BERSAMBUNG
Si Putul yang masih gabut, iya-iya saja di ajak mampir, masih remaja, polos dan lugu, si Putul sama sekali tak tahu kalau wanita ini sudah bersuami.Dia kaget saat melihat ART wanita ini terluka, akibat tebasan golok dari 3 perampok dan penculik tadi.Dengang tongkatnya, sekali cungkil, tubuh wanita setengah tua ini ‘terbang’ ke kasurnya dan si wanita tadi melongo melihat aksi si Putul ini.Si Putul lalu salurkan hawa saktinya, seperti yang ia lakukan pada Putri Dao sebelumnya, tak berapa lama ART ini mulai siuman.“Nyai belikan dia obat, agar luka-lukanya sembuh!” kata si Putul, si wanita ini justru diam dan bergerak, terlihat malah kebingungan.“Saya nggak punya uang lagi tuan penolong, soalnya harta kami habis di rampok. Eeh sebentar, tadi kan buntelan rampokan mereka tinggalkan di halaman, sebelum tuan penolong tendang? Aku cek dulu!”Wanita yang Putul panggil Nyai ini pun buru-buru keluar kamar dan pinggulnya yang besar, lenggang kangkung berlalu dari hadapan si remaja yang sebena
“Kenapa tegang begitu, santai sajalah,” bisik Nyai Rona, hingga Si Putul makin kebat-kebit hatinya.Bagaimanapun dia laki-laki normal, walaupun kakinya hanya satu. Tongkat satunya miliknya baik-baik saja dan pastinya....mudah tegang!“A-aanu…Ny-nyai…!” makin gugup saja si Putul, Nyai Rona makin senyum dan gemes melihat si Putul salting begitu.Tiba-tiba si Putul hampir melompat saking kaget, saat tangan Nyai Rona memegang…tongkat ajaibnya.“Ihh udah gede ajah, padahal belum di apa-apain,” desah Nyai Rona. Si Putul benar-benar mendapatkan pengalaman yang tak pernah ia impikan selama hidupnya.Makin lupa diri lagi saat bibir merah Nyai Rona mencium bibirnya. Untung saja tadi dia gosok gigi dengan akar-akaran yang bikin mulut harum dan giginya bersih.“Auuuu jangan di gigit sayang, gini caranya,” makin mesum lah Nyai Rona, yang aslinya senang bukan main malam ini dapat brondong yang masih perjaka pula.Dengan perlahan-lahan Nyai Rona mulai ajarkan bagaimana caranya berciuman.Si Putul….pe
Mudah di duga si Putul dan Nyai Rona makin mabuk saja dengan nafsu, sampai si ART yang sudah sembuh ini hanya bisa ngelus dada.Melihat nyonyah besarnya, siang malam mendesah nyaring di kamar, di hajar si Putul siang dan malam."Ihh gilee banget, sampai segitunya, tapi emank punya si Putul gede dan gampang banget naiknya, walaupun kakinya satu, tapi wajahnya tampan dan sakti lagi, wajarlah si Nyai mabuk kepayang!" batin si ART ini tertawa sendiri.Kadang si ART ini melengus saat melihat kedua orang ini tanpa malu bercinta sembarangan tempat, kadang di meja makan, kadang bahkan lagi mandi di sumur bagian belakang.Si Putul kini makin lihai mempraktekan jurus-jurus cintanya, sehingga dia makin lupa diri.Waktu memang selalu berputar, si Putul yang lupa tujuan semula, yakni cari kedua orang tuanya, tidak lagi memikirkan itu.Dia hanya ingin tuntaskan nafsunya yang makin terkendali.Si Putul terlena dengan kemolekan tubuh Nyai Rona, yang bebas dia geluti siang malam tanpa rasa capek.Ditam
Si Putul kaget bukan main, tahu-tahu di depannya sudah ada seorang kakek-kakek jangkung kurus dengan hidung agak bengkok.Bajunya ala-ala kaum pertapa, berwarna oranye agak lusuh, tubuhnya bahkan agak bungkuk saat berdiri.“Siapa kamu kek….?” Tanya si Putul masih kaget, sekaligus waspada, dia sudah merasa ilmu silatnya sangat tinggi, tapi masih tak sadar kalau ada orang yang muncul tiba-tiba di depannya saat ini.“Aku…di panggil Pendeta Kuli, asalku dari Himalaya, ke sini merantau saja,” kata si Pendeta ini sambil tawarkan sebotol arak harum buat si Putul.Putul yang sedang gabut dan makin gabut setelah kepergok mencumbu Nyai Rona, tapi malah ketahuan Ki Buntal suaminya, kini tanpa ragu menerima botol minuman tersebut.“Coba kamu cerita apa masalahnya, siapa tahu aku bisa bantu memecahkannya,” kata si Pendeta Kuli lemah lembut.Awalnya si Putul ragu, tapi mendengar suara lemah lembut dan aneh ini, dia pun akhirnya tanpa ragu mulai kisahkan pengalamannya bersama Nyai Rona.“Ho-ho-ho…bia
Si Putul membuta saja ikuti saran dari Pendekar Kuli ini, dia pun lakukan semedi selama 10 hari 10 malam, tanpa makan.Dengan kemauannya yang kuat, dia tak kesulitan melewati semedi ini. 10 hari terlewat tanpa hambatan apapun.Pendeta Kuli sampai melongo dan benar-benar kagum dengan kemauan kuat si Putul ini, sesuai janjinya, dia pun mulai ajari si Putul ilmu sihir yang hebat, yang dia katakan berasal dari leluhurnya di Himalaya.Si Putul sampai kaget, saat Pendeta Kuli keluarkan seekor ular merah dari kantong miliknya, ular ini besarnya sejempol kakinya.Cess…ular tadi dia potong kepalanya, kemudian darahnya di tampung di sebuah mangkok, hingga terisi sampai setengahnya.“Minum darah ular ini, ini akan membuat aliran darah kamu lancar, lalu dagingnya kamu bakar dan makan,” perintah Pendeta Kuli.Lagi-lagi si Putul tak ragu ikuti perintah ini, setelah minum darah ular ini, ia pun mulai memanggang daging ular merah hingga matang dan memakannya tanpa takut sedikitpun.“Hmm…enak juga, gur
Lalu si kepala rampok ini jambak rambut si pria setengah tua ini dan sekali lempar, pria tua ini terjatuh dari keretanya sendiri.“Tu-tuan jangan ambil kedua istriku, kalau tuan mau harta, ambil saja semuanya yang ada dalam kereta ini,” si pria setengah tua ini sampai menghiba dan bersujud di tanah, dia rupanya lebih sayang kedua bininya daripada harta yang ada dalam kereta.Tapi salah satu anak buah di rampok ini langsung menendangnya, hingga pria malang ini jatuh terguling-guling.Kemudian si kepala rampok ini ambil alih kendali kuda dan bermaksud akan bawa kabur kereta yang berisi dua wanita dan pasti ada harta di dalam kereta ini sekaligus.Namun anehnya, kuda ini sama sekali tak bergerak, bahkan hanya meringkik-ringkik saja, tapi tak mau bergerak.Si kepala rampok dan anak buahnya yang menaiki kuda si pengawal yang sudah mereka tewaskan ikutan heran.Tapi, jawaban itu semua ada di depan mereka, si Putul dengan tongkatnya mendekati tempat ini, sambil mengelus dua ekor kuda ini.“Ih
Hinaan-hinaan yang di terima si Putul membuat remaja yang sudah ‘teracuni’ ular merah yang sejatinya dari negeri Thai ini membuat si Putul berubah ganas dan…cabul.Dengan kekuatan sihirnya, si Putul dengan sekehendak hatinya permainkan kedua wanita yang ternyata istri-istri dari orang yang berhutang pada Ki Ubo dengan bunga selangit.Ki Ubo hanya bisa mengelus dada, menahan kemangkelan hatinya.Belum juga menikmati ‘hadiahnya’ justru si Putul yang sukses duluan buka segel dan kini keduanya terlena dengan kenikmatan yang Putul berikan selama dalam perjalanan ke kadipaten Babay, yang sudah masuk wilayah Kerajaan Hilir Sungai.Ki Ubo hanya bisa menahan geram di hatinya mendengar suara-suara cekikikan di dalam kereta kudanya ini sepanjang jalan.“Ihh kerasnya, mana guedeee lagi…muat nggak yaa..!” terdengar suara-suara ‘mesum’ dalam bilik kereta ini.Ki Ubo makin panas saja di buatnya, tapi lagi-lagi dia tak berdaya. Sehingga dengan kemarahan di dada, dia larikan kudanya agar cepat sampai d
Ditatap tajam Pendekar Putul, ke 5 wanita ini sampai salah-salah memakai pakaiannya, hingga si Putul senyum-senyum sendiri.Si Putul malah jadikan mereka tontonan yang baginya sangat mengasyikan, sehingga ke 5 nya makin salting.Mereka ini bukanlah wanita nakal, tapi korban penculikan para perampok di sebuah desa yang jauh dari pusat kadipaten, sehingga tak terjaga prajurit kerajaan Hilir Sungai.Si Putul mendekati mereka dan turut membantu perbaiki pakaian mereka...satu persatu, sehingga makin malu-malulah ke 5 orang ini.Sifat nakal si Putul pun kumat, dengan kekuatan sihirnya dia pun kembali goda ke 5 orang wanita muda ini dan tentu saja mereka dengan mudah tunduk dan kini, si Putul bak pangeran muda dengan harem-haremnya.Sihir yang di gunakan si Putul membuat ke 5 nya diam saja saat Putul mulai ciumi bibir mereka satu persatu, bahkan dengan tangan kanannya, dia meremas bagian sensitif tubuh ke 5 wanita desa ini.Kini, ke 5 nya berada dalam pelukannya di ruangan ini dan dengan sepu
Kemudian...Bafin kembali gauli mereka bergantian kali ini giliran Nyai Larasyag dapat tumpahanlahar panasnya.Percumbuan ini lanjut di kamar istana dan berturut-turut mereka menerima limpahan lahar si pejantan beruntung ini.Andai Bafin tak memiliki tenaga dalam yang hebat, dia tentu akan kewalahan meladeni selir-selir jelitanya ini, yang makin lama makin candu dengan cumbuan yang ia berikan.Uniknya mereka tak pernah berebutan di layani Bafin, semuanya dengan sabar menunggu giiliran, dan semuanya juga selalu puas tak terkira.Bafin kini benar-benar menikmati menjadi seorang pangeran, siang malam ke 5 nya menerima lahar panas dari si pendekar tampan ini.Namun mereka tak melulu bercinta saja, Bafin pun tetap latih mereka ilmu silat sangat serius dan kadang keras, sehingga makin lama ke 5 selirnya ini makin sakti saja.Lama-lama mereka pun sepakat mengatur waktu, kapan bercinta dan kapan giat berlatih silat. Bafin juga lega, ke limanya ternyata berbakat sekali dengan jurus-jurus yang ia
Bafin iseng-iseng lalu ngintip kelakuan ke 5 orang wanita cantik ini, yang sedang bersemedi. “Dibuang sayang, di ambil jadi selir…bagaimana tanggapan Putri Melania kelak yaa?” batinnya lagi.Bafin tentu saja masih ingat janjinya dengan si putri cantik anak Pangeran Busu itu, untuk kelak akan kembali bersama. Dalam hatinya yang paling dalam, Bafin ingin seperti Pendekar Putul ayahnya, yang tak memiliki selir, hanya satu istri, yakni Putri Arumi, ayahnya setia dengan satu istri.Atau paman kakeknya Pangeran Boon Me yang juga hanya miliki 1 istri tanpa selir, padahal si paman kakeknya ini menurut cerita Pangeran Durga, saat muda sangat flamboyan."Tapi takluk dengan ibundaku, eh ayahmu juga sama, takluk dengan ibunda sambungmu itu," cerita Pangeran Durga dahulu.Tapi kalau ingat kakek buyutnya Prabu Japra, Bafin senyum sendiri, mendiang kakeknya yang sangat sakti dan berjuluk Pendekar Bukit Meratus itu miliki 4 permaisuri, juga kakeknya Prabu Harman di Kerajaan Hilir Sungai, memiliki 20
Langkah pertama melatih ke limanya, Bafin minta mereka bersemedi untuk mulai himpun tenaga sakti dalam tubuh mereka.Punggung ke 5 nya sengaja Bafin tepuk, untuk membuka aliran darah masing-masing. Kemudian mulailah Bafin beri mereka petunjuk dasar-dasar ilmu silat.Bafin ternyata tak main-main, bukan jurus ecek-ecek yang ia berikan, tapi langsung dasar ilmu silat Mega Halilintar yang hebat itu.Sehingga perjalanan mereka yang harusnya di tempuh dalam waktu 3 minggu, kini menjadi lama, sebab setiap hari usai sarapan, Bafin dengan serius melatih ke 5 nya ilmu silat, setelah capek, baru melanjutkan perjalanan lagi.Hasilnya terlihat setelah 1 bulan, tubuh ke 5 wanita cantik ini makin kuat, fisik mereka juga tak lagi lemah.Dan…tubuh-tubuh denok ini makin hari makin bikin puyeng kepala Bafin!Bahkan ke 5 nya ternyata punya bakat melatih jurus kaki ajaib, sehingga kini gerakan mereka tak lagi kaku, makin hari makin lincah dan trengginas.Jurus mega halilintar yang mereka latih setiap hari
Kini Bafin dengan sabar dengarkan kisah sedih kelima wanita cantik ini, secara bergantian mereka curhat segalanya dan bahkan soal yang paling pribadi sekalipun mereka ceritakan bergantian.Dan inilah yang bikin Bafin melongo, ternyata dari ke 5 orang ini, 4 orang masih perawan.Termasuk Nyai Laras, hanya Nyai Nyali yang sudah tidak, karena saat di culik gerombolan Ki Manyan, dia baru menikah selama 2 minggu dan sudah di gauli suaminya.“Itupun baru…3X kali tuan pendekar,” kata Nyai Nyali malu-malu, hingga Bafin senyum kecil.Beda dengan Nyai Laras, Nyai Meni, Nyai Puti dan Nyai Geni, di culik ketika baru saja melangsungkan pernikahan dan belum sempat bulan madu dengan suami masing-masing yang sudah tewas tersebut.Mereka sempat bergidik, saat acara ‘bercinta’ itu aslinya hanya permainan sihir belaka. Aslinya mereka seakan tidur saat itu, inilah yang membuat mereka rada-rada ngeri dengan Bafin, yang dikatakan Nyai Nyali, jangan-jangan Bafin ini jelmaan hantu gunung meratus.“Huss…ada-ad
Bafin kini menatap ratusan anak buah Ki Manyan yang tiba-tiba saja berlutut dan memberi hormat padanya, sekaligus mohon pengampunan.“Bangkitlah kalian semua, mulai hari ini kalian harus berhenti berbuat jahat, atau aku basmi kalian sama seperti Ki Manyan dan rekan-rekan kalian yang kini sudah tewas itu, kalau kelak bertemu aku lagi dan kalian masih tetap berbuat kejahatan!”Terdengar suara Bafin, kalem saja, tapi karena di sini sunyi dan tak ada yang berani bersuara, bahkan daun jatuh pun akan kedengaran saking sunyinya tempat ini.Bafin lalu perintahkan semuanya agar segera kuburkan mayat-mayat yang bergelimpangan ini.Tanpa membantah mereka semuanya bekerja cepat dan halaman ini pun kini terbebas dari mayat-mayat tersebut.Termasuk mayat Ki Manyan juga di kuburkan di bagian belakang rumah besar ini.Setelah semuanya beres, Bafin membebaskan mereka semua dan tanpa banyak cincong mereka serempak pamit dan meninggalkan rumah Ki Manyan.Aksi Pendekar Tanpa Bayangan ini sontak bikin gege
"Singgg....!" Bafin dengan kekuatan yang di milikinya langsung menangkis semua pedang lawan yang meluncur dekat sekali dengan dadanya, dia juga bergerak luar biasa cepatnya.Bafin mengelak ke kanan dan kiri, akan tetapi pedang musuh-musunya itu sudah membacok dari kiri dengan kecepatan kilat. Bafin lantas menggerakkan pedangnya menangkis.Terpaksa menangkis karena sejak tadi dia lebih banyak mengelak, tidak pernah mengadu senjata secara langsung, maklum bahwa ratusan pedang yang menghantamnya sangat kuat, apalagi mereka ini rata-rata miliki ke saktian tinggi.Apalagi 3 orang yang jadi orang kepercayaan Ki Manyan. Kini, karena tidak mungkin mengelak lagi, terpaksa dia menangkis. "Cringgg....!" Pedang di tangan Bafin mampu patahkan puluhan pedang lawannya.Lalu Bafin mengerahkan tenaga dalamnya dan berteriak ke arah lawan-lawannya yang terus menyerangnya dengan ganas.Pedangnya menyambar dengan cepatnya, menusuk ke arah lambung semua pengeroyoknya dengan kecepatan luar biasa.Terdengarl
“Hei kalian berlima, jangan ke asyikan, cepat bawa tubuh Pendekar Tanpa Bayangan, keluar!” bentak Ki Manyan tiba-tiba.Saat bersamaan…tiba-tiba kepala Bafin pusing dan…dia pun tergeletak lemas saat baru saja mencium perabotan Nyai Laras…!Nyai Laras tersenyum kecil, dia pun lalu bangkit dan segera berpakaian, juga ke 4 istri Ki Manyan lainnya turut berpakaian lagi, padahal rata-rata masih nanggung dan masi terus kepingin dipuaskan pejantan tangguh ini.Tapi teriakan mengguntur Ki Manyan dan malah Pendekar Tanpa Bayangan kini pingsan di antara paha Nyai Laras, membuat mereka bergegas berpakaian lagi. Bafin terlambat menyadari, kalau minuman yang di sodorkan Nyai Laras bercampur obat bius, yang biasa di gunakan untuk jinakan harimau ataupun gajah, efeknya bikin pingsan...!Namun karena Bafin memiliki tenaga dalam hebat, reaksi obat bius itu lama baru membuat pendekar sakti ini pingsan.Bafin yang telanjang bulat lalu di ikat dan hanya pasangi kolor. Lalu beramai-ramai mereka berlima
Bafin lalu di ajak Nyai Laras dan satu orang istri Ki Manyan untuk beristrahat di sebuah kamar yang cukup mewah dan harum.Keduanya sama cantiknya, kalau Nyai Laras tadi istri ke 3, si Nyai satu ini adalah istri ke 5 dan dikenalkan Nyai Laras dengan nama Nyai Meni dan usianya masih 17 tahunan. “Tuan pendekar kalau butuh apa saja, jangan sungkan ngomong dengan kami berdua,” kembali Nyai Laras yang supel ini dengan gaya memikat menatap pendekar mata biawak yang tak bisa melihat wanita cantik ini.Bafin senyum di kulum, seakan mengerti, agaknya keduanya saat ini mulai memancingnya ke arah yang lebih intim.Bafin bukanlah pemuda hijau, dia seorang pria berpengalaman dan kini dengan santai dia duduk di sisi ranjang empuk ini, sambil tetap lempar senyum memikatnya.“Kalian berdua, duduk dong ke sini…!” ajaknya santai.Tanpa ragu Bafin tepuk-tepuk tangannya ke kasur di kiri kanannya, seolah meminta keduanya duduk di sisinya.Nyai Laras dan Nyai Meni dengan malu-malu meong mengangguk dan kini
Tak lama kemudian, Bafin melihat salah satu penjaga ini masuk ke dalam dan saat keluar diiringi 5 wanita muda dan cantik-cantik, terperangah juga si mata biawak ini.“Tuan Pendekar Tanpa Bayangan, inilah istri-istri Ki Manyan, silahkan tuan kalau ingin bertanya soal kematian Ki Manyan tersebut.”Si penjaga tadi lalu kembali beri hormat dan permisi, untuk kembali bertugas di pagar depan rumah besar ini. Sebagai orang yang tahu adat, Bafin langsung memberikan penghormatan kepada ke 5 istri-istri Ki Manyan ini, apalagi ke limanya terlihat berpakaian serba putih, khas orang yang lagi berduka.Walaupun dalam hati sempat mikir juga, tumben Ki Manyan punya istri-istri yang denok-denok begini, mana muda-muda lagi, yang Bafin taksir paling usianya antara 18 sampai 22 tahunan.Padahal Bafin tak sadar, ke 5 juga kaget menatap pendekar yang sangat tampan dan masih muda yang tiba-tiba nongol ‘bertamu’ ke rumah mereka.Sebagai seorang flamboyan berpengalaman, sepintas melihat Bafin sudah bisa men