Kedua bocah cilik sedang bertengger di atas dahan pohon, lalu menunduk untuk melihat Caden. Kedua mata bocah berkilauan itu bagai sebutir anggur saja. Kulitnya mulus dan empuk. Mereka kelihatan sangat gemas. Semakin dilihat-lihat, Caden semakin menyukainya.Ketika melihat sosok anak imut itu, Caden diam-diam merasa iri dengan ayah anak-anak yang meninggal dini itu. Pada saat ini, Caden berkata, “Ayo, turun, yang pelan.”Hayden merasa agak panik. “Bagaimana, Kak? Kita ketahuan!”Braden masih saja bersikap dingin. “Tenang saja, kebetulan ada yang ingin aku tanyakan sama dia. Turunlah.”Kedua bocah pun menuruni pohon. Hayden mengambil langkah duluan. Demi menunjukkan wibawanya di hadapan Caden, dia sengaja memamerkan kemampuannya, langsung melompat dari ketinggian 3 meter.Awalnya Hayden ingin berdiri tegak dengan keren. Siapa sangka, baru saja Hayden melompat, dia malah langsung digendong oleh Caden!Misi untuk bersikap keren gagal! Malah jatuh ke dalam pelukan Caden!Alhasil, Hayden yan
Terakhir Diperbarui : 2024-10-18 Baca selengkapnya