“Baiklah, Briella, pastikan kau memegangi talinya,” kata Bee dengan nada bergetar. “Hah, kenapa sampai harus seperti ini? Benar-benar pembunuh yang merepotkan.”“Hei, bagaimana Bee?”“Lebih mudah dari yang kukira.”“Yang artinya, pembunuhnya turun ke beranda kecil ini.”Bee mendarat di luaran tembok yang cukup tinggi di dekat kamar Tania. Di posisi belakang rumah. Dan ada pohon yang tumbuh di luaran rumah itu, di luar dari batas tembok rumah.“Apa itu? Ternyata dari sini lebih jelas, sesuatu tersangkut di pohon.”“Di mana?” tanya Briella.“Di pohon itu, tepat dari pandangan aku berdiri. Jika dari dalam luar jendela, maka cukup sulit melihatnya. Pantas para petugas tak menemukan apa-apa sejak tadi.”“Oh iya, ayo akan meminta yang lain kesitu juga dari arah luar.”“Baiklah, mari kita periksa,” kata Bee dalam hati sambil menunggu Briella menyusul dengan para pemeriksa.“Sekarang apa yang kau lakukan, Detektif Bee?” tanya Inpektur Renji yang sudah tiba di halaman luar tembok rumah.“Apaka
“Pembunuhan kejam yang melibatkan Bibi Keri yang lembut. Di luar akal sehat,” ucap Briella.Nyonya Smtih, Tania, para penjaga, dan petugas pemeriksa, telah meninggalkan ruangan kamar Tania. Tersisa hanya Bee, Briella, dan Inspektur Renji.“Jika nanti kita menemukan senjata pembunuh di kamar, maka si pelaku sebenarnya itu harus mengaku,” kata Bee.“Apa?” ucap salah seorang petugas polisi.Semuat petugas polisi yang tersisa, terkejut dengan pernyataan singkat yang dilontarkan Bee. Dirinya benar-benar ceplas ceplos ketika Tania sudah pergi. Mungkin memang Tania...“Jadi kau belum tahu pelaku aslinya?”“Biar Inspektur Renji saja yang menjelaskan. Bagaimana kalau kita menginap dulu di sini, Briel?” Bee menyarankan dengan senyum dingin.“Ya, kami akan pergi hari ini. Tapi kami akan kembali besok untuk mencari senjata itu," ucap inspektur.“Yah, kurasa kami juga h
“Dasar bodoh, lihatlah baik-baik. Itu bukan tas Tuan Mori. Itu adalah tas milikku!” ujar Bee.Tania semakin tersudut.“Lagipula, kamar Tuan
“Begitu, aku sedikit bisa memahamimu detik ini, Tania. Tetapi, itu hanya cerita dan tidak bisa dijadikan alasan untuk mengurangi hukuman.”“Memangnya aku mengatakan itu adalah dongeng? Jika kalian tidak percaya cek saja penelusuran jejaring internet, kalian akan mengetahui siapa lelaki yang membunuh anak kecil itu. Aku tidak mengatakan kalau ilmuku sebanding dengan pria hebat itu. Aku hanya ingin kalian mengerti, kalau niat baik tidak selalu harus terlihat baik pula di mata manusia lain dalam bentuk perbuatan baik. Sebaliknya, banyak di dunia ini manusia-manusia yang mencerminkan kebaikan, namun malah merusak dari dalam karena memiliki niat yang tidak wangi. Lagipula, aku tidak mengharapkan pengurangan hukuman. Kalian semua yang ada di sini termasuk Anda, Tuan Hakim, belum lah lantas mencerminkan aku jauh lebih buruk dari kalian dan kalian baik hatinya daripada aku.”“Kami tak ada niat mengarah pada hal demikian, Tania. Ini semua adalah tu
Ucapan Tuan Hakim tak digubris Tania, ia memilih dengan nada memaksa agar Nyonya Smith menemaninya di depan. Entah apa yang rencanakan. Hal itu membuat Nyonya Smith emosi. Bagaimana tidak, Tania berencana memfitnahnya dan suaminya sehingga harus merasa ketakutan seolah mereka lah tersangkanya.“"Kau tak dengar, Tania? Kau ingin menjadi berandal kecil ya, sekarang?" Aku merasa sudah tak dihiraukan lagi. Jadi aku juga sebaiknya pergi dan keluar saja dari sini, Tuan Hakim. Kalau dilihat-lihat pun, Tania tak akan macam-macam lagi.""Ya, Tania memang sedang kebingungan. Perasaannya yang sekarang tak menjamin apa-apa. Sementara ini, kita biarkan ia tenang dan Anda boleh pulang lebih dulu, Nyonya Smith.Nyonya Smith pun bergegas pulang. Ia menahan tangis dan sambil menahan isak tangisnya, ia mendekati Tania lagi lalu mencium keningnya."Sebaiknya kau memang harus merasa bersalah, sayang. Aku sebenarnya sangat menyayangimu," ucap Nyonya Smith dan benar-benar pergi."Apa itu harus dilakukan? A
“Ha, ha! Saat itu sebenarnya ibu belum meninggal, aku hanya memberinya obat tidur dan mendudukkannya di kursi kamar Nyonya Smith. Sebelumnya aku memang sudah mengirimnya pesan misterius yang berbunyi, “Pembunuh!” Aku tak menyangka Nyonya Smith yang keras kepala ternyata rapuh dan mudah dipengaruhi. Itulah alasan dirinya ketakutan saat aku memecahkan kaca jendela kamarnya dan bersembunyi di balik tirai. Saat ia menyamar dan kabur menggunakan mobil dengan alasan ingin menelpon polisi, aku aku keluar dan melihat ibuku siuman. Aku menelepon Tuan Mori, memintanya menjemput ibuku di rumah. Aku meninggalkan rumah sebelum ibuku melihatku masih ada di rumah dan tidak jadi pergi les.”“Hmmm... jadi itu alasan Bibi Keri kebingungan saat melihat memperkirakan waktu keberadaan Mrs. Key yang berbicara dengannya usai membeli bahan makanan, dengan Mrs. Key dan Nyonya Smith yang ia lihat telah pergi.”“Ya, namun Bibi Keri juga ketakutan, ia memilih mengatakan jika saat itu Tuan Modi dan ibuku masih be
“Semacam halusinasi kecil-kecilan yang membuat orang-orang dewasa saling memandang satu sama lain pada umumnya. Ketika kita memiliki anak kecil usia lima sampai sepuluh tahun, biasanya memiliki coretan-coretan kebiasaan yang bersifat ambigu. Jka kita peka, maka setiap anak akan menuliskan cerminan sifat dan kepribadiannya dalam coretan itu. Itu adalah sebuah kebenaran, kan? Bagaimana menurutmu, Tuan Mori?”“Itu... aku kurang mengerti. Aku juga baru tahu dan mendengarnya dari Anda, Tuan Hakim. Aku bahkan tak menyangka ada ilmu psikologi sesederhana itu. Memiliki efek luar biasa hanya dengan kepekaan dan keinginan untuk memperhatikan saja. Mendengar itu, aku merasa agak menyesal karena aku tidak pernah melihat Tania selayaknya keluarga kecil... sejak ia berumur delapan belas tahun. Key dulu semasa hidupnya, tak pernah aku lihat mengajak Tania untuk sekedar melakukan aktifitas yang menunjang kreatifitas. Harusnya aku cepat menyadari itu dan memberitahu Key, betapa hal sederhana seperti m
Tania tak merespon lagi. Sementara Bee yang menyadari itu, mulai terlihat ingin berbicara kali ini. Pandangannya menatap apapun begitu tajam. Begitu lihai memahami situasi yang menerpa Tania. Ia mungkin sudah bisa menebak kesimpulan dari pembicaraan Tania, pengakuan Tuan Mori, dan juga Tuan Hakim."Aku ingin kau mendengarkan aku kali ini. Bisa, kan? Aku ingin beberapa hal bisa menjadi lebih mudah untuk kita tidak sandiwarakan lagi. Tania, kau ingat saat kau muncul dari luar pintu, mengatakan tak betah di kantor polisi, dan meninggalkan jenazah ibumu di rumah sakit? Itu semua adalah sesuatu yang menjadi awal kecurigaanku padamu. Sayangnya kau sangat pandai membuat drama dan bersikap, seolah-olah tak terjadi apa-apa. Kau menyimpan semua kesalahan hanya dalam satu kotak kepolosan. Namun dari situ timbul ketidaktegaan dari aku dan juga Briella.""Kenapa repot-repot peduli padaku, Detektif Bee? Bukankah memang tugasmu untuk memecahkan kasus tanpa melihat latar belakang pelakunya? Kau sediki