Home / Pendekar / Pendekar Bukit Meratus / Bab 335: Penentuan Sayembara

Share

Bab 335: Penentuan Sayembara

Author: mrd_bb
last update Last Updated: 2024-11-14 10:06:50
“Aku Lohai, kamu sudah perkosa dan bunuh tunanganku, hari ini aku akan menuntut balas!” bentak Lohai, si pemuda nekat ini, mata menyiratkan kemarahan, terdengar gumaman sana sini.

Gumaman itu tentu saja mencela kelakuan si Bihi ini.

Tiba—tiba Ki Jarni melompat ke atas panggung, dari gaya lompatannya Pendekar Mabuk sudah bisa menilai, orang ini punya tenaga dalam luar biasa.

Saat menginjak lantai panggung, sama sekali tak terdengar bunyi, padahal tubuh Ki Jarni tinggi besar dan berotot.

“Hei pemuda bernama Lohai, di sini bukan ajang balas dendam, tapi adu pibu, kalau kamu punya masalah pribadi dengan si Bihi ini, silahkan selesaikan di tempat lain,” tegur Ki Jarni kurang senang, sekaligus menatap Lohai dengan mata tajam.

“Baiklah, mohon maaf atas kelancangan saya tuan Ki Jarni,” kata si pemuda ini, lalu beri hormat ke Ki Jarni, sambil menatap dengan pandangan berkilat ke arah Bihi yang terlihat menganggap remeh dirinya.

Tiba-tiba tangan Bihi bergerak, agaknya dia dengan licik menyeran
mrd_bb

BERSAMBUNG

| 4
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 336: Akhirnya Terjun Juga ke Arena Pibu

    Pendekar Mabuk kagum juga, Lohai ternyata sangat hebat, dia bersama Bihi si Pendekar Ulat Putih lah yang lolos hingga ke babak final.Putri Tidar memang sudah isyaratkan, orang yang ikut kompetisi paling tua berusia 27 tahun.Sehingga golongan ‘tua’ yang sakti-sakti walaupun jomblo, hanya bisa gigit jempol, tak bisa ikut berkompetisi dan kini jadi penonton saja.“Para hadirin sekalian, ada dua orang yang sudah lolos hingga ke final, yakni Bihi si Pendekar Ulat Putih dan Lohai…?” si MC tanya sambil berbisik apa julukan Lohai, pemuda inipun sebutkan julukannya.“Ya…dengan Lohai si Pedang Sakti. Nah, sesuai peraturan, mereka harus bertanding sebelum kelak berhadapan dengan Putri Tidar!”“Hmm….ini tak adil, tentu saja Lohai dan Bihi akan kecapekan, tapi biarlah, aku ingin lihat. Mampukah Lohai kalahkan si Bihi ini,” batin Pendekar Mabuk.“Nahh…silahkan kalian bertanding, gunakan senjata masing-masing, ingat hanya sampai jurus 20, setelah itu Ki Jarni dan Putri Tidar-lah yang akan menentuka

    Last Updated : 2024-11-14
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 337: Serangan Buat Putra Mahkota

    “Terima kasih yang mulia, juga buat Ki Jarni, nah Bihi, bersiaplah,” kata Pendekar Mabuk, tapi anehnya bukannya siap, pendekar ini malah gelegak-geleguk minum arak.Semua orang menahan nafas, melihat gaya slenge'an pendekar ini, Cari mati orang ini, pikir mereka.Bihi yang melihat ini langsung menyerang Pendekar Mabuk dengan serangkum serangan jarum beracunnya.Dia kini tak lagi sungkan gunakan cara-cara licik untuk mengalahkan lawan. Apalagi dilihatnya Pendekar Mabuk seakan meremehkan kemampuannya. Ini makin membuatnya murka tak kepalang.Terlebih selama ini Bihi jarang bertemu lawan tangguh yang bisa mengalahkannya. Cap…cap…cap!5 jarum kecil mematikan ini melayang deras ke arah pendekar ini, tapi bak mengibaskan tangan, ke 5 jarum beracun ini secara hebat menempel di botol minuman Pendekar Mabuk yang terbuat dari tembikar.Gerakannya seolah mengibas lalat saja, tapi inilah yang bikin semua orang kaget, serangan jarum beracun yang di lepaskan Bihi hanya berjarak 5 meteran dari Pende

    Last Updated : 2024-11-15
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 338: Pendekar Mabuk di Tantang Putri Tidar

    “Luar biasa, baru kali ini aku bertemu seorang pendekar muda yang hebat dan sangat tampan. Kapan main ke Istana? Aku suka catur, kita main catur yaa,” undang Pangeran Hata sambil mendekati Pendekar Mabuk yang berlutut memberi hormat.Putra Mahkota lalu menarik bahu pendekar ini agar bangkit, tinggi mereka hampir sama, tapi Pendekar Mabuk menang dikit dan pastinya bodynya jauh lebih kokoh, sedangkan Putra Mahkota badannya biasa saja .“Terima kasih pangeran, hamba hanya perantau biasa, suatu kehormatan hamba di undang ke Istana,” sahut Pendekar Mabuk, tetap bersikap hormat, sehingga di Putra Mahkota ini makin terkesan dan inimakin menyenangkan hatinya.Apalagi bila Pendekar Mabuk mau menjadi pengawal utamanya, sang pangeran ini yakin tak ada lagi yang berani macam-macam dengannya.Tapi apa mau si pendekar perantau ini..? “Baiklah Pendekar Mabuk, sampai bertemu lagi,” lalu Pangeran Hata permisi ke Ki Jarni dan keluarganya, kemudian melambai pada semua undangan.Semuanya serempak berlut

    Last Updated : 2024-11-15
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 339: Pertarungan Sengit

    Putri Tidar tersenyum menatap Pendekar Mabuk yang kini sudah mendatanginya ke panggung.Kini keduanya berdiri dari jarak hanya 3 meteran, keduanya sama-sama memandang kagum.Senyum Putri Tidar sesaat membuai hati pendekar biawak ini, dia harus akui, wanita ini sangat cantik, kulitnya putih bersih dan pipinya kalau tersenum malu-malu terlihat memerah.Putri Tidar dengan lenggang yang dapat mengayun hati para muda yang memandangnya ini berjalan menuju ke tengah panggung terbuka.Tepuk tangan riuh gemuruh menyambutnya. Putri Tidar menjura dengan hormat sambil berseru, suaranya merdu nyaring mengatasi keriuhan tepuk tangan itu."Permainanku masih amat dangkal di bandingkan Pendekar Mabuk yang hebat ini, harap saudara-saudari jangan mentertawakan yaa!"Amboiii…suaranya bikin rumput menari-nari saja.Setelah berkata demikian, Putri Tidar berbalik menghadapi Pendekar Mabuk yang santai-santai saja, sama sekali tidak nampak siap.Tapi Putri Tidar tahu, tanpa siap pun pendekar tampan ini sejak t

    Last Updated : 2024-11-15
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 340: Ki Jarni Tantang Pendekar Mabuk

    Saking asyiknya bertanding, lama-lama Pendekar Mabuk ini lupa, kalau pertandingan ini adalah mencari jodoh bagi Putri Tidar. Bukan pertandingan hadapi musuh besar.Kini sudah lewat 25 jurus mereka bertanding, Pendekar Mabuk pun merasa sudah cukup ‘main-mainnya’.Begitu serangan Putri Tidar datang, dengan sengaja Pendekar Mabuk memperlambat gerakannya.Akibatnya Putri Tidar sangat bernafsu menaklukan pendekar ini terpancing untuk lancarkan serangan hebatnya.Cap…cap..!Lengan keduanya lengket. Semakin Putri Tidar kerahkan tenaganya, dia merasa pukulannya seolah memukul air yang dalam, amblas tenaga dalamnya.“K-kamu hebat…aku takluk…!” desis Putri Tidar.Bak di sengat kalajengking beracun, Pendekar Mabuk secara tiba-tiba lepaskan tangannya yang lengket dengan tangan Putri Tidar.Lalu dia segaja bergulingan di panggung dan…menyeka darah yang menetes di bibirnya, sambil pelan-pelan bangkit.Semua orang melongo…hampir tak percaya, Pendekar Mabuk kalah melawan Putri Tidar.Masa iya…kok bisa

    Last Updated : 2024-11-16
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 341: Pertarungan Paling Keras

    Ki Jarni tiba-tiba berteriak nyaring dan semua orang berubah geger, tubuh Ki Jarni yang sedang melayang di udara berubah menjadi 10 orang sekaligus.Dan kali ini mereka makin heboh tak kepalang, bahkan hampir 500 an orang berlarian kabur, saat tubuh Pendekar Mabuk tiba-tiba berubah menjadi besar dan setinggi pohon kelapa.Pertarungan yang tak biasa ini benar-benar bikin semua orang menggigil ketakutan. Bahkan Si Juling, si Muka Pucat hingga si Codet sampai terkencing-kencing di celana melihat bos mereka berubah jadi raksasa dan Ki Jarni berubah jadi 10 orang.Tubuh Ki Jarni yang berubah 10 orang seolah menjadi ‘manusia kate’ saja hadapi tubuh raksasa Pendekar Mabuk.Tangkisan tubuh raksasa Pendekar Mabuk membuat 10 tubuh Ki Jarni pontang-panting hindari serangan panas dan dingin yang keluar dari tangan besar pendekar ini.“Trang-trang-cringgg....! Ehhhhh....!”Serangan tongkat sakti Ki Jarni menjadi kacau-balau, karena secara bertubi-tubi ia harus menangkis serangan balasan, berupa ju

    Last Updated : 2024-11-16
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 342: Putri Tidar di Culik!

    “Menikah…?” Pendekar Mabuk tentu saja terdiam dan tak bisa berkata-kata, saat Ki Jarni meminta pendekar ini harus ‘bertanggung jawab’ terhadap Putri Tidar.Ki Jarni sebut, ini sebuah kehormatan...sekaligus penghinaan kalau Pendekar Mabuk menolak Putri Tidar!“Bolehkan aku minta waktu dulu Ki Jarni…soalnya ini mendadak sekali. Apalagi aku masih banyak tugas yang belum selesai,” kata Pendekar Mabuk dengan suara pelan, agar Ki Jarni dan Putri Tidar yang duduk malu-malu tidak tersinggung.“He-he-he….boleh sekali, silahkan istirahat di padepokan ini bersama 3 murid kamu itu Boon Me?” kata Ki Jarni.Pendekar Mabuk memang sudah buka nama aslinya, sehingga Ki Jarni tak ragu panggil namanya itu. Putri Tidar selalu terlihat salting bila di pandang pendekar ini, sehingga Pendekar Mabuk gemes juga.Setelah di antar dua murid Ki Jarni ke sebuah kamar yang besar dan bagus, tak kalah dari penginapa berharga mahal.Pendekar Mabuk memanggil Juling, Muka Pucat dan Codet untuk bicara serius.“Aku masih a

    Last Updated : 2024-11-16
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 343: Rahasia Besar Ki Jarni

    Pendekar Mabuk dan Trio Golok Maut diberitahu murid-murid Ki Jarn kemana arah para penculik bawa kabur Putri Tidar, sehingga ke sanalah mereka menuju.Tak pernah mereka duga, wajah Ki Jarni senyum sinis saat melihat Pendekar Mabuk dan Trio Golok Hitam ini menuju ke arah yang disebutkan anak buahnya.Pendekar Mabuk dan ketiga ‘muridnya’ ini tak bisa bergerak cepat, selain malam hari, juga mereka tak hapal jalan di hutan lebat ini.Si Juling menggerutu sepanjang jalan, karena wanita incarannya, salah satu-nya murid Ki Jarni sudah hampir berhasil dia rayu.Tapi malam ini malah harus masuk hutan kejar penculik Putri Tidar, sehingga gagal keloni wanita itu.“Husss…jangan gitu, kan yang diculik itu calon bininya mahaguru kita,” cela si Muka Pucat, hingga si Juling mesem saja, kaget sendiri dengan ucapannya tadi.“Kalau si penculiknya kita dapat, ku penggal kakinya, biar kapok jadi penjahat,” dengus si Juling masih kesal.Pendekar Mabuk diam saja mendengarkan ocehan anak buahnya ini.Setelah

    Last Updated : 2024-11-17

Latest chapter

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 426: Pangeran Akmal Tertawan

    Pendekar Putul kini menyamar seperti kakek tua, dia sengaja ke sini dan berlakon bak tamu di padepokan pimpinan Ki Rawa ini.Santernya soal padepokan ular hitam yang makin menancapkan kukunya di dunia persilatan, membuat Pendekar Putul tergerak turun tangan, apalagi pemimpinnya Ki Rawa, yang ingin dia hadapi saat ini.Dia pun juga kenalkan diri sebagai si Kakek Pincang, saat di terima Jinari dan Jamari di gerbang padepokan ini.Pendekar Putul melihat kedua wanita binal ini yang jadi ketua penyambutan tamu sampai menatapnya lama, terutama kakinya yang hanya satu.“Kenapa…ada yang aneh? Kakiku begini karena pernah bentrok dengan musuh hebat,” sungut si Putul jengkel, karena pandang mata kedua wanita cabul ini seakan meremehkannya.“Hmm…ya sudah, silahkan masuk, karena kamu bukan tamu VIP, penginapan buat kamu adanya di bagian barat, di barak sono!” cetus Jinari cuek dan pastinya anggap Pendekar Putul ini tak seberapa kesaktiannya.Si Putul pun dengan terpincang-pincang menuju ke barak ya

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 425: Pertemuan Akbar Golongan Hitam

    Padepokan Ular Hitam berubah total semenjak di ambil alih Ki Rawa bersama Pandekar Gledek dari tangan Ki Boka.Seluruh murid-murid Ki Boka di paksa jadi anak buah mereka dan kembali menyeleweng seperti saat jaman Ki Palung dan Ki Boka sebelum tobat setelah bertemu Prabu Japra, yang melawan mereka bunuh.Sehingga banyak yang tak suka dengan Ki Rawa, diam-diam memilih kabur dan meminta pertolongan dengan kaum pendekar golongan putih.Inilah yang membuat banyak golongan putih tewas atau terluka, setelah bentrok dengan kelompok Ular Hitam tersebut, yang semakin hari semakin kuat saja, sengan banyaknya kelompok golongan hitam bergabung.Permaisuri Aura sudah tahu soal ini, makanya dia mengutus Ki Roja atau Pendekar Budiman, untuk selidiki padepokan milik pamannya ini, sekaligus basmi kelompok Ki Rawa tersebut.Putri Seruni sebenarnya juga ingin ke sana untuk bikin perhitungan dengan Ki Rawa, tapi dia saat ini tengah hamil anak pertama, setelah hampir 13 tahun menikah dan baru kali ini menga

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 424: Ikut Selidiki Padepokan Ular Hitam

    “Maafkan aku kakek Prabu Japra, kali ini cucumu yang pernah durhaka ini akan menjadi pendekar yang baik, tidak lagi jadi pendekar jahat!” tekad si Putul.Dan kini dia sudah menemukan sebuah desa, lalu beli pakaian yang bagus dan juga kuda, untuk lanjutkan perantauannya.Koin emas yang dulu dia bawa masih banyak dan untungnya tak tercecer saat dia terjungkal ke jurang dulu.Cuman dia tak lagi antusias mencari kedua orang tuanya. Dia malu pernah menyeleweng, apalagi ayahnya Prabu Harman seorang maharaja di Kerajaan Hilir Sungai.“Kasian ayahanda Prabu Harman, pasti sangat malu tak ketulungan, punya anak seperti aku, sudah cacat, menyeleweng pula, jatuh harga diri beliau!” gumam si Putul termangu d atas kudanya yang dia biarkan jalan sendiri.Uniknya, sampai kini si Putul belum tahu, kalau Putri Alona, ibu kandungnya, justru adik ayahnya sendiri. Si Putul juga tak ada niat lagi untuk cari ibu kandungnya, dia hanya ingin membawa hatinya, kemana saja.Sejak turun gunung, si Putul buktikan t

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 423: Penolong Pangeran Daha Ternyata..?

    Setelah Pangeran Akmal bercerita, giliran Pangeran Daha yang ceritakan pengalamannya yang di sempat di culik Dua Kembar Ruba Betina dan Pendekar Serigala, saat bermaksud selidiki Temanggun Dawuk, kepala kadipaten Barabong.Namun di tolong seseorang yang sangat misterius dan sampai kini Pangeran Daha tak tahu siapa penolongnya tersebut.Tentu saja Pangeran Daha tidak bercerita soal penyekapan 3 hari 3 malam, yang membuat dia jadi permainan kedua betina genit itu.Yang anehnya semenjak sembuh dari pengaruh racun mawar merah, kekuatannya diam-diam naik berlipat?“Aku tak melihat jelas wajahnya, hanya aku tahu penolongku itu berjubah hitam, dalamnya putih, wajahnya tak begitu jelas…oh yaa…sebentar, orang itu pakai tongkat!” kata Pangeran Daha, sambil ingat-ingat tubuh si penolongnya.Pangeran Daha juga bilang, tak tahu apakah pendekar usianya itu sudah tua ataukah seumuran dirinya. Tapi yang dia tahu, penolongnya bukan wanita, tapi sosok pria.Kakek Slenge’an, Putri Dao dan Pangeran Akmal

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 422: Pangeran Dari Kerajaan Loksana

    Dan sekali ini, si pemuda ini harus mengaku dalam hatinya bahwa lawannya sungguh sama sekali tidak boleh disamakan dengan lawan-lawannya yang pernah dia kalahkan.Ternyata si kakek ini memiliki ilmu pedang yang hebat, di samping tenaga dalamnya yang kuat, ditambah lagi sebatang pedang pusaka pendeknya yang sangat ampuh!“Kakek mundurlah, biar aku yang gantian hadapi dia!” tiba-tiba Putri Dao maju ke gelanggang pertarungan dan si kakek ini mundur, lalu berdiri di samping Pangeran Daha.Melihat gaya anggun dan kini saling berhadapan dari jarak 5 meteran, makin tak karuan rasa si pemuda ini.Mulailah Si Pemuda merasa ketar-ketir, melawan si kakek tadi saja dia sudah kelabakan, entah bagaimana pula dengan si gadis cantik yang agaknya galak ini, tapi sudah bikin hatinya jungkir-balik.Belum lagi pria yang tak kalah tampan dengannya, yang sejak tadi terlihat tenang-tenang saja, sama tak ada wajah khawatir dari raut mukanya.Bahkan Pangeran Daha seakan ingin lihat, apakah kepandaian keponakan

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 421: Serang Pemuda Asing

    “Mereka akan merekrut sebanyak-banyaknya anggota, baik warga biasa, kaum pendekar golongan hitam ataupun putih, lalu akan mendirikan sebuah kerajaan baru, Kadipaten Barabong sudah berhasil mereka kuasai!” kata Putri Dao dengan bersemangat, bahkan tangan dan matanya seakan ikutan bicara.Sangat menarik dan makin cantik saja keponakannya ini saat bercerita, andai orang lain, pasti sejak tadi Pangeran Daha sudah jungkir balik jatuh cinta.Kecantikan Putri Dao, tentu saja mengalahkan kekasihnya, si Putri Nia.Kagetlah Pangeran Daha, ini bukan gerakan main-main, apalagi setahunya Pendekar Gledek sangat berpengalaman susun kekuatan, untuk kemudian lakukan makar.Walaupun selalu gagal, karena dihancurkan Prabu Japra dan Pangeran Boon Me, yang sukses dua kali gagalkan misi besar Pendekar Gledek.Sehingga sampai kini, Pendekar Gledek dendam tak kepalang dengan orang tua dan kakak dari Pangeran Daha ini.Tapi kalau terlambat di basmi, bisa jadi gerakan kelompok ini makin besar dan makin kuat ser

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 420: Bertemu Putri Dao

    Sosok hitam yang mereka --Baung, Jinari dan Jamari, pikir hantu ini lalu mengusap wajahnya.Kemudian terlihatlah wajah yang sangat tampan, tapi berwajah murung, pakaian dalamnya putih, tapi di tutup jubahnya yang berwarna gelap.Lelaki tampan ini lalu masuk ke dalam kereta ini dan dengan cepat pondong tubuh Pangeran Daha yang setengah tertidur alias setengah pingsan ini.Gerakannya sangat cepat dan tak lebih dari 2 detik, tubuhnya yang kokoh dan menggunkan tongkat sudah lenyap dalam hutan lebat yang gelap ini.Saking hebatnya ilmu meringankan tubuhnya, kereta ini sama sekali tak bergerak, ini menandakan orang ini luar biasa ilmu silatnya.Pangeran Daha yang setengah sadar terbangun, dia merasa aneh, kenapa kini berada di sebuah gua, hari pun sudah beranjak pagi, tidak lagi malam dan berada di dalam kereta yang di bawa Dua Rubah Betina serta Pendekar Serigala.Tapi Pangeran ini tak pikirkan itu, dia cepat-cepat lakukan semedi dan kerahkan seluruh kesaktian tenaga dalamnya, untuk kembali

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 419: Jadi Tawanan Murid Pendekar Gledek

    Kedua Kembar Rubah Betina yang bernama Jinari dan Jamari ini langsung kalang kabut berpakaian.Padahal mereka tengah enak-enaknya naik ‘kuda jantan’ ini, yang sengaja mereka recoki obat kuat, agar tetap perkasa, walaupun tenaga dalamnya tak berfungsi.“Sialan si Pendekar Serigala, orang lagi nanggung, eh main panggil saja,” gerutu Jinari, sambil bantu Pangeran Daha berpakaian lagi.Saking gemasnya, dia malah sempat-sempatnya memegang tongkat Pangeran Daha yang masih kokoh bak tongkat ulin.“Ihh padahal masih ngacengg say!” kata Jamarin terkekeh dan dengan gemas sempat melumat batang ini.Tapi panggilan orang yang mereka sebut Pendekar Serigala membuat keduanya dengan terpaksa papah Pangeran Daha keluar dari kuil tua ini.“Gila sekali kalian berdua, tahu kah kalian siapa dia ini hahhh? Dia ini Pangeran Daha, putra mahkota Kerajaan Muara Sungai. Kalau sampai lepas gara-gara ulah kalian, leher kalian berdua yang mulus itu bakalan misah dari tubuh kalian yang bakalan dilakukan guru kita,”

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 418: Dua Kembar Rubah Binal

    Bukannya melaporkan ke dalam, ke 5 orang ini serempak mengurung Pangeran Daha, bahkan tak lama datang lagi 10 orang, dengan golok terhunus.Sempat pangeran ini ingin berontak, namun dia pikir, lebih baik pura-pura menyerah untuk selidki apa yang sebenarnya terjadi.Pangeran Daha pun di bawa ke dalam bangunan ini dan kagetlah dia, setelah pedangnya di ambil, Pangeran Daha di masukan ke dalam sebuah kerangkeng hewan yang sangat kuat.Kerangkeng ini biasa di gunakan untuk menangkap hewan buas, seperti biruang juga harimau, bahkan gajah liar.“Hmm…makin aneh saja,” pikir Pangeran Daha, andai dia mau, tak sulit baginya jebol kerangkeng ini.Pangeran Daha di biarkan di sana sampai malam hari, tak pernah terlihat batang hidung Temanggung Dawuk.Namun tengah malam, Pangeran Daha kaget sekali saat mencium bau seperti bunga mawar, lalu dia pun tak sadarkan diri.Tak lama, tubuhnya yang sudah tak berdaya ini dikeluarkan dari karangkeng, dan di halaman rumah Temanggung Bawuk ini sudah menunggu seb

DMCA.com Protection Status