Semua Bab Nyanyian Berdarah di Konser sang Diva: Bab 11 - Bab 20

40 Bab

Peran Ganda

“Benar apa yang dikatakan Inspektur Renji,” kata Briella. “Kita tida berfokus pada satu tempat atau dua tempat yang berbeda. Ini adalah tentang mengetahui, bagaimana cara membunuh seseorang dari jarak jauh, sementara pelakunya berada di sini saat pencurian kalung itu?”“Lalu kenapa kau mengatakan aku berbohong atas kasus pencurian itu, Nona Briella?” tanya Nyonya Smith.Briella tak langsung menjawab, ia berjalan menuju kaca jendela yang pecah, ke kamar Nyonya Smith. Dari ruang tamu, semuanya mengikuti Berhenti sejenak seakan ada hati yang tak bisa Apa boleh aku memecahkan kaca jendela lain sebagai ekperimen?”Ucapan Briella membuat semua orang terkejut, terlebih Bibi Keri. Bee yang sudah paham kalau Briella selalu sepemikiran dengannya, tak terlalu panik akan hal itu. Ia senyum. Senyum yang seakan menjelaskan, kalau orang-orang tak perlu ragu dengan tindakan Briella.“Kenapa harus sampai seperti itu, Nona Briella?” tanya Bibi Keri. “Bukankah pecahan kaca jendelanya tidak diubah sama s
Baca selengkapnya

Bibi Keri Terbunuh

“Apa yang terjadi pada kakimu?” tanya Bee melihat ada bekas luka di kaki kiri Tuan Mori, setelah pernyataan tentang Bibi Keri yang adalah korban lain usai diutrakan. “Apakah itu suatu hal yang bisa dijadikan petunjuk?”“Kau bercanda,” Tuan Mori berkata santai. “Kau mencurigai luka seperti ini? Jangan bilang kalau dugaanku benar. Kau memang orang yang selalu melihat hal-hal kecil sebagai pelengkap deduksimu di akhir. Ini mana mungkin bisa jadi petunjuk apa-apa, apa hubungannya?”“Yah, kau boleh bilang begitu, nyatanya memang itu hanya luka lama yang sudah kering,” kata Inspektur Renji masuk dalam keteganga sesaat itu.“Aku di mobil dengan istriku ketika malam itu ia mengantarkan makanan. Aku terjungkal saat keluar dan menenteng bekal dari istriku. Waktu itu dia bilang sedang buru-buru jadi aku mengatakan, agar ia tak usah peduli dengan luka kecil ini. Aku langsung masuk ke pabrik dan mulai lembur. Ini hanya luka kering dari cedera kecil,” terang Tuan Mori.“Inspetur!” ucap seorang petu
Baca selengkapnya

Anggapan Lain

Saat Bee dan yang lainnya melihat, mereka berekpresi sama seperti Briella. Namun Bee berbeda, ia tak ingi larut dalam keterkejutan. Ia melihat kaca jendela kamar Tania yang pecah dan meminta para penjaga untuk mengejar pelaku.“Aku rasa pelakunya masih di luar!” kata Bee terburu-buru.“Aku akan ikut memeriksanya!” ucap Tuan Mori.“Cepat telepon Tania dan Tuan Modi, minta mereka kemari segera,” pinta Inspektur Renji.“Mari kita lihat. Pintu dan jendela di kamar ini semuanya terkunci. Tak ada yang kabur melalui jendela di kamar sebelah. Pembunuhnya sengaja menyeret Bibi Keri kemari. Oh, tunggu!” ucap Bee. “Ada pohon di luar.Bee melihat keluar jendela.“Dari sini, tembok luar begitu dekat. Mudah bagi pelaku untuk kabur. Kamar Tania lebih strategis untuk melakukan pembunuhan terang-terangan begini. Berbeda dari kamar Nyonya Smith, ataupun kamar Mrs. Key.”“Tapi kenapa Bibi Keri masuk ke kamar ini saat mati lampu tadi?” tanya Nyonya Smith mengusap air matanya.“Hmmm... mengenai itu, aku t
Baca selengkapnya

Sandiwara Untuk Lihat Pelaku Sebenarnya

Tania pun masuk. Ia terlihat sayu dan kosong.“Jadi, sepertinya orang-orang tanpa alibi yang jelas adalah empat orang ini. Meski Tuan Mori terluka, itu tidak jadi alasan ia bukan pelakunya. Kita bisa menyisihkan Tuan Mori sementara agar lebih mudah. Ha, ha! Pelakunya ternyata memiliki kecerobohan juga,” kat Bee lagi.“Aku mengerti. Aku ingin bicara dengan masing-masing dari kalian secara terpisah nanti sementara. Aku akan meminta meminta kalian menunggu. Lalu, aku ingin setiap orang untuk memeriksa lahan di lingkungan ini. Senjatanya seharusnya masih ada di sekitar luar rumah,” jelas Inspektur Renji.“Kita harus menemukannya,” kata Bee.“Hei, Bee, berapa banyak yang kau dapat?” tanya Briella.“Lumayan! Mungkin tujuh, empatnya ada di aku, dan totalnya ada padamu yang sudah merincinya di monitor, kan?“Aku tahu itu. Aku juga punya lebih dari tujuh kecurigaan.”“Pertama adalah senjata yang pembunuhnya bawa dari tempat kejadian. Pelaku memakai banyak waktu untuk mengunci semuanya. Jika se
Baca selengkapnya

Bukan Tuan Mori

“Baiklah, Briella, pastikan kau memegangi talinya,” kata Bee dengan nada bergetar. “Hah, kenapa sampai harus seperti ini? Benar-benar pembunuh yang merepotkan.”“Hei, bagaimana Bee?”“Lebih mudah dari yang kukira.”“Yang artinya, pembunuhnya turun ke beranda kecil ini.”Bee mendarat di luaran tembok yang cukup tinggi di dekat kamar Tania. Di posisi belakang rumah. Dan ada pohon yang tumbuh di luaran rumah itu, di luar dari batas tembok rumah.“Apa itu? Ternyata dari sini lebih jelas, sesuatu tersangkut di pohon.”“Di mana?” tanya Briella.“Di pohon itu, tepat dari pandangan aku berdiri. Jika dari dalam luar jendela, maka cukup sulit melihatnya. Pantas para petugas tak menemukan apa-apa sejak tadi.”“Oh iya, ayo akan meminta yang lain kesitu juga dari arah luar.”“Baiklah, mari kita periksa,” kata Bee dalam hati sambil menunggu Briella menyusul dengan para pemeriksa.“Sekarang apa yang kau lakukan, Detektif Bee?” tanya Inpektur Renji yang sudah tiba di halaman luar tembok rumah.“Apaka
Baca selengkapnya

Mengaku Secara Tak Langsung

“Pembunuhan kejam yang melibatkan Bibi Keri yang lembut. Di luar akal sehat,” ucap Briella.Nyonya Smtih, Tania, para penjaga, dan petugas pemeriksa, telah meninggalkan ruangan kamar Tania. Tersisa hanya Bee, Briella, dan Inspektur Renji.“Jika nanti kita menemukan senjata pembunuh di kamar, maka si pelaku sebenarnya itu harus mengaku,” kata Bee.“Apa?” ucap salah seorang petugas polisi.Semuat petugas polisi yang tersisa, terkejut dengan pernyataan singkat yang dilontarkan Bee. Dirinya benar-benar ceplas ceplos ketika Tania sudah pergi. Mungkin memang Tania...“Jadi kau belum tahu pelaku aslinya?”“Biar Inspektur Renji saja yang menjelaskan. Bagaimana kalau kita menginap dulu di sini, Briel?” Bee menyarankan dengan senyum dingin.“Ya, kami akan pergi hari ini. Tapi kami akan kembali besok untuk mencari senjata itu," ucap inspektur.“Yah, kurasa kami juga h
Baca selengkapnya

Transkrip Sidang I

“Dasar bodoh, lihatlah baik-baik. Itu bukan tas Tuan Mori. Itu adalah tas milikku!” ujar Bee.Tania semakin tersudut.“Lagipula, kamar Tuan
Baca selengkapnya

Khayalan Ratu Bajak Laut

“Begitu, aku sedikit bisa memahamimu detik ini, Tania. Tetapi, itu hanya cerita dan tidak bisa dijadikan alasan untuk mengurangi hukuman.”“Memangnya aku mengatakan itu adalah dongeng? Jika kalian tidak percaya cek saja penelusuran jejaring internet, kalian akan mengetahui siapa lelaki yang membunuh anak kecil itu. Aku tidak mengatakan kalau ilmuku sebanding dengan pria hebat itu. Aku hanya ingin kalian mengerti, kalau niat baik tidak selalu harus terlihat baik pula di mata manusia lain dalam bentuk perbuatan baik. Sebaliknya, banyak di dunia ini manusia-manusia yang mencerminkan kebaikan, namun malah merusak dari dalam karena memiliki niat yang tidak wangi. Lagipula, aku tidak mengharapkan pengurangan hukuman. Kalian semua yang ada di sini termasuk Anda, Tuan Hakim, belum lah lantas mencerminkan aku jauh lebih buruk dari kalian dan kalian baik hatinya daripada aku.”“Kami tak ada niat mengarah pada hal demikian, Tania. Ini semua adalah tu
Baca selengkapnya

Transkrip Sidang Tania 2

Ucapan Tuan Hakim tak digubris Tania, ia memilih dengan nada memaksa agar Nyonya Smith menemaninya di depan. Entah apa yang rencanakan. Hal itu membuat Nyonya Smith emosi. Bagaimana tidak, Tania berencana memfitnahnya dan suaminya sehingga harus merasa ketakutan seolah mereka lah tersangkanya.“"Kau tak dengar, Tania? Kau ingin menjadi berandal kecil ya, sekarang?" Aku merasa sudah tak dihiraukan lagi. Jadi aku juga sebaiknya pergi dan keluar saja dari sini, Tuan Hakim. Kalau dilihat-lihat pun, Tania tak akan macam-macam lagi.""Ya, Tania memang sedang kebingungan. Perasaannya yang sekarang tak menjamin apa-apa. Sementara ini, kita biarkan ia tenang dan Anda boleh pulang lebih dulu, Nyonya Smith.Nyonya Smith pun bergegas pulang. Ia menahan tangis dan sambil menahan isak tangisnya, ia mendekati Tania lagi lalu mencium keningnya."Sebaiknya kau memang harus merasa bersalah, sayang. Aku sebenarnya sangat menyayangimu," ucap Nyonya Smith dan benar-benar pergi."Apa itu harus dilakukan? A
Baca selengkapnya

TPS Tania 3

“Ha, ha! Saat itu sebenarnya ibu belum meninggal, aku hanya memberinya obat tidur dan mendudukkannya di kursi kamar Nyonya Smith. Sebelumnya aku memang sudah mengirimnya pesan misterius yang berbunyi, “Pembunuh!” Aku tak menyangka Nyonya Smith yang keras kepala ternyata rapuh dan mudah dipengaruhi. Itulah alasan dirinya ketakutan saat aku memecahkan kaca jendela kamarnya dan bersembunyi di balik tirai. Saat ia menyamar dan kabur menggunakan mobil dengan alasan ingin menelpon polisi, aku aku keluar dan melihat ibuku siuman. Aku menelepon Tuan Mori, memintanya menjemput ibuku di rumah. Aku meninggalkan rumah sebelum ibuku melihatku masih ada di rumah dan tidak jadi pergi les.”“Hmmm... jadi itu alasan Bibi Keri kebingungan saat melihat memperkirakan waktu keberadaan Mrs. Key yang berbicara dengannya usai membeli bahan makanan, dengan Mrs. Key dan Nyonya Smith yang ia lihat telah pergi.”“Ya, namun Bibi Keri juga ketakutan, ia memilih mengatakan jika saat itu Tuan Modi dan ibuku masih be
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status