Semua Bab Pendekar Bukit Meratus: Bab 291 - Bab 300

345 Bab

Bab 291: Mulai Akrab dengan Pangeran Harman

Setelah tenaga dalam ini ditingkatkan, lama-lama asap ke abu-abuan berubah jadi asap tipis dan baunya berubah lagi, yakni bau harum yang jadi ciri khas bau tubuh Prabu Harman.Tubuh Prabu Harman yang dwi warna pun pelan tapi pasti kembali berubah normal.Ratu Resawari langsung ceria tak terkira, anaknya kini sudah mulai sembuh.Padahal tabib istana gagal mengobati, termasuk Pendeta Suli yang malah kena damprat Ratu Reswari, yang dianggap bawa pengaruh jelek pada anaknya ini dan sejak itu diam-diam menghilang dari Istana ini.Setelah hampir 30 menitan, Pendekar Mabuk hentikan pengobatan, pelan-pelan Prabu Harman membuka matanya.Awalnya dia kerjap-kerjapkan matanya, saat makin jelas, terlihat kekagetan di wajahnya saat menatap wajah Pendekar Mabuk di sisi kirinya.“Anakku…aahh syukurlah kamu sudah sadar,” Ratu Reswari mendekat dan membelai dahi anak ke sayangannya ini, yang ayah kandungnya masih dirahasiakan Ratu Reswari hingga saat ini.Walaupun Prabu Harman ini sudah dewasa, bagi Ratu
Baca selengkapnya

Bab 292: Selidiki Ayah Kandung

“Baginda pangeran, kata nenek yang menjadi pembantu ibuku, tanda ini juga di miliki oleh ayah kandung hamba yang berjuluk Pendekar Pulau Borneo..!” kata Pendekar Mabuk, hingga Pangeran Harman terhenyak.“Si-siapa namanya aslinya…?” sahut Pangeran Harman dengan suara agak gagap dan agak mendesak, sama seperti Pendekar Mabuk, hatinya juga berdebar-debar.Sebab sampai detik ini, Pangeran Harman juga sama, tak tahu siapa ayah kandungnya!Pendekar Mabuk langsung sebut nama…’Japra’! Dan makin melongolah pangeran tampan ini.“Japra…Prabu Japra, maharaja Kerajaan Muara Sungai?” seru Pangeran Harman benar-benar terkejut dengan apa yang disampaikan pendekar ini.“Baginda pangeran…kurasa paling hanya sama nama saja. Prabu Japra kan berjuluk Pendekar Bukit Meratus, sedangkan ayah kandungku berjuluk Pendekar Pulau Borneo,” kembali Pendekar Mabuk membantah Prabu Japra ayah kandung mereka.Pangeran Harman terdiam sesaat sambil menatap wajah Pendekar Mabuk, lalu menghela nafas panjang.“Boon Me, satu-
Baca selengkapnya

Bab 293: Terbongkarnya Jejak Masalalu

Ratu Reswari sengaja sebutkan salah alasan terbesarnya, kenapa selalu rahasiakan jati diri ayah kandung Pangeran Harman ini.“Akan sangat aib anakku, kalau orang tahu, mantan selir, justru bercinta dengan anak sang Raja, melahirkan anak lagi…dan itulah rahasia kenapa Prabu Japra tidak pernah menganggu kerajaan kita sampai saat ini…!” kata Ratu Reswari sendu. Namun Ratu Reswari buru-buru menambahkan, sampai detik ini, Prabu Japra sama sekali tak tahu, kalau Pangeran Harman ini anak kandung mereka berdua.Pangeran Harman bahkan awalnya sempat dikatakan anak angkatnya dan sempat dimarahinya sekaligus di cueki Ratu Reswari.Karena terlalu lancang nyebut diri sebagai Prabu, padahal sampai saat ini belum ada peralihan kekuasaan secara resmi. Akibat bujukan Pendeta Suli dan orang-orang penjilat di sekitar kekuasaannya.Di tambah gaya Pangeran Harman yang manja dan angkuh, plus keras kepala, karena sangat di manja Ratu Reswari sejak kecil.Dua hari kemudian, Ratu Reswari hanya bisa geleng-ge
Baca selengkapnya

Bab 294: Bertemu Alona dan Putri Betani

“Alona…kak Alona!” tegur Pendekar Mabuk, hingga kedua gadis cantik ini langsung menoleh padanya.“Heiii…Boon Meeee…!” Alona yang kaget namanya di panggil langsung menyahut dan sumringah, lalu dia tarik tangan temannya untuk pindah ke meja Boon Me.Boon Me pun ikutan sumringah dan menyambut sambil berdiri kedua dara yang cakep-cakep ini, sambil bersiap ingin memeluk.“Ihh ganjen, mau main peluk saja, kamu tu udah gedee tauu.” Sungut Alona sambil mencebi, hingga Pendekar Mabuk tarik lagi tangannya sambil tertawa.“Kemana saja kamu, kok baru sekarang nongol,” kata Alona dengan wajah ceria sambil menatap tubuh Boon Me yang makin jangkung dan kokoh serta senyumnya makin…tengil saja.“Biasalah, namanya juga perantau, kemana kaki melangkah, eh siapa adik ini, cakep banget ka Alona?” Pendekar Mabuk alihkan pandangan sambil memandang teman Alona.“Dia adikku, Putri Bentani!” sahut Alona cepat.“Ssssttt…ka Alona jangan nyaring-nyaring, ingat pesan ayahanda dan kedua bunda, jangan sembarangan seb
Baca selengkapnya

Bab 295: Putri Alona dan Putri Betani Anak Prabu Japra

3 rekannya yang langsung cabut golok dan ingin serbu Pendekar Mabuk, tapi pemuda ini tertawa saja, lalu tangannya bergerak-gerak perlahan.Tapi Putri Alona dan Putri Betani yang memiliki ilmu kanuragan tinggi paham, gerakan Pendekar Mabuk ini mengandung ilmu sihir!Tak lama kemudian, ketiganya malah joget-joget dan memaksa pemain musik lanjutkan gendangnya.Dari tegang berubah jadi heboh dengan tertawaan pengunjung tempat ini, sebab puluhan pengunjung tak bisa menahan diri. Untuk tidak tertawa melihat kelakuan lucu ke 4 orang ini, sedangkan yang pertama tadi masih pingsan di lantai.Joget mereka kayak ular kesurupan saja.Putri Alona tak bisa berkata-kata lagi melihat ulah nakal Pendekar Mabuk ini, sedangkan Putri Betani terbelalak, hingga pendekar itu sampai terpesona melihat kelakuan gadis jelita ini.Mata agak sipit Putri Betani terlihat agak lucu saat begitu, inilah yang bikin Pendekar Mabuk takjub saking kagumnya.Merasa cukup bermain-main, Pendekar mabuk lempar 4 biji pisang dan
Baca selengkapnya

Bab 296: Dua Bidadari yang Hebat

“Mau apa kalian? Bukan teman kami yang salah, tapi teman kalian yang kurang ajar ganggu aku dan adikku,” kali ini Alona yang bicara dengan nada ketus.“Amboiii cantiknya, kayak bidadari turun dari empang pa bos, kalau ceweknya begini, nggak pake lihat pun oke aja dahh!” sahut salah satu dari 30 an orang ini sambil terkekeh diikuti rekan-rekanya, tapi mata mereka selalu melotot melihat kecantikan Putri Alona dan Putri Betani.Hingga Alona dan Betani risih tak terkira melihat orang ini dan hampir semuanya, seolah-olah baru kali ini nemu benda hidup luar biasa.Bahkan kini mereka sudah mengurung ketiganya, Alona dan Betani langsung bersiap. Pendekar Mabuk beda lagi, ia malah secara lihai ambil sebotol arak milik salah satu dari ke 30 an orang ini.“Ka Alona, adik Betani, saatnya kalian beri pelajaran pada ular-ular hitam yaa, aku mau ngaso dulu, dah saatnya mabuuuukkk he-he-he!”Lalu sekali genjot, Pendekar Mabuk ini sudah naik ke sebatang pohon yang tingginya hampir 10 meteran dan nangkr
Baca selengkapnya

Bab 297: Putri Seruni Muncul Tiba-tiba

Kini Pendekar Mabuk kembali menonton pertarungan yang amat seru ini, tapi ia tetap waspada, jangan sampai Putri Alona dan Putri Betani kalah apalagi terluka.Ia pun menatap penuh perhatian, walaupun botol minuman tetap berada di tangan dan sesekali dia tengak.Kenapa Alona dan Betani belum juga mengalahkan ke 30 an orang ini, padahal sangat mudah kalau itu mereka lakuan..?Ternyata keduanya memang tak ada niat membunuh, hanya ingin mengalahkan sekaligus beri pelajaran saja.Tapi mereka lupa, ke 30 an orang tersebut justru memiliki ilmu kanuragan yang tinggi, walaupun tidaklah terlalu sakti seperti mereka berdua, di mana guru keduanya adalah orang tua mereka sendiri yang sangat sakti.‘Kelemahan’ Putri Alona dan Putri Betani mereka manfaatkan dengan menerjang lebih hebat lagi.Tapi kalau 30 an ini bergabung, tentu menjadi kekuatan yang hebat. Kini 30 an orang bersebut mulai gunakan kecerdikan.Golok mereka membentuk lingkaran lebar, lalu kembali menyerang, ujung golok mereka seperti ana
Baca selengkapnya

Bab 298: Pesan Aneh Putri Seruni

“Iya ka Seruni, aku hidup lagi!” sahut Pendekar Mabuk enteng. Keduanya sesaat saling pandang, lalu Seruni melengus dan menatap Alona serta Betani bergantian.“Hmm…apa hubunganmu dengan dua wanita ini, kenapa kamu membelanya, setelah menghajar 30 an anak buahku!” sentak Putri Seruni tak senang.Putri Betani dan Putri Alona tentu saja heran, Pendekar Mabuk justru kenal baik dengan wanita cantik berbaju hitam strip sulaman merah berbentuk ular di dada ini.“Anak buahmu yang kurang ajar!” sela Putri Betani, hingga Putri Seruni mendelik tak senang.“Diam kamu anak kecil, kalau kamu nggak di bantu si Boon Me ini, mungkin leher mulusmu sudah putus kena pedangku,” ejek Putri Seruni, diam-diam dia panas hati melihat Pendekar Mabuk akrab dengan kedua gadis jelita ini.Walaupun sebenarnya mereka saling ‘sayang’ bak saudara, tapi namanya wanita, pasti cemburu kalau ada wanita lain yang tak kalah cantiknya.“Huhh lagaknya aku sudah besar tauuu. Siapa takut sama kamu, ayoo bertanding lagi,” dengus P
Baca selengkapnya

Bab 299: Alona dan Betani di Culik

Tak ada lagi alasan menolak, Pendekar Mabuk akhirnya membolehkan kedua kakak beradik ini ikut.Melihat Putri Seruni sudah kembali dari negeri Thai, Pendekar Mabuk pun yakin kalau Pendekar Gledek juga ada di sini.Tak perlu lagi menunda-nunda perjalanan lagi, musuh besarnya itu si Pendekar Gledek pasti sudah ada di padepokannya, pikir Pendekar Mabuk.“Baiklah…ingat yaa, kalian sudah tahu resikonya,” kata Pendekar Mabuk, ia lalu sengaja genjot tubuhnya dengan menggunakan jurus mengejar angin-nya, menuju ke arah Timur Pegunungan Meratus, di mana padepokan Gledek berada.Tubuhnya berubah seperti bayangan saja saking cepatnya.“Ihh dia nggak tahu kehebatan kita ayo ka Alona kita kejar abang Boon Me!” ajak Putri Betani.Tubuh keduanya juga berkelebatan sangat cepat mengejar ke arah Pendekar Mabuk terbang tadi.Saat Pendekar Mabuk menoleh, dia senyum sendiri, Alona dan Betani ternyata tidak jauh tertinggal di belakangnya.Seakan ingin ngetes kemampuan keduanya, Pendekar Mabuk kini sengaja ker
Baca selengkapnya

Bab 300: Nyimas Usi Sang Penghibur

Bingunglah sesaat pendekar ini, kemana harus melacak menghilang secara misterius Alona dan Betani ini.Tak ada petunjuk sama sekali, kedua gadis jelita ini menghilang begitu saja dari kamar ini. Hanya ada satu petunjuk, yakni harum bunya mawar yang memabukan tersebut.“Siapa orangnya yang begitu lihai membius dan menculik mereka?” gumam Pendekar Mabuk ini, sambil merasakan bau harum yang bikin ngantuk ini.Satu-satunya jalan, aku harus ke pusat hiburan malam, biasanya di sana berkumpul penjahat-penjahat atau pun pendekar golongan hitam yang miliki hawa bius begini, pikir Pendekar Mabuk ini.Setelah bertanya-tanya ke beberapa orang, ia sampai di sebuah kompleks yang di namakan bunga rampai, letaknya agak di pinggiran kota.Tempat ini sangat ramai, berbagai manusia ada di sini, juga ada di sediakan tempat judi, sehingga kompletlah semuanya. Wanita, judi dan juga bisa mabuk sepuasnya, yang penting ada…fulussss.Pendekar Mabuk kini sengaja memilih duduk dipojokan dan seperti biasa, dia pes
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2829303132
...
35
DMCA.com Protection Status