Home / Pendekar / Pendekar Bukit Meratus / Chapter 321 - Chapter 330

All Chapters of Pendekar Bukit Meratus: Chapter 321 - Chapter 330

426 Chapters

Bab 321: Prabu Japra Muncul Tiba-tiba

“Kamu…!’ bentak Pendekar Gledek yang sudah bangkit sambil memusut darah yang keluar dari sela bibirnya.“Kalian bertiga di mana-mana hanya bikin ke onaran, kali ini aku tak akan beri ampun lagi! Baginda Pangeran, aturlah pasukan baginda, biar 3 orang ini bagianku,” seru Pendekar Mabuk.“Baik Boon Me hati-hati,” sahut Pangeran Harman, dia lalu melompat dan berteriak atur lagi pasukannya, di bantu komandan—komandan perangnya yang lain.Pendekar Mabuk lalu lempar botol araknya yang sudah habis ke arah Ki Anom, akibatnya si tua ini kelabakan menangkis, tapi saat juga datang serangan luar biasa dinginnya menerpa dia dan si Codet.Secara hebat, Pendekar Mabuk rampas pedang miliknya yang berada di pinggang Ki Anom.Tass….pedang ini lalu meluncur deras mengejar leher Ki Anom, baiknya si tua ini langsung bersalto luar biasa cepatnya.Lehernya selamat dari tebasan pedang yang sangat dingin dan cepat ini. Keringat dingin sampai keluar dari dahinya, hampir saja kepalanya melayang.Hebatnya saat it
last updateLast Updated : 2024-11-09
Read more

Bab 322: Seni Taklukan Istri yang Marah

Di sebuah bukit tinggi yang menghadap ke arah Kotaraja Muara Sungai, burung rajawali ini menukik lalu turun dan hinggap di tanah datar.Burung raksasa ini makan dengan lahap ikan dan ular yang disediakan untuknya sampai kenyang.Lalu dia mendekam menonton ulah tuannya, Prabu Japra dan Nyi Aura.Prabu Japra menurunkan tubuh Nyi Aura pelan-pelan lalu sekali usap, tubuh pingsan wanita yang tetap cantik ini langsung sadar.Prabu Japra hanya duduk sambil memandang ‘mantan’ istrinya ini dengan senyum di kulum.Begitu sadar, sumpah serapah dan bahasa binatang pun keluar dari mulut wanita cantik ini, yang di sebut malah makin lebar senyumnya.Alih-alih marah, Prabu Japra malah terus mendengarkan wanita ini marah-marah. Benar-benar pria matang luar dalam.“Sudah habis uneg-unenya sayang…?” tanya Prabu Japra tetap kalem da wajah tenang, sifat romantisnya tak berubah. Nyi Aura kehabisan kata-katanya, akhirnya dia hanya melengus saja.Sebutan 'sayang' seolah es kutub utara yang bikin hatinya diam-
last updateLast Updated : 2024-11-10
Read more

Bab 323: Ratu Reswari Kaget Tahu Jati Diri Alona

Kita ikuti kembali peperangan antara pasukan Pangeran Harman dari Kerajaan Hilir Sungai vs kaum pemberontak pimpinan Pendekar Gledek…!Sepeninggal Permaisuri Aura yang di bawa suaminya, Prabu Japra, peperangan pun kini lama-lama berhenti, apalagi setelah tokoh-tokoh utamanya menghilang.Termasuk Pendekar Gledek, yang terluka parah setelah di hajar Pendekar Mabuk, yang sengaja di biarkan mantan muridnya ini pergi tersaruk-saruk kabur dari peperangan, sambil menahan sesak di dadanya.Di tambah lagi Ki Anom dan Pendekar Codet tewas di tangan Pendekar Mabuk.Selain itu Putri Seruni dan Nenek Rombeng instruksikan anak buahnya berbalik bantu pasukan Pangeran Harman, makin hancurlah perlawanan pasukan pemberontak ini.Pangeran Harman kini mendekati Putri Seruni dan Nenek Rombeng, tanpa ragu dia ucapkan terima kasihnya pada kedua orang ini yang berbalik membantu pasukannya.“Kita semua ke Istana, aku undang kalian semua untuk pesta kemenangan,” kata Pangeran Harman, yang terlihat makin ‘mesra’
last updateLast Updated : 2024-11-10
Read more

Bab 324: Sama-sama Patah Hati

“Baginda Prabu…masuklah, bantulah anak-anak kita!” suara Ratu Reswari terdengar lirih, dia sama syoknya melihat Alona dan Pangeran Harman kini sama-sama pingsan di hadapannya.Pintu pun terbuka, lalu cepat-cepat di tutup lagi oleh pengawal utamanya, Temanggung Odol dan Jendral Bugi yang langsung beri hormat dengan membungkuk dalam-dalam pada orang yang dulu sempat jadi musuhnya ini.Namun kini jadi seorang maharaja yang sakti dan tetap ramah pada keduanya, sehingga kedua orang ini makin kagum tak terkira.Prabu Japra jalan perlahan, walaupun sempat terpesona melihat mantan ‘kekasihnya’ ini makin cantik saja.Tapi ia alihkan perhatian untuk langsung menotok Alona dan Pangeran Harman, hingga keduanya kini sadar dari pingsanya.Putri Alona pun terisak-isak dan dalam pelukan Ratu Reswari dan di bawa ke ruangan lain, untuk di hibur.Pangeran Harman kini duduk bersimpuh di hadapan pria yang jadi ayah kandungnya, Pendekar Bukit Meratus alias Prabu Japra.“Maafkan aku ayahanda….sudah menghancu
last updateLast Updated : 2024-11-10
Read more

Bab 325: Putri Alona Lahirkan Anak Cacat

Pendekar Mabuk sama sekali tak tahu apa yang terjadi di Istana Kerajaan Hilir Sungai.Pendekar Mabuk pergi sehari sebelum Putri Alona dan Pangeran Harman di panggil Ratu Reswari dan di saat bersamaan Prabu Japra diam-diam juga datang ke Istana ini.Ia pun juga tak tahu semua saudara-saudaranya saling berpelukan erat, tak menyangka mereka ini bersaudara beda ibu.Ada keharuan dan juga kebahagian, kini ke 4 anak-anak Prabu Japra saling bercengkrama, seolah di Istana Hilir Sungai ini mereka reunian mereka. Walaupun saat itu Boon Me dan Pangeran Daha tidak hadir.Bahkaan semua saudaranya terkejut karena Pendekar Mabuk ini saudara se ayah mereka sendiri.Putri Betani yang dulu sempat suka berbalik terkaget-kaget, ketika tahu Pendekar Mabuk adalah saudaranya sendiri.Putri Seruni pun sama, dia malah teringat masa-masa mereka masih kecil, di mana Pendekar Mabuk selalu memanggilnya kakak.Tak di sangka, ternyata si Boon Me ini memang adiknya, walaupun beda usianya hanya 1,5 tahunan.“Pantas si
last updateLast Updated : 2024-11-11
Read more

Bab 326: Berpetualang di Kerajaan Loksana

Kita kembali ke tokoh kita, si Pendekar Mabuk, kelak si bayi malang alias Si Putul akan ada kisah tersendiri…!Kenapa Pendekar Mabuk justru pergi, tanpa sadar kalau saudara-saudaranya mencari-carinya, juga ayah kandungnya?Ternyata si Pendekar Mabuk ini ‘ngeri’ makin dekat dengan Betani, walaupun Betani sangat cantik dan selalu mengingatkannya dengan Putri Kalia. Tapi dia tak mau kecewakan hati si putri jelita ini.Sebab rasa cintanya hanya buat…Putri Kalia!Walaupun masih patah hati dengan putri Pangeran Koh, pimpinan kelompok padepokan Bendera Hitam Ular Putih di negeri Thai, hati Pendekar Mabuk tak bisa bohong, rasa itu sulit di hapus alias belum move on sampai saat ini.“Lama-lama aku tergoda dan bablas, kasian Putri Betani, cintaku…masih buat Putri Kalia,” gumam Pendekar Mabuk, lalu menghela nafas panjang.Pendekar Mabuk juga masih penasaran dengan musuh-musuh besarnya, terutama Pendekar Gledek Cs, yang kembali bebas setelah di hajarnya.“Belum puas aku kalau tidak binasakan merek
last updateLast Updated : 2024-11-11
Read more

Bab 327: Ajak Trio Golok Hitam ke Utara

“Heehh siapa orang mabuk ini, kayaknya sedang nunggu kita nih, kalau mau malak kita, ni orang salah besar, belum tahu dia dengan 3 Pendekar Golok Hitam!” cetus si Muka Pucat, sambil pegang gagang goloknya.“Hajar saja, kayaknya dia bukan sejenis preman, tapi seorang bangsawan ke sasar, lihat saja pakaiannya?” sahut si Codet, sengaja memanasi kedua rekannya.“Tunggu dulu sobat-sobat, aku justru ingin berteman dengan kalian, bukan mau bermusuhan, apalagi malak kalian, uangku lebih banyak dari kalian,” cetus Pendekar Mabuk sambil minum kembali araknya.Hari ini Pendekar Mabuk memang lagi tak selera berkelahi, ia ingin cari teman saja.“Hehh berteman, emanknya ente siapa hahh?” kata si mata Juling, sengaja bersuara lantang, agar Pendekar Mabuk keder. Tapi kali ini mereka kecele, yang mereka hadapi pendekar sakti yang lihai. “Iya nihh, cari masalah saja ni orang,” sahut di muka pucat tak mau kalah, sambil terus elus-elus gagang goloknya.Pendekar Mabuk kini bangkit dari duduknya, dia lalu
last updateLast Updated : 2024-11-11
Read more

Bab 328: Aksi Si Baju Putih

Wilayah Utara Kerajaan Loksana merupakan daerah pantai yang indah. Penduduknya otomatis menjadi nelayan dan rata-rata hidup makmur, karena aktivitas perdagangan yang pesat dan ramai.Di sini sering singgah kapal-kapal dari berbagai kerajaan di segala penjuru dunia, tak terkecuali kapal besar yang berisi orang-orang berkulit putih, yang di sebut warga lokal sebagai julukan ‘Bekantan Putih’.Gara-gara hidung para bule ini gede dan panjang, persis hidung bekantan, di tambah rambut bule itu ada yang kuning dan merah, tak jauh beda dengan si binatang yang segaris lurus dengan urang utan dan monyet. Di sinilah Pendekar Mabuk bersama trio golok hitam sampai, setelah menempuh perjalanan selama hampir 1,5 bulan.Di sinilah si Juling, si Pucat dan si Codet takluk dengan pendekar sakti ini, tak terhitung berapa kali mereka bentrok dengan begal atau perampok di perjalanan.Awalnya Pendekar Mabuk sengaja nonton ke 3 orang ini petentang petenteng hadapi para penjahat itu.Pendekar Mabuk kadang ter
last updateLast Updated : 2024-11-12
Read more

Bab 329: Anak Buah Si Tongkat Sakti

Dua orang berbaju putih malah mundur, seakan beri kesempatan pada wanita ini untuk hadapi ke 4 pemuda tadi, karena salah satunya masih pingsan kena gampar.“Luna hati-hati, jangan bikin mereka celaka, pesan mahaguru setiap tamu yang datang tetap kita hormati. Cukup beri pelajaran agar tak pongah dan bikin keributan di di tempat kita!” si pria yang menampar tadi beri peringatan. “Siap Kang, paling pantat mereka aku bikin merah dan makin hitam,” sahut” wanita yang di panggil Luna ini sambil kedipkan mata.Ini saja sudah membuktikan kalau kesaktian ke 3 orang ini tidak main-main, tapi ke 4 orang yang petentang petenteng justru tidak menyadarinya. Ke 4 orang ini langsung serbu Luna, wanita ini sendiri sudah menggerakkan senjata tongkatnya yang seolah membentu perisai hadapi serangan ganas ini.Pendekar Mabuk dan 3 Golok Hitam kini malah menarik meja dan kursi, seolah bersiap saksikan pertarungan seru ini.Aksi mereka ternyata sama, diikuti puluhan tamu warung ini, sehingga kini di ten
last updateLast Updated : 2024-11-12
Read more

Bab 330: Ketukan di Jendela

Luna melempar senyum manisnya, hingga si Juling salah tanggap, dipikirnya senyum itu buatnya.Dia pun langsung pasang aksi, hingga si muka pucat dan si codet tertawa melihat kelakuan sobatnya ini.Pendekar Mabuk pun ikutan tertawa kecil, tingkah mereka yang kadang konyol jadi hiburan buat pendekar ini. Sehingga kalau lagi sendiri, dia tak lagi suntuk dan kalau sendirian selalu memikirkan....Putri Kalia.Tapi aksi itu tak lama, Pendekar Mabuk berdiri dan ajak ke 3 ‘anak buahnya’ ini pergi dari warung ini, tentu Si Juling dan Si Muka Pucat juga si Codet tak berani membantah.Walaupun mereka masih pingin berlama-lama menatap Luna si cantik menggemaskan ini.“Kita cari penginapan yuks, kan acaranya masih 4 harian lagi,” ajak Pendekar Mabuk, dan ketiganya langsung mengangguk.Semenjak bersama Pendekar Mabuk, ketiganya memang berubah total, pakaian tak lagi sembarangan, kini lebih rapi dan harum.Pendekar Mabuk memang mewajibkan ketiganya wajib mandi minimal 1X atau 2X sehari. Kalau dulu k
last updateLast Updated : 2024-11-12
Read more
PREV
1
...
3132333435
...
43
DMCA.com Protection Status