"Kalau pun aku bilang mencintaimu, apakah segalanya akan berubah? Apakah kamu akan berpisah dengan Tanaya? Apakah kamu akan melupakan mimpimu, dan bersamaku?" Bentala tahu jawabannya, dan ia pun langsung menggeleng. Rana sudah menebaknya, dan langsung menghela napas. Ia tahu Bentala tak akan melepas apa pun. Pria itu ambisius, sekaligus serakah. Bila bisa mendapatkan segalanya, maka Bentala akan meraihnya. Bentala mengerti Rana kecewa dengan jawabannya. Jadi, ia pun menyatukan kening mereka, berusaha membuat Rana mengerti dengan keinginannya lewat kedekatan mereka. Namun, gadis itu juga punya pendirian yang kuat. Tak mudah bagi Bentala membuat Rana menyerah. "Pergilah," pinta Rana lirih. "Kalau kamu enggak bisa berpisah dengan Tanaya, maka pergilah, Ben. Selama kamu masih suami orang lain, tak ada kata cinta untukmu. Pergilah, Bentala. Kumohon!" "Sudah aku katakan, aku enggak akan ke mana-mana. Kamu, atau pun aku. Kita berdua enggak akan ke mana-mana, Rana. Lupakan soal cinta, kal
Read more