BERSAMBUNG
“Nama tuan langsung terkenal, karena sudah berhasil gagalkan pemberontakan itu dan membuat Pendekar Gledek Cs kabur dari arena pertempuran. Nah, kabarnya anak buah si Pendekar Gledek juga sudah diminta segera lenyapkan Pangeran Hata. Itulah sebabnya saat tahu tuan merantau ke sini, kami pun sejak lama mencari—cari tuan,” kata Luna lagi, sekaligus akhiri kisahnya.“Baiklah Luna, terima kasih atas informasi yang kamu berikan, aku tak berjanji akan bantu langsung. Tapi aku juga tak bakal tinggal diam kalau kejahatan ada di depan mataku,” kata Pendekar Mabuk, sehingga Luna langsung mengangguk paham.Setelah berbasi-basi singkat, Luna pun permisi sekaligus minta maaf sudah bikin kaget dan menganggu waktu santai si Pendekar Mabuk ini.“Kenapa nggak ganggu sampai pagi saja di sini?” kelekar Pendekar Mabuk, kumat lagi penyakit biawaknya. Apalagi Luna wanita yang cantik dan berbodi aduhai.“Ha-ha-ha…kamu memang pria tampan dan menarik dan bahkan sudah terkenal sebagai pendekar mata keranjang. S
Perguruan Tongkat Sakti saat ini di hias sangat mewah, halaman perguruan besar ini mampu menampung hingga 1000 an tamu.Ki Jarni, sang pemilik perguruan hari ini akan mengadakan sayembara untuk mencarikan jodoh buat putri cantiknya, yang bernama Putri Tidar yang kini sudah cukup matang yakni berusia 20 tahun.Ki Jarni sebenarnya punya darah bangsawan dari ayahnya, tapi sebagai ahli silat tinggi dan kesaktiannya sangatlah hebat.Ki Jarni ogah jadi pejabat kerajaan, dia lebih suka menjadi seorang guru silat yang pengaruhnya bahkan lebih hebat dari seorang kepala kadipaten, apalagi dia bersahabat dekat dengan Putra Mahkota, Pangeran Hata.Karena pengaruhnya inilah, ditambah banyak miliki anak buah, Ki Jarni hidup bak raja kecil di Kota Berua ini, wilayah utara Kerajaan Loksana yang makmur dan ramai ini.Ki Jarni ini bisa masuk jadi golongan hitam juga golongan putih, karena sepak terjangnya yang terkenal abu-abu.Dia juga tidak bermusuhan langsung kelompok golongan hitam, tapi tidak begit
Senyuman manis pun di lemparkan Putri Tidar pada pemuda tampan baju abu-abu ini. Tapi Pendekar Mabuk tidak terlalu merespon, karena pandangannya sedang menatap seluruh undangan…dia waspada.Terlebih tamu makin banyak berdatangan dengan berbagai atribut, yang menunjukan mereka ini bukan orang-orang sembarangan“Juling, Muka Pucat, Codet, kalian menyebar di antara para undangan, agaknya situasi mulai tak aman, tugas kita adalah menolong si Putra Mahkota, soal sayembara, kita jadi penonton saja!” bisik Pendekar Mabuk pada ketiganya.Ketiganya langsung menganggukan kepala tanda paham dan kini mulai bergerak sesuai instruksi Pendekar Mabuk.Trio Golok Hitam ini paham, mereka bukan pendekar hebat apalagi tampan, untuk ikut-ikutan berkompetisi. Mereka sepakat akan bantu Ki Boro dan Luna lindungi Pangeran Hata.Mata awas pendekar ini melihat ada sekitar 10 orang berpakaian hitam-hitam mulai mencari tempat atau posisi, yang agaknya bakalan langsung mengarah ke tenda utama.Di mana Ki Jarni dan
“Aku Lohai, kamu sudah perkosa dan bunuh tunanganku, hari ini aku akan menuntut balas!” bentak Lohai, si pemuda nekat ini, mata menyiratkan kemarahan, terdengar gumaman sana sini.Gumaman itu tentu saja mencela kelakuan si Bihi ini.Tiba—tiba Ki Jarni melompat ke atas panggung, dari gaya lompatannya Pendekar Mabuk sudah bisa menilai, orang ini punya tenaga dalam luar biasa.Saat menginjak lantai panggung, sama sekali tak terdengar bunyi, padahal tubuh Ki Jarni tinggi besar dan berotot.“Hei pemuda bernama Lohai, di sini bukan ajang balas dendam, tapi adu pibu, kalau kamu punya masalah pribadi dengan si Bihi ini, silahkan selesaikan di tempat lain,” tegur Ki Jarni kurang senang, sekaligus menatap Lohai dengan mata tajam.“Baiklah, mohon maaf atas kelancangan saya tuan Ki Jarni,” kata si pemuda ini, lalu beri hormat ke Ki Jarni, sambil menatap dengan pandangan berkilat ke arah Bihi yang terlihat menganggap remeh dirinya. Tiba-tiba tangan Bihi bergerak, agaknya dia dengan licik menyeran
Pendekar Mabuk kagum juga, Lohai ternyata sangat hebat, dia bersama Bihi si Pendekar Ulat Putih lah yang lolos hingga ke babak final.Putri Tidar memang sudah isyaratkan, orang yang ikut kompetisi paling tua berusia 27 tahun.Sehingga golongan ‘tua’ yang sakti-sakti walaupun jomblo, hanya bisa gigit jempol, tak bisa ikut berkompetisi dan kini jadi penonton saja.“Para hadirin sekalian, ada dua orang yang sudah lolos hingga ke final, yakni Bihi si Pendekar Ulat Putih dan Lohai…?” si MC tanya sambil berbisik apa julukan Lohai, pemuda inipun sebutkan julukannya.“Ya…dengan Lohai si Pedang Sakti. Nah, sesuai peraturan, mereka harus bertanding sebelum kelak berhadapan dengan Putri Tidar!”“Hmm….ini tak adil, tentu saja Lohai dan Bihi akan kecapekan, tapi biarlah, aku ingin lihat. Mampukah Lohai kalahkan si Bihi ini,” batin Pendekar Mabuk.“Nahh…silahkan kalian bertanding, gunakan senjata masing-masing, ingat hanya sampai jurus 20, setelah itu Ki Jarni dan Putri Tidar-lah yang akan menentuka
“Terima kasih yang mulia, juga buat Ki Jarni, nah Bihi, bersiaplah,” kata Pendekar Mabuk, tapi anehnya bukannya siap, pendekar ini malah gelegak-geleguk minum arak.Semua orang menahan nafas, melihat gaya slenge'an pendekar ini, Cari mati orang ini, pikir mereka.Bihi yang melihat ini langsung menyerang Pendekar Mabuk dengan serangkum serangan jarum beracunnya.Dia kini tak lagi sungkan gunakan cara-cara licik untuk mengalahkan lawan. Apalagi dilihatnya Pendekar Mabuk seakan meremehkan kemampuannya. Ini makin membuatnya murka tak kepalang.Terlebih selama ini Bihi jarang bertemu lawan tangguh yang bisa mengalahkannya. Cap…cap…cap!5 jarum kecil mematikan ini melayang deras ke arah pendekar ini, tapi bak mengibaskan tangan, ke 5 jarum beracun ini secara hebat menempel di botol minuman Pendekar Mabuk yang terbuat dari tembikar.Gerakannya seolah mengibas lalat saja, tapi inilah yang bikin semua orang kaget, serangan jarum beracun yang di lepaskan Bihi hanya berjarak 5 meteran dari Pende
“Luar biasa, baru kali ini aku bertemu seorang pendekar muda yang hebat dan sangat tampan. Kapan main ke Istana? Aku suka catur, kita main catur yaa,” undang Pangeran Hata sambil mendekati Pendekar Mabuk yang berlutut memberi hormat.Putra Mahkota lalu menarik bahu pendekar ini agar bangkit, tinggi mereka hampir sama, tapi Pendekar Mabuk menang dikit dan pastinya bodynya jauh lebih kokoh, sedangkan Putra Mahkota badannya biasa saja .“Terima kasih pangeran, hamba hanya perantau biasa, suatu kehormatan hamba di undang ke Istana,” sahut Pendekar Mabuk, tetap bersikap hormat, sehingga di Putra Mahkota ini makin terkesan dan inimakin menyenangkan hatinya.Apalagi bila Pendekar Mabuk mau menjadi pengawal utamanya, sang pangeran ini yakin tak ada lagi yang berani macam-macam dengannya.Tapi apa mau si pendekar perantau ini..? “Baiklah Pendekar Mabuk, sampai bertemu lagi,” lalu Pangeran Hata permisi ke Ki Jarni dan keluarganya, kemudian melambai pada semua undangan.Semuanya serempak berlut
Putri Tidar tersenyum menatap Pendekar Mabuk yang kini sudah mendatanginya ke panggung.Kini keduanya berdiri dari jarak hanya 3 meteran, keduanya sama-sama memandang kagum.Senyum Putri Tidar sesaat membuai hati pendekar biawak ini, dia harus akui, wanita ini sangat cantik, kulitnya putih bersih dan pipinya kalau tersenum malu-malu terlihat memerah.Putri Tidar dengan lenggang yang dapat mengayun hati para muda yang memandangnya ini berjalan menuju ke tengah panggung terbuka.Tepuk tangan riuh gemuruh menyambutnya. Putri Tidar menjura dengan hormat sambil berseru, suaranya merdu nyaring mengatasi keriuhan tepuk tangan itu."Permainanku masih amat dangkal di bandingkan Pendekar Mabuk yang hebat ini, harap saudara-saudari jangan mentertawakan yaa!"Amboiii…suaranya bikin rumput menari-nari saja.Setelah berkata demikian, Putri Tidar berbalik menghadapi Pendekar Mabuk yang santai-santai saja, sama sekali tidak nampak siap.Tapi Putri Tidar tahu, tanpa siap pun pendekar tampan ini sejak