BERSAMBUNG
Kita kembali ke tokoh kita, si Pendekar Mabuk, kelak si bayi malang alias Si Putul akan ada kisah tersendiri…!Kenapa Pendekar Mabuk justru pergi, tanpa sadar kalau saudara-saudaranya mencari-carinya, juga ayah kandungnya?Ternyata si Pendekar Mabuk ini ‘ngeri’ makin dekat dengan Betani, walaupun Betani sangat cantik dan selalu mengingatkannya dengan Putri Kalia. Tapi dia tak mau kecewakan hati si putri jelita ini.Sebab rasa cintanya hanya buat…Putri Kalia!Walaupun masih patah hati dengan putri Pangeran Koh, pimpinan kelompok padepokan Bendera Hitam Ular Putih di negeri Thai, hati Pendekar Mabuk tak bisa bohong, rasa itu sulit di hapus alias belum move on sampai saat ini.“Lama-lama aku tergoda dan bablas, kasian Putri Betani, cintaku…masih buat Putri Kalia,” gumam Pendekar Mabuk, lalu menghela nafas panjang.Pendekar Mabuk juga masih penasaran dengan musuh-musuh besarnya, terutama Pendekar Gledek Cs, yang kembali bebas setelah di hajarnya.“Belum puas aku kalau tidak binasakan merek
“Heehh siapa orang mabuk ini, kayaknya sedang nunggu kita nih, kalau mau malak kita, ni orang salah besar, belum tahu dia dengan 3 Pendekar Golok Hitam!” cetus si Muka Pucat, sambil pegang gagang goloknya.“Hajar saja, kayaknya dia bukan sejenis preman, tapi seorang bangsawan ke sasar, lihat saja pakaiannya?” sahut si Codet, sengaja memanasi kedua rekannya.“Tunggu dulu sobat-sobat, aku justru ingin berteman dengan kalian, bukan mau bermusuhan, apalagi malak kalian, uangku lebih banyak dari kalian,” cetus Pendekar Mabuk sambil minum kembali araknya.Hari ini Pendekar Mabuk memang lagi tak selera berkelahi, ia ingin cari teman saja.“Hehh berteman, emanknya ente siapa hahh?” kata si mata Juling, sengaja bersuara lantang, agar Pendekar Mabuk keder. Tapi kali ini mereka kecele, yang mereka hadapi pendekar sakti yang lihai. “Iya nihh, cari masalah saja ni orang,” sahut di muka pucat tak mau kalah, sambil terus elus-elus gagang goloknya.Pendekar Mabuk kini bangkit dari duduknya, dia lalu
Wilayah Utara Kerajaan Loksana merupakan daerah pantai yang indah. Penduduknya otomatis menjadi nelayan dan rata-rata hidup makmur, karena aktivitas perdagangan yang pesat dan ramai.Di sini sering singgah kapal-kapal dari berbagai kerajaan di segala penjuru dunia, tak terkecuali kapal besar yang berisi orang-orang berkulit putih, yang di sebut warga lokal sebagai julukan ‘Bekantan Putih’.Gara-gara hidung para bule ini gede dan panjang, persis hidung bekantan, di tambah rambut bule itu ada yang kuning dan merah, tak jauh beda dengan si binatang yang segaris lurus dengan urang utan dan monyet. Di sinilah Pendekar Mabuk bersama trio golok hitam sampai, setelah menempuh perjalanan selama hampir 1,5 bulan.Di sinilah si Juling, si Pucat dan si Codet takluk dengan pendekar sakti ini, tak terhitung berapa kali mereka bentrok dengan begal atau perampok di perjalanan.Awalnya Pendekar Mabuk sengaja nonton ke 3 orang ini petentang petenteng hadapi para penjahat itu.Pendekar Mabuk kadang ter
Dua orang berbaju putih malah mundur, seakan beri kesempatan pada wanita ini untuk hadapi ke 4 pemuda tadi, karena salah satunya masih pingsan kena gampar.“Luna hati-hati, jangan bikin mereka celaka, pesan mahaguru setiap tamu yang datang tetap kita hormati. Cukup beri pelajaran agar tak pongah dan bikin keributan di di tempat kita!” si pria yang menampar tadi beri peringatan. “Siap Kang, paling pantat mereka aku bikin merah dan makin hitam,” sahut” wanita yang di panggil Luna ini sambil kedipkan mata.Ini saja sudah membuktikan kalau kesaktian ke 3 orang ini tidak main-main, tapi ke 4 orang yang petentang petenteng justru tidak menyadarinya. Ke 4 orang ini langsung serbu Luna, wanita ini sendiri sudah menggerakkan senjata tongkatnya yang seolah membentu perisai hadapi serangan ganas ini.Pendekar Mabuk dan 3 Golok Hitam kini malah menarik meja dan kursi, seolah bersiap saksikan pertarungan seru ini.Aksi mereka ternyata sama, diikuti puluhan tamu warung ini, sehingga kini di ten
Luna melempar senyum manisnya, hingga si Juling salah tanggap, dipikirnya senyum itu buatnya.Dia pun langsung pasang aksi, hingga si muka pucat dan si codet tertawa melihat kelakuan sobatnya ini.Pendekar Mabuk pun ikutan tertawa kecil, tingkah mereka yang kadang konyol jadi hiburan buat pendekar ini. Sehingga kalau lagi sendiri, dia tak lagi suntuk dan kalau sendirian selalu memikirkan....Putri Kalia.Tapi aksi itu tak lama, Pendekar Mabuk berdiri dan ajak ke 3 ‘anak buahnya’ ini pergi dari warung ini, tentu Si Juling dan Si Muka Pucat juga si Codet tak berani membantah.Walaupun mereka masih pingin berlama-lama menatap Luna si cantik menggemaskan ini.“Kita cari penginapan yuks, kan acaranya masih 4 harian lagi,” ajak Pendekar Mabuk, dan ketiganya langsung mengangguk.Semenjak bersama Pendekar Mabuk, ketiganya memang berubah total, pakaian tak lagi sembarangan, kini lebih rapi dan harum.Pendekar Mabuk memang mewajibkan ketiganya wajib mandi minimal 1X atau 2X sehari. Kalau dulu k
“Benar…akulah orangnya! Apa tujuan kamu Luna, pasti ada sesuatu yang besar, sehingga kamu nekat ke sini, dan tahu jati diriku,” kata Pendekar Mabuk mulai bertanya serius.“Aku ke sini minta tolong, aku dan dua temanku sebenarnya sedang menyamar sebagai murid dari Padepokan Tongkat Sakti, sudah 4 bulan kami di sini, kami dari Perguruan Bangau Putih!” kata Luna mulai buka-bukaan.“Tolong….tolong apa?” sahut Pendekar Mabuk lagi, ia pun jadi penasaran, tentu saja hatinya masih heran, baru kenal langsung minta tolong.“Tolong jagakan Putra Mahkota, sebab dari info yang kami dapatkan akan ada rencana pembunuhan yang akan dilakukan orang-orang jahat, persis saat sayembara cari jodoh diadakan Ki Jarni itu!” kini Luna mulai buka-bukaan.“Menjagakan putra mahkota…? Hmm…setahuku seorang Pangeran apalagi selevel Putra Mahkota, pasti punya pengawal yang hebat-hebat!” sela Pendekar Mabuk, heran sendiri, bisa-bisanya Luna meminta tolong padanya. “Justru ada penyusup di deretan pengawal itu dan kami
“Nama tuan langsung terkenal, karena sudah berhasil gagalkan pemberontakan itu dan membuat Pendekar Gledek Cs kabur dari arena pertempuran. Nah, kabarnya anak buah si Pendekar Gledek juga sudah diminta segera lenyapkan Pangeran Hata. Itulah sebabnya saat tahu tuan merantau ke sini, kami pun sejak lama mencari—cari tuan,” kata Luna lagi, sekaligus akhiri kisahnya.“Baiklah Luna, terima kasih atas informasi yang kamu berikan, aku tak berjanji akan bantu langsung. Tapi aku juga tak bakal tinggal diam kalau kejahatan ada di depan mataku,” kata Pendekar Mabuk, sehingga Luna langsung mengangguk paham.Setelah berbasi-basi singkat, Luna pun permisi sekaligus minta maaf sudah bikin kaget dan menganggu waktu santai si Pendekar Mabuk ini.“Kenapa nggak ganggu sampai pagi saja di sini?” kelekar Pendekar Mabuk, kumat lagi penyakit biawaknya. Apalagi Luna wanita yang cantik dan berbodi aduhai.“Ha-ha-ha…kamu memang pria tampan dan menarik dan bahkan sudah terkenal sebagai pendekar mata keranjang. S
Perguruan Tongkat Sakti saat ini di hias sangat mewah, halaman perguruan besar ini mampu menampung hingga 1000 an tamu.Ki Jarni, sang pemilik perguruan hari ini akan mengadakan sayembara untuk mencarikan jodoh buat putri cantiknya, yang bernama Putri Tidar yang kini sudah cukup matang yakni berusia 20 tahun.Ki Jarni sebenarnya punya darah bangsawan dari ayahnya, tapi sebagai ahli silat tinggi dan kesaktiannya sangatlah hebat.Ki Jarni ogah jadi pejabat kerajaan, dia lebih suka menjadi seorang guru silat yang pengaruhnya bahkan lebih hebat dari seorang kepala kadipaten, apalagi dia bersahabat dekat dengan Putra Mahkota, Pangeran Hata.Karena pengaruhnya inilah, ditambah banyak miliki anak buah, Ki Jarni hidup bak raja kecil di Kota Berua ini, wilayah utara Kerajaan Loksana yang makmur dan ramai ini.Ki Jarni ini bisa masuk jadi golongan hitam juga golongan putih, karena sepak terjangnya yang terkenal abu-abu.Dia juga tidak bermusuhan langsung kelompok golongan hitam, tapi tidak begit