All Chapters of Nyanyian Berdarah di Konser sang Diva: Chapter 51 - Chapter 60

166 Chapters

Kucing Anti Sosial

Umi: “Gini, si cewek mencintai si cowok pertama, tapi dia tidak mau menyakitinya dengan berpacaran. Karena si cewek bakal pergi..dia mengidap kanker stadium akhir.”Bee: “Yah, sad ending. Hidup tak semenyedihkan itu.”Umi: “Jangan happy ending terus, sekali-kali bikin penonton mewek.”Bee: “Tanpa hati. Semoga aku gak alami itu dan Umi juga.”Umi: “Kalau aku terima aja dua-duanya cowok itu, lumayan nambah buaya di kebun.”Bee: “Tapi aku jadi punya ide. Cowoknya aja bikin meninggal karena penyakit tanpa sepengetahuan si cowok. Dan di akhir hidup, si cewek baru tahu dari dari si cowok kedua kalau si cowok pertama juga cinta sama dia.”Umi: “Gaak...maauuu. Sakit banget di tinggal seperti itu weh.” (Emot nangis)Bee: “Ya udah gitu aja.”Umi: “Suek Bee mah (Emot ketawa normal). Tapi gitu aja lah, daripada dia si cowok pertama hidup menderita.”Bee: “Cowok itu gak menderita juga, cuman dia bingung aja sama sikap si cewek, dia itu tulus. Kasihan si ceweknya malah.”Umi: “Hmm, sedih banget saa
last updateLast Updated : 2024-09-22
Read more

Melamar Tuhan

Surat itu tak akan pernah terkirim. Bee sejatinya hanya mengingkan ruang untuk melihat ke dalam dirinya sendiri. Bee mengajarkan aku kalau kehidupan adalah seni terindah untuk belajar menderita. Aku tak pernah menjejali latar belakang keluarga dan usulnya. Yang aku paham, Bee adalah sahabat baik dan hebat.Kebanyakan dari kita mungkin hanya menginginkan kotak kebahagiaan. Sementara sisi lainnya enggan menerima segelas coklat dingin. Layaknya Bee dari sudut bumi berbeda, aku meraba-raba pikiran kalau dirinya lupa bagaimana cara jatuh cinta benar. Ia salah mengartikan kepergian Umi dan terlalu memaksa diri mencapai langit angan-angannya.Aku detik itu memutuskan keluar sebentar malam hari dari hotel. Setelah menemui Wija bersama Cunnul, aku mencari pori-pori angin di atmosfer petang. Menyusuri jalanan Surabaya terdekat bersama wangi kehidupannya. Aku butuh menyembuhkan pikiran. Memperbaiki perasaan setelah dibuat berpikir keras bersama Cunnul oleh Bee dengan jejak-jejak tulisan dan rasa
last updateLast Updated : 2024-09-23
Read more

Tuhan, Terimalah Cintaku

“Lo sudah tahu jawabannya?”“Belum. Yang jelas aku akan bertahan pada keyakinan aku tentang itu.”“Nat, lo?” Warda menatap tajam ke sudut mata aku. “Apa sebaiknya kita udahin aja semua teori gila ini?”Sesuatu seperti roh jahat mengalir deras di pinggiran hati aku. Aku tahu apa maksud Warda. Keinginan kuatnya sungguh teramat parah untuk dimengerti. Bahwa ia ingin merasakan bagaimana rasanya jatuh cinta pada Tuhan.Dan ini menjadi perjalanan singkat yang terasa begitu lama. Serasa mengelilingi ribuan cakrawala berdasarkan kecepatan cahaya.Saat itu aku kehilangan dirinya lebih cepat. Beberapa kopi tanpa gula Warda minum tanpa kewajaran. Aku meninggalkan kafe itu dan kembali ke Bandung pagi-pagi sekali. Entah bagaimana keadaan Warda dengan keyakinan barunya.Aku pun sedikit penasaran. Serdadu nista bermodal dusta merayap keimanan aku sepersekian detik. Penyebabnya tak lain adalah apa yang aku beritahukan pada kalian tentang pesan itu. Mungkin aku perlu membacanya kembali. Yang jelas kal
last updateLast Updated : 2024-09-23
Read more

Curhatan Tukang Somay

Aku terburu-buru berlari setelah membaca pesan horor Bee. Ia benar-benar kembali seperti saat pesan pertama saat menginap di rumah Wija, malam terakhir dulu. Kebanyakan melamun dan merenungi masa tadi membuat aku gak sadar sudah berjalan sangat jauh dari hotel. Perut aku bergetar. Lapar. Ada tukang somay di tepi jalan. Aku langsung menyeberang tanpa pikir panjang. Melintas. Saat sampai, kepala aku pusing."Jadi beli Non?”"Eh, iya Pak. Sepuluh ribu ya?" Aku masih memegang kening.“Non sakit?”“Eh..enggak kok Pak. Makasih ya?” sambil mengambil bungkusan somay hangat.“Duduk aja dulu di sini Non. Habisin Somaynya. Mungkin pusingnya karena lupa makan,” saran bapak itu.Iya sih, sejak nemuin surat Bee dan rahasia-rahasianya, aku sampai lupa makan. Entah karena terlalu bersemangat atau memang terhipnotis diri sendiri. Satu hal yang gak mungkin aku lakuin saat itu; bangun tiba-tiba untuk kembali ke hotel.“Iya, Pak,” kata aku lalu duduk di sandaran tepi jalan. “Enak pak, somaynya.”“Mantap
last updateLast Updated : 2024-09-23
Read more

Live Multi-Room

Saat sampai di ruang pemilik hotel, yaitu Bang Jo...aku dan Cunnul mengumpulkan keberanian terlebih dulu. Tak biasanya, kali itu menatap Bang Jo entah kenapa menjadi hal paling menyeramkan dalam hidup. Mendadak menjadi sesuatu hal sederhana yang sulit dilakukan. Mungkin benar, sesuatu hal sulit tidak terletak pada masalah itu, melainkan menempel ketat di pikiran kita sendiri. Jadi aku memutuskan mengontrol pikiran dan hati.“Santai aja, Nat. Bang Jo pasti paling mengerti tentang semua pertanyaan Lo itu,” ujar Cunnul cukup membuat aku tenang.Cunnul aku lihat jemarinya begitu lambat mengetuk pintu. Pusing aku kumat lagi. Aku berasa mau mati. Berasa mau jatuh. Ternyata bukan Cunnul yang lambat. Memang kaburnya aliran darah di kepala aku membuat segala yang terlihat jadi buram.“Lo pusing lagi? Nat, lihat aku,” setidaknya itu kalimat Cunnul yang masih bisa telinga aku cerna.Cunnul memegangi kedua pundak aku. Aku memang berasa akan lunglai di lantai. Cunnul mengantisipasi itu tapi...mend
last updateLast Updated : 2024-09-23
Read more

Keputusan Baru Yang Membingungkan

“Hmm, Nat..kondisi lo begitu ya jangan berangkat besok,” saran Cunnul tiba-tiba menjadi manusia paling perhatian.“Nata kenapa bisa pingsan? Gak telat makan, kan? Ada yang dipikirin?” Bang Jo memberi pertanyaan horor.Dalam situasi itu, aku mendadak linglung kembali dan tak tahu apakah waktu yang tepat membahas informasi dari tukang somay sebelumnya.“Saya cuma cari angin sebentar tadi Bang Jo,” jawabku. “Itu kenapa dipakaikan tripod, Nul?”“Cunnul menghadapkan live streaming Mbk Wisya dan Beya ke hadapan kami semua dengan tripod tegaknya.”“Mbk Wisya yang minta live multi bareng,” terang Wija. “Nah, naikin Nul.”Cunnul menekan permintaan lambang logo video agar bisa tersambung ke Mbak Wisya dan Beya. Saat tersambung, “Naaaatt!!” Jeritan khas itu terlansir kembali sejak dua belas purnama.“Mbak Wis biasa aja!” ucap Beya di sebelahnya, di ruang live yang berdampingan. “Kirain Cunnul boong kalian ngumpul di tempatnya Bang Jo.”“Gak mungkin boong,” balas Bang Jo. “Kalian sehat-sehat yee.
last updateLast Updated : 2024-09-23
Read more

Pertanyaan Lagi

Usai perhelatan tatap-menatap dalam video streaming berjamaah sebelumnya, aku tak bisa mengantisipasi pagi yang menghitam di Surabaya. Banyak suara-suara tak terdengar, bisikan tak tersalurkan, dan hati bisu. Aku adalah itu semua. Semua keresahan. Segala keinginan sulit paling membingungkan. Manusia-manusia berwujud sahabat yang meggandeng perjalananku kian khawatir. Sebetulnya semua bagiku biasa saja. Aku percaya pada Bee sejak ratusan hari sebelum semuanya menjadi sulit.“Nata butuh kopi?” Bang Jo masuk menawarkan. Pintu kamarku memang terbuka sejak tadi malam. Semuanya tertidur di kamar yang sama, di kamar Bee. Di posisi terbaik mereka menjaga diriku sehat dan segar. Sepertinya tanpa diberitahu mereka semua menyadari kalau aku adalah inti dari perjalanan ini. Yah, perjalanan hati kala itu. Harusnya aku tak perlu pingsan dan membuang-buang waktu. Sejatinya aku harus mencicil waktu untuk bangkit lebih cepat. Namun hidup hari itu ada
last updateLast Updated : 2024-09-24
Read more

Iklan Selamat Pagi

“Semalam kamu bisa pingsan emang habis maraton malam-malam kemana sih, Nat.”“Haha, enggak. Ini serius Bang Jo.”“Oke, baik.”“Aku keluar nyari angin. Terus...”“Angin kok dicari-cari, kurang kerjaan kamu Naat...Nat,” Bang Jo lagi-lagi memotong.”“Dahlah.”“Haha, lagian saya lihat kamu serius amat. Langsung ke intinya saja. Yuk bisa yuk.”“Kamar Bee ini beneran...kamarnya orang yang pernah meninggal di sini?”“Ha? Tahu dari siapa?”“Dari bapak-bapak tukang somay yang tadi malam aku temuin di pinggir jalan depan hotel,” kataku datar.“Hmmm.”“Bang Jo jawablah..” pintaku dengan selembut mungkin.“Bukan.”“Serius?"“Kalau cerita tukang somay itu memang benar sih, cuman...”“Apa? Katanya gak ada yang
last updateLast Updated : 2024-09-24
Read more

Tak Ingin Usai?

Mungkin Bee sendiri yang memasukan lanjutan suratnya di atas lemari,” Cunnul menyimpulkan setelah kuberitahukan fakta sebelumnya. Kami saat itu sudah berada di dalam mobil Om Dedi. Kami sudah di Kota Solo melintasi Ngawi.“Tapi kenapa dibikin dua? Gak disobek atau dipotong gitu,” kata Wija.Wija mulai mencoba bersikap memahami apa yang terjadi dan sikapnya memang memperlihatkan kalau ia hanya perlu percaya dengan semua arah gerakku sejak kami meninggalkan Sulawesi.“Iya juga ya, isi yang bagian pertama juga belum sepenuhnya habis sampai memenuhi kertas,” kata Cunnul.“Kalian gak mau sarapan dulu?” Bang Jo bersaran. “100 meter dari sini ada warung yang nasi rawonya cap nampol,” Bang Jo menunjukan dua jempol tebalnya.“Batagor Bandung enak ya?”“Tumben, Nat?” Om Dedi menggapi keinginanku tadi.“Iya Om Deed, Batagor lebih sederhana dan bisa dibungkus... dimakan dalam perjalanan.”“Tuh,” Cunnul menunjuk ke luar kaca mobil yang melaju.“Ya udah berhenti bentar ya kita,” kata Om Dedi.Kami
last updateLast Updated : 2024-09-25
Read more

Memang Tak Ingin Usai

Harusnya dia bisa menyampaikan titipan kata hati yang malu untuk diungkapkan jika ada. Bisa melalui Pitri, Via, ataupun aku. Dia malah tak melakukan satu pilihanpun dari sekian banyak keping yang tersedia.Aku jadi dibuat bingung oleh keberadaan Bee dan identitasnya hanya karena masalah mereka bedua. Room Nakama jadi sulit dan kian tertunda hanya karena mencari teka-teki aneh tak bermutu dari Bee yang mengirimiku pesan. Awalnya aku masih senang dengan petunjuk bulu babi. Lama-kelamaan...malah jadi kemana-mana. Tak karuan.Aku dibuat berpikir keras. Aku dibuat terjebak dalam permainanku sendiri. Penuh tanda tanya...apa, kenapa, siapa, dan di mana? Di mana Umi dan Bee sekarang? Siapa sebenarnya yang menciptakan permainan ini? Padahal awalnya aku lah orang utama sebagai pelaku utama yang mendeklarasikan permainan ini pada Bee demi tercipatnya Room Nakama di Bandung.“BBM naik ngene malah ngguyu ndoo... ndoo,” ucap bapak yang menjual Batagor. Bahasa Jawa yang artinya kurang lebih, “BBM na
last updateLast Updated : 2024-09-25
Read more
PREV
1
...
45678
...
17
DMCA.com Protection Status