Beranda / Pendekar / Pendekar Bukit Meratus / Bab 336: Akhirnya Terjun Juga ke Arena Pibu

Share

Bab 336: Akhirnya Terjun Juga ke Arena Pibu

Penulis: mrd_bb
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-14 18:53:58
Pendekar Mabuk kagum juga, Lohai ternyata sangat hebat, dia bersama Bihi si Pendekar Ulat Putih lah yang lolos hingga ke babak final.

Putri Tidar memang sudah isyaratkan, orang yang ikut kompetisi paling tua berusia 27 tahun.

Sehingga golongan ‘tua’ yang sakti-sakti walaupun jomblo, hanya bisa gigit jempol, tak bisa ikut berkompetisi dan kini jadi penonton saja.

“Para hadirin sekalian, ada dua orang yang sudah lolos hingga ke final, yakni Bihi si Pendekar Ulat Putih dan Lohai…?” si MC tanya sambil berbisik apa julukan Lohai, pemuda inipun sebutkan julukannya.

“Ya…dengan Lohai si Pedang Sakti. Nah, sesuai peraturan, mereka harus bertanding sebelum kelak berhadapan dengan Putri Tidar!”

“Hmm….ini tak adil, tentu saja Lohai dan Bihi akan kecapekan, tapi biarlah, aku ingin lihat. Mampukah Lohai kalahkan si Bihi ini,” batin Pendekar Mabuk.

“Nahh…silahkan kalian bertanding, gunakan senjata masing-masing, ingat hanya sampai jurus 20, setelah itu Ki Jarni dan Putri Tidar-lah yang akan menentuka
mrd_bb

BERSAMBUNG

| 7
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 337: Serangan Buat Putra Mahkota

    “Terima kasih yang mulia, juga buat Ki Jarni, nah Bihi, bersiaplah,” kata Pendekar Mabuk, tapi anehnya bukannya siap, pendekar ini malah gelegak-geleguk minum arak.Semua orang menahan nafas, melihat gaya slenge'an pendekar ini, Cari mati orang ini, pikir mereka.Bihi yang melihat ini langsung menyerang Pendekar Mabuk dengan serangkum serangan jarum beracunnya.Dia kini tak lagi sungkan gunakan cara-cara licik untuk mengalahkan lawan. Apalagi dilihatnya Pendekar Mabuk seakan meremehkan kemampuannya. Ini makin membuatnya murka tak kepalang.Terlebih selama ini Bihi jarang bertemu lawan tangguh yang bisa mengalahkannya. Cap…cap…cap!5 jarum kecil mematikan ini melayang deras ke arah pendekar ini, tapi bak mengibaskan tangan, ke 5 jarum beracun ini secara hebat menempel di botol minuman Pendekar Mabuk yang terbuat dari tembikar.Gerakannya seolah mengibas lalat saja, tapi inilah yang bikin semua orang kaget, serangan jarum beracun yang di lepaskan Bihi hanya berjarak 5 meteran dari Pende

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-15
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 338: Pendekar Mabuk di Tantang Putri Tidar

    “Luar biasa, baru kali ini aku bertemu seorang pendekar muda yang hebat dan sangat tampan. Kapan main ke Istana? Aku suka catur, kita main catur yaa,” undang Pangeran Hata sambil mendekati Pendekar Mabuk yang berlutut memberi hormat.Putra Mahkota lalu menarik bahu pendekar ini agar bangkit, tinggi mereka hampir sama, tapi Pendekar Mabuk menang dikit dan pastinya bodynya jauh lebih kokoh, sedangkan Putra Mahkota badannya biasa saja .“Terima kasih pangeran, hamba hanya perantau biasa, suatu kehormatan hamba di undang ke Istana,” sahut Pendekar Mabuk, tetap bersikap hormat, sehingga di Putra Mahkota ini makin terkesan dan inimakin menyenangkan hatinya.Apalagi bila Pendekar Mabuk mau menjadi pengawal utamanya, sang pangeran ini yakin tak ada lagi yang berani macam-macam dengannya.Tapi apa mau si pendekar perantau ini..? “Baiklah Pendekar Mabuk, sampai bertemu lagi,” lalu Pangeran Hata permisi ke Ki Jarni dan keluarganya, kemudian melambai pada semua undangan.Semuanya serempak berlut

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-15
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 339: Pertarungan Sengit

    Putri Tidar tersenyum menatap Pendekar Mabuk yang kini sudah mendatanginya ke panggung.Kini keduanya berdiri dari jarak hanya 3 meteran, keduanya sama-sama memandang kagum.Senyum Putri Tidar sesaat membuai hati pendekar biawak ini, dia harus akui, wanita ini sangat cantik, kulitnya putih bersih dan pipinya kalau tersenum malu-malu terlihat memerah.Putri Tidar dengan lenggang yang dapat mengayun hati para muda yang memandangnya ini berjalan menuju ke tengah panggung terbuka.Tepuk tangan riuh gemuruh menyambutnya. Putri Tidar menjura dengan hormat sambil berseru, suaranya merdu nyaring mengatasi keriuhan tepuk tangan itu."Permainanku masih amat dangkal di bandingkan Pendekar Mabuk yang hebat ini, harap saudara-saudari jangan mentertawakan yaa!"Amboiii…suaranya bikin rumput menari-nari saja.Setelah berkata demikian, Putri Tidar berbalik menghadapi Pendekar Mabuk yang santai-santai saja, sama sekali tidak nampak siap.Tapi Putri Tidar tahu, tanpa siap pun pendekar tampan ini sejak t

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-15
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 340: Ki Jarni Tantang Pendekar Mabuk

    Saking asyiknya bertanding, lama-lama Pendekar Mabuk ini lupa, kalau pertandingan ini adalah mencari jodoh bagi Putri Tidar. Bukan pertandingan hadapi musuh besar.Kini sudah lewat 25 jurus mereka bertanding, Pendekar Mabuk pun merasa sudah cukup ‘main-mainnya’.Begitu serangan Putri Tidar datang, dengan sengaja Pendekar Mabuk memperlambat gerakannya.Akibatnya Putri Tidar sangat bernafsu menaklukan pendekar ini terpancing untuk lancarkan serangan hebatnya.Cap…cap..!Lengan keduanya lengket. Semakin Putri Tidar kerahkan tenaganya, dia merasa pukulannya seolah memukul air yang dalam, amblas tenaga dalamnya.“K-kamu hebat…aku takluk…!” desis Putri Tidar.Bak di sengat kalajengking beracun, Pendekar Mabuk secara tiba-tiba lepaskan tangannya yang lengket dengan tangan Putri Tidar.Lalu dia segaja bergulingan di panggung dan…menyeka darah yang menetes di bibirnya, sambil pelan-pelan bangkit.Semua orang melongo…hampir tak percaya, Pendekar Mabuk kalah melawan Putri Tidar.Masa iya…kok bisa

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-16
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 341: Pertarungan Paling Keras

    Ki Jarni tiba-tiba berteriak nyaring dan semua orang berubah geger, tubuh Ki Jarni yang sedang melayang di udara berubah menjadi 10 orang sekaligus.Dan kali ini mereka makin heboh tak kepalang, bahkan hampir 500 an orang berlarian kabur, saat tubuh Pendekar Mabuk tiba-tiba berubah menjadi besar dan setinggi pohon kelapa.Pertarungan yang tak biasa ini benar-benar bikin semua orang menggigil ketakutan. Bahkan Si Juling, si Muka Pucat hingga si Codet sampai terkencing-kencing di celana melihat bos mereka berubah jadi raksasa dan Ki Jarni berubah jadi 10 orang.Tubuh Ki Jarni yang berubah 10 orang seolah menjadi ‘manusia kate’ saja hadapi tubuh raksasa Pendekar Mabuk.Tangkisan tubuh raksasa Pendekar Mabuk membuat 10 tubuh Ki Jarni pontang-panting hindari serangan panas dan dingin yang keluar dari tangan besar pendekar ini.“Trang-trang-cringgg....! Ehhhhh....!”Serangan tongkat sakti Ki Jarni menjadi kacau-balau, karena secara bertubi-tubi ia harus menangkis serangan balasan, berupa ju

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-16
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 342: Putri Tidar di Culik!

    “Menikah…?” Pendekar Mabuk tentu saja terdiam dan tak bisa berkata-kata, saat Ki Jarni meminta pendekar ini harus ‘bertanggung jawab’ terhadap Putri Tidar.Ki Jarni sebut, ini sebuah kehormatan...sekaligus penghinaan kalau Pendekar Mabuk menolak Putri Tidar!“Bolehkan aku minta waktu dulu Ki Jarni…soalnya ini mendadak sekali. Apalagi aku masih banyak tugas yang belum selesai,” kata Pendekar Mabuk dengan suara pelan, agar Ki Jarni dan Putri Tidar yang duduk malu-malu tidak tersinggung.“He-he-he….boleh sekali, silahkan istirahat di padepokan ini bersama 3 murid kamu itu Boon Me?” kata Ki Jarni.Pendekar Mabuk memang sudah buka nama aslinya, sehingga Ki Jarni tak ragu panggil namanya itu. Putri Tidar selalu terlihat salting bila di pandang pendekar ini, sehingga Pendekar Mabuk gemes juga.Setelah di antar dua murid Ki Jarni ke sebuah kamar yang besar dan bagus, tak kalah dari penginapa berharga mahal.Pendekar Mabuk memanggil Juling, Muka Pucat dan Codet untuk bicara serius.“Aku masih a

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-16
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 343: Rahasia Besar Ki Jarni

    Pendekar Mabuk dan Trio Golok Maut diberitahu murid-murid Ki Jarn kemana arah para penculik bawa kabur Putri Tidar, sehingga ke sanalah mereka menuju.Tak pernah mereka duga, wajah Ki Jarni senyum sinis saat melihat Pendekar Mabuk dan Trio Golok Hitam ini menuju ke arah yang disebutkan anak buahnya.Pendekar Mabuk dan ketiga ‘muridnya’ ini tak bisa bergerak cepat, selain malam hari, juga mereka tak hapal jalan di hutan lebat ini.Si Juling menggerutu sepanjang jalan, karena wanita incarannya, salah satu-nya murid Ki Jarni sudah hampir berhasil dia rayu.Tapi malam ini malah harus masuk hutan kejar penculik Putri Tidar, sehingga gagal keloni wanita itu.“Husss…jangan gitu, kan yang diculik itu calon bininya mahaguru kita,” cela si Muka Pucat, hingga si Juling mesem saja, kaget sendiri dengan ucapannya tadi.“Kalau si penculiknya kita dapat, ku penggal kakinya, biar kapok jadi penjahat,” dengus si Juling masih kesal.Pendekar Mabuk diam saja mendengarkan ocehan anak buahnya ini.Setelah

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-17
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 344: Ternyata Musuh Lama

    Dikelilingi hampir 30 an orang pria dan wanita yang pegang pelita, sehingga tempat ini jadi terang sekali. Terlihat ketiga kini tak berdaya, totokan lihai membuat si Juling, Muka Pucat dan Codet terduduk di tanah.“Katakan di mana Pendekar Mabuk sekarang, atau leher kalian aku penggal satu persatu,” ancam si banci ini, sambil cabut pedang-nya dan menatap tajam wajah ke Trio Golok Maut ini bergantian dengan pandangan marah.“He-he-he…hei banci kaleng, kami sejak di padepokan Ki Jarni sudah berpisah, kan si mahaguru kami kejar tunangannya, yang cakep bak bidadari, beda dengan kamu, cewek bukan, cowok juga kenapa gemulai kayak ulat bulu!” sahut si Juling tanpa takut, walaupun tubuh mereka tertotok, tapi mulut mereka masih bisa bicara.Si Juling memang lihai berkata-kata, apalag kalau sudah ejek mengejek.“Ho oh, mana kami tahu di mana mahaguru kami berada, cari saja sendiri” sela si Codet.“Yo’i, kan kamu sakti, masa nggak berani hadapi mahaguru kami, dasar banci kaleng,” ejek si muka puc

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-17

Bab terbaru

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 505: Nakal Tak Sengaja

    “Kakek tua…kek…!” dengan perlahaan sambil memanggil Pendekar Gledek, Bafin mengguncang-guncang tubuh kurus ini, tapi sang pendekar tua golongan hitam ini tak bergerak lagi.Saat itulah Bafin melihat daun lontar di pangkuan Pendekar Gledek.Dan dia membacanya perlahan. Selama ini Pendekar Gledek juga mengajarinya membaca dan menulis, Bafin anak cerdas, dia dengan mudah menerima pelajaran itu.Dengan serius diapun membaca surat ‘wasiat’ gurunya ini.“Bafin, aku senang sekali kamu keturunan Pangeran Busu, kelak carilah dia, ku dengar dia kini lumpuh dan tak punya kesaktian lagi, setelah di hukum Prabu Japra, yang berjuluk Pendekar Bukit Meratus. Kelak kalau kamu bertemu Pangeran Boon Me dan Pendekar Putul, kamu wakililah aku untuk bikin mereka kalah. Saatnya aku pergi, semua ilmu kanuraganku sudah kamu kuasai, tak ada yang tersisa. Mayatku jangan dibakar, tapi kuburkanlah dekat pondokku ini. Setelah ini, terserah kamu, apakah ingin bertahan di sini sampai remaja, atau merantau. Tapi jang

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 504: Oper Tenaga Sakti

    4 Tahun kemudian…!Bocah berusia 10 tahunan ini bergerak sangat lincah, gerakannya seolah setan saja, sangat cepat menghilang dari satu batu ke batu lainnya.Wajahnya sangat tampan, bibirnya selalu tersenyum manis, bak anak cewek, kulitnya putih bersih dan tubuhnya mulai jangkung.Tak jauh dari tempatnya berlatih, terlihat seoang kakek tua yang sudah ringkih, badannya kurus dan pakaiannya sampai kedodoran, saking kurusnya.Sesekali si bocah ini memukul dan hawa mendadak berubah sangat panas. Walaupun usianya baru 10 tahunan, tapi pukulannya itu benar-benar hebat sekali.Agaknya paling lama 2 atau 3 tahunan lagi, si bocah ini akan menjelma menjadi pendekar muda sakti mandraguna yang sukar di cari lawannya.Itulah jurus mega halilintar yang sudah sempurna ia kuasai, tinggal di matangkan saja lagi, maka jurus-jurusnya ini akan makin dahsyat.Si kakek tua yang tak lain adalah Pendekar Gledek senyum senang, tak sia-sia dia melatih muridnya ini selama 4 tahun.Sebab dalam usia masih kanak-k

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 503: Jadi Murid Pendekar Gledek

    Lama-lama dia merasa nyaman dan kuat berjalan, akhirnya dia tak ragu ikuti semua perintah Pendekar Gledek, padahal dia tak menahu siapa orang yang ia panggil kakek tua ini.Tanpa Bafin sadari, inilah jurus kaki ajaib yang mulai di ajarkan Pendekar Gledek padanya.“Ni anak bakatnya tak beda jauh dari si Putul dan Pangeran Boon Me. Heran sekali, siapa orang tuanya dan kenapa ibunya tewas di bunuh Ki Samosir Cs. Padahal dengan miliki anak sehebat ini, harusnya ibunya sakti?” batin Pendekar Gledek bingung sendiri. Pendekar Gledek memang pernah jadi guru Pangeran Boon Me dan Pendekar Putul, inilah yang membuat dia tidak pernah di bunuh kedua orang yang justru jadi musuh besarnya itu.Apalagi Pendekar Putul!Dia sangat hutang budi pada Pendekar Gledek, apalagi istrinya Putri Arumi pernah di tolong bekas gurunya ini saat akan di perkosa Pendekar Serigala dan 3 Pendekar Tikus, walaupun tahu Pendekar Gledek bukan orang baik-baik.Dan kini…dia kembali jatuh cinta pada Bafin, si bocah tampan ya

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 502: Pendekar Gledek Ambil Bocah Ajaib

    “Hmm…kalian ini harus belajar puluhan tahun lagi, baru bisa imbangi Pangeran Boon Me dan Si Putul. Itupun belum tentu kalian menang, aku saja Pendekar Gledek yang pernah jadi guru mereka keok! Apalagi kalian, anak ingusan yang baru tahu dunia persilatan,” dengus si kakek ini, yang tak lain Pendekar Gledek.Ki Samosi Cs langsung pucat wajahnya dan tanpa diperintah lagi mereka pun langsung beri hormat ke si kakek tua ini dan izin mau melanjutkan perjalanan.Tak berani lagi petentang petenteng di hadapan tokoh golongan hitam yang sakti ini.“Heii tunggu dulu, kalian tinggal anak itu di sini!” tegur Pendekar Gledek, saat anak buah Ki Samosi mau gendong anak itu lagi.“Ta-tapi…anak ini ajaib dan akan kami persembahkan bua Dewa Api di Gunung Sudur tuan?” Ki Samosi kaget dan menolak serahkan anak tampan ini.“Tolol kalian ini, anak bertulang pendekar mau kalian persembahkan buat dewa goblok yang kalian sembah. Cari saja yang lain, atau kalian ku bikin mampus dulu,” bentak si kakek tua ini mar

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 501: Pengampunan Pangeran Daha

    Dengan langkah terpincang-pincang Pendekar Putul bersama Putri Arumi memenuhi keinginan Pangeran Daha, untuk jemput putri mereka di Istana pamannya ini.Dan keduanya saling pandang, saat melihat Putri Alona dan Pangeran Wasi asyik bermain di temani seorang putri jelita dan…Pangeran Daha.Kedua anak kecil turunan bangsawan ini terlihat sangat akrab, seolah sudah kenal lama.Si Putra Mahkota beberapa kali terbahak melihat kelakuan dua anak kecil ini, yang kadang berbantahan gunakan bahasa planet.Tapi Pangeran Wasi banyak ngalahnya pada keponakan misannya ini.“Hei kalian ke sini, lihat cocok banget dua orang ini, paman dan ponakan misan,” kata Pangeran Daha terkekeh.“Paman…pangeran…ma..?” ucapan si Putul terpotong, Pangeran Daha sudah berdiri di depannya dan si Putul di ikuti Putri Arumi langsung bersimpuh beri hormat.“Ha-ha-ha...sudahlah, kalian tak perlu banyak adat, aku sudah memutuskan merestui kalian, tapi aku akan hukum kalian berdua!”Kagetlah Pendekar Putul dan Putri Arumi.“D

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 500: Luluh Karena si Gemoy

    Pangeran Daha keluar dari ruang pribadi ayahandanya, kini dia antara bingung dan patah hati. Pujaan hatinya ternyata tidak mencintainya.Tak pernah seujung kukupun dia menyangka, wanita yang dia sukai ternyata lebih memilih keponakannya yang…buntung.Berkali-kali si Putra Mahkota ini menarik nafas panjang meredakan hati yang sesak dan benar-benar di luar dugaannya.“Cinta…memang aneh, dia lebih memilih si Putul. Apa yang harus aku lakukan kini? Ayahanda bilang hanya aku yang bisa memberi ampun pada kesalahan si Putul dan Putri Arumi?” batin Pangeran Daha.Lalu dia ingat, si Putul pernah menolongnya saat di tawan dua pendekar cabul Dua Kembar Rubah Betina, Jinari dan Jamari. Dia bahkan di beri buah ajaib, yang membuat tenaga dalamnya naik berlipat-lipat.Ingat ini, hati Pangeran Daha luluh, tapi kadang hatinya panas mendengar Putri Arumi sudah jadi istri Pendekar Putul.Dalam kegalauannya ini, Pangeran Daha tak sadar malah berjalan ke arah Istana di mana para permaisuri tinggal, bukan k

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 499: Ilmu Sihir yang Hebat

    “Bagus, akupun tak suka basa-basi berlebihan, majulah kalian semuanya dan lihatlah, aku pun kini ada 10 orang, kini kita seimbang bukan..!???”Dan tiba-tiba samua orang terkejut bukan kepalang, tubuh Pangeran Boon Me benar-benar memecah jadi 10 orang, hebatnya lagi dan membuat semua orang sampai menggosok-gosok mata.9 orang kembaran Pangeran Boon Me bergerak tak ada yang sama, seolah-olah mereka sama tapi orang yang berbeda.Inilah demonstrasi ilmu sihir yang luar biasa sempurna Pangeran Boon Me kuasai, si Putul pun belum bisa sehebat ini, kalau di minta praktekan ilmu sihir seperti Pangeran Boon Me ini.“Hayaaaa….!” Ki Samosi dan 9 orang temannya sampai berlompatan mundur hingga 5 langkah ke belakang saking kagetnya.Bagaimana tak kaget mereka, 9 oran kembaran itu malah menunjuk-nunjuk mereka, seolah-olah membagi-bagi siapa musuh mereka kelak kalau bertarung.Dan terjadilah keanehan pada si bocah tampan itu, dia malah tak terpengaruh, apalagi kaget seperti Ki Samosi dan juga puluhan

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 498: Musuh Si Putul Datang

    Tak buang waktu, besoknya, Prabu Japra, Permaisuri Dehea diikuti Pendekar Putul dan Putri Arumi berangkat ke kotaraja Muara Sungai dengan menunggang 4 ekor kuda jantan.Permaisuri Dehea tak mau jauh-jauh dari buyutnya ini, dia selama perjalanan selalu gendong Putri Alona. Bahkan kadang Prabu Japra juga ambil alih si bayi menggemaskan ini.Yang seakan tahu, orang yang gendong dirinya kakek dan nenek buyutnya sendiri. Permaisuri Dehea bahkan janji akan menurunkan ilmu-ilmu kanuragannya yang hebat buat si buyut ini kelak.Sehingga Pendekar Putul dan Putri Arumi kadang senyum sendiri melihat kakek dan nenek ini sesekali berebut gendong putri cantik mereka.Pangeran Boon Me bertahan dulu di lembah neraka ini.Dia khawatir selama si Putul dan Putri Arumi ke Kotaraja, tempat ini akan di serbu orang-orang jahat, mengingat banyaknya harta karun di sini, tak beda jauh dengan harta miliknya di Lembah Rajawali.Tapi di lembah miliknya, semua murid-muridnya sangat sakti-sakti, apalagi 3 pembantunya

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 497: Hukuman Pancung Menanti Si Putul

    “Serba salah, yang satu anakku, satunya cucuku…!” keluh Prabu Japra, yang didengarkan Permaisuri Dehea dengan wajah khawatir.Walaupun bisa saja dengan mudah Prabu Japra bebaska si Putul, tapi dia juga tahu, suaminya ini sangat taat dengan undang-undang kerajaan.Prabu Japra tentu saja juga tahu, Si Putul dan Putri Arumi memang saling mencintai dan hasilnya, seorang buyut mereka yang menggemaskan sudah hadir di antara keduanya.Tak ada unsur paksaan, apalagi ilmu sihir dalam menaklukan hati Putri Arumi yang dilakukan Pendekar Putul. Tapi murni dari hati dan saling mencintai...!Tiba-tiba terdengarlah suara burung rajawali dar kejauhan, wajah Prabu Japra yang semula keruh berubah ceria.“Hmm…syukurlah, Pangeran Boon Me datang, ayoo kita sambut anak kita itu,” ajak Prabu Japra pada Permaisuri Dehea.Sang maharaja ini akui dalam hati, dari semua anak-anaknya, sebenarnya Pangeran Boon Me inilah yang paling bijak dan wawasannya pada setiap masalah tak beda jauh dengannya.Andai saja Pangera

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status