BERSAMBUNG
Dua orang berbaju putih malah mundur, seakan beri kesempatan pada wanita ini untuk hadapi ke 4 pemuda tadi, karena salah satunya masih pingsan kena gampar.“Luna hati-hati, jangan bikin mereka celaka, pesan mahaguru setiap tamu yang datang tetap kita hormati. Cukup beri pelajaran agar tak pongah dan bikin keributan di di tempat kita!” si pria yang menampar tadi beri peringatan. “Siap Kang, paling pantat mereka aku bikin merah dan makin hitam,” sahut” wanita yang di panggil Luna ini sambil kedipkan mata.Ini saja sudah membuktikan kalau kesaktian ke 3 orang ini tidak main-main, tapi ke 4 orang yang petentang petenteng justru tidak menyadarinya. Ke 4 orang ini langsung serbu Luna, wanita ini sendiri sudah menggerakkan senjata tongkatnya yang seolah membentu perisai hadapi serangan ganas ini.Pendekar Mabuk dan 3 Golok Hitam kini malah menarik meja dan kursi, seolah bersiap saksikan pertarungan seru ini.Aksi mereka ternyata sama, diikuti puluhan tamu warung ini, sehingga kini di ten
Luna melempar senyum manisnya, hingga si Juling salah tanggap, dipikirnya senyum itu buatnya.Dia pun langsung pasang aksi, hingga si muka pucat dan si codet tertawa melihat kelakuan sobatnya ini.Pendekar Mabuk pun ikutan tertawa kecil, tingkah mereka yang kadang konyol jadi hiburan buat pendekar ini. Sehingga kalau lagi sendiri, dia tak lagi suntuk dan kalau sendirian selalu memikirkan....Putri Kalia.Tapi aksi itu tak lama, Pendekar Mabuk berdiri dan ajak ke 3 ‘anak buahnya’ ini pergi dari warung ini, tentu Si Juling dan Si Muka Pucat juga si Codet tak berani membantah.Walaupun mereka masih pingin berlama-lama menatap Luna si cantik menggemaskan ini.“Kita cari penginapan yuks, kan acaranya masih 4 harian lagi,” ajak Pendekar Mabuk, dan ketiganya langsung mengangguk.Semenjak bersama Pendekar Mabuk, ketiganya memang berubah total, pakaian tak lagi sembarangan, kini lebih rapi dan harum.Pendekar Mabuk memang mewajibkan ketiganya wajib mandi minimal 1X atau 2X sehari. Kalau dulu k
“Benar…akulah orangnya! Apa tujuan kamu Luna, pasti ada sesuatu yang besar, sehingga kamu nekat ke sini, dan tahu jati diriku,” kata Pendekar Mabuk mulai bertanya serius.“Aku ke sini minta tolong, aku dan dua temanku sebenarnya sedang menyamar sebagai murid dari Padepokan Tongkat Sakti, sudah 4 bulan kami di sini, kami dari Perguruan Bangau Putih!” kata Luna mulai buka-bukaan.“Tolong….tolong apa?” sahut Pendekar Mabuk lagi, ia pun jadi penasaran, tentu saja hatinya masih heran, baru kenal langsung minta tolong.“Tolong jagakan Putra Mahkota, sebab dari info yang kami dapatkan akan ada rencana pembunuhan yang akan dilakukan orang-orang jahat, persis saat sayembara cari jodoh diadakan Ki Jarni itu!” kini Luna mulai buka-bukaan.“Menjagakan putra mahkota…? Hmm…setahuku seorang Pangeran apalagi selevel Putra Mahkota, pasti punya pengawal yang hebat-hebat!” sela Pendekar Mabuk, heran sendiri, bisa-bisanya Luna meminta tolong padanya. “Justru ada penyusup di deretan pengawal itu dan kami
“Nama tuan langsung terkenal, karena sudah berhasil gagalkan pemberontakan itu dan membuat Pendekar Gledek Cs kabur dari arena pertempuran. Nah, kabarnya anak buah si Pendekar Gledek juga sudah diminta segera lenyapkan Pangeran Hata. Itulah sebabnya saat tahu tuan merantau ke sini, kami pun sejak lama mencari—cari tuan,” kata Luna lagi, sekaligus akhiri kisahnya.“Baiklah Luna, terima kasih atas informasi yang kamu berikan, aku tak berjanji akan bantu langsung. Tapi aku juga tak bakal tinggal diam kalau kejahatan ada di depan mataku,” kata Pendekar Mabuk, sehingga Luna langsung mengangguk paham.Setelah berbasi-basi singkat, Luna pun permisi sekaligus minta maaf sudah bikin kaget dan menganggu waktu santai si Pendekar Mabuk ini.“Kenapa nggak ganggu sampai pagi saja di sini?” kelekar Pendekar Mabuk, kumat lagi penyakit biawaknya. Apalagi Luna wanita yang cantik dan berbodi aduhai.“Ha-ha-ha…kamu memang pria tampan dan menarik dan bahkan sudah terkenal sebagai pendekar mata keranjang. S
Perguruan Tongkat Sakti saat ini di hias sangat mewah, halaman perguruan besar ini mampu menampung hingga 1000 an tamu.Ki Jarni, sang pemilik perguruan hari ini akan mengadakan sayembara untuk mencarikan jodoh buat putri cantiknya, yang bernama Putri Tidar yang kini sudah cukup matang yakni berusia 20 tahun.Ki Jarni sebenarnya punya darah bangsawan dari ayahnya, tapi sebagai ahli silat tinggi dan kesaktiannya sangatlah hebat.Ki Jarni ogah jadi pejabat kerajaan, dia lebih suka menjadi seorang guru silat yang pengaruhnya bahkan lebih hebat dari seorang kepala kadipaten, apalagi dia bersahabat dekat dengan Putra Mahkota, Pangeran Hata.Karena pengaruhnya inilah, ditambah banyak miliki anak buah, Ki Jarni hidup bak raja kecil di Kota Berua ini, wilayah utara Kerajaan Loksana yang makmur dan ramai ini.Ki Jarni ini bisa masuk jadi golongan hitam juga golongan putih, karena sepak terjangnya yang terkenal abu-abu.Dia juga tidak bermusuhan langsung kelompok golongan hitam, tapi tidak begit
Senyuman manis pun di lemparkan Putri Tidar pada pemuda tampan baju abu-abu ini. Tapi Pendekar Mabuk tidak terlalu merespon, karena pandangannya sedang menatap seluruh undangan…dia waspada.Terlebih tamu makin banyak berdatangan dengan berbagai atribut, yang menunjukan mereka ini bukan orang-orang sembarangan“Juling, Muka Pucat, Codet, kalian menyebar di antara para undangan, agaknya situasi mulai tak aman, tugas kita adalah menolong si Putra Mahkota, soal sayembara, kita jadi penonton saja!” bisik Pendekar Mabuk pada ketiganya.Ketiganya langsung menganggukan kepala tanda paham dan kini mulai bergerak sesuai instruksi Pendekar Mabuk.Trio Golok Hitam ini paham, mereka bukan pendekar hebat apalagi tampan, untuk ikut-ikutan berkompetisi. Mereka sepakat akan bantu Ki Boro dan Luna lindungi Pangeran Hata.Mata awas pendekar ini melihat ada sekitar 10 orang berpakaian hitam-hitam mulai mencari tempat atau posisi, yang agaknya bakalan langsung mengarah ke tenda utama.Di mana Ki Jarni dan
“Aku Lohai, kamu sudah perkosa dan bunuh tunanganku, hari ini aku akan menuntut balas!” bentak Lohai, si pemuda nekat ini, mata menyiratkan kemarahan, terdengar gumaman sana sini.Gumaman itu tentu saja mencela kelakuan si Bihi ini.Tiba—tiba Ki Jarni melompat ke atas panggung, dari gaya lompatannya Pendekar Mabuk sudah bisa menilai, orang ini punya tenaga dalam luar biasa.Saat menginjak lantai panggung, sama sekali tak terdengar bunyi, padahal tubuh Ki Jarni tinggi besar dan berotot.“Hei pemuda bernama Lohai, di sini bukan ajang balas dendam, tapi adu pibu, kalau kamu punya masalah pribadi dengan si Bihi ini, silahkan selesaikan di tempat lain,” tegur Ki Jarni kurang senang, sekaligus menatap Lohai dengan mata tajam.“Baiklah, mohon maaf atas kelancangan saya tuan Ki Jarni,” kata si pemuda ini, lalu beri hormat ke Ki Jarni, sambil menatap dengan pandangan berkilat ke arah Bihi yang terlihat menganggap remeh dirinya. Tiba-tiba tangan Bihi bergerak, agaknya dia dengan licik menyeran
Pendekar Mabuk kagum juga, Lohai ternyata sangat hebat, dia bersama Bihi si Pendekar Ulat Putih lah yang lolos hingga ke babak final.Putri Tidar memang sudah isyaratkan, orang yang ikut kompetisi paling tua berusia 27 tahun.Sehingga golongan ‘tua’ yang sakti-sakti walaupun jomblo, hanya bisa gigit jempol, tak bisa ikut berkompetisi dan kini jadi penonton saja.“Para hadirin sekalian, ada dua orang yang sudah lolos hingga ke final, yakni Bihi si Pendekar Ulat Putih dan Lohai…?” si MC tanya sambil berbisik apa julukan Lohai, pemuda inipun sebutkan julukannya.“Ya…dengan Lohai si Pedang Sakti. Nah, sesuai peraturan, mereka harus bertanding sebelum kelak berhadapan dengan Putri Tidar!”“Hmm….ini tak adil, tentu saja Lohai dan Bihi akan kecapekan, tapi biarlah, aku ingin lihat. Mampukah Lohai kalahkan si Bihi ini,” batin Pendekar Mabuk.“Nahh…silahkan kalian bertanding, gunakan senjata masing-masing, ingat hanya sampai jurus 20, setelah itu Ki Jarni dan Putri Tidar-lah yang akan menentuka