tak ragu ikuti perintah ini, setelah minum darah ular ini, ia pun mulai memanggang daging ular merah hingga matang dan memakannya tanpa takut sedikitpun.“Hmm…enak juga, gur
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more

Bab 390: Menolong, Tapi...?

Lalu si kepala rampok ini jambak rambut si pria setengah tua ini dan sekali lempar, pria tua ini terjatuh dari keretanya sendiri.“Tu-tuan jangan ambil kedua istriku, kalau tuan mau harta, ambil saja semuanya yang ada dalam kereta ini,” si pria setengah tua ini sampai menghiba dan bersujud di tanah, dia rupanya lebih sayang kedua bininya daripada harta yang ada dalam kereta.Tapi salah satu anak buah di rampok ini langsung menendangnya, hingga pria malang ini jatuh terguling-guling.Kemudian si kepala rampok ini ambil alih kendali kuda dan bermaksud akan bawa kabur kereta yang berisi dua wanita dan pasti ada harta di dalam kereta ini sekaligus.Namun anehnya, kuda ini sama sekali tak bergerak, bahkan hanya meringkik-ringkik saja, tapi tak mau bergerak.Si kepala rampok dan anak buahnya yang menaiki kuda si pengawal yang sudah mereka tewaskan ikutan heran.Tapi, jawaban itu semua ada di depan mereka, si Putul dengan tongkatnya mendekati tempat ini, sambil mengelus dua ekor kuda ini.“Ih
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more
PREV
1
...
3738394041
...
43
DMCA.com Protection Status