Semua Bab Bukan Wanita Simpanan : Bab 61 - Bab 70

86 Bab

Chapter 61

Kesabaran Gerald akhirnya habis. Dinara, yang terus bungkam dan menghindari tatapannya, membuat amarahnya memuncak."Dinara, aku sudah lelah dengan sikapmu yang seperti ini!" desis Gerald, suaranya meninggi. "Kau terus bersembunyi di balik diammu, tapi aku tahu kau sedang menyembunyikan sesuatu. Aku tidak akan memaksamu untuk bercerita, tapi kau harus kembali ke ruanganmu. Aku tidak ingin melihatmu lagi hari ini." Dinara terdiam, air matanya kembali menetes. Ia merasa terpuruk, tak berdaya. Ia tahu, Gerald sudah curiga, tapi ia tak bisa membongkar rahasianya."Baiklah, Pak," jawab Dinara lirih, suaranya bergetar. Ia perlahan menegakkan posisi tubuh, masih gemetar menahan ketakutan.Gerald hanya menatapnya tajam, lalu berbalik dan berjalan menuju meja kerjanya. Dinara pun keluar dari ruangan CEO, langkahnya gontai, wajahnya sembab.Saat Dinara membuka pintu, ia terkejut melihat Pak Renaldy, sang Direktur Utama, baru saja keluar dari lift bersama beberapa orang penting. Mereka
Baca selengkapnya

Chapter 62

Dinara menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan diri. Ia tak mungkin terus bersembunyi di balik pot. Ia memutuskan untuk kembali ke ruang divisi pemasaran.Begitu sampai di ruangan, ia langsung duduk di kursinya. Ia belum sempat melepaskan rasa gelisah, teleponnya berdering. Nama pengacaranya tertera di layar. Dinara ragu-ragu untuk mengangkatnya, tapi akhirnya ia memutuskan untuk mengangkatnya."Bu Dinara, besok sidang pertama untuk kasus perceraian Anda dengan Pak Reno," kata pengacaranya di seberang telepon, langsung tanpa basa-basi "Saya tidak bisa hadir, Pak. Maaf," jawab Dinara, suaranya terdengar lesu."Kenapa? Apa ada halangan, Bu?" tanya pengacaranya."Ya, ada," jawab Dinara. Ia tak ingin menjelaskan alasannya kepada pengacaranya. "Ada pekerjaan penting yang tidak bisa saya tinggalkan."Baiklah. Saya akan mengurus semuanya. Jangan khawatir, Bu. Saya akan selalu mengabarkan perkembangannya nanti.""Terima kasih, Pak. Oh, iya, satu lagi," kata Dinara, suaranya sed
Baca selengkapnya

Chapter 63

Beberapa minggu berlalu, seperti angin yang berhembus cepat, membawa Dinara melewati hari-hari yang penuh harap dan cemas. Sidang perceraiannya dengan Reno telah berakhir, dan kini, Dinara duduk di hadapan pengacaranya, jantungnya berdebar kencang."Bu Dinara," sapa pengacaranya, senyum hangat terukir di wajahnya. "Putusan hakim sudah keluar. Permohonan perceraian Anda dikabulkan."Dinara menarik napas dalam-dalam, lega dan haru bercampur menjadi satu. "Alhamdulillah," gumamnya, air mata bahagia menetes di pipinya."Hak asuh Nak Azka juga sudah ditetapkan," lanjut pengacaranya, "Hak asuh Azka ada di tangan Anda, Bu Dinara."Dinara semakin lega, rasa syukur memenuhi hatinya. Meski secata hukum anak di bawah tujuh belas tahun tetap bersama ibunya, tetapi Dinara tetap ingin pengadilan yang memutuskan agar berkasnya nanti lebih mudah diurus."Satu lagi, Bu," kata pengacaranya, "Saya sudah mengurus balik nama aset atas nama Pak Reno menjadi atas nama Azka. Ini adalah hak Anda, dan saya yak
Baca selengkapnya

Chapter 64

Ojek online berhenti tepat di depan halaman rumah mertua Dinara. Ia membayar ongkos dan turun, membawa tas kerjanya. Matanya menangkap pemandangan yang tak biasa di teras rumah. Reno duduk di kursi teras, wajahnya memerah menahan amarah. Di sampingnya, Bella dan Yuyun duduk berdampingan, tatapan mereka tajam menusuk Dinara. Dinara berusaha bersikap tenang. Ia menarik napas dalam-dalam dan berjalan menuju pintu, melewati tatapan nyalang Reno dan tatapan sinis Bella dan Yuyun. "Dinara!" teriak Reno, suaranya bergetar menahan amarah. Dinara berhenti sejenak, tetapi tak menoleh. Ia hanya mengangkat tangannya, memberi isyarat agar Reno diam. "Kamu mau ke mana, Dinara?" tanya Bella, suaranya terdengar berbisik, tetapi penuh ancaman. Dinara tetap tak berbalik. Ia membuka pintu dan masuk ke dalam rumah, meninggalkan Reno, Bella, dan Yuyun di teras. "Dinara!" teriak Reno lagi, suaranya semakin meninggi. "Berhenti! Aku mau bicara denganmu!" Dinara mengabaikannya. Ia berjalan men
Baca selengkapnya

Chapter 65

Mobil taksi berhenti di depan rumah Nada, sahabat Dinara. Dinara membayar ongkos dan bergegas keluar, membawa tas berisi berkas-berkas penting. Ia menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan diri. Rumah Nada terasa seperti pelabuhan bagi Dinara, tempat ia bisa melupakan sejenak drama rumah tangganya. Dinara mengetuk pintu, dan tak lama kemudian Nada membukanya dengan senyum hangat. "Din, kamu sudah pulang?" tanya Nada, matanya menyorot rasa khawatir. "Ada apa? Kenapa kamu terlihat lelah?" Dinara tersenyum tipis. "Aku baik-baik saja, Nad. Hanya lelah sedikit," jawabnya. "Boleh aku masuk?" "Tentu, silakan masuk," jawab Nada, menggeser tubuhnya untuk memberi jalan. Dinara melihat jam yang bertengger di dinding rumah Nada, jarumnya masih menunjukkan pukul setengah tujuh malam. Dinara melangkah masuk, dan matanya langsung tertuju pada Azka, putranya, yang sedang asyik bermain lego bersama Nada. Azka langsung berlari menghampiri Dinara, memeluk erat kakinya. "Mama!" seru Azka,
Baca selengkapnya

Chapter 66

Malam itu, Reno terbaring di ranjang, matanya terpejam, tetapi tak kunjung lelap. Bella, istrinya, sudah terlelap di sampingnya sejak beberapa jam lalu, napasnya teratur dan tenang. Namun, Reno tak bisa merasakan ketenangan seperti Bella. Pikirannya terus dipenuhi oleh bayangan Dinara dan Azka, putranya. Reno menghela napas berat, rasa bersalah menyergap hatinya. Dia ingat saat dia selingkuhi Dinara, saat dia melupakan sumpah pernikahannya. Dia ingat saat dia menyakiti Dinara dan Azka. "Dinara ... Azka ...," gumam Reno, suaranya terdengar lirih. "Maafkan aku." Reno berbalik menghadap Bella, matanya menatap wajah istrinya yang tertidur lelap. Dia terbayang wajah Dinara, wajah yang selalu menyertainya dalam mimpi. "Aku salah, Dinara," gumam Reno, suaranya terdengar sedih. "Aku harus menebus kesalahanku." Reno menarik selimut Bella ke atas dada, mencoba menenangkan diri. Namun, rasa bersalah itu terus menyergapnya. Dia tahu bahwa dia harus berbuat sesuatu untuk memperbaiki kesal
Baca selengkapnya

Chapter 67

Motor Reno melaju pelan memasuki halaman rumah, lampu teras menyinari wajahnya yang muram. Ia menghela napas berat, kepalanya penuh dengan pikiran tentang Azka dan Dinara. Ia ingin memberi Azka waktu untuk menenangkan diri, berharap besok Azka mau sedikit terbuka padanya. Namun, sebelum ia bisa melangkah masuk, suara tawa Bella yang nyaring langsung mengusik ketenangannya. Reno membuka pintu dan melangkah masuk. Di ruang tamu, Bella terlentang di sofa, tertawa lepas, matanya berbinar-binar menatap layar ponsel. Reno mengerutkan kening, kesal. "Bella, kamu ngapain sih? Kok ketawa-ketawa?" tanya Reno, suaranya datar. Bella mendongak, senyumnya mengembang lebar. "Eh, Mas Reno udah pulang? Aku lagi ngelihat video lucu di TikTok," jawab Bella, suaranya ceria. Reno menghela napas. Ia melihat meja makan yang masih berantakan, piring kotor berserakan di sana. "Bella, kamu nggak ngerjain kerjaan rumah lagi?" tanya Reno, suaranya mulai meninggi. Bella mendengus, "Nanti aja, Mas. Aku
Baca selengkapnya

Chapter 68

Dinara mengetik laporan di laptopnya, jari-jari lentiknya menari di atas keyboard. Matanya sesekali melirik jam dinding yang tergantung di sudut ruangan. Sudah pukul dua siang, dan sebentar lagi timnya akan mengadakan rapat. Namun, pikiran Dinara melayang ke rumah mantan suaminya, Reno. Ia sudah menghubungi jasa pengangkut barang untuk mengambil beberapa perabotan dan pakaian miliknya, termasuk baju-baju Azka yang masih tertinggal di sana. Dinara juga ingin mengambil kompor gas yang dibelinya dengan uangnya sendiri, dan beberapa perlengkapan rumah tangga yang masih terpakai. "Mbak, sudah mau mulai belum?" tanya Dinara pada salah satu rekannya, "Saya mau izin sebentar." "Belum, Mbak. Rapatnya jam dua lewat lima belas." Dinara menghela napas. Ia harus segera menyelesaikan urusan ini. Ia membuka aplikasi pesan di ponselnya dan mengirim pesan ke nomor yang tertera di slip pembayaran jasa pengangkut barang. [Sudah sampai di sana] tanya Dinara. [Sudah, Mbak. Kami sedang menunggu
Baca selengkapnya

Chapter 69

Sementara di sisi lain, Bella tengah asyik jalan-jalan di mall bersama Arga. Ia tak segan menggamit lengan Arga, layaknya pasangan kekasih yang tengah berbahagia.Padahal, tanpa disadari ia telah berselingkuh dan mengkhianati pernikahannya bersama Reno."Kamu mau makan apa, Bel?" tanya Arga saat keduanya sudah menjejakkan kaki di restoran steak ternama di mall ini, matanya berbinar menatap Bella yang sedang asyik memilih menu di restoran mewah itu."Hmm ... aku mau steak aja, yang medium rare," jawab Bella, senyumnya mengembang.Arga mengangguk, "Oke, aku juga mau steak. Dan jangan lupa pesenin wine, ya?""Wah, kamu baik banget sih, Ga. Makasih ya," sahut Bella, matanya berbinar-binar.Bella memang sedang sangat bahagia. Sejak bertemu Arga di aplikasi kencan online, hidupnya terasa lebih berwarna. Arga memperlakukannya dengan sangat baik, selalu perhatian dan romantis."Sama-sama, Bel. Aku senang bisa ngedate lagi sama kamu," jawab Arga, tangannya menggenggam tangan Bella di bawah mej
Baca selengkapnya

Chapter 70 || Semua Orang Meninggalkan

Hingga sore hari, Reno pulang dari bengkel temannya. Ia lelah setelah seharian bekerja keras, rasa lelah itu langsung semakin bertambah saat mendengar suara Yuyun yang merengek-rengek dari dalam rumah. Reno mengernyit heran, ia tak pernah mendengar mamanya merengek seperti ini. "Mama kenapa, sih? Kenapa suaranya kayak gitu?" tanya Reno, mendekati Yuyun yang terduduk lemas di lantai ruang tamu. "Reno, kamu baru pulang?" tanya Yuyun, matanya sembab dan merah. "Iya, Ma. Kenapa, sih? Ada apa?" Reno tampak bingung. "Dinara ... Dinara ngambil semua barang-barangnya dari sini!" Yuyun merengek, suaranya bergetar. Reno tercengang mendengar cerita mamanya. Ia tak percaya Dinara tega melakukan hal itu. "Hah? Dinara ... nggak mungkin dia ngelakuin it—" Yuyun langsung menyela ucapan putranya dengan cepat, "kamu gak tahu, Reno. Dinara itu jahat! Dia sengaja ngambil semua barang-barangnya buat menyengsarakan kita. Dia gak punya hati!" Yuyun kembali merengek, "Mama kira dia udah lupa sama
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
456789
DMCA.com Protection Status