Semua Bab Nyanyian Berdarah di Konser sang Diva: Bab 71 - Bab 80

166 Bab

Lagi, dan Berakhir

Pecahan urea dari dalam biji mata Tea semakin liar mengalir.“Bahkan sampai jutaan tahun. Bila perlu, tambahlah olehmu miliaran tahun cahayalagi.”“Kau mengada-ngada. Tuhan lebih mencintai kita daripada siapapun,” balas Teasambil menahan isakannya.“Bukankah kita saling mencintai karena-Nya?"“Iya, tapi kita bukan vampir atau manusia abstrak sungguhan. Tak perlu sampai begitu lama. Karena umur enam puluh pun kau sudah bongkok dan IQ-mu menurun drastis.****Selesai. Sebuah akhir yang masih membingungkan. Benar-benar menyebalkan. Bee sebenarnya menyimpan jawaban besar apa? Aku rasa ingin berteriak kala itu memenuhi ruang mobil dengan gema kegelisahanku.“Sabar, Nat. Kita harus sabar super extra untuk misteri paling aneh di dunia ini seperti sosok Bee,” Cunnul seraya menutup laptop yang menemani kedua pahaku sedari awal.Semua beku. Tak ada pendapat. Hanya suara kendaraan lain dari luar mobil dan kendaraan sendiri dari dalam yang beradu bunyi. Kami semua saling pandang kecuali Om Dedi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-28
Baca selengkapnya

Jokes Sunat Kedua

Jika Bee bukan manusia, mungkin dia berkelamin ganda. Bee seakan mendewasakanku dengan sengaja. Ia tak memberi ruang dan spasi bagiku menyembuhkan diri.Kami tak lagi sama. Usai kembali ditambah kuota pikiran oleh tulisan Bee yang baru, kami di dalam mobil bersama pikiran masing-masing. Batagor saja tak cukup sebagai pelampiasan. Hidup tanpa spasi dan ruang sangatlah tidak membentuk apapun. Sebuah kalimat saja butuh jarak agar pesan indahnya bisa dipahami.Seindah apapun kata-kata, jika kita menghapus jeda, makan akan mengalir seperti darah yang tak bisa lagi diperban. Mati. Air deras itu membunuh, sedangkan gelombang laut yang teratur sangatlah baik.“Bagus,” ujar Cunnul mengigau.Kami sebentar lagi tiba di Bandung. Yah, sepertinya. Bang Jo bergantian menyetir dengan Om Dedi. Dan ternyata hari itu berakhirnya tragis. Aku benci menjadi sensitif. Aku benci menjadi iblis yang baik hati. Hari itu benar-benar terjadi. Ada perubahan kecil yang terd
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-29
Baca selengkapnya

Awal Mula Kasus Baru (Dunia Nyata)

Aku secepat mungkin mencari cara agar tak membuang waktu. Warda memberi sinyal bagus untuk ke Bogor. Seperti pertemuan kami saat acara para konten kreator di Jakarta dulu. Aku ingin itu terulang lagi di tanah hujan, Bogor. Ah, aku jadi rindu Ben dan John. Aku masih menyimpan kenangan dan ide dari mereka di luar dari petunjuk Bee. Tentang filosofi gado-gado dan juga rahim Pertiwi. Mungkin Warda juga mengetahui itu dari Bee. Mereka berdua sengaja membuatku masuk ke kota Hujan.Untungnya Bogor bukanlah kota mati. Suatu tempat di mana aku hanya memiliki ayah, Hitami, Cunnul, dan Wija kala itu. Dunia sempit itu telah berenkarnasi menjadi pelangi di masa-masa setelah aku mengenal Bee dan kawan-kawan. Meski saat mobil kami mogok, semua jadi terasa mendung seketika.Memberi kode ke Cunnul dan Wija adalah sebuah ide yang paling mudah untuk dilakukan. Berpikir jika ada trem di Indonesia seperti Turki, tapi angan-angan saja. Menuju ruang di mana bus kota yang harganya mini
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-29
Baca selengkapnya

Warung Sulistiani

Mungkin, aku juga beberapa kali terlintas pemikiran kalau, penyakit yang Bee maksudkan dalam surat itu adalah karena kesedihan dan kebingungan mental yang mendalam akibat kepergian Umi tanpa pemberitahuan.Yang bisa menyembuhkannya hanyalah objek semula. Objek yang membuat hati itu mengalir darah dan hanya objek itu yang mampu menyembuhkan dengan cara kembali. Yah, Umi harus muncul di hadapan Bee dan kembali meskipun tak ada tujuan dan rasa apapun. Kembalinya Umi adalah langkah awal penyembuhan batin terbaik. Tak ada dalam kedokteran. Kehadiran terkadang menjadi obat paling ampuh di alam semesta untuksebuah kesepian. Karena hati itu, hati Bee, terlalu mulus untuk ditinggalkan bahkan dikhianati.“Nata berhenti di mana?” ibu tadi menghentikan laju lamunanku.“Saya mau ke Bogor. Ke warung Sulistiani.”“Emang ada nama warung itu di Bogor?”“Kata teman saya ada.” Maksudku adalah Tifeb. Ia pernah bercerita tentang lontong sayur paling enak saat multi room terakhir kami secara virtual mal
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-30
Baca selengkapnya

Kambing Betina

Dalam hitungan beberapa meter ke depan, aku akhirnya bertemu manusia paling tidak jelas nomor dua setelah Bee.Aku bertanya ke pemilik warung, ibu-ibu muda. Nama warungnya Warung Sulistiani, jadi kuyakin sepenuhnya untuk menyapa dan meminta, “Bi Sulis, tadi ada perempuan cantik pakai jilbab .... makan lontong sayur di sini, gak?”Bi Sulis mengelap keringat sedikitnya lalu menampilkan ekspresi akan membalas pertanyaanku.“Eh, kayaknya gak ada sih.”“Eh serius, Bi?”“Ciri-cirinya gimana?”“Pakai hijab, agak kurusan, tinggi mungkin sekitaran 165 cm. Mukanya cantik. Gak cantik-cantik amat sih.”“Oh, mungkin yang barusan izin numpang toilet.”“Ciri-cirinya yang seperti saya bilang tadi, Bi?”“Iya, bener. Cuman gak makan lontong sayur.”“Oh. Dia baru duduk terus izin toilet?”“Enggak.”“Lah kok?”“Dia duduk buat pesan. Itu tadi saya bikinin pesanannya. Dia pesan dua. Mungkin buat kamu. Kan yang cari kamu dia.”“Hm. Syukurlah kalau gitu ceritanya.”“Iya, duduk aja dulu.”Lima menit tak kunju
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-30
Baca selengkapnya

Membunuh Itu Mudah

Aku ditemani Warda menuju kantor kepolisian Bogor. Yah, teen memang benar, ibu yang meninggal itu adalah mantan Bupati Bogor. Tapi, dia tidak malu naik bus dan berfoto dengan orang yang disuka. Dia juga baik dan lembut sekali. Hmm, begitulah.Ternyata juga, yang datang kepadaku itu adalah seorang polisi. Menyamar menjadi seorang pria biasa-biasa saja. Siapa sangka informasi yang tersebar tentang meninggalnya ibu itu sangatlah cepat.Ibu itu memang lebih turun daripada aku. 3 jam setelah ibu itu turun dan sampai di daerah dekat rumahnya seperti katanya, aku pun mendarat di Bogor. Dalam waktu selang tiga jam itu ternyata menjadi sebuah bukti betapa internet dan pengaruh nama sangatlah besar dampaknya.“Lu jangan kasih tahu Cunnul dan yang lain dulu ya?” pintaku pada Warda lalu masuk ke dalam ruangan penuh pertanyaan. Aku hanya perlu berkata apa adanya. Mungkin polisi memang hanya butuh petunjuk, bukan menyalahkan atau menduga diriku.“Nat, bentar.”“Ya, kayaknya mereka juga udah tahu de
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-30
Baca selengkapnya

Beegumi 1

“Bagaimana cara mengerti tentang cerita ini, Pak?”“Anda sudah selesai?”“Iya.”“Baik, berikan lagi kertasnya.”“Tapi Pak...”“Kenapa?”“Saya tidak mengerti semua ini. Apa maksudnya cerita pembunuhan ini diberikan kepada saya?”“Tak mengapa. Ini hanya permintaan dari saudara almarhuma. Beliau meminta saya mengecek ekspresi Anda.”“Mengecek? Apa saya dituduh?”“Tidak, bukan begitu.”“Lalu?”“Anda terlihat menikmati cerita yang ditulis almarhuma.”“Iya, benar.”“Benar?”“Saya menikmatinya sebagai sebuah karya sastra.”“Baik. Jadi kesimpulannya adalah, Anda tidak tahu tentang ini.”“Apa maksudnya?”“Begini...”“Apa hubungan almarhuma menulis cerita ini dengan meninggalnya beliau
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-01
Baca selengkapnya

Bee, Wajah Pada Pukul 21.00

“Oh, itu....saya sebenarnya...hanya merasa beliau orang yang sangat baik sewaktu bersama saya di bus kota. Kebetulan ibu saya sudah meninggal sejak saya kecil.”“Hmmm, begitu.”“Iya Pak. Saya ingin menyelamatkan status ibu ini jika memang dugaan bapak kalau beliau dibunuh itu benar.”“Memang benar.”“Oh?”“Kami sudah berpengalaman, Nona. Kami yakin 90 persen ini adalah pembunuhan dan terencana.”“Apa kita harus kesana?”“Belum. Sekarang bukan saat yang tepat.”“Oh, baiklah. Kalau begitu...”“Sebentar, saya merasa aneh dengan Anda, Nona.”“Aneh?”“Hal aneh yang pertama kali saya temui. Tidak biasanya seorang yang dituduh malah memilih membantu dan masuk lebih lanjut. Orang lain mungkin akan segera pergi jauh-jauh ketika mereka terbukti tak bersalah. Tapi yang Nona lakukan malah ..”“Saya hanya berpikir wajar, Pak. Saya juga terlanjur penasaran dengan kasus ini, Pak.”“Termasuk cerita pendek ini
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-01
Baca selengkapnya

Lapar

“Awalnya terasa ramai, semakin ramai malah semakin sepi, Bee. Mereka kian hadir namun sebetulnya semakin menjauhi. Atau mungkin aku yang harus hilang dan pergi?”““Apa perlu kita bicara seperti permainan polisi dan korban tuduhan lagi?”“Dasar aneh. Aku ingin menangis sekarang. Kurasa kita perlu berbicara bahasa Indonesia yang baik dan benar seperti sebelumnya. Aku senang bisa melihatmu secara langsung. Aku senang ini akan jadi akhir bahagia. Yah, kurasa.”“Itu bodoh. Kau tak boleh menyerah dengan diri sendiri, Nat."“Aku hanya kehilangan alasan."“Maksudmu?"“Aku mengasihani diriku begitu dalam."“Kau merasa mereka sebenarnya tak memperdulikan kehadiranmu, kan?"“Aku bertanya-tanya tentang ide-ide baru yang masih jauh dari harapan. Bahkan petunjuk darimu, sama sekali tak bisa kukaitkan."“Bukankah seharusnya kau selesaikan dulu masalah pembunuhan itu?&rdq
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-01
Baca selengkapnya

Pelangi Hitam

“Hufh...”“Hihi, maaf.”“Bukankah kau sudah kenyang dengan lontong sayur yang dipesan Warda?”“Sayangnya percakapan ini membuat energiku terkuras cepat, Bee.”“Baiklah, sebentar. Aku punya roti bakar di ruangan.”“Baik, itu terdengar nyaman untuk sebuah makanan gratis.”“Ini.”“Wah.”“Kau akhirnya mengerti.”“Maksudmu?”“Makan lah sepotong.”“Enak dan gratis. Terimakasih, Bee-ku.”“Tadi katamu terdengar nyaman, kan?”“Iya.”“Haah, itu lah maksudku, Nat. Ternyata pendengaran hati itu bisa kulakukan dengan baik ketika lapar.”“Haha, sekarang aku mengerti maksud mendengarkan suara yang tak bisa terdeteksi telinga itu Bee. Tapi ...”“Apa lagi?”“Bukankah ini hanya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-02
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
17
DMCA.com Protection Status