All Chapters of Nyanyian Berdarah di Konser sang Diva: Chapter 81 - Chapter 90

166 Chapters

Racun

“Kebohongan apa, Nat. Hei, kau terlihat aneh dan pertanyaanmu nyeleneh karena terlalu banyak memakan roti bakar. Harusnya kau sisakan untukku.”“Kau pikir aku hanya bisa memberi pertanyaan?”“Ke-kenapa? Kau ini... tiba-tiba aneh begini...”“Kau bohong kalau kau tidak memiliki peneman kesepian selain aku. Lalu Umi?”“Hm, kenapa membahas itu lagi?”“Bee, aku hanya bertanya. Itu mudah untuk dijawab bukan?”“Harusnya.”“Apa?”“Aku rasa kau tak percaya padaku lagi.”“Ya sudah, aku akan ke Bandung dengan Nata tanpa kau. Biar saja warna dasar hidupku tak kembali.”“Sial.”“Apanya? Kau menyesali sesuatu karena kuputuskan pergi?”“Nat, kau harus percaya kalau Umi adalah sebuah labirin yang lebih rumit dari kasus pembunuhan sekalipun.”“Kau ber
last updateLast Updated : 2024-10-02
Read more

Sheren

Kami mengunjungi rumah putri sulung itu, Sheren. Sesuai posisi yang dibagikan langsung olehnya. Seekor anjing, seolah memohon secara mental pada kami untuk membawanya pergi jauh. Tatapannya persis anak kecil kehilangan teman-temannya. Tak ada kebahagiaan lagi. Bee membuka pintu pagar dan memencet tombol rumah. Lima kali. Belum ada tanda-tanda kehidupan. Harusnya aku yang menekan.“Apa bedanya, Nat?” Warda berdesis di belakangku.“Kurasa Nata memiliki keyakinan, setiap sentuhan jari memiliki rezeki yang berbeda.”Dan benar, saat jemariku menekan sebagai pencetan keenam, pintu rumah bersuara. Seorang wanita tua keluar.“Siapa ya?” sapanya.“Em, kami...”“Biar aku saja,” Bee memotong kebingunganku. “Maaf, apa benar ini rumah Mbak Sheren?”“Ya, betul. Apakah kalian bertiga temannya?”“Kami hanya kenal. Ada keperluan.”“Keperluan? Keperluan seperti apa, ya?”“Ini,” Bee menunjukkan identitas kepolisiannya. Ibu itu terlihat berubah warna mukanya. Yang sedari awal datar kini sedikit bergejola
last updateLast Updated : 2024-10-03
Read more

Seseorang

“Apa tidak terlalu cepat berkesimpulan, Bee?” tanya Warda.“Bukan begitu, dia melarikan diri dari sesuatu yang mengancamnya. Kita harus menyelamatkan Sheren.”“Sebentar, aku tidak mengerti, Pak. Saat Anda mengatakan dia melarikannya diri, kupikir ada sesuatu yang buruk yang dilakukan Sheren,” ibu itu kembali mempelihatkan perubahan psikologinya.“Benar,” jawab Bee.“Maksudnya?”“Anda sebenarnya menyadari keadaan di kamar Sheren bersama ibunya waktu itu, kan? Bahkan kalian, satu keluarga ... menyadarinya dan memilih diam. Kalian lantas menerima apa-apa yang menjadi keputusasaan Sheren.”“Saya ... ya jujur. Baiklah, benar .... kami tak tahu apa yang terjadi pada Sheren saat serempak kami mendapatinya memegang sebotol racun.”“Ia memberikan itu pada ibunya dan kalian semua berusaha menutupinya dari polisi ... lalu lantas membiarkan dia mengambil kes
last updateLast Updated : 2024-10-04
Read more

Apa Yang Terjadi

Aku masih belum mengerti maksud perkataan Bee. Bahkan saat itu, dari sekian banyak pertanyaan dan jawaban darinya, belum sempat kuingat-ingat lembaran menyakitkan bernama kebohongan. Kalian ingat, kan? Saat aku bercerita kalau dia pernah mengirim pesan tentang dirinya yang berbeda. Bee yang lain. Dan satu lagi, penyakit. Saat beberapa kali kucoba mengutarakan ingatanku tentang masalah itu, dia selalu mengelak dan menginginkan agar aku dan Warda tetap fokus pada kasus Ibu Sri terlebih dulu.Meski aku tetap percaya jika kasus ini berkaitan dengan jawaban semua petunjuknya seperti ucapannya sebelumnya, tetap saja aku memiliki hati yang menampung kekhawatiran. Tetapi di sisi lain, aku juga berharap dia tak menjawab apapun. Aku takut. Aku demikian cemas Bee mengatakan hal-hal aneh tentang dirinya.Melihat wajahnya, membuat kecemasanku lenyap beberapa kali karena wajahnya memang lah wajah yang selalu kami lihat saat multi room terakhir dulu. Meski pada akhirnya nanti di beberapa waktu mend
last updateLast Updated : 2024-10-05
Read more

Emotional Numbness

“Ya, ditambah kode-kode dari psikologi Bee dan jawaban dari Ibu Fatma di obral sebelumnya, kalau kita mau dengarin ke dalam diri masing-masing ... arahnya ke situ, kan Nat?”“Ada masalah sama kesehatan jiwa Sheren?”“Kemungkinan ada hal yang lebih buruk dari itu.”“Apa Bee?” tanya aku dengan penuh aura keseriusan. Memancar ke segala ruang situasi percakapan di luar, di tempat sementara yang jauh dari keramaian dan rumah almarhuma Ibu Sri sebelumnya.“Saat Ibu Sri masih menjabat menjadi bupati, pasti terjadi banyak hal yang menyerang psikologi Sheren di rumah itu. Dia mengalami penderitaan itu sendirian. Tak ada saksi. Tak ada cinta dalam rumah itu. Terlihat dari aura rumahnya saat pertama kali kita masuki, kan?”“Itu berlebihan, Bee. Mungkin Sheren hanya kesepian karena ibunya jarang ada di rumah.”“Justru itu premisnya, Nat.”“Maksudnya? Sheren memang kesepian?”“Tidak, tetapi karena dari kata kesepian yang lo ucapin tadi, itu membuktikan Sheren memang mengalami hal buruk di rumah i
last updateLast Updated : 2024-10-05
Read more

Filosofi Melamun

Ponselku berdering saat kami tiba di permulaan kota Bandung. Penelponnya adalah Via. Dia adalah tujuan awal yang Bee ciptakan di awal petunjuk. Tetapi semakin waktu berlari, semua plotnya berubah meski alurnya tetaplah menuju Bandung dan bertemu Via.Dia akan menjadi jembatan antara semua kehadiran problematika dari sejak meninggalkan tanah Sulawesi hingga detik itu. Detik dimana kami bertiga mengendari mobil kepolisian. Kami duduk tanpa ketenangan di belakang, bertiga. Disopiri oleh teman polisi Bee.“Halo? Yah, Via lagi. Kirain siapa.”Via tertawa di ujung suaranya.“Udah jalan malam ini, Nat? Aku udah lihat berita lo. Duh, bisa-bisanya ada tuduhan aneh begitu. Cerita aslinya gimana, sih?”“Panjang, Vi ... belum bisa aku ceritain sekarang. Ngomong-ngomong lo lagi di mana? Enggak ketemu kita secepat mungkin? Kita udah mau sampai pusat Bandung.“Iya, mau banget. Tapi kerjaan masih banyak. Nanti kalau sudah
last updateLast Updated : 2024-10-06
Read more

Bukan Joker Betina

“Anda sudah mengerti, kan? ucap seorang dokter pada seorang gadis. Cantik, bermata sayu, dan berkerudung seperti Warda. Motifnya zebra.“Apa dia Sheren?” tanyaku pada seseorang yang harus kami temukan sebelumnya, Cunnul.“Iya,” Nat.“Apa kalian sempat tidur di perjalan saat masih mogok?”“Harusnya aku yang nanya, Nat. Lo tiba-tiba pamit ke Bogor dan ngirim masalah besar begini.”“Panjang ceritanya, Nul. Intinya kalian bisa sampai ke Bandung dan kita semua ketemu lagi dengan selamat, adalah hal yang sudah sangat bagus.”“Tapi, kenapa harus di sini. Kenapa kita semua harus bertemu di titik kehidupan bernama rumah sakit?”“Karena semua adalah bagian dari plot masalahnya, Nul. Dan untungnya setelah aku ceritain tentang Sheren dan kasus aku melalui ponsel, lo langsung paham dan menggerakkan semuanya kemari.”“Andai waktu itu lo gak dapat masalah ini lewat media sosial, apa kita tetap akan ketemu di sini?”“Gak, Nul. Kayaknya enggak. Mungkin kita sudah berada di depan rumah Via sekarang. Me
last updateLast Updated : 2024-10-07
Read more

Transkrip Sidang I: NATALIE

Sebelum melanjutkan, aku ingin makan jeruk sebentar. Kita menuju ruang kisah saat Bee akhirnya menyampaikan teka-teki kebohongan padaku. Aku menerima kiriman pesan dari seseorang yang pernah pamit sementara dari persahabatan ini, Umi.Umi kembali. Bee tak mau mendengarkanku saat membaca pesan Umi di ponselku. Bee memilih untuk menarik tangan Sheren dan sikapnya memberikan perkataan tersirat, “Kita berangkat!”Kami mengikuti. Perjalanan ketiga ini akhirnya menghadirkan dua mobil. Sebut saja dua nama, rombongan Bee dan rombongan Bang Jo. Kembali ke formasi semula, bedanya aku kali ini tidak bersama mobil Om Dedi lagi. Terlanjur bersama Bee dari Bogor, aku merasa perlu bersama Sheren lebih dekat. Kami pun menuju sebuah kode baru yang Bee infokan di gendang telingaku sebagai, “Petunjuk Terakhir”.Petunjuk terakhir dari Room Nakama setelah pesan horor dan karya fiksinya yang waktu itu berjudul “Vampir Cantik dan Manusia Abstrak.” S
last updateLast Updated : 2024-10-08
Read more

TPS 2: Mahluk Hidup Tanpa Nyawa

“Aku berkelahi dengan diriku sendiri. Dalam keadaan tidak tidur, aku memikirkan bagaimana cara menyelesaikan pertarungan dengan diriku sendiri ... terlebih lagi, dari kaca jendela mobil aku memandangi ikan-ikan itu lagi.”“Kau berfilosofi?”“Boleh, kan?”“Lanjutkan jika itu baik.”“Ikan, seperti ujaranku sebelumnya di awal, sebetulnya bukanlah bermakna berbeda. Otak manusia tak bisa menerima hal negatif. Jadi itu hanyalah makna, bukan arti sebenarnya.”“Lalu, ikan apa yang membuatmu berimajinasi ada kehidupan di dalam perut manusia?”“Tak hanya perut, tapi juga di langit.”“Ya, aku tahu. Tapi kami tak mengetahui makna kata ikan yang kaumaksud, Natalie.”“Kehidupan.”“Kehidupan semacam apa?”“Maksud Anda seperti apa?”“Aku memakai kata semacam, sebagai makna kalau kehidupan itu memiliki ragam. Benar begitu?”“Benar juga. Maafkan saya.”“Jadi, apa?”“Hanya kehidupan.”“Di langit ada kehidupan?”“Bahkan lebih banyak dari kehidupan di bumi.”“Tapi, apa hubungannya dengan kasus ini dan per
last updateLast Updated : 2024-10-08
Read more

TPS 3: Kasih Sayang

“Pertanyaan nomor ... ah, kami sampai lupa gara-gara curhatan aneh darimu di ruang umum seperti ini, Natalie. Tapi, baiklah jika kau ingin memanggilku sebagai Ben. Kau boleh tak memandangku sebagai seorang hakim pengadilan di depan matamu sekarang ini.”“Tidak perlu, itu akan jadi tak menarik.”“Hmm. Kau pandai melindungi mental rupanya.”“Jika kita terlalu sering melihat ke kiri dan ke kanan, maka kita akan muda tersandung. Kita hanya perlu fokus dan melakukan sebuah seni bersikap acuh tak acuh terhadap pedasnya lisan dunia.”“Benar, aku setuju. Lalu?”“Seperti itulah sumber lahirnya permasalahan ini. Aku begitu mulus secara mentah di ruang Persidangan ini dikarena memandang dirimu sebagai sahabat lamaku ... yang telah lama tak dijumpai lagi.”“Kau gadis yang baik, Natalie. Kau sulit membenci siapapun.”“Tidak juga, kebencianku aktif saat memben
last updateLast Updated : 2024-10-09
Read more
PREV
1
...
7891011
...
17
DMCA.com Protection Status