BERSAMBUNG
3 rekannya yang langsung cabut golok dan ingin serbu Pendekar Mabuk, tapi pemuda ini tertawa saja, lalu tangannya bergerak-gerak perlahan.Tapi Putri Alona dan Putri Betani yang memiliki ilmu kanuragan tinggi paham, gerakan Pendekar Mabuk ini mengandung ilmu sihir!Tak lama kemudian, ketiganya malah joget-joget dan memaksa pemain musik lanjutkan gendangnya.Dari tegang berubah jadi heboh dengan tertawaan pengunjung tempat ini, sebab puluhan pengunjung tak bisa menahan diri. Untuk tidak tertawa melihat kelakuan lucu ke 4 orang ini, sedangkan yang pertama tadi masih pingsan di lantai.Joget mereka kayak ular kesurupan saja.Putri Alona tak bisa berkata-kata lagi melihat ulah nakal Pendekar Mabuk ini, sedangkan Putri Betani terbelalak, hingga pendekar itu sampai terpesona melihat kelakuan gadis jelita ini.Mata agak sipit Putri Betani terlihat agak lucu saat begitu, inilah yang bikin Pendekar Mabuk takjub saking kagumnya.Merasa cukup bermain-main, Pendekar mabuk lempar 4 biji pisang dan
“Mau apa kalian? Bukan teman kami yang salah, tapi teman kalian yang kurang ajar ganggu aku dan adikku,” kali ini Alona yang bicara dengan nada ketus.“Amboiii cantiknya, kayak bidadari turun dari empang pa bos, kalau ceweknya begini, nggak pake lihat pun oke aja dahh!” sahut salah satu dari 30 an orang ini sambil terkekeh diikuti rekan-rekanya, tapi mata mereka selalu melotot melihat kecantikan Putri Alona dan Putri Betani.Hingga Alona dan Betani risih tak terkira melihat orang ini dan hampir semuanya, seolah-olah baru kali ini nemu benda hidup luar biasa.Bahkan kini mereka sudah mengurung ketiganya, Alona dan Betani langsung bersiap. Pendekar Mabuk beda lagi, ia malah secara lihai ambil sebotol arak milik salah satu dari ke 30 an orang ini.“Ka Alona, adik Betani, saatnya kalian beri pelajaran pada ular-ular hitam yaa, aku mau ngaso dulu, dah saatnya mabuuuukkk he-he-he!”Lalu sekali genjot, Pendekar Mabuk ini sudah naik ke sebatang pohon yang tingginya hampir 10 meteran dan nangkr
Kini Pendekar Mabuk kembali menonton pertarungan yang amat seru ini, tapi ia tetap waspada, jangan sampai Putri Alona dan Putri Betani kalah apalagi terluka.Ia pun menatap penuh perhatian, walaupun botol minuman tetap berada di tangan dan sesekali dia tengak.Kenapa Alona dan Betani belum juga mengalahkan ke 30 an orang ini, padahal sangat mudah kalau itu mereka lakuan..?Ternyata keduanya memang tak ada niat membunuh, hanya ingin mengalahkan sekaligus beri pelajaran saja.Tapi mereka lupa, ke 30 an orang tersebut justru memiliki ilmu kanuragan yang tinggi, walaupun tidaklah terlalu sakti seperti mereka berdua, di mana guru keduanya adalah orang tua mereka sendiri yang sangat sakti.‘Kelemahan’ Putri Alona dan Putri Betani mereka manfaatkan dengan menerjang lebih hebat lagi.Tapi kalau 30 an ini bergabung, tentu menjadi kekuatan yang hebat. Kini 30 an orang bersebut mulai gunakan kecerdikan.Golok mereka membentuk lingkaran lebar, lalu kembali menyerang, ujung golok mereka seperti ana
“Iya ka Seruni, aku hidup lagi!” sahut Pendekar Mabuk enteng. Keduanya sesaat saling pandang, lalu Seruni melengus dan menatap Alona serta Betani bergantian.“Hmm…apa hubunganmu dengan dua wanita ini, kenapa kamu membelanya, setelah menghajar 30 an anak buahku!” sentak Putri Seruni tak senang.Putri Betani dan Putri Alona tentu saja heran, Pendekar Mabuk justru kenal baik dengan wanita cantik berbaju hitam strip sulaman merah berbentuk ular di dada ini.“Anak buahmu yang kurang ajar!” sela Putri Betani, hingga Putri Seruni mendelik tak senang.“Diam kamu anak kecil, kalau kamu nggak di bantu si Boon Me ini, mungkin leher mulusmu sudah putus kena pedangku,” ejek Putri Seruni, diam-diam dia panas hati melihat Pendekar Mabuk akrab dengan kedua gadis jelita ini.Walaupun sebenarnya mereka saling ‘sayang’ bak saudara, tapi namanya wanita, pasti cemburu kalau ada wanita lain yang tak kalah cantiknya.“Huhh lagaknya aku sudah besar tauuu. Siapa takut sama kamu, ayoo bertanding lagi,” dengus P
Tak ada lagi alasan menolak, Pendekar Mabuk akhirnya membolehkan kedua kakak beradik ini ikut.Melihat Putri Seruni sudah kembali dari negeri Thai, Pendekar Mabuk pun yakin kalau Pendekar Gledek juga ada di sini.Tak perlu lagi menunda-nunda perjalanan lagi, musuh besarnya itu si Pendekar Gledek pasti sudah ada di padepokannya, pikir Pendekar Mabuk.“Baiklah…ingat yaa, kalian sudah tahu resikonya,” kata Pendekar Mabuk, ia lalu sengaja genjot tubuhnya dengan menggunakan jurus mengejar angin-nya, menuju ke arah Timur Pegunungan Meratus, di mana padepokan Gledek berada.Tubuhnya berubah seperti bayangan saja saking cepatnya.“Ihh dia nggak tahu kehebatan kita ayo ka Alona kita kejar abang Boon Me!” ajak Putri Betani.Tubuh keduanya juga berkelebatan sangat cepat mengejar ke arah Pendekar Mabuk terbang tadi.Saat Pendekar Mabuk menoleh, dia senyum sendiri, Alona dan Betani ternyata tidak jauh tertinggal di belakangnya.Seakan ingin ngetes kemampuan keduanya, Pendekar Mabuk kini sengaja ker
Bingunglah sesaat pendekar ini, kemana harus melacak menghilang secara misterius Alona dan Betani ini.Tak ada petunjuk sama sekali, kedua gadis jelita ini menghilang begitu saja dari kamar ini. Hanya ada satu petunjuk, yakni harum bunya mawar yang memabukan tersebut.“Siapa orangnya yang begitu lihai membius dan menculik mereka?” gumam Pendekar Mabuk ini, sambil merasakan bau harum yang bikin ngantuk ini.Satu-satunya jalan, aku harus ke pusat hiburan malam, biasanya di sana berkumpul penjahat-penjahat atau pun pendekar golongan hitam yang miliki hawa bius begini, pikir Pendekar Mabuk ini.Setelah bertanya-tanya ke beberapa orang, ia sampai di sebuah kompleks yang di namakan bunga rampai, letaknya agak di pinggiran kota.Tempat ini sangat ramai, berbagai manusia ada di sini, juga ada di sediakan tempat judi, sehingga kompletlah semuanya. Wanita, judi dan juga bisa mabuk sepuasnya, yang penting ada…fulussss.Pendekar Mabuk kini sengaja memilih duduk dipojokan dan seperti biasa, dia pes
Nyimas Usi terpekik (pura-pura), saat perabotanya tiba-tiba di pegang Pendekar Mabuk. Bahkan dia makin gelagapan, saat dadanya langsung di susur pendekar biawak ini.“Ihhh ga sabaran ya sayanggg…!” kata Nyimas Usi tertawa, lalu tanpa ragu dia meraih wajah Pendekar Mabuk dan melumatnya dengan bernafsu, adu lidah pun tak terelakan.Bunyi kericupan pun makin nyaring terdengar, aura mesum makin lama makin tak terkendali.“Masa main seruduk sihh…bikin aku melayang dulu sayang…!” bisik Nyimas Usi, lalu melepas gaunnya satu persatu.Gayanya yang anggun dan memikat membuat Pendekar Mabuk turun naik jakunnya. Lagi-lagi hampir saja dia lupa diri, pendekar sakti ini sama sekali tak sadar, ada aura mistis saat ini.Nafsu memang membuat kewaspadaannya berkurang drastis, apalagi mmelihat kemulusan tubuh Nyimas Usi, siapa yang tahannnnn, pikir Pendekar Mabuk.Tanpa pendekar ini sadari, sesuatu yang aneh keluar dari aroma perabotan Nyimas Usi ini.Apalagi saat hutan yang rimbun ini mulai terbuka perla
Satu hari kemudian…!Saat sadar, Pendekar Mabuk kaget, tangan dan kakinya terikat tali yang sangat kokoh, dia juga tak bisa salurkan tenaga dalam sakti-nya ke seluruh tubuhnya.Dirinya di dirikan di sebuah tiang kokoh di ruangan ini.Pendekar ini kaget, ada pisau kecil yang sengaja di tusukan di kedua bahunya, inilah yang membuatnya lumpuh.Rasa nyeri sesaat dia rasakan, sampai giginya gemeletuk menahan sakit.Musuh yang menawannya ternyata sangat lihai dan tahu titi lemah seorang pendekar, yakni sengaja menusuk bagian bahu, agar tak bisa salurkan tenaga dalamnya.Sehebat-hebatnya manusia, kalau kedua bahunya di tusuk dan pas di urat darahnya pasti akan lumpuh.Pendekar Mabuk sesaat memejamkan mata, untuk mengurangi rasa sakit di kedua bahunya.Saat rasa sakit itu menghilang perlahan, mulailah dia menatap ruangan ini.Alangkah kagetnya pendekar ini, ternyata dia tidak sendiri berada di ruangan mirip tahanan ini.“Alona…Betani…eh ada Pangeran Harman!” seru Pendekar Mabuk kaget bukan kep
Walaupun Prabu Harman bertahun-tahun melatihnya. Tapi, bakat si Putul memang di atas rata-rata dan Pendekar Gledek pun dulu akui kelebihan muridnya ini.Sehingga dia dulu sayang dengan muridnya ini dan berharap si murid mampu balaskan kekalahannya pada musuh-musuh besarnya.Bahkan di hari kedua, kehebatan Jurus Pedang Dewa ini makin membuat Putri Reswari makin berdecak saking kagumnya.Tak menyangka luar biasanya Pendekar Putul ini dalam waktu yang amat singkat mampu memainkan jurus ini begitu sempurna.Putri Reswari sampai memaksakan diri menyaksikan si Putul bersilat, berkali-kali dia berseru bahagia, saking kagumnya melihat cucunya ini berlatih.“Agaknya hanya Prabu Japra kakeknya dan pamannya si Pangeran Boon Me yang mampu imbangi kehebatannya, kelak kalau dia sudah matang melatih jurus Pedang Dewa ini,” gumam Putri Reswari dengan wajah berseri-seri.Setiap hari Pendekar Putul senang sekali melihat neneknya dilihatnya makin sehat, dan selalu membelai kepalanyaa penuh kasih sayang,
Terlongo lah Pendekar Putul, ia percaya kisah neneknya ini. Pantas aku di minta bersumpah segala, agar membunuh kakek dan pamanku sendiri, batinnya gemas dan marah bukan main pada bekas gurunya tersebut."Tak bakal lagi aku turuti sumpah konyol itu, sampai kapanpun, masa aku harus musuhi kakek dan pamanku sendiri. Walaupun Pendekar Gledek pernah memelihara dan menjadi guruku!" batin Pendekar Putul.“Arya cucuku…tahukah kamu kalau ibu kandungmu dan ayah kandungmu itu…sebenarnya…bersaudara, satu ayah beda…!”“A-apaaaa….ja-jadi…ibuku Putri Alona dan Prabu Harman itu bersaudara?”Hampir terjungkal Pendekar Putul mengetahui fakta yang di luar dugaan ini, bagaimana bisa ayah dan ibunya bisa sedarah?“Benar cucuku…mungkin itulah salah satu sebab, kamu lahir dalam kondisi...cacat. Karena kedua orangtuamu itu adalah keturunan Prabu Japra kakekmu, kamu terlahir karena hubungan sedarah..!” sahut Putri Reswari dan memandang kasian pada Pendekar Putul yang mendadak pucat wajahnya.“Ya Tuhan…kenapa
Setelah berkata begitu, Putri Reswari tiba-tiba menekan dadanya, lalu pingsan setelah muntah darah.Pendekar Putul tentu saja kaget bukan kepalang, dia langsung membopong tubuh neneknya sambil mengepit tongkatnya dan memindahkannya ke sebuah pesanggrahan.Setelah salah satu pengawal yang sudah sembuh tadi menunjukan tempatnya. Tempat ini memang jadi wahana bersantai keluarga kerajaan Hilir Sungai dan tempat favorit Putri Reswari menikmati masa tuanya.Bahkan bila bertemu suami tercintanya, Prabu Japra, mereka lepas kangen di pesanggrahan ini.Entah kenapa melihat kondisi neneknya begitu, hati keras Pendekar Putul luluh dan dia kali ini tak mau meninggalkan neneknya ini.Dia setia menunggui Putri Reswari dan merasa dekat dengan si nenek cantik ini.Sedangkan dua orang pengawal tadi diam-diam pergi dan melapor ke Istana Kerajaan Hilir Sungai, sedangkan sisa 3 orang berjaga di luar pesanggrahan.Mereka tentu tahu kalau si Putul ini cucu sang Putri Reswari, sesaat sebelum pingsan, ke 5 pe
Terkejutlah Pendekar Putul, tak dia sangka wanita cantik ini sudah berusia sangat tua. Tapi penampiln fisiknya bak masih berusia 35-40 tahunan.Namun dia diam saja dan konsentrasi untuk mengeluarkan racun di dalam tubuh si nenek awet cantik tersebut.Terlihatkan hawa berwarna ke abu-abun keluar dari ubun-ubun wanita ini, yang kini langsung semedi sambil pejamkan matanya, untuk salurkan hawa saktinya sendiri.“Sudah cukup anak muda, istirahatlah!” perintah si nenek, sehingga Pendekar Putul hentikan penyaluran hawa murninya, apalagi asap itu sudah berubah jadi putih seperti air mendidih.“Tolong obati 5 pengawalku itu, ke orang bertopeng itu benar-benar hebat sekaligus licik, pedang mereka sudah di olesi racun mematikan!” kata si nenek ini lagi.Lalu si Putul tanpa membantah bergantian obati ke 5 pengawal itu, sampai semua racun itu keluar dari tubuh mereka.Dan kini di mintanya bersemedi sambil pulihkan tenaga sekaligus membebat luka akibat tebasan pedang 5 orang bertopeng tadi, dengan
Di saat ibu kandung dan keluarganya sibuk bicarakan dia, Pendekar Putul kini malah tak ada niat sama sekali untuk kembali mencari ibu kandungnya.Hatinya terlampau sakit dan beranggapan kisah Pendekar Gledek tidak bohong, kalau dia sengaja di buang, karena kedua orang tuanya malu punya anak cacat seperti dirinya.Dia bahkan tak peduli lagi soal Padepokan Ular Hitam, si Putul malah berpetualang lagi dan tak sadar memasuki wilayah kerajaan ayah kandungnya, Kerajaan Hilir Sungai.Kerajaan Hilir Sungai di bawah kekuasaan Prabu Harman sudah menjadi kerajaan yang makmur dan maju pesat.Walaupun dibandingkan Kerajaan Muara Sungai atau Kerajaan Loksana, kerajaan ini jauh lebih kecil, tapi karena kecil itulah, mudah bagi Prabu Harman memakmurkan rakyatnya.Dulu ayahnya Prabu Japra pernah tawarkan 5 kadipaten buat di serahkan ke Prabu Harman.Namun putranya dari Putri Reswari ini menolak dengan halus, sebab dia yakin bakalan timbul masalah baru kelak.Pendekar Putul senang melihat warga kerajaan
“Apa lagi Nyai, jawaban sudah aku berikan, kurasa sudah cukup!”Setelah berkata begitu, secepat kilat Pendekar Putul melompat dan lenyap seketika dari hadapan Putri Alona.Dia tak mau lagi menunggu jawaban Putri Alona, dadanya tiba-tiba terasa sesak, ia melihat Putri Alona yang dia duga pasti ibu kandungnya sendiri ini seakan tidak ada rasa penyesalan sama sekali.“Ibu macam apa ini, apa karena dia seorang bangsawan, sehingga malu punya anak seperti aku yang cacat ini?” batin Pendekar Putul kesal dan marah dan sekaligus sedih bercampur jadi satu.Pendekar Putul ini juga sengaja pergi, karena sekilas dia melihat seseorang datang dan berdiri termangu menatap dia dan Putri Alona, seakan tak mau campuri keduanya.Andai si Putul bertahan, dia akan melihat pemandangan yang memilukan.Putri Alona menangis sesengukan di pelukan…adiknya, Pangeran Daha, yang mendengar ucapan bernada marah dari keponakannya itu pada ibu kandungnya sendiri.Sesaat sebelum si Putul menghilang ke dalam hutan yang le
Pendekar Putul kini lega, 4 orang sudah selamat dari Ki Rawa dan Pendekar Gledek serta ratusan pendekar golongan hitam.Dia sengaja pergi berbeda jurusan dengan Pengeran Daha Cs, padahal pamannya itu dengan lihai sudah kirim suara, mereka bertemu di sebuah tempat.Namun Pendekar Putul masih malu berkumpul dengan keluarganya sendiri.Apa yang dia lakukan bersama Pangeran Daha, Kakek Slenge’an, Putri Dao dan Pangeran Akmal jadi perbincangan semua kaum pendekar, baik golongan hitam juga golongan putih.Kehebatannya ‘acak-acak’ padepokan yang di kuasai Ki Rawa dan ratusan anak buahnya dianggap luar biasa beraninya.Terlebih selama ini cukup banyak pendekar golongan putih yang jadi korban.Kehebatannya ini menjadi gosip panas hingga berbulan-bulan, termasuk Pangeran Daha, Putri Dao, si kakek slenge'an juga Pangeran Akmal.Kesaktiannya yang hebat itu bikin Ki Rawa si majikan Padepokan Ular Hitam kelabakan, termasuk Pendekar Gledek bekas gurunya yang sangat sakti, sehingga membuat semua orang
Kaget bukan kepalang Ki Rawa dan Pendekar Gledek juga pengeroyok lainnya, termasuk ratusan penonton yang takjub melihat pertarungan hebat ini.Di depan mereka sudah berdiri 3 pemuda gagah, tentu saja yang paling menyolok adalah yang kakinya hanya satu, yakni Pendekar Putul.Sedangkan kedua lainnya, juga bikin semua orang kagum, tapi semua sepakat bilang, 3 pemuda ini sangat tampan, terutama wajah si Putul, tapi sayangnya dia hanya miliki satu kaki.“Ka-kamu si Putul, heh kamu juga Pengeran Daha dan Pangeran Akmal,” bentak Pendekar Gledek yang kaget dan agak gentar menatap ke 3 pemuda gagah ini.Matanya melotot, seakan tak percaya, kemunculan 3 pemuda ini mampu buyarkan semua serangan mereka.“He-he-he…bagus, kalian datang untuk di tangkap, hei para undangan, kenapa kalian diam, inilah manusia-manusia bangsat yang ingin rusak rencana kita. Ayo kalian maju, kita basmi ke 5 orang ini sekaligus,” seru Ki Rawa dan ratusan pendekar golongan hitam langsung bersiap keroyok ke 5 orang ini.Tap
“Brakkk!” serangan dahsyat Pendekar Gledek kena tanah, tapi luput mengenai Kakek Slenge’an.Sambil menggelinding si kakek slenge'n secara hebat gunakan jurus merangkak bumi miliknya dan luput dari serangan hebat ini Tapi tak urung serangan mematikan ini menyerempet kena si kakek, hingga Pendekar Gledek terbahak dan makin gencar serang si kakek lucu ini, yang makin lama makin kepayahan hadapi keganasan pentolan tokoh hitam ini.Pendekar Gledek seakan tak mau beri kesempatan bagi si kakek lucu ini bernafas, bahkan tongkatnya seolah berubah jadi pedang yang sangat tajam.Setiap kali di ayunkan, berdesing bunyinya dan kalau kena tubuh, bisa jadi si kakek lucu ini akan terbelah dua, saking hebatnya tongkat ini di tangan Pendekar Gledek.Posisi kakek slenge'an makin terdesak hebat dan agaknya dalam hitungan, bakalan kalah telak! Saat posisi kakek slenge’an makin terpojok, tiba-tiba melayanglah tubuh seseorang dan secara lihai papaki serangan Pendekar Gledek.“Nenek lancang, siapa kamu bent