BERSAMBUNG
Hinaan-hinaan yang di terima si Putul membuat remaja yang sudah ‘teracuni’ ular merah yang sejatinya dari negeri Thai ini membuat si Putul berubah ganas dan…cabul.Dengan kekuatan sihirnya, si Putul dengan sekehendak hatinya permainkan kedua wanita yang ternyata istri-istri dari orang yang berhutang pada Ki Ubo dengan bunga selangit.Ki Ubo hanya bisa mengelus dada, menahan kemangkelan hatinya.Belum juga menikmati ‘hadiahnya’ justru si Putul yang sukses duluan buka segel dan kini keduanya terlena dengan kenikmatan yang Putul berikan selama dalam perjalanan ke kadipaten Babay, yang sudah masuk wilayah Kerajaan Hilir Sungai.Ki Ubo hanya bisa menahan geram di hatinya mendengar suara-suara cekikikan di dalam kereta kudanya ini sepanjang jalan.“Ihh kerasnya, mana guedeee lagi…muat nggak yaa..!” terdengar suara-suara ‘mesum’ dalam bilik kereta ini.Ki Ubo makin panas saja di buatnya, tapi lagi-lagi dia tak berdaya. Sehingga dengan kemarahan di dada, dia larikan kudanya agar cepat sampai d
Ditatap tajam Pendekar Putul, ke 5 wanita ini sampai salah-salah memakai pakaiannya, hingga si Putul senyum-senyum sendiri.Si Putul malah jadikan mereka tontonan yang baginya sangat mengasyikan, sehingga ke 5 nya makin salting.Mereka ini bukanlah wanita nakal, tapi korban penculikan para perampok di sebuah desa yang jauh dari pusat kadipaten, sehingga tak terjaga prajurit kerajaan Hilir Sungai.Si Putul mendekati mereka dan turut membantu perbaiki pakaian mereka...satu persatu, sehingga makin malu-malulah ke 5 orang ini.Sifat nakal si Putul pun kumat, dengan kekuatan sihirnya dia pun kembali goda ke 5 orang wanita muda ini dan tentu saja mereka dengan mudah tunduk dan kini, si Putul bak pangeran muda dengan harem-haremnya.Sihir yang di gunakan si Putul membuat ke 5 nya diam saja saat Putul mulai ciumi bibir mereka satu persatu, bahkan dengan tangan kanannya, dia meremas bagian sensitif tubuh ke 5 wanita desa ini.Kini, ke 5 nya berada dalam pelukannya di ruangan ini dan dengan sepu
Sebagai jawabannya, tak lama keluarlah ke 5 wanita ini dari bangunan ini, dengan pakaian ala kadarnya, mereka berteriak kaget saat meliihat puluhan warga, di mana terdapat suami-suami mereka di sana.Mereka buru-buru masuk lagi ke bangunan itu dan perbaiki pakaian masing-masing, rasa malu merasuki hati ke 5 wanita desa ini.Si Putul…awalnya kaget, kenapa ke 5 wanita keluar dari bangunan dan kini buru-buru masuk ke dalam untuk perbaiki pakaiannya lagi.Pangeran Daha walaupun bukan pemuda nakal seperti ‘keponakannya’ ini, tapi langsung paham apa yang terjadi.Wajahnya kini berubah serius...ada rasa tak senang di hatinya.Sepintas dia bahkan sudah tahu, kalau si Putul ini bukan pemuda lemah, tapi memiliki kesaktian tinggi dan mata si Putul terlihat tak wajar, miliki kekuatan gaib yang…agak nakal!“Kalian semua mundurlah, aku akan hadapi dia?” kata Pangeran Daha pada puluhan warga dan kini melangkah gagah mendatangi si Putul.Sesaat keduanya sama-sama kagum, keduanya memiliki wajah yang sa
Pengeran Daha kini bersiap lagi, dia kini tak mau main-main dengan si Putul, Pengaran Daha sudah kerahkan seluruh tenaga dalam di kedua tangannya.Walaupun di hatinya sama sekali tak ada niat membunuh. Tapi dia pun tak mau terbunuh!Si Putul merasa pinggangnya agak sakit, tapi dia tak pedulikan itu, menggunakan kesempatan saat Pangeran Daha agak meragu, dia pun meluncur lewat di bawah kedua kaki Pangeran Daha yang melompat sangat tinggi.Beberapa detik kemudian dia telah turun kembali ke atas tanah, pangeran ini kagum juga melihat bahwa si Putul sudah pulih kembali, agaknya tidak lagi terluka.Dia heran tadinya karena tahu betul bahwa saat bentrokan tadi, dia mengerahkan tenaga dalam yang tentu akan membuat si Putul sampai bergulingan di tanah dan bibirnya berdarah.“Gila juga ni orang, tenaga dalamnya hebat sekali, lukanya juga seperti sembuh sendiri,” batin Pangeran Daha hati-hati, takut kalau kesalahan tangan membunuh remaja ini.Di lain pihak si Putul makin penasaran, baru kali sem
“Soal si Putul…!” lalu dengan apa adanya Pangeran Daha ceritakan soal si Putul juga ucapan terakhirnya tersebut, yang menyebutkan kalau mereka ini musuh - musuh besarnya yang kelak mau dia hadapi.“Hmm…pantas saat bertemu dahulu, aku rasa-rasa aneh melihat wajahnya yang dingin itu? Rupanya dia menyimpan sebuah dendam..entah apa sebabnya?” gumam Pangeran Boon Me.Ketiganya kini terdiam, mikir kenapa si Putul begitu dendam pada mereka, terutama pada…Prabu Harman dan Putri Alona, kakak mereka!Plakkk…tiba-tiba Putri Kalia menepuk pahanya sendiri, hingga Pangeran Boon Me dan Pangeran Daha sampai kaget sendiri.“Ada apa dinda, kenapa bikin kaget begitu?” ceplos Pangeran Boon Me menatap istrinya heran sendiri, termasuk Pangra Daha.“Kanda, adikku Pangeran Daha, kalian masih ingat tidak dengan kejadian yang tentunya jadi rahasia keluarga kita…sampai ayahanda Prabu saja tidak tahu…17 tahunan silam..?”“Kejadian apa kaka Putri?” tanya Pangeran Daha bingung sendiri.“Ini…sebenarnya rahasia besar
“Matanya aneh sekali kanda, kayak punya kekuatan batin yang hebat mirip mata kanda, sangat tajam menusuk, wajahnya juga selalu murung!” kata Pangeran Daha.Mata Pangeran Daha ini agak beda, matanya bulat agak sipit, kalau tertawa matanya ikuta tertawa, sama seperti Putri Dao.Sehingga kalau paman dan ponakan ini jalan berdua, pasti semua orang mengira kakak adik, saking miripnya.“Berarti dia mempunyai ilmu sihir yang hebat! Hmm…apa mungkin si Pendekar Gledek atau malah ayahanda kita tak sadar turunkan ilmu sihir itu padanya?” kata Pangeran Boon Me.“Bisa jadi kanda, untung saat itu dia tak gunakan sihirnya saat melawanku…!” gumam Pangeran Daha bergidik juga dia, andai keponakannya gunakn ilmu hitam itu, apa nggak tinggal nama dia saat ini.“Hmm…kita kebelakang padepokan ini, kamu semedi di bawah air terjun, kamu ku ajari ilmu sihir itu. Setidaknya ini akan jadi penangkal agar kamu tidak terpengaruh ilmu sihir apapun,” ajak Pangeran Boon Me.Pangeran Daha tentu saja sangat senang, aya
Wajah si Putul kini makin dingin, matanya tajam bak mata elang, setelah hampir 6 bulan menyepi dan perdalam ilmunya sendiri, sambil sembuhkan luka di tubuhnya, setelah bentrok dengan Pangeran Daha, ia pun kini sehat kembali.Begitu sampai di desa terdekat yang lumayan ramai, dia beli pakaian yang bagus juga seekor kuda jantan, uangnya masih banyak bahkan berlebihan.Sehingga penampilannya kini tak ubahnya seorang bangsawan muda yang sedang melancong. Wajah sangat tampan tapi suka murung, berpakaian warna putih kesukaannya, plus kaki satu jadi ciri khasnya.Dia juga beli sebuah tongkat yang sangat kuat dan alot kayunya, yang bahkan di juluki sebagai kayu besi oleh warga setempat.Tujuannya kini tentu saja ingin ke Kotaraja Hilir Sungai, untuk cari ayah kandungnya, yang juga Maharaja di kerajaan ini.Orang yang dianggapnya sebagai orang tua yang tak bertanggung jawab, karena membuangnya di hutan, malu punya anak cacat, sesuai kisah gurunya si Pendekar Gledek.Pendekar Putul selama dalam
Si Putul yang terpesona tak bisa lepas dari pandangan wanita ini, pesanan yang datang di depannya, sampai tak terjamah, saking terpesonanya.Tapi, tentu saja si putul tak mau gegabah ajak kenalan, karena ada....suaminya!Wajah si cantik itu akhirnya sampai terbawa ke dalam kamar penginapan, yang ia sewa sejak sampai di kotaraja yang ramai dan indah ini.Bayangan wanita jelita yang tidak di kenalnya tersebut makin membuatnya gelisah hingga malam hari.Entah kenapa, dengan wanita inilah dia tidak memiliki nafsu berahi seperti yang lalu-lalu, yang rata-rata diakhiri dengan pergumulan panas di ranjang atau di semak belukar, bahkan gua-gua yang sunyi.Tapi rasa ini timbul dar hatinya yang paling dalam.Besoknya, dia pun mulai cari tahu siapa wanita jelita tersebut dan mulai bertanya-tanya dengan hati-hati.Harapannya terkabul di hari ke 3, saat melihat wanita ini baru saja turun dari sebuah kereta mewah dan mampir di sebuah toko pakaian merangkap perhiasan.Si Putul tak pernah lepas menatap
Diam-diam si kakek yang dulu membiarkan rambutnya riap-riapan, tapi berubah rapi setelah sering di marahi cucu kesayangannya, Putri Dao, kini sudah terluka dalam.Keroyokan yang dilancarkan Pendekar Ulat Beracun dan 9 orang temannya sungguh hebat. Apalagi mereka masih muda dan tenaganya kuat-kuat.Japra tahu hal ini, dia diam-diam usap punggung sahabatnya ini, hingga nafas Kakek Slengean normal lagi.Merah padamlah wajah Raja Iblis, hinaan si Kakek Slengean yang sesuai dengan julukannya, suka ngomong apa adanya, benar-benar bikin dia seolah tak ada muka lagi di depan dua pendekar kosin ini. Raja Iblis Cs menulikan telinga dengan ejekan yang bikin panas kuping dan hatinya ini, kini dia keluarkan tenaga dalamnya yang hebat diikuti ke 14 orang lainnya.Pertarungan kini berubah menjadi lebih dahsyat, karena gunakan tenaga dalam yang tak terlihat.Hiatttttt….!Raja Iblis dan 4 rekannya mulai serang Pendekar Bukit Meratus dan 10 orang lainnya serang Kakek Slengean.Bafin yang kini dapat
Biarpun dirinya terlihat santai, tapi kedua matanya yang tak kalah tajam dari mata Japra tentu saja awas melihat gerakan si Pendekar Ular Beracun ini.“Bafin, jangan sampai kamu bentrok langsung dengan tangannya, tangan itu mengandung racun yang sangat jahat dan berbahaya.”Tiba-tiba ada suara dan Bafin langsung kaget dan senang, yang kirim suara itu adalah Pendekar Bukit Meratus. Bafin pun dengan cerdik ikuti perintah ini. Serangan ini bukan main-main, si Pendekar Ular Beracun agaknya ingin secepatnya selesaikan pertarungan ini, sehingga jurus yang dia keluarkan langsung tingkat tinggi.Bahkan setiap kali lancarkan serangan, tercium bau amis yang bikin kepala Bafin pusing. Tapi dia ingat, jurus miliknya sebenarnya beracun, sehingga tak ragu Bafin keluarkan jurusnya ini."Hmm...sama-sama beracun, tapi milik Bafin belum sempurna jurusnya, justru bisa merugikan dirinya sendiri," batin Japra. Dengan gerakan kaki ajaibnya, Bafin mampu menghindar, dia juga kini mulai keluarkan jurus meg
“Ih pakaian kamu kok sama warganya dengan sahabatku ini, suka ya warna abu-abu,” ceplos Kakek Slengean.“Iya kek, suka saja, enak di lihat, warnanya enggak menyolok, tapi juga tidak terlalu gelap,” sahut Bafin. Japra hanya senyum kecil saja, si bocah nanggung ini miliki kesamaan dengannya soal warna pakaian.“Jangan-jangan kamu ini turunan raja, wajah kamu kayak cewek saja, cakep tau ndak,” seloroh kakek slengean, hingga Japra ikutan menatap wajah Bafin dan si kakek sakti ini baru nyadar, wajah Bafin memang sangat tampan.'Kakek kok ngelantur mulu, siapa sih musuh kakek berdua?" potong Bafin tak sabaran."Orang itu berjuluk Raja Iblis, aku sendiri tak tahu siapa dia sebenarnya, dia ajukan tantangan pada kami berdua. Dengan alasan kami sudah membinasakan guru-guru mereka, nah siapa guru mereka, aku sendiri sudah lupa..?" kali ini Japra yang menyahut pertanyaan Bafin."Aku pun tak tahu, siapa guru mereka, tapi kalau urusan berkelahi, woww itu hoby aku sejak muda. Apalagi ada yang nantan
“Aku hanya seorang penggembara kek, namaku Bafin,” Bafin langsung kenalkan diri.“Masih muda sudah jadi penggembara, hebat juga kamu, siapa gurumu Bafin?” tanya si kakek tua ini dengan senyum ramah.Beda sekali dengan Pendekar Gledek dulu, yang suka pasang wajah masam, kayak abis makan jeruk asam saja. Wajah kakek ini menimbulkan ketenangan dan kedamaian, juga rasa suka.Namun belum juga Bafin menjawab, tiba-tiba terdengar suara yang makin lama makin nyaring dan memekan telinga.Bafin langsung kerahkan tenaga dalamnya, tapi suara itu tetap nyaring dan seakan menusuk-nusuk telinganya.Dia sampai terduduk di sisi kakek ini dan meramkan mata sambil kerahkan kesaktiannya. Si kakek tua ini makin lebar senyumnya, seakan tahu kalau Bafin bukan anak sembarangan.Namun suara itu makin hebat saja, tiba-tiba Bafin merasa punggungnya seperti di usap dan suara yang menusuk kuping itu tiba-tiba berubah jadi sayup-sayup saja di kupingnya.Telinganya tak lagi terasa sakit dan kini dia bisa membuka ma
Berpikir sampai di sini, dengan kelihaiannya yang tentu saja sangat tinggi, Bafin mencongkel jendela dan…dia pun dengan gerakan yang luar biasa cepatnya, tangan Bafin seolah mengusap, lalu tubuh keduanya yang sedang asyik menyatu ini kaku, tak bisa di gerakan lagi.Bafin sudah gunakan jurus usap gledek, yang membuat keduanya kaku bak patung dan mulut terkunci. Mereka juga tak tahu siapa yang melakukan ini.Sebab semua itu dilakukan Bafin luar biasa cepatnya dan tubuhnya kembali hilang dari pandangan kedua orang yang sedang memadu cinta ini.Inilah salah satu jurus hebat yang diajarkan Pendekar Gledek buat murid terakhirnya ini dan sudah sempurna Bafin kuasai, tinggal di matangkan saja lagi.Setelah itu Bafin pun pergi dan dia keliling-keliling saja sampai ke kampug sebelah, melihat desa-desa itu yang sudah lebih 5 tahunan di tinggalkannya.Sorenya, seperti biasa Renggo pulang dan dia heran, pintu rumah depan tak terkunci dan ada kuda nangkring di halaman rumahnya ini.Dia panggil-pan
Renggo lalu ajak Bafin masuk ke rumah dan diminta bercerita kemana saja selama 5 tahunan ini menghilang sejak di bawa kelompok perampok Ki Samosi Cs.Bafin pun bercerita ringkas saja, dia tak mau membongkar kalau dirinya seorang yang ahli kanuragan.Bafin tetap bersikap layaknya anak tanggung dan tidak terlihat aneh. Di tambah tubuhnya yang kurus, walaupun terlihat mulai jangkung, Renggo tida curiga dengan keponakannya ini.“Aku di tolong orang baik paman, tapi aku sempat terlunta-lunta dan akhirnya bisa juga balik ke sini,” kata Bafin bikin alibi dan pamannya percaya itu.Mulai hari itu, Bafin pun sementara menetap di rumah ini. Bafin tahu, wanita manis yang tinggal di rumah ini adalah istri Renggo pamannya ini.Anehnya, sejak Bafin ada di rumahnya ini, wanita itu sering terlihat uring-uringan, tanpa sebab, wanita ini seolah tak rela Bafin tinggal di sini.Padahal kalau mau jujur, rumah ini milik Bafin, warisan mendiang ibunya. Neneknya sudah lama meninggal dunia, saat Bafin berusia
“Kakek tua…kek…!” dengan perlahaan sambil memanggil Pendekar Gledek, Bafin mengguncang-guncang tubuh kurus ini, tapi sang pendekar tua golongan hitam ini tak bergerak lagi.Saat itulah Bafin melihat daun lontar di pangkuan Pendekar Gledek.Dan dia membacanya perlahan. Selama ini Pendekar Gledek juga mengajarinya membaca dan menulis, Bafin anak cerdas, dia dengan mudah menerima pelajaran itu.Dengan serius diapun membaca surat ‘wasiat’ gurunya ini.“Bafin, aku senang sekali kamu keturunan Pangeran Busu, kelak carilah dia, ku dengar dia kini lumpuh dan tak punya kesaktian lagi, setelah di hukum Prabu Japra, yang berjuluk Pendekar Bukit Meratus. Kelak kalau kamu bertemu Pangeran Boon Me dan Pendekar Putul, kamu wakililah aku untuk bikin mereka kalah. Saatnya aku pergi, semua ilmu kanuraganku sudah kamu kuasai, tak ada yang tersisa. Mayatku jangan dibakar, tapi kuburkanlah dekat pondokku ini. Setelah ini, terserah kamu, apakah ingin bertahan di sini sampai remaja, atau merantau. Tapi jang
4 Tahun kemudian…!Bocah berusia 10 tahunan ini bergerak sangat lincah, gerakannya seolah setan saja, sangat cepat menghilang dari satu batu ke batu lainnya.Wajahnya sangat tampan, bibirnya selalu tersenyum manis, bak anak cewek, kulitnya putih bersih dan tubuhnya mulai jangkung.Tak jauh dari tempatnya berlatih, terlihat seoang kakek tua yang sudah ringkih, badannya kurus dan pakaiannya sampai kedodoran, saking kurusnya.Sesekali si bocah ini memukul dan hawa mendadak berubah sangat panas. Walaupun usianya baru 10 tahunan, tapi pukulannya itu benar-benar hebat sekali.Agaknya paling lama 2 atau 3 tahunan lagi, si bocah ini akan menjelma menjadi pendekar muda sakti mandraguna yang sukar di cari lawannya.Itulah jurus mega halilintar yang sudah sempurna ia kuasai, tinggal di matangkan saja lagi, maka jurus-jurusnya ini akan makin dahsyat.Si kakek tua yang tak lain adalah Pendekar Gledek senyum senang, tak sia-sia dia melatih muridnya ini selama 4 tahun.Sebab dalam usia masih kanak-k
Lama-lama dia merasa nyaman dan kuat berjalan, akhirnya dia tak ragu ikuti semua perintah Pendekar Gledek, padahal dia tak menahu siapa orang yang ia panggil kakek tua ini.Tanpa Bafin sadari, inilah jurus kaki ajaib yang mulai di ajarkan Pendekar Gledek padanya.“Ni anak bakatnya tak beda jauh dari si Putul dan Pangeran Boon Me. Heran sekali, siapa orang tuanya dan kenapa ibunya tewas di bunuh Ki Samosir Cs. Padahal dengan miliki anak sehebat ini, harusnya ibunya sakti?” batin Pendekar Gledek bingung sendiri. Pendekar Gledek memang pernah jadi guru Pangeran Boon Me dan Pendekar Putul, inilah yang membuat dia tidak pernah di bunuh kedua orang yang justru jadi musuh besarnya itu.Apalagi Pendekar Putul!Dia sangat hutang budi pada Pendekar Gledek, apalagi istrinya Putri Arumi pernah di tolong bekas gurunya ini saat akan di perkosa Pendekar Serigala dan 3 Pendekar Tikus, walaupun tahu Pendekar Gledek bukan orang baik-baik.Dan kini…dia kembali jatuh cinta pada Bafin, si bocah tampan ya