Setelah dipegang oleh Naomi, jantung Caden berdebar semakin kencang lagi.Jari tangan Naomi bagai api yang membakar seluruh tubuh Caden saja. Saat ini, gambaran mimpi mereka berdua sedang bermesraan kembali terbayang di dalam benaknya ….Hawa panas di tubuh Caden semakin membara lagi. Napasnya juga terasa berat. Jakunnya sedikit bergerak.Naomi masih tidak begitu memahami Caden. Dia tidak tahu Caden telah jatuh cinta terhadapnya. Dia masih mengangkat kepalanya menatap Caden dengan bingung. “Sebenarnya ada apa sama kamu?” Tatapan Caden terus tertuju pada bibir Naomi. Dia ingin sekali mencium bibir Naomi, tetapi dia takut perbuatannya akan mengagetkan Naomi!Pada akhirnya, Caden berusaha untuk menekan hasratnya. Dia menarik tangannya, lalu membalikkan tubuhnya berjalan ke toilet dengan raut muram.Naomi terdiam membisu. Apa dia tidak senang? Apa karena masalah Rayden?Kening Naomi kelihatan berkerut. Dia merasa kasihan dengan Caden. Naomi sudah mendengar dari Braden dan Hayden mengenai
“Emm, kamu nggak makan dan juga nggak tidur. Kalau kamu begitu terus, nanti kamu akan jatuh sakit.”Tatapan Caden menjadi membara. Naomi khawatir dan peduli terhadapnya. Naomi juga merapikan kasur dan hendak memasak untuknya. Bukankah Naomi sedang menyukainya?Caden bagai anak remaja yang baru mengerti soal perasaan saja. Dia menatap Naomi dengan tersenyum. Senyuman Caden tulus dari lubuk hatinya. Dia sungguh merasa gembira saat ini.Naomi merasa bingung. “Kenapa? Kenapa kamu malah tersenyum?”Caden tidak berbicara, hanya menatap Naomi dengan tenang saja.Naomi sungguh kehabisan kata-kata. Kenapa Caden bagai burung merak yang sedang membuka sayapnya saja? Bukannya Caden tidak menyukai Naomi? Kenapa dia malah membuka sayapnya? Caden sedang sakit, ya?Kening Naomi kelihatan sedikit berkerut. Dia tidak menghiraukan Caden, lalu membalikkan tubuhnya untuk berjalan ke dalam dapur, meninggalkan Caden tersenyum sendiri.Ketika menyadari Naomi hendak pergi, Caden pun tidak tersenyum lagi, spont
Setelah ragu beberapa saat, Naomi pun memeluk Caden. “Dalam hubungan antar manusia, hubungan darah memang nggak bisa diabaikan begitu saja. Tapi perasaan manusia biasanya terbentuk melalui interaksi sehari-hari. Itulah sebabnya terkadang orang yang mengasuh anak memiliki hubungan lebih dekat dengan anak daripada ibu yang tugasnya hanya melahirkan saja.”“Padahal Tony sudah berusia 70-an tahun, tapi dia masih saja nggak bisa hidup tenang, malah ingin meracuni cicit kandungnya sendiri. Hal itu membuktikan bahwa dia memang dilahirkan sebagai orang yang berhati dingin. Orang seperti dia sama sekali nggak punya rasa kasih sayang. Dia juga nggak pantas untuk mendapatkan kasih sayang.”“Orang yang berhati dingin itu nggak punya hati. Nggak peduli apa pun yang kamu lakukan juga nggak akan membuatnya terharu. Jadi, kamu juga nggak perlu kecewa atau terluka, nggak pantas. Kamu juga nggak usah pesimis gara-gara dia. Masih banyak orang baik di dunia ini. Hidup tetap akan terasa indah ….”Naomi tah
Caden membayangkan momen kebersamaan keluarga yang harmonis. Dia tiba-tiba merasa bahagia. Namun, Naomi langsung menolak, "Nggak boleh!""Kenapa?" tanya Caden.Naomi mengernyit. Dia merasa tidak tenang jika ketiga anaknya terlalu sering bertemu dengan Caden, apalagi tinggal bersama.Sekalipun Braden dan Hayden merias wajah setiap hari, cepat atau lambat pasti akan ketahuan. Lagi pula, tidak mungkin mereka berdua merias wajah setiap hari.Naomi sembarangan mencari alasan. Dia menyahut, "Aku bukan keluargamu, kurang pantas kalau aku bawa anakku tinggal di rumahmu. Nanti aku akan digunjing."Caden langsung membalas, "Selama ada aku, nggak ada yang berani menggunjingmu."Naomi menyergah, "Aku tetap nggak mau! Aku ... aku merasa canggung."Caden menimpali, "Canggung apanya? Bukannya terkadang kamu juga tinggal di rumahku?"Naomi menanggapi, "Itu beda, aku ini pengasuh di rumahmu. Terkadang aku tinggal di rumahmu untuk menjaga Rayden. Tapi, kondisinya beda kalau aku bawa anakku tinggal di ru
Naomi yang panik membentak, "Bukannya aku sudah bilang nggak cocok kalau pria dewasa sepertimu tinggal di rumah Tiara? Selain itu, di rumahnya nggak ada kamar kosong lagi!"Caden membalas, "Kalau begitu, kamu bawa Braden, Hayden, dan Jayden tinggal di rumahku!"Naomi menimpali, "Nggak mau. Aku nggak akan bawa anakku tinggal di rumahmu!""Kalau begitu, kita tetap pertahankan situasi sekarang!" ucap Caden dengan ketus. Ekspresinya sangat dingin dan sikapnya sangat tegas.Jika mempertahankan situasi sekarang, itu berarti ketiga anak Naomi tinggal di rumah Tiara dan Rayden tinggal di rumah Caden. Sementara itu, Naomi harus bolak-balik.Naomi memandang Caden dengan geram, lalu ekspresinya menjadi sedih karena permintaannya ditolak. Naomi menggigit bibirnya dan matanya memerah.Caden terdiam. Sebelumnya, dia sudah bertekad untuk tidak mengalah biarpun Naomi tetap mempertahankan pendapatnya. Namun, sekarang Caden merasa tidak tega.Caden ingin mengabaikan Naomi, tetapi mata Naomi memerah. Apa
Naomi mengomentari, "Bagaimana kamu melindungi Rayden? Selama ini, dia tinggal bersamamu. Tapi, bukannya dia tetap dicelakai? Selain itu, pelaku itu mencelakai Rayden karena kamu."Caden terdiam. Naomi melanjutkan, "Aku bukan menyalahkanmu dan berniat menyakitimu. Aku tahu kamu sangat menyayangi Rayden, kamu pasti nggak mau Rayden terluka. Kamu nggak paham ilmu medis, jadi wajar saja kalau kamu nggak tahu selama ini Rayden diracuni."Naomi meneruskan, "Aku cuma merasa kalau pelaku menyakiti Rayden karena kamu, siapa tahu dia nggak akan mengincar Rayden lagi kalau kalian berpisah?"Naomi menganggap pelaku meracuni Rayden karena Caden. Mungkin Rayden akan lebih aman jika tidak bersama Caden.Emosi Caden baru sedikit reda setelah mendengar ucapan Naomi. Ternyata Naomi ingin memisahkan Rayden dan Caden karena mengkhawatirkan keselamatan Rayden, bukan tidak memedulikan Caden.Caden juga merasa bersalah atas masalah yang menimpa Rayden. Dia menjelaskan, "Rayden memang dicelakai karena aku. K
Naomi kaget. Matanya memelotot. Dia tidak menyangka Caden akan menanyakan hal ini.Melihat respons Naomi, Caden sangat gusar. Dia menenangkan dirinya, lalu melanjutkan, "Kita pernah taruhan di penjara. Kita sudah sepakat kalau aku bebas, kamu akan menjawab pertanyaanku dengan serius."Caden meneruskan, "Kalau berbohong, kamu nggak akan bisa menjadi kaya selamanya. Sekarang, aku tanya kamu. Apa kamu menyukaiku?"Naomi mengerjap, lalu menggeleng dan menyahut dengan jujur, "Aku nggak menyukaimu."Hati Caden terasa sangat sakit. Dia bertanya, "Kamu nggak menyukaiku sedikit pun?"Naomi menjawab dengan hati-hati, "Nggak."Caden terlihat kecewa. Antusiasme yang dirasakan Caden sebelumnya sirna. Hati Caden hancur. Suasana di kamar menjadi hening.Caden dan Naomi bertatapan. Ekspresi mereka berbeda jauh. Yang satunya terlihat rapuh karena sangat terpukul. Yang satunya lagi terlihat kebingungan.Sudah jelas Naomi tidak memahami situasinya. Tak lama kemudian, ponsel Caden tiba-tiba berdering.Cad
Caden menyahut, "Naomi berencana merebut Rayden dariku dan membawa Rayden meninggalkan Kota Jawhar. Mereka mau tinggal di kota lain."Dylan bertanya dengan ekspresi kaget, "Nana mau merebut Rayden darimu?""Iya," balas Caden.Dylan yang kebingungan menimpali, "Nana bukan ibu kandung Rayden dan nggak membesarkannya. Kenapa Nana punya pemikiran seperti ini? Aku tebak pasti karena Nana menyukai Rayden. Tapi, apa kamu nggak merasa kasih sayang Nana pada Rayden terlalu berlebihan?"Dylan melanjutkan, "Kamu itu ayah kandung Rayden, sedangkan Nana sama sekali nggak punya hubungan apa pun dengan Rayden. Tapi, dia malah berniat merebut Rayden darimu. Ini nggak masuk akal."Caden mengernyit. Tadi dia terlalu marah sehingga tidak memikirkan hal ini. Kasih sayang Naomi pada Rayden memang tidak wajar."Tapi, dari masalah ini kita bisa tahu Nana benar-benar menyukai Rayden dan nggak menyukaimu," ujar Dylan.Caden merasa sakit hati mendengar ucapan Dylan. Dia memelototi Dylan sembari mengatupkan bibi
Leon berucap dengan napas tersengal-sengal, "Berikan padaku!"Camila duduk di sofa, lalu meletakkan botol anggur dan gelas di atas meja. Dia menceletuk, "Apa kamu masih ingat arti dari anggur ini? Kalau kamu bisa jawab, aku akan memberimu segelas anggur."Leon mengernyit. Bibirnya bergerak, tetapi dia tidak bisa melontarkan sepatah kata pun. Camila menggeleng seraya mendesah, lalu menambahkan, "Kamu benar-benar pelupa. Kamu bahkan melupakan anggur ini."Camila meneruskan, "Ini anggur di resepsi pernikahan kita yang sengaja kita simpan. Kita sudah sepakat untuk menyimpannya. Nanti waktu salah satu dari kita hampir meninggal, kita baru buka anggurnya."Selesai bicara, Camila tidak memberi Leon kesempatan untuk mempertimbangkan. Dia mengambil botol anggur, lalu membukanya. Camila menuang anggur ke gelas dan langsung mencicipinya. Dia berkomentar, "Enak, ini anggur yang bagus!"Leon yang panik berkata, "Kamu ... mau bunuh aku? Jangan lupa, membunuh itu melanggar hukum. Banyak orang tahu ka
Naomi berkomentar sembari mengernyit, "Dulu aku terlalu meremehkan Leon berengsek itu. Dia memanfaatkan kekuasaan Keluarga Nandara untuk mengembangkan koneksinya. Sekarang dia cukup hebat. Kata Caden, Perusahaan Farmasi Sehat juga miliknya."Camila mengernyit. Walaupun belakangan ini Camila sudah membalas dendam kepada Leon, dia tetap marah begitu mengingat masalah bisnis. Leon sudah menguras harta Keluarga Nandara.Uang Keluarga Nandara dan uang Camila yang dihasilkan dari berakting hanya tersisa sedikit. Semuanya sudah dialihkan oleh Leon. Setelah mereka bercerai, Leon memang tidak mengambil uang sepeser pun. Namun, Leon sama sekali tidak terpengaruh.Caden menyela, "Kami bisa bantu kamu rebut kembali uang Keluarga Nandara yang digelapkan Leon. Kamu nggak usah khawatir. Kalau kamu masih mau mengurung Leon untuk beberapa waktu lagi, kami juga bisa membantu."Camila sangat berterima kasih kepada Caden. Leon menggelapkan uang hasil jerih payah ayah Camila. Tentu saja Camila berharap bis
Selanjutnya, Naomi terus membujuk Lyana dan Kevin. Camila tidak mengatakan apa pun.Naomi menyadari ada yang tidak beres dengan Camila. Begitu meninggalkan kediaman Keluarga Hermanto, Naomi langsung bertanya, "Camila, kamu kenapa? Kamu nggak bilang apa-apa lagi setelah Catherine pergi."Naomi bertanya balik, "Apa pendapatmu tentang Catherine?"Naomi berpikir sejenak, lalu menjawab, "Aku nggak memahami Catherine, jadi sulit untuk menilainya."Camila menimpali, "Catherine menyukai Dylan.""Ha? Bagaimana caranya kamu bisa tahu?" tanya Naomi.Camila menjelaskan, "Catherine bukan cuma ingin menikah dengan Dylan. Dia juga ingin membuat Dylan menyukainya. Kalau seorang wanita bukan cuma mau minta status pada seorang pria dan ingin memenangkan hatinya, seharusnya ini perasaan suka, 'kan?"Naomi tertegun. Setelah beberapa saat, dia baru bertanya, "Kamu curiga hari ini dia memang sengaja mengancam mau bunuh diri untuk memaksa orang tuanya berhenti meminta pertanggungjawaban?""Semuanya sudah jel
Caden berkata, “Kamu kira semua orang menikah demi mendapat kebahagiaan? Dalam pernikahan keluarga kaya, kebanyakan dari mereka lebih mementingkan keuntungan. Kalau Catherine bersama dengan Dylan, nggak peduli Catherine bahagia atau nggak, Keluarga Suryadi juga akan kecipratan rezeki.”Baru saja Caden menyelesaikan omongannya, dia menggandeng tangan Naomi. Dia merasa sungguh beruntung bisa menemukan cinta sejatinya.Kening Naomi berkerut. “Kalau benar semua ini permainan Keluarga Suryadi, apa masalah ini bisa diatasi?”“Bisa, tapi persyaratannya Dylan mesti terus terang dan membela diri sendiri.”Bahkan Dylan saja menyerah untuk melakukan perlawanan dan mengakui kesalahannya, siapa lagi yang bisa menyelamatkan Dylan?Naomi sungguh tidak habis pikir. “Sebenarnya kenapa Dylan bersikeras untuk mengakui kesalahannya?“Coba kita lihat kondisi Catherine dulu.”…Saat mereka berdua tiba di ruang tamu, Catherine sedang meletakkan pisau di atas lehernya sembari menjerit kepada orang tuanya, “Ka
Camila juga tidak bodoh. Saat mendengar nada bicara Caden, dia tahu Caden sedang cemburu. Camila sungguh bingung. Kenapa seorang presdir malah gampang cemburu?Pria ini jarang berpacaran. Ketika berpacaran, dia malah begitu menakutkan, cemburu terhadap segala hal!Ketika kepikiran Camila yang mengajak Naomi untuk melihat video bersama, Camila segera berkata, “Naomi, aku temani Bibi Lyana dulu, ya. Kamu jalannya yang pelan. Jangan buru-buru.”Baru saja Camila menyelesaikan omongannya, dia yang mengenakan sepatu hak tinggi segera berlari ke sisi Lyana untuk bersembunyi sejauh mungkin.Naomi tidak mengejar Camila, melainkan bertanya pada Caden, “Apa kamu belum melihat?”Raut wajah Caden kelihatan muram. Dia bagai telah dihadapkan oleh masalah besar saja. “Belum!”Kali ini, Naomi dapat merasakan ada yang aneh dengan suasana hati Caden. Dia mengejapkan matanya dengan bingung. “Belum ya belum, kenapa kamu kelihatan kesal sekali? Kalau kamu ingin lihat, kamu bisa minta sama Paman Kevin.”“Aku
Pelayan Keluarga Hermanto masih tidak tahu apa yang terjadi. Hanya saja, mereka semua tahu diri. Mereka menyadari bahwa hari ini Kevin sangat emosi! Usai mendengar, Lyana segera berlari ke sisi aula. “Aku pergi lihat dia. Biarkan aku masuk.”“Kamu juga nggak boleh ke dalam!” jerit Kevin.Lyana menangis. “Apa kamu ingin dia mati di dalam sana!”“Kalau dia ingin mati di dalam sana, aku juga nggak akan beri dia kesempatan! Selama ini, semua generasi Keluarga Hermanto nggak pernah melakukan hal kotor seperti ini. Entah kenapa kami bisa memiliki anak kurang ajar seperti dia!”“Kalau dia nggak bersedia untuk menikahi Catherine, lapor polisi saja. Biar polisi saja yang menangkapnya!”Begitu mendengar, Lyana hampir saja terjatuh. Untung saja ada Naomi dan Camila yang memapahnya.Hati Lyana sungguh terasa sakit. “Kamu nggak boleh berbuat seperti itu. Dia itu putra kandungmu. Kalau sampai polisi menangkapnya, seumur hidupnya dia akan celaka. Huhuhu ….”Wajah Kevin kelihatan merona. “Dia bahkan
Camila hendak mengatakan sesuatu. Bibirnya mulai bergerak, tetapi pada akhirnya dia memilih untuk bungkam.Lyana menggeleng. “Dengar-dengar ada yang sengaja memasangnya demi mengintip. Alhasil, malah kedapatan video Dylan dan Catherine. Orang itu mengirim video ini kepada keluarga kami dan juga Keluarga Suryadi. Dia sekaligus memeras 2 keluarga.”“Seandainya kami nggak setuju, mereka akan memviralkan video ini tanpa sensor. Kalau sampai video itu diekspos, Dylan pasti akan ditangkap. Nama Catherine juga akan menjadi buah bibir orang-orang. Semua itu nggak bagus bagi keluarga kami.”“Sekarang, masalah pemerasan sudah diatasi, hanya tersisa masalah internal 2 keluarga saja. Kalau masalah ini bisa diselesaikan dengan melaksanakan pernikahan, masalah ini tergolong selesai. Tapi sekarang masalah ada di diri Dylan, dia nggak bersedia untuk menikah ….”Camila berkata, “Kalau dia nggak bersedia, itu berarti dia nggak suka. Kalau mereka berdua dipaksa untuk menikah, mereka juga nggak bakal baha
Masalah ini sudah bersangkutan dengan hukum. Jika Keluarga Suryadi menggugatnya, Dylan pun bisa dijatuhkan hukuman penjara!Camila bertanya dengan kening berkerut, “Apa Bibi yakin Dylan sudah melecehkannya?”Lyana mengangguk. “Dia sudah mengeluarkan videonya! Si berengsek itu … dia … memang mengesalkan sekali. Huhuhu ….”Lyana sungguh merasa marah, khawatir, dan juga tidak berdaya! Dia marah karena putranya malah melakukan hal biadab seperti ini! Namun, dia juga khawatir Keluarga Suryadi benar-benar menggugat putranya!Lyana ingin mencari ide yang lebih bagus untuk menyelesaikan masalah ini, tetapi Lyana tidak menemukannya! Itulah sebabnya Lyana merasa sangat kesal ….Naomi menarik selembar tisu, lalu menyeka air mata Lyana. “Sekarang apa kata Keluarga Suryadi?”Lyana berkata dengan terisak-isak, “Keluarga Suryadi berharap mereka berdua bisa segera menikah. Sekarang masalah seperti ini sudah terjadi, entah si Catherine akan hamil atau nggak. Mereka juga nggak ingin putri mereka dicap h
Sebab dalam beberapa kali kumpul bersama, Anika sering berbicara dengan arogan, mirip dengan orang kaya baru saja. Dia selalu memuji putranya, lalu mengutuk menantunya!Sepertinya Anika tidak sadar bahwa putranya yang beruntung telah menikah dengan wanita dari keluarga kaya. Semua yang dimiliki Leon juga adalah pemberian Keluarga Nandara. Dia malah merasa Keluarga Nandara telah beruntung memiliki putranya? Dia bahkan merasa Camila tidak pantas untuk bersama putranya!Sebelumnya Anika pernah mengatakan bahwa Camila hanyalah seorang wanita cantik yang tidak berguna. Dia selalu menghamburkan uang, tidak bisa mengerjakan pekerjaan rumah tangga, juga tidak pintar dalam melayani orang tua.‘Cewek murahan itu pasti akan jadi janda nantinya. Tunggu saja! Dia nggak cuci kaki aku, juga nggak pijat pundakku. Cepat atau lambat putraku pasti akan menceraikannya!’Konyol, ‘kan?Anika kira siapa dirinya? Malah harus mencuci kaki dan memijat pundaknya? Bahkan berharap putranya bercerai. Apa Anika kira