Home / Pendekar / Pendekar Bukit Meratus / Bab 331: Cerita Luna

Share

Bab 331: Cerita Luna

Author: mrd_bb
last update Last Updated: 2024-11-13 08:33:38
“Benar…akulah orangnya! Apa tujuan kamu Luna, pasti ada sesuatu yang besar, sehingga kamu nekat ke sini, dan tahu jati diriku,” kata Pendekar Mabuk mulai bertanya serius.

“Aku ke sini minta tolong, aku dan dua temanku sebenarnya sedang menyamar sebagai murid dari Padepokan Tongkat Sakti, sudah 4 bulan kami di sini, kami dari Perguruan Bangau Putih!” kata Luna mulai buka-bukaan.

“Tolong….tolong apa?” sahut Pendekar Mabuk lagi, ia pun jadi penasaran, tentu saja hatinya masih heran, baru kenal langsung minta tolong.

“Tolong jagakan Putra Mahkota, sebab dari info yang kami dapatkan akan ada rencana pembunuhan yang akan dilakukan orang-orang jahat, persis saat sayembara cari jodoh diadakan Ki Jarni itu!” kini Luna mulai buka-bukaan.

“Menjagakan putra mahkota…? Hmm…setahuku seorang Pangeran apalagi selevel Putra Mahkota, pasti punya pengawal yang hebat-hebat!” sela Pendekar Mabuk, heran sendiri, bisa-bisanya Luna meminta tolong padanya.

“Justru ada penyusup di deretan pengawal itu dan kami
mrd_bb

BERSAMBUNG

| 3
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 332: Bertemu Murid Ki Samonang

    “Nama tuan langsung terkenal, karena sudah berhasil gagalkan pemberontakan itu dan membuat Pendekar Gledek Cs kabur dari arena pertempuran. Nah, kabarnya anak buah si Pendekar Gledek juga sudah diminta segera lenyapkan Pangeran Hata. Itulah sebabnya saat tahu tuan merantau ke sini, kami pun sejak lama mencari—cari tuan,” kata Luna lagi, sekaligus akhiri kisahnya.“Baiklah Luna, terima kasih atas informasi yang kamu berikan, aku tak berjanji akan bantu langsung. Tapi aku juga tak bakal tinggal diam kalau kejahatan ada di depan mataku,” kata Pendekar Mabuk, sehingga Luna langsung mengangguk paham.Setelah berbasi-basi singkat, Luna pun permisi sekaligus minta maaf sudah bikin kaget dan menganggu waktu santai si Pendekar Mabuk ini.“Kenapa nggak ganggu sampai pagi saja di sini?” kelekar Pendekar Mabuk, kumat lagi penyakit biawaknya. Apalagi Luna wanita yang cantik dan berbodi aduhai.“Ha-ha-ha…kamu memang pria tampan dan menarik dan bahkan sudah terkenal sebagai pendekar mata keranjang. S

    Last Updated : 2024-11-13
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 333: Sayembara Jodoh Putri Tidar

    Perguruan Tongkat Sakti saat ini di hias sangat mewah, halaman perguruan besar ini mampu menampung hingga 1000 an tamu.Ki Jarni, sang pemilik perguruan hari ini akan mengadakan sayembara untuk mencarikan jodoh buat putri cantiknya, yang bernama Putri Tidar yang kini sudah cukup matang yakni berusia 20 tahun.Ki Jarni sebenarnya punya darah bangsawan dari ayahnya, tapi sebagai ahli silat tinggi dan kesaktiannya sangatlah hebat.Ki Jarni ogah jadi pejabat kerajaan, dia lebih suka menjadi seorang guru silat yang pengaruhnya bahkan lebih hebat dari seorang kepala kadipaten, apalagi dia bersahabat dekat dengan Putra Mahkota, Pangeran Hata.Karena pengaruhnya inilah, ditambah banyak miliki anak buah, Ki Jarni hidup bak raja kecil di Kota Berua ini, wilayah utara Kerajaan Loksana yang makmur dan ramai ini.Ki Jarni ini bisa masuk jadi golongan hitam juga golongan putih, karena sepak terjangnya yang terkenal abu-abu.Dia juga tidak bermusuhan langsung kelompok golongan hitam, tapi tidak begit

    Last Updated : 2024-11-13
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 334: Ada yang Nyelonong

    Senyuman manis pun di lemparkan Putri Tidar pada pemuda tampan baju abu-abu ini. Tapi Pendekar Mabuk tidak terlalu merespon, karena pandangannya sedang menatap seluruh undangan…dia waspada.Terlebih tamu makin banyak berdatangan dengan berbagai atribut, yang menunjukan mereka ini bukan orang-orang sembarangan“Juling, Muka Pucat, Codet, kalian menyebar di antara para undangan, agaknya situasi mulai tak aman, tugas kita adalah menolong si Putra Mahkota, soal sayembara, kita jadi penonton saja!” bisik Pendekar Mabuk pada ketiganya.Ketiganya langsung menganggukan kepala tanda paham dan kini mulai bergerak sesuai instruksi Pendekar Mabuk.Trio Golok Hitam ini paham, mereka bukan pendekar hebat apalagi tampan, untuk ikut-ikutan berkompetisi. Mereka sepakat akan bantu Ki Boro dan Luna lindungi Pangeran Hata.Mata awas pendekar ini melihat ada sekitar 10 orang berpakaian hitam-hitam mulai mencari tempat atau posisi, yang agaknya bakalan langsung mengarah ke tenda utama.Di mana Ki Jarni dan

    Last Updated : 2024-11-14
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 335: Penentuan Sayembara

    “Aku Lohai, kamu sudah perkosa dan bunuh tunanganku, hari ini aku akan menuntut balas!” bentak Lohai, si pemuda nekat ini, mata menyiratkan kemarahan, terdengar gumaman sana sini.Gumaman itu tentu saja mencela kelakuan si Bihi ini.Tiba—tiba Ki Jarni melompat ke atas panggung, dari gaya lompatannya Pendekar Mabuk sudah bisa menilai, orang ini punya tenaga dalam luar biasa.Saat menginjak lantai panggung, sama sekali tak terdengar bunyi, padahal tubuh Ki Jarni tinggi besar dan berotot.“Hei pemuda bernama Lohai, di sini bukan ajang balas dendam, tapi adu pibu, kalau kamu punya masalah pribadi dengan si Bihi ini, silahkan selesaikan di tempat lain,” tegur Ki Jarni kurang senang, sekaligus menatap Lohai dengan mata tajam.“Baiklah, mohon maaf atas kelancangan saya tuan Ki Jarni,” kata si pemuda ini, lalu beri hormat ke Ki Jarni, sambil menatap dengan pandangan berkilat ke arah Bihi yang terlihat menganggap remeh dirinya. Tiba-tiba tangan Bihi bergerak, agaknya dia dengan licik menyeran

    Last Updated : 2024-11-14
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 336: Akhirnya Terjun Juga ke Arena Pibu

    Pendekar Mabuk kagum juga, Lohai ternyata sangat hebat, dia bersama Bihi si Pendekar Ulat Putih lah yang lolos hingga ke babak final.Putri Tidar memang sudah isyaratkan, orang yang ikut kompetisi paling tua berusia 27 tahun.Sehingga golongan ‘tua’ yang sakti-sakti walaupun jomblo, hanya bisa gigit jempol, tak bisa ikut berkompetisi dan kini jadi penonton saja.“Para hadirin sekalian, ada dua orang yang sudah lolos hingga ke final, yakni Bihi si Pendekar Ulat Putih dan Lohai…?” si MC tanya sambil berbisik apa julukan Lohai, pemuda inipun sebutkan julukannya.“Ya…dengan Lohai si Pedang Sakti. Nah, sesuai peraturan, mereka harus bertanding sebelum kelak berhadapan dengan Putri Tidar!”“Hmm….ini tak adil, tentu saja Lohai dan Bihi akan kecapekan, tapi biarlah, aku ingin lihat. Mampukah Lohai kalahkan si Bihi ini,” batin Pendekar Mabuk.“Nahh…silahkan kalian bertanding, gunakan senjata masing-masing, ingat hanya sampai jurus 20, setelah itu Ki Jarni dan Putri Tidar-lah yang akan menentuka

    Last Updated : 2024-11-14
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 337: Serangan Buat Putra Mahkota

    “Terima kasih yang mulia, juga buat Ki Jarni, nah Bihi, bersiaplah,” kata Pendekar Mabuk, tapi anehnya bukannya siap, pendekar ini malah gelegak-geleguk minum arak.Semua orang menahan nafas, melihat gaya slenge'an pendekar ini, Cari mati orang ini, pikir mereka.Bihi yang melihat ini langsung menyerang Pendekar Mabuk dengan serangkum serangan jarum beracunnya.Dia kini tak lagi sungkan gunakan cara-cara licik untuk mengalahkan lawan. Apalagi dilihatnya Pendekar Mabuk seakan meremehkan kemampuannya. Ini makin membuatnya murka tak kepalang.Terlebih selama ini Bihi jarang bertemu lawan tangguh yang bisa mengalahkannya. Cap…cap…cap!5 jarum kecil mematikan ini melayang deras ke arah pendekar ini, tapi bak mengibaskan tangan, ke 5 jarum beracun ini secara hebat menempel di botol minuman Pendekar Mabuk yang terbuat dari tembikar.Gerakannya seolah mengibas lalat saja, tapi inilah yang bikin semua orang kaget, serangan jarum beracun yang di lepaskan Bihi hanya berjarak 5 meteran dari Pende

    Last Updated : 2024-11-15
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 338: Pendekar Mabuk di Tantang Putri Tidar

    “Luar biasa, baru kali ini aku bertemu seorang pendekar muda yang hebat dan sangat tampan. Kapan main ke Istana? Aku suka catur, kita main catur yaa,” undang Pangeran Hata sambil mendekati Pendekar Mabuk yang berlutut memberi hormat.Putra Mahkota lalu menarik bahu pendekar ini agar bangkit, tinggi mereka hampir sama, tapi Pendekar Mabuk menang dikit dan pastinya bodynya jauh lebih kokoh, sedangkan Putra Mahkota badannya biasa saja .“Terima kasih pangeran, hamba hanya perantau biasa, suatu kehormatan hamba di undang ke Istana,” sahut Pendekar Mabuk, tetap bersikap hormat, sehingga di Putra Mahkota ini makin terkesan dan inimakin menyenangkan hatinya.Apalagi bila Pendekar Mabuk mau menjadi pengawal utamanya, sang pangeran ini yakin tak ada lagi yang berani macam-macam dengannya.Tapi apa mau si pendekar perantau ini..? “Baiklah Pendekar Mabuk, sampai bertemu lagi,” lalu Pangeran Hata permisi ke Ki Jarni dan keluarganya, kemudian melambai pada semua undangan.Semuanya serempak berlut

    Last Updated : 2024-11-15
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 339: Pertarungan Sengit

    Putri Tidar tersenyum menatap Pendekar Mabuk yang kini sudah mendatanginya ke panggung.Kini keduanya berdiri dari jarak hanya 3 meteran, keduanya sama-sama memandang kagum.Senyum Putri Tidar sesaat membuai hati pendekar biawak ini, dia harus akui, wanita ini sangat cantik, kulitnya putih bersih dan pipinya kalau tersenum malu-malu terlihat memerah.Putri Tidar dengan lenggang yang dapat mengayun hati para muda yang memandangnya ini berjalan menuju ke tengah panggung terbuka.Tepuk tangan riuh gemuruh menyambutnya. Putri Tidar menjura dengan hormat sambil berseru, suaranya merdu nyaring mengatasi keriuhan tepuk tangan itu."Permainanku masih amat dangkal di bandingkan Pendekar Mabuk yang hebat ini, harap saudara-saudari jangan mentertawakan yaa!"Amboiii…suaranya bikin rumput menari-nari saja.Setelah berkata demikian, Putri Tidar berbalik menghadapi Pendekar Mabuk yang santai-santai saja, sama sekali tidak nampak siap.Tapi Putri Tidar tahu, tanpa siap pun pendekar tampan ini sejak t

    Last Updated : 2024-11-15

Latest chapter

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 505: Nakal Tak Sengaja

    “Kakek tua…kek…!” dengan perlahaan sambil memanggil Pendekar Gledek, Bafin mengguncang-guncang tubuh kurus ini, tapi sang pendekar tua golongan hitam ini tak bergerak lagi.Saat itulah Bafin melihat daun lontar di pangkuan Pendekar Gledek.Dan dia membacanya perlahan. Selama ini Pendekar Gledek juga mengajarinya membaca dan menulis, Bafin anak cerdas, dia dengan mudah menerima pelajaran itu.Dengan serius diapun membaca surat ‘wasiat’ gurunya ini.“Bafin, aku senang sekali kamu keturunan Pangeran Busu, kelak carilah dia, ku dengar dia kini lumpuh dan tak punya kesaktian lagi, setelah di hukum Prabu Japra, yang berjuluk Pendekar Bukit Meratus. Kelak kalau kamu bertemu Pangeran Boon Me dan Pendekar Putul, kamu wakililah aku untuk bikin mereka kalah. Saatnya aku pergi, semua ilmu kanuraganku sudah kamu kuasai, tak ada yang tersisa. Mayatku jangan dibakar, tapi kuburkanlah dekat pondokku ini. Setelah ini, terserah kamu, apakah ingin bertahan di sini sampai remaja, atau merantau. Tapi jang

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 504: Oper Tenaga Sakti

    4 Tahun kemudian…!Bocah berusia 10 tahunan ini bergerak sangat lincah, gerakannya seolah setan saja, sangat cepat menghilang dari satu batu ke batu lainnya.Wajahnya sangat tampan, bibirnya selalu tersenyum manis, bak anak cewek, kulitnya putih bersih dan tubuhnya mulai jangkung.Tak jauh dari tempatnya berlatih, terlihat seoang kakek tua yang sudah ringkih, badannya kurus dan pakaiannya sampai kedodoran, saking kurusnya.Sesekali si bocah ini memukul dan hawa mendadak berubah sangat panas. Walaupun usianya baru 10 tahunan, tapi pukulannya itu benar-benar hebat sekali.Agaknya paling lama 2 atau 3 tahunan lagi, si bocah ini akan menjelma menjadi pendekar muda sakti mandraguna yang sukar di cari lawannya.Itulah jurus mega halilintar yang sudah sempurna ia kuasai, tinggal di matangkan saja lagi, maka jurus-jurusnya ini akan makin dahsyat.Si kakek tua yang tak lain adalah Pendekar Gledek senyum senang, tak sia-sia dia melatih muridnya ini selama 4 tahun.Sebab dalam usia masih kanak-k

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 503: Jadi Murid Pendekar Gledek

    Lama-lama dia merasa nyaman dan kuat berjalan, akhirnya dia tak ragu ikuti semua perintah Pendekar Gledek, padahal dia tak menahu siapa orang yang ia panggil kakek tua ini.Tanpa Bafin sadari, inilah jurus kaki ajaib yang mulai di ajarkan Pendekar Gledek padanya.“Ni anak bakatnya tak beda jauh dari si Putul dan Pangeran Boon Me. Heran sekali, siapa orang tuanya dan kenapa ibunya tewas di bunuh Ki Samosir Cs. Padahal dengan miliki anak sehebat ini, harusnya ibunya sakti?” batin Pendekar Gledek bingung sendiri. Pendekar Gledek memang pernah jadi guru Pangeran Boon Me dan Pendekar Putul, inilah yang membuat dia tidak pernah di bunuh kedua orang yang justru jadi musuh besarnya itu.Apalagi Pendekar Putul!Dia sangat hutang budi pada Pendekar Gledek, apalagi istrinya Putri Arumi pernah di tolong bekas gurunya ini saat akan di perkosa Pendekar Serigala dan 3 Pendekar Tikus, walaupun tahu Pendekar Gledek bukan orang baik-baik.Dan kini…dia kembali jatuh cinta pada Bafin, si bocah tampan ya

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 502: Pendekar Gledek Ambil Bocah Ajaib

    “Hmm…kalian ini harus belajar puluhan tahun lagi, baru bisa imbangi Pangeran Boon Me dan Si Putul. Itupun belum tentu kalian menang, aku saja Pendekar Gledek yang pernah jadi guru mereka keok! Apalagi kalian, anak ingusan yang baru tahu dunia persilatan,” dengus si kakek ini, yang tak lain Pendekar Gledek.Ki Samosi Cs langsung pucat wajahnya dan tanpa diperintah lagi mereka pun langsung beri hormat ke si kakek tua ini dan izin mau melanjutkan perjalanan.Tak berani lagi petentang petenteng di hadapan tokoh golongan hitam yang sakti ini.“Heii tunggu dulu, kalian tinggal anak itu di sini!” tegur Pendekar Gledek, saat anak buah Ki Samosi mau gendong anak itu lagi.“Ta-tapi…anak ini ajaib dan akan kami persembahkan bua Dewa Api di Gunung Sudur tuan?” Ki Samosi kaget dan menolak serahkan anak tampan ini.“Tolol kalian ini, anak bertulang pendekar mau kalian persembahkan buat dewa goblok yang kalian sembah. Cari saja yang lain, atau kalian ku bikin mampus dulu,” bentak si kakek tua ini mar

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 501: Pengampunan Pangeran Daha

    Dengan langkah terpincang-pincang Pendekar Putul bersama Putri Arumi memenuhi keinginan Pangeran Daha, untuk jemput putri mereka di Istana pamannya ini.Dan keduanya saling pandang, saat melihat Putri Alona dan Pangeran Wasi asyik bermain di temani seorang putri jelita dan…Pangeran Daha.Kedua anak kecil turunan bangsawan ini terlihat sangat akrab, seolah sudah kenal lama.Si Putra Mahkota beberapa kali terbahak melihat kelakuan dua anak kecil ini, yang kadang berbantahan gunakan bahasa planet.Tapi Pangeran Wasi banyak ngalahnya pada keponakan misannya ini.“Hei kalian ke sini, lihat cocok banget dua orang ini, paman dan ponakan misan,” kata Pangeran Daha terkekeh.“Paman…pangeran…ma..?” ucapan si Putul terpotong, Pangeran Daha sudah berdiri di depannya dan si Putul di ikuti Putri Arumi langsung bersimpuh beri hormat.“Ha-ha-ha...sudahlah, kalian tak perlu banyak adat, aku sudah memutuskan merestui kalian, tapi aku akan hukum kalian berdua!”Kagetlah Pendekar Putul dan Putri Arumi.“D

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 500: Luluh Karena si Gemoy

    Pangeran Daha keluar dari ruang pribadi ayahandanya, kini dia antara bingung dan patah hati. Pujaan hatinya ternyata tidak mencintainya.Tak pernah seujung kukupun dia menyangka, wanita yang dia sukai ternyata lebih memilih keponakannya yang…buntung.Berkali-kali si Putra Mahkota ini menarik nafas panjang meredakan hati yang sesak dan benar-benar di luar dugaannya.“Cinta…memang aneh, dia lebih memilih si Putul. Apa yang harus aku lakukan kini? Ayahanda bilang hanya aku yang bisa memberi ampun pada kesalahan si Putul dan Putri Arumi?” batin Pangeran Daha.Lalu dia ingat, si Putul pernah menolongnya saat di tawan dua pendekar cabul Dua Kembar Rubah Betina, Jinari dan Jamari. Dia bahkan di beri buah ajaib, yang membuat tenaga dalamnya naik berlipat-lipat.Ingat ini, hati Pangeran Daha luluh, tapi kadang hatinya panas mendengar Putri Arumi sudah jadi istri Pendekar Putul.Dalam kegalauannya ini, Pangeran Daha tak sadar malah berjalan ke arah Istana di mana para permaisuri tinggal, bukan k

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 499: Ilmu Sihir yang Hebat

    “Bagus, akupun tak suka basa-basi berlebihan, majulah kalian semuanya dan lihatlah, aku pun kini ada 10 orang, kini kita seimbang bukan..!???”Dan tiba-tiba samua orang terkejut bukan kepalang, tubuh Pangeran Boon Me benar-benar memecah jadi 10 orang, hebatnya lagi dan membuat semua orang sampai menggosok-gosok mata.9 orang kembaran Pangeran Boon Me bergerak tak ada yang sama, seolah-olah mereka sama tapi orang yang berbeda.Inilah demonstrasi ilmu sihir yang luar biasa sempurna Pangeran Boon Me kuasai, si Putul pun belum bisa sehebat ini, kalau di minta praktekan ilmu sihir seperti Pangeran Boon Me ini.“Hayaaaa….!” Ki Samosi dan 9 orang temannya sampai berlompatan mundur hingga 5 langkah ke belakang saking kagetnya.Bagaimana tak kaget mereka, 9 oran kembaran itu malah menunjuk-nunjuk mereka, seolah-olah membagi-bagi siapa musuh mereka kelak kalau bertarung.Dan terjadilah keanehan pada si bocah tampan itu, dia malah tak terpengaruh, apalagi kaget seperti Ki Samosi dan juga puluhan

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 498: Musuh Si Putul Datang

    Tak buang waktu, besoknya, Prabu Japra, Permaisuri Dehea diikuti Pendekar Putul dan Putri Arumi berangkat ke kotaraja Muara Sungai dengan menunggang 4 ekor kuda jantan.Permaisuri Dehea tak mau jauh-jauh dari buyutnya ini, dia selama perjalanan selalu gendong Putri Alona. Bahkan kadang Prabu Japra juga ambil alih si bayi menggemaskan ini.Yang seakan tahu, orang yang gendong dirinya kakek dan nenek buyutnya sendiri. Permaisuri Dehea bahkan janji akan menurunkan ilmu-ilmu kanuragannya yang hebat buat si buyut ini kelak.Sehingga Pendekar Putul dan Putri Arumi kadang senyum sendiri melihat kakek dan nenek ini sesekali berebut gendong putri cantik mereka.Pangeran Boon Me bertahan dulu di lembah neraka ini.Dia khawatir selama si Putul dan Putri Arumi ke Kotaraja, tempat ini akan di serbu orang-orang jahat, mengingat banyaknya harta karun di sini, tak beda jauh dengan harta miliknya di Lembah Rajawali.Tapi di lembah miliknya, semua murid-muridnya sangat sakti-sakti, apalagi 3 pembantunya

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 497: Hukuman Pancung Menanti Si Putul

    “Serba salah, yang satu anakku, satunya cucuku…!” keluh Prabu Japra, yang didengarkan Permaisuri Dehea dengan wajah khawatir.Walaupun bisa saja dengan mudah Prabu Japra bebaska si Putul, tapi dia juga tahu, suaminya ini sangat taat dengan undang-undang kerajaan.Prabu Japra tentu saja juga tahu, Si Putul dan Putri Arumi memang saling mencintai dan hasilnya, seorang buyut mereka yang menggemaskan sudah hadir di antara keduanya.Tak ada unsur paksaan, apalagi ilmu sihir dalam menaklukan hati Putri Arumi yang dilakukan Pendekar Putul. Tapi murni dari hati dan saling mencintai...!Tiba-tiba terdengarlah suara burung rajawali dar kejauhan, wajah Prabu Japra yang semula keruh berubah ceria.“Hmm…syukurlah, Pangeran Boon Me datang, ayoo kita sambut anak kita itu,” ajak Prabu Japra pada Permaisuri Dehea.Sang maharaja ini akui dalam hati, dari semua anak-anaknya, sebenarnya Pangeran Boon Me inilah yang paling bijak dan wawasannya pada setiap masalah tak beda jauh dengannya.Andai saja Pangera

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status